Bab. 2 Trauma

Perlahan manik hazel milik Arabella terbuka. Setelah cukup lama di ruang operasi, kini ia mulai tersadar. Terakhir kali retinanya masih melihat keberadaan Xabiru, sebelum jarum menembus kulitnya dan perlahan mengambil kesadarannya. Tetapi kini, pria itu tidak lagi terlihat di pandangannya.

Ruangan yang dominan berwarna putih tersebut terlihat begitu senyap, hanya terdengar denting jarum jam menemaninya. Terbaring tak berdaya dengan kedua kaki terbalut perban. Jangankan untuk berjalan, bangkit dari tempatnya saja tubuhnya tak mampu. Tatapannya terlihat kosong mengarah pada daun pintu ruangan itu.

Sementara itu, Edo salah seorang pasukan interpol berjalan kesana-kemari dengan ekspresi wajah yang terlihat sedang berpikir, "Biru, menurut Lo kenapa wanita itu bisa ada di tempat seperti itu lagi?."

"Tapi dari tatapannya ke biru seperti ada sesuatu," jelas Hanan yang ikut memberikan pendapat.

"Lo kenal sama dia?," tanya Edo penasaran.

Tanpa bergeming, Xabiru masih berada di posisinya. Ia tidak memberikan reaksi dari dialog kedua rekan sekaligus sahabatnya tersebut, fokusnya hanya pada buku yang sedang ia baca.

Melihat jika dirinya tidak direspon membuat Edo melayangkan tatapan kesal, "Lo bener-bener dah, jawab aelah."

"Lebih baik kalian istirahat! Dia baik-baik aja di sana dan udah ada yang mengurus hal itu juga." Masih menatap lembaran bukunya, Xabiru berkata tanpa ekspresi.

Merampas buku Xabiru, Edo duduk di dekatnya, "Lo nggak lihat, tatapan dia ke Lo?."

Mengambil kembali buku miliknya dari tangan Edo, "Biasa aja, dan gue nggak kenal sama dia. Lagian kenapa juga kalian mikirin dia, urusan kita dengannya udah selesai."

Xabiru menyenderkan kepalanya di bahu sofa, lalu menutup wajahnya dengan buku miliknya, "Dia juga udah aman, pasti sekarang lagi berkumpul dengan keluarganya."

Andai yang dipikirkan Xabiru itu benar adanya, nyatanya ketika waktu terus berputar wanita malang itu hanya seorang diri tanpa ada siapapun disisinya.

Panjangnya malam menjamah dinginnya kegelapan, menusuk keheningan tanpa kata. Arabella sendiri berteman kan melodi tanpa nyanyian.

Dua hari yang panjang, bahkan lebih panjang dari riuhnya tarian dedaunan dari pepohonan di dalam hutan. Selama itu juga, Arabella masih menatap daun pintu dan berharap seseorang yang ia nanti akan datang.

Xabiru, nama yang selalu ia ucapkan kala perawat datang untuk melihatnya. Kata sederhana yang mampu membuka mulutnya. Tetapi begitu sulit ketika polisi datang untuk mencari informasi tentang apa yang terjadi pada dirinya di sana.

Kabar itu sudah terdengar hingga sampai Xabiru, karenanya ia datang pagi ini untuk menemui Arabella di rumah sakit sebab sebuah tugas.

Duduk menatap ke arah jendela, menikmati sentuhan mentari yang menghangatkan. Tanpa ekspresi dan semangat, Arabella terus memikirkan seseorang di Ingatannya. Sampai suara seseorang yang masuk ke dalam ruang rawat inapnya, membuatnya langsung menarik sudut bibirnya.

"*Excuse me*," suara yang membuat Arabella langsung menoleh ke belakang.

Benar, itu suara seseorang yang sedang ia tunggu. Wajahnya yang muram, seketika langsung tersenyum kala melihat kedatangan Xabiru.

"Lo lihat ekspresinya!," bisik Edo pada Hanan.

Mereka bertiga mendekat, Edo dan Hanan menyapa Arabella dengan ramah. Tetapi Xabiru tanpa basa basi langsung memberikan sebuah pertanyaan, "*Why don't you want to answer my colleague's question*?."

"*You know, you're hindering our work*."

*Aku cuma ingin bisa bertemu dengan kamu lagi*. Tatapan yang tidak sedetik pun beralih dari Xabiru.

"Arabella Shazifa, dia seorang model asal Indonesia yang menetap di New York setahun ini," jelas Hanan sambil melihat benda pipih miliknya, ia menjelaskan informasi yang ia dapatkan tentang wanita tersebut kala Xabiru memberinya isyarat.

  "Apa yang kamu lakukan di sana? Kamu sudah kami bebaskan dari tempat itu seminggu yang lau? Lalu kenapa kamu ada di tempat lainnya?."

   Arabella tidak mengidahkan perkataan seorang pria yang telah menyelamatkannya, ia hanya diam tanpa ekspresi dengan menatapnya lekat.

   "Atau kamu salah satu dari sindikat perdagangan manusia itu?."

   Pria itu menatap ke arahnya penuh curiga, dalam menjalankan sebuah misi mereka tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang mereka tolong dan menemukannya kembali di tempat lainnya.

"Sembarangan, kenapa kamu jadi nuduh aku," tidak terima Arabella.

"Kenapa kalian semua marah-marah, *I also don't know why I got there. I don't know*," ucapnya kesal, jika mengingat tiap polisi yang datang selalu memaksanya menjawab semua pertanyaan mereka.

Tidak berbicara ataupun merespon jika ditanya, tetapi apa yang terjadi di hadapan mereka kini tidak sesuai dengan berita dari atasan mereka.

Lihatlah, jangankan diam seribu bahasa. Arabella terlihat tidak berhenti berbicara, ia meluapkan kekesalannya pada Xabiru. Sedangkan Edo dan Hanan hanya menatap dalam diam masih tidak percaya.

"*Huwaaa, hixs* kalian jahat."

"Berhenti pura-pura nangis, sekarang ceritakan!," tegas Xabiru tidak ingin dibantah.

Wajah Arabella langsung cemberut, pria dihadapannya ini sungguh dingin, "*I'm hungry, I want to eat first*." alasannya karena tidak ingin jika Xabiru cepat pergi dari sana.

Tanpa Xabiru bicara, Hanan yang sudah paham langsung mendekatkan meja dan meletakkan sarapan untuk Arabella makan.

"Cepat makan!," perintah Xabiru yang melihat Arabella hanya menatap makanan yang ada di hadapannya.

"Mereka suruh keluar!," tunjuk Arabella pada Edo dan Hanan.

"Wah banyak maunya nih orang," kesal Edo. Ia hendak protes, tetapi Hanan langsung menariknya dan membawanya pergi dari sana.

Hanan sudah hafal benar dengan tiap gestur dan sorot mata Xabiru, tanpa pria itu berkata sahabatnya paham harus melakukan apa. Ia tenang dan pintar, berbeda halnya dengan Edo yang berisik dan suka tidak terkendali.

Namun mereka adalah tim yang solid, kompak dan bisa diandalkan satu sama lain.

Ruangan hening beberapa saat, hanya retina dan debaran jantung Arabella terlihat begitu tidak tenangnya. Apa yang dilakukan Arabella tidak lepas dari perhatian Xabiru, pria tampan itu masih berdiri tegak di dekatnya menunggunya berbicara.

"*A-aku*," lidah Arabella seakan kelu, ia mengepal sendok di tanganya kuat. Tampak jelas kegelisahan dan ketakutan dari sorot matanya.

Manik hazel itu mulai berkaca-kaca, tangganya semakin kuat mengepal, "aku-malam itu ..." ingatan Arabella kembali dengan rasa takut dan kenangan buruknya.

Terpopuler

Comments

bleuphoria

bleuphoria

seruuuuuu

2025-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Ingin Bertemu Lagi
2 Bab. 2 Trauma
3 Bab. 3 Sebuah Janji
4 Bab. 4 Salah Sangka
5 Bab. 5 Tiga Bola Salju
6 Bab. 6 Mencurigakan
7 Bab. 7 Rasa Bersalah
8 Bab. 8 Sebuah Perintah
9 Bab. 9 Panggilan Abi
10 Bab. 10 Sebuah Fakta
11 Bab. 11 Lagian Kamu Terpaksa Bukan?
12 Bab. 12 Venom Rose's
13 Bab. 13 Dingin Tetapi Begitu Hangat
14 Bab. 14 Warna Baru
15 Bab. 15 Cemburu
16 Bab. 16 Blacklist
17 Bab. 17 Mencari Tahu Tentang Kematian Filio
18 Bab. 18 Scandal
19 Bab. 19 Merasa Bersalah
20 Bab. 20 Surat Kematian
21 Bab. 21 Balik Ke Indonesia
22 Bab. 22 Tuan Elvaro
23 Bab. 23 Panjat Tebing
24 Bab. 24 Fillio Othanel
25 Bab. 25 Siapa Dia?
26 Bab. 26 Meminta Pertanggungjawaban
27 Bab. 27 Datang di Waktu yang Tidak Tepat
28 Bab. 28 Aku Orang Yang Selalu Dia Cari
29 Bab. 29 Hanya Sebuah Drama
30 Bab. 30 Menawarkan Kesepakatan
31 Bab. 31 Karaoke dan Mie Ramen
32 Bab. 32 Vitamin Sebelum Tidur
33 Bab. 33 Cincin Bermata Blue Safir
34 Bab. 34 Kenangan Masa Kecil
35 Bab. 35 Mabok Buku
36 Bab. 36 Lebih Suka Berisik Daripada Jadi Pendiam
37 Bab. 37 Panggilan Khusus Seketika Berubah
38 Bab. 38 Pesan Dari Tuan Elvaro
39 Bab. 39 Bukan Gue Tapi Dia
40 Bab. 40 Ular Bakar
41 Bab. 41 Sayang?
42 Bab. 42 Hadiah Kaca Mata Hitam
43 Bab. 43 Saudara Kembar
44 Bab. 44 Diam Tanpa Ekspresi
45 Bab. 45 I Love You
46 Bab. 46 Pulang Ke Indonesia
47 Bab. 47 Hotel Berbintang
48 Bab. 48 Permainan Wahana
49 Bab. 49 Aku Punya Kamu
50 Bab. 50 Di Dalam Kardus
51 Bab. 51 Kamu Harus Bangun
52 Bab. 52 Katanya Bersaing Secara Sehat
53 Bab. 53 Calon Suami Idaman
54 Bab. 54 Dara Kucing Persia
55 Bab. 55 Pesona Kecantikan Edora Menjalankan Misi
56 Bab. 56 Kehilangan Yang Terus Berulang
57 Bab. 57 Takut Kehilangan
58 Bab. 58 Group Baru
59 Bab. 59 Tamu Tak Diundang
60 Bab. 60 Rahasia Dari Isi Kotak
61 Bab. 61 Mengambil Sebuah Keputusan Besar
62 Bab. 62 Sepucuk Surat
63 Bab. 63 Ada Kaitannya
64 Bab. 64 Dipermainkan
65 Bab. 65 Pertanyaan Arabella
66 Bab. 66 Mengambil Keputusan
67 Bab. 67 Diusir
68 Bab. 68 Resign
69 Bab. 69 Panggil Mas!
70 Bab. 70 Mulai Tumbuh
71 Bab. 71 Menjalankan Proyek Fillio
72 Bab. 72 Olahraga Dengan Suasana Berbeda
73 Bab. 73 Mama Papa Mertua
74 Bab. 74 Dicuekin
75 Bab. 75 Tentang Pernikahan
76 Bab. 76 Akal-akalan Xabiru
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab. 1 Ingin Bertemu Lagi
2
Bab. 2 Trauma
3
Bab. 3 Sebuah Janji
4
Bab. 4 Salah Sangka
5
Bab. 5 Tiga Bola Salju
6
Bab. 6 Mencurigakan
7
Bab. 7 Rasa Bersalah
8
Bab. 8 Sebuah Perintah
9
Bab. 9 Panggilan Abi
10
Bab. 10 Sebuah Fakta
11
Bab. 11 Lagian Kamu Terpaksa Bukan?
12
Bab. 12 Venom Rose's
13
Bab. 13 Dingin Tetapi Begitu Hangat
14
Bab. 14 Warna Baru
15
Bab. 15 Cemburu
16
Bab. 16 Blacklist
17
Bab. 17 Mencari Tahu Tentang Kematian Filio
18
Bab. 18 Scandal
19
Bab. 19 Merasa Bersalah
20
Bab. 20 Surat Kematian
21
Bab. 21 Balik Ke Indonesia
22
Bab. 22 Tuan Elvaro
23
Bab. 23 Panjat Tebing
24
Bab. 24 Fillio Othanel
25
Bab. 25 Siapa Dia?
26
Bab. 26 Meminta Pertanggungjawaban
27
Bab. 27 Datang di Waktu yang Tidak Tepat
28
Bab. 28 Aku Orang Yang Selalu Dia Cari
29
Bab. 29 Hanya Sebuah Drama
30
Bab. 30 Menawarkan Kesepakatan
31
Bab. 31 Karaoke dan Mie Ramen
32
Bab. 32 Vitamin Sebelum Tidur
33
Bab. 33 Cincin Bermata Blue Safir
34
Bab. 34 Kenangan Masa Kecil
35
Bab. 35 Mabok Buku
36
Bab. 36 Lebih Suka Berisik Daripada Jadi Pendiam
37
Bab. 37 Panggilan Khusus Seketika Berubah
38
Bab. 38 Pesan Dari Tuan Elvaro
39
Bab. 39 Bukan Gue Tapi Dia
40
Bab. 40 Ular Bakar
41
Bab. 41 Sayang?
42
Bab. 42 Hadiah Kaca Mata Hitam
43
Bab. 43 Saudara Kembar
44
Bab. 44 Diam Tanpa Ekspresi
45
Bab. 45 I Love You
46
Bab. 46 Pulang Ke Indonesia
47
Bab. 47 Hotel Berbintang
48
Bab. 48 Permainan Wahana
49
Bab. 49 Aku Punya Kamu
50
Bab. 50 Di Dalam Kardus
51
Bab. 51 Kamu Harus Bangun
52
Bab. 52 Katanya Bersaing Secara Sehat
53
Bab. 53 Calon Suami Idaman
54
Bab. 54 Dara Kucing Persia
55
Bab. 55 Pesona Kecantikan Edora Menjalankan Misi
56
Bab. 56 Kehilangan Yang Terus Berulang
57
Bab. 57 Takut Kehilangan
58
Bab. 58 Group Baru
59
Bab. 59 Tamu Tak Diundang
60
Bab. 60 Rahasia Dari Isi Kotak
61
Bab. 61 Mengambil Sebuah Keputusan Besar
62
Bab. 62 Sepucuk Surat
63
Bab. 63 Ada Kaitannya
64
Bab. 64 Dipermainkan
65
Bab. 65 Pertanyaan Arabella
66
Bab. 66 Mengambil Keputusan
67
Bab. 67 Diusir
68
Bab. 68 Resign
69
Bab. 69 Panggil Mas!
70
Bab. 70 Mulai Tumbuh
71
Bab. 71 Menjalankan Proyek Fillio
72
Bab. 72 Olahraga Dengan Suasana Berbeda
73
Bab. 73 Mama Papa Mertua
74
Bab. 74 Dicuekin
75
Bab. 75 Tentang Pernikahan
76
Bab. 76 Akal-akalan Xabiru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!