Model Cinta Di Balik BADGE
Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki tampak tergesa-gesa, sorot mata yang mengalir selalu mengarah ke belakang. Ia terlihat seperti sedang menghindari kejaran seseorang jauh di sana.
Aroma anyir begitu menyengat, hingga meninggalkan jejak pada tiap tapak yang terlewati. Helai rambut dan pakaian tampak kusam dengan deru nafas memburu.
Baris-baris pepohonan yang menjulang tinggi dengan rimbunnya ia lewati tanpa arah tujuan, langkah kakinya semakin melemah tetapi seseorang di belakangnya semakin mendekat.
Rasa takut mengalir bersama derasnya air mata yang membasahi pipinya, sendirian di tengah lautan rimbunnya pepohonan dengan tidak tahu apa yang akan terjadi dengan nasibnya sekarang.
*Aku nggak boleh mati, aku harus bisa keluar dari* *sini*!. Deretan harap memintanya sedikit keajaiban.
Tekadnya begitu keras, namun tidak dengan tubuhnya yang tidak sanggup lagi menopang keyakinannya. Ia terjatuh dan bersamaan dengan itu tiga pria berbaju hitam kini berdiri tepat di hadapannya.
Wajahnya terlihat begitu menakutkan, tatapan tajamnya membuat wanita tersebut membeku di tempat.
*Dorrr*
Satu tembakan terlepas ke langit-langit, dan itu sontak membuat wanita tersebut menutup telinganya rapat-rapat.
"*Take him*!!!," ujar pria itu tegas, memerintah rekanya.
"*No, don't take me*," teriak wanita itu memberi perlawanan.
"*Don't take me! Please*."
"*Shut up. Or you will die right now*!" ancam pria itu dengan menodongkan pistol tepat di kepala wanita itu.
Di balik batas waktu, saat cahaya mulai memudar. Dinginnya udara membuat suasana begitu mencengkam, deretan waktu seakan menghitung akhir dari sebuah nasib yang sedang digeret paksa ke sebuah bangunan tua yang ada di tengah hutan.
Mentari seakan melambai mengucapkan selamat tinggal, sedangkan wanita itu memohon untuk tetap tinggal. Bahkan sedikit cahaya itu pergi meninggalkannya sendiri, sekarang ia hanya bisa berharap ada keajaiban.
Tidak ada rasa belas kasih sedikitpun, perlakuan mereka begitu kasar. Wanita tersebut di dorong hingga tersungkur dengan tidak memperdulikan luka-luka yang terlihat jelas di tubuhnya, lalu meninggalkannya begitu saja.
Sebuah ruangan yang cukup besar, ruangan yang berbeda dari tiap sudut ruang yang ada di bangunan tersebut. Walau hanya bangunan tua, tetapi bangunan tersebut terlihat dijaga begitu ketat.
Dengan susah payah ia berhasil kabur dengan penjagaan yang begitu ketat, tetapi nasib membawanya kembali. Dengan debaran jantung yang tak beraturan, sorot mata wanita itu terlihat begitu ketakutan. Apalagi saat langkah kaki seorang pria mendekatinya.
Pemilik mata berwarna hazel, dengan bulu mata lentik itu terlihat gelisah kesana dan kemari untuk mencari cara agar bisa kabur.
Memundurkan tubuhnya perlahan saat tiap langkah kaki pria itu semakin dekat, sampai akhirnya ia tidak bisa bergerak karena sudah berada di dinding batas bangunan itu.
"*Who told you to*?," suara bariton pria yang sedang menodongkan pistol tepat di kepalanya.
Melihatnya hanya diam, pria itu dengan kasar mencekik leher wanita itu kemudian melepaskan satu peluru ke sembarang arah. Lagi, wanita itu menutup telinganya rapat-rapat dengan tangan gemetar.
Mencoba melawan dan memberontak, walau usahanya tidak sama sekali berhasil. Tenaganya tidak sebanding dengan pria bertubuh besar di hadapannya.
Namun itu tidak membuatnya menyerah, dengan sisa tenaga ia mendapatkan kesempatan dengan melihat sebuah botol minuman keras yang ada di meja. Botol itu ia arahkan untuk memukul pria tersebut hingga tangan yang mencengkram lehernya terlepas.
