Rimba membuka mata saat kilau matahari menembus ventilasi kamarnya, seperti biasanya, segera ia bersiap-siap berangkat kekantor, tidak ada hal istimewa dalam kehidupan Rimba setelah kedua orang tuanya meninggal, Rimba menyibukkan dirinya untuk bekerja sambil mencari pelaku pembunuh kedua orang tuanya....
"Tuan, sarapan sudah siap...."Ujar pelayan mendekati Rimba saat melihat majikannya itu berjalan menuruni anak tangga, Rimba tidak menjawab, tapi ia langsung menuju meja makan, para pelayan yang beranggota 4 orang itu telah berbaris rapi usai menata makanan diatas meja.....
"Apa Zhea sudah sarapan?...." Tanya Rimba melihat pelayan yang ditugaskan untuk menjaga dan memenuhi semua kebutuhan Zhea selama gadis itu tinggal dirumahnya....
"Su-sudah tuan....."Jawab pelayan itu, Rimba kemudian mengambil makanan dan meletakkan nya di piring, dia menoleh kearah keempat pelayan yang hanya menundukkan kepala....
Ting....
"Anu tuan, itu buatan nona Zhea, dia memaksa memasak, Nona Zhea bilang dia ingin memasak untuk tuan Rimba....."Jawab pelayan saat melihat Rimba menyimpan sendoknya dengan kasar, semua pelayan meneguk ludah dengan kasar....
Rimba tidak bergeming, dia melihat makanan yang dibuat oleh Zhea....
"Saya akan menyimpannya jika tuan muda tidak menyukainya....." Saat Salah satu pelayan bergerak ingin mengambil makanan yang dibuat Zhea, seketika Rimba menghentikannya....
"Tidak perlu, saya akan memakannya...."Ujar Rimba mengambil oseng kangkung dan tempe mendoan buatan Zhea, seketika para pelayan saling melihat satu sama lain, nafas mereka terasa tercekat saat Rimba mulai memakan masakan Zhea...
Para pelayan tentu sangat takut jika masakan Zhea tidak sesuai dengan lidah Rimba, Pasalnya Rimba sangat tidak suka jika ada yang memasak selain Koki pilihannya, apalagi masakan itu tidak sesuai di lidah Rimba, bisa-bisa pekerjaan mereka yang jadi taruhannya....
Saat Suapan pertama masuk ke mulut Rimba, dia mengunyah dengan pelan merasakan kenikmatan kangkung oseng itu....
Rimba melirik pelayan yang menanti dengan penasaran, Rimba sepertinya bisa membaca isi pikiran mereka...
"Pergilah saya ingin menikmati sarapan ini, melihat kalian berdiri disitu membuat selera makan saya jadi berkurang...."Ujar Rimba yang membuat para pelayan itu getar-getir....
Keempat pelayan itu masih berdiri ditempat masing-masing....
"Maksud Tuan, kami disuruh pergi karna kami di pecat?...."tiba-tiba pelayan dipojok sebelah kiri bertanya, mewakili ketiga temannya yang takut untuk bertanya.....
"Saya tidak bilang kan kalau kalian dipecat, saya hanya meminta kalian untuk kebelakang, keberadaan kalian membuat saya terganggu, apa kalian mau dipecat?....."Para pelayan sontak menggelengkan kepala, mereka pun pamit kebelakang meninggalkan Rimba seorang diri....
"Astaga aku kira kita semua dipecat oleh Tuan Rimba karna masakan Nona Zhea, jantungku hampir copot....."pelayan yang paling muda mengelus dada merasa lega, karna Rimba tidak memecat mereka....
"Aku rasa Tuan muda menyukai masakan Nona Zhea, terlihat dari raut wajahnya....."Ujar pelayan lain menimpali...
"Rasanya aku terlalu kenyang, aku akui masakan Zhea sangat enak, sehingga tidak menyisakan sedikitpun....."semua masakan Zhea tandas tak tersisa, sementara masakan Koki pilihan Rimba tidak tersentuh sam sekali....
Setelah sarapan, Rimba mencari keberadaan Zhea di kamar, tapi gadis itu tak terlihat sama sekali, dahi Rimba berkerut....
"Apa Zhea sudah pulang kerumahnya, tapi kenapa tidak memberitahu ku terlebih dulu...."Rimba berjalan cepat keluar rumah, langkahnya seketika terhenti saat melihat wanita yang dia cari sedang menyiram bunga dihalaman rumah....
"Ehhh Tuan Rimba, Sudah sarapan? Bagaimana masakan ku, Tuan tidak memecat pelayan kan karna masakan yang aku masak?...."tanya Zhea bertubi-tubi kala Rimba telah berdiri dihadapan....
"Tidak, justru aku berterimakasih karna telah membuat sarapan yang begitu enak untuk ku pagi ini...."Ujar Rimba tersenyum tipis, Zhea hanya membentuk huruf Ok tangannya....
"Kalau begitu aku berangkat bekerja, dan satu lagi, kamu tidak perlu memasak dan menyiram bunga seperti ini, karna semua itu bukan tugasmu, ada pelayan yang bisa mengerjakannya, kamu cukup istirahat agar keadaanmu cepat pulih...."Ujar Rimba mengingatkan, lebih tepatnya memerintah....
"Tidak apa-apa Tuan, daripada suntuk didalam kamar dan berdiam diri, lebih baik aku melakukan sesuatu yang berguna, untuk menghilangkan rasa bosan, lagian para pelayan siap siaga kok membantu aku, jangan khawatir...."Rimba hanya mengangguk kemudian pergi kekantor setelah berpamitan.....
1 Minggu berlalu, Kini keadaan Zhea sudah sembuh total, dia sudah tak memakai tongkat saat berjalan....
"Tuan Rimba...."Panggil Zhea menghampiri Rimba yang kala itu duduk ditepi kolam menatap laptopnya.....
Seketika Rimba menoleh dan tersenyum kala melihat Zhea berjalan mendekati nya, dia menggeser tubuhnya memberikan ruang untuk Zhea agar duduk tepat di sebelahnya....
"Ada apa?...."Tanya Rimba masih fokus melihat benda didepannya.....
"Saya ingin kembali ke rumah...."Ujar Zhea, hal itu membuat Rimba menghentikan ketikan di laptopnya dan fokus pada Zhea....
"Keadaan ku sudah sangat baik Tuan, lagian aku juga harus kembali bekerja, aku tidak ingin membebani tuan Rimba dengan keberadaan ku disini, terimakasih banyak atas bantuan yang Tuan berikan aku berjanji suatu saat akan membalas kebaikan tuan Rimba...."Rimba menarik napas panjang, ia menyandarkan punggungnya di kursi....
"Apa kamu yakin kalau kamu sudah sembuh? aku tidak masalah jika kamu tinggal lebih lama disini, lagipula aku tidak pernah merasa jika kamu membebani ku sedikitpun...."Rimba rasanya tidak rela jika Zhea memilih untuk kembali kerumahnya, semenjak Zhea berada dirumahnya dia memiliki tujuan untuk pulang.....
"Terima kasih Tuan, tapi aku punya kehidupan sendiri, aku tidak ingin merepotkan orang lain, lagian aku sudah izin sangat lama dari pekerjaan...."Zhea menjelaskan dengan hati-hati, tidak ingin Rimba mengira jika dia menolak niat baik Rimba selama ini.....
Terdengar helaan napas panjang dari Rimba dia pun mengangguk menyetujuinya permintaan Zhea....
" Baiklah, tapi nanti aku antar ya, jangan salah paham!! Aku hanya ingin memastikan kamu sampai rumah dengan selamat......"
"Baik Tuan...."
"Dan satu lagi, jangan selalu memanggilku dengan sebutan Tuan, cukup sebut namaku saja, Rimba..."pinta Rimba yang diangguki oleh Zhea...
"Baik tu- maksudnya Rimba...."
"Kamu benar-benar tinggal sendiri di rumah besar seperti ini?...."tanya Rimba kala mobil mewahnya berhenti didepan rumah Zhea yang bertingkat 2,....
"Iya tuan, rasanya lebih tenang dan damai tinggal sendiri...."jawab Zhea dengan senyuman manisnya.....
"Kamu benar, tapi kmu ini seorang wanita, tidak baik jika kamu tinggal seorang diri...."Rimba tidak habis pikir dengan jalan pikiran Zhea....
"Aku tidak pernah takut dengan siapapun, bahkan kematian yang aku harapkan dulu lebih takut padaku...."Kening Rimba berkerut, tentu tidak mengerti dengan ucapan Zhea barusan, baru saja ia akan bertanya pada Zhea, tetapi wanita itu sudah keluar dari mobilnya....
"Terimakasih ya karna sudah mengantarku pulang, hati-hati di jalan...."Zhea melambaikan tangannya, sehingga Rimba dengan terpaksa mengangguk dan pamit pada Zhea, sebenarnya dia masih ingin mengobrol dengan wanita itu, tapi Rimba berfikir jika Zhea ingin segera istirahat....
Zhea menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang, melihat kamarnya dari sudut ke sudut, seminggu lamanya dia meninggalkan kediamannya itu dan tinggal bersama Pria yang telah menolongnya....
"Lebih baik aku istirahat sebelum mencari senjata yang ampuh untuk menghabisi target, berdiam diri dirumah Rimba selama seminggu itu sungguh membuat aku bosan setengah mati, aku seakan-akan hidup dalam penjara...."Zhea mencoba memejamkan matanya meninggalkan waktu yang terus berjalan.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments