Bab 2 Pertemuan

"Apa yang tuan pikirkan?....."Rimba menghela napas, dia menyenderkan kepalanya dan memejamkan mata....

"Saya memikirkan kejadian tadi, sungguh malang nasib Baskoro, entah siapa yang telah melakukan ini padanya? Saya yakin penembak itu sangat handal dalam memainkan senjata...."

"Apa Tuan tidak berpikir jika dia sedang mengincar tuan tapi salah sasaran?....."

Rimba menggelengkan kepalanya....

"Tidak, posisiku dan Baskoro sangat jauh, penembak ini memang mengincar Baskoro, dilihat dari letak peluruh itu bersarang, dan bisa dipastikan Peluruh itu tembus kedalam jantung Baskoro....."Lelaki paruh baya itu mengangguk tanda setuju.......

"Pak tolong kirimkan bela sungkawa untuk mereka yang di tinggalkan...."Seru Rimba pada supir nya....

"Baik Tuan...."

Mobil sedan warna Biru itu melaju meninggalkan gedung, tempat dimana tragedi penembakan terjadi....

"Tenang Zhea, tenang semuanya akan baik-baik saja...."Zhea menghela napas pelan, tangannya mulai bergetar hebat, air mata mulai merembes keluar dari matanya....

"Semua ini kulakukan demi kalian, aku mengambil pekerjaan seperti ini karna aku ingin mencari keadilan untuk kematian kalian berdua, jadi kumohon jangan benci aku....."Zhea menghapus air matanya kemudian fokus pada kemudi....

Walaupun Zhea telah melenyapkan Puluhan orang, tentu dia juga manusia biasa yang merasa bersalah, tapi Zhea tidak bisa melakukan apapun, demi mencari keadilan Zhea harus memantapkan hati nya, mencari pelaku pembunuh orang tuanya....

Saat Zhea sedang fokus menyetir, tiba-tiba seekor kucing berlari kedepan mobilnya, sontak dia terkejut dan membanting Setir sehingga dia menabrak pohon besar, hal itu membuat kepalanya terbentur keras, Zhea pun pingsan tak sadarkan diri....

Zhea terbangun dari pingsan, dia memegang kepalanya yang teramat sangat sakit, Zhea mengerjap berulang kali melihat sekelilingnya yang terasa asing.....

"Aku ada dimana sekarang, dan siapa