Ia segera berlari ke arah pintu untuk keluar dan kabur dari ruangan itu, walau tidak mungkin untuknya bisa keluar dari sana. Tetapi tekadnya begitu kuat.
"*Fu\*ck*." Tatapan murka pria itu, sembari mengarahkan pistol yang sedang tertuju pada wanita tersebut sekarang.
*Dorrr*
Mematung di tempat dengan kaki yang terasa lemas, perlahan memutar tubuhnya ke belakang. Seketika retinanya membesar hingga membuatnya terduduk di lantai. Ia kaget melihat pria itu sudah tergeletak bersimbah darah, ia pikir dirinya yang mati karena ditembak pria itu. Tetapi ternyata suara tembakan itu bukan untuknya, melainkan tertuju pada pria itu.
Keajaiban yang ia harapkan datang, sesaat peluru itu akan ditujukan padanya. Seseorang datang menggagalkan pria itu dengan menembak lengannya.
"*Are you alright*?."
Suara itu membuat wanita tersadar, retinanya yang tadinya ke arah pria jahat kini bergerak melihat seseorang yang ada di hadapannya.
Hembusan nafas lega sangat terlihat jelas dari ekspresi wajahnya, ia menatap lekat wajah pria berwajah tampan di hadapannya, dan langsung mengalungkan tangannya memeluk pria itu erat.
Namun, pria itu melepaskan pelukannya dan melihat dengan seksama wanita yang ada di hadapannya. Iya, itu wanita yang sama yang ia selamatkan seminggu yang lalu.
Xabiru Wangga, seorang Interpol asal Indonesia yang sedang bertugas dan bekerjasama dengan interpol New York dalam melakukan misi kejahatan dan kriminalitas.
Dalam melakukan misi tersebut ia bertemu dengan seorang wanita yang disandera. Tetapi bukan hanya sekali, ini yang kedua kalinya. Padahal sebelumnya ia sudah memastikan wanita itu dan serta lainnya yang disandera aman.
Namun apa yang terjadi? Mengapa kini wanita itu ada di tempat seperti ini lagi?.
...***...
"Bagaimana keadaannya?." Terdengar suara Xabiru yang berjalan masuk mendekat ke arah rekan-rekannya.
"Banyak luka lebam di tubuhnya, ia juga banyak kehilangan darah akibat peluru yang meleset mengenai lengannya. Telapak kakinya juga lukanya sangat dalam karena pecahan kaca yang belum dikeluarkan tetapi dipaksa untuk berjalan," jelas rekannya yang juga sama-sama asal Indonesia.
Wanita yang terbaring dengan alat medis tersebut, langsung menoleh saat melihat Xabiru datang. Tatapannya tidak sedetik pun beralih saat melihat kedatangannya, padahal isi kepalanya sedari tadi memikirkan entah apa yang akan terjadi jika Xabiru juga rekannya terlambat sedikit saja, mungkin ia akan sudah pindah alam sekarang.
Sekilas melihat ke arah wanita itu, kemudian Xabiru melihat ke arah rekannya seperti memberi isyarat.
"Arabella Shazifa, dia seorang model asal Indonesia yang menetap di New York setahun ini," jelas temannya sambil melihat benda pipih miliknya, ia menjelaskan informasi yang ia dapatkan tentang wanita tersebut.
"Apa yang kamu lakukan di sana? Kamu sudah kami bebaskan dari tempat itu seminggu yang lau? Lalu kenapa kamu ada di tempat lainnya?."
Arabella tidak mengidahkan perkataan seorang pria yang telah menyelamatkannya, ia hanya diam tanpa ekspresi dengan menatapnya sendu.
"Atau kamu salah satu dari sindikat perdagangan manusia itu?."
Pria itu menatap ke arahnya penuh curiga, dalam menjalankan sebuah misi mereka tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang mereka tolong dan menemukannya kembali di tempat lainnya.
*Aku cuma ingin bisa bertemu dengan kamu lagi*. Tatapan yang tidak sedetik pun beralih dari Xabiru.
***
Hai para readers, jangan lupa like dan komen ya untuk meninggalkan jejak...
Jangan lupa baca cerita aku lainnya yang berjudul LOVE JUST ONCE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
bleuphoria
Apakah arabbela jatuh hati sama xabiru wangga? Aaaaaa can't wait for the next chapter😭
2025-04-30
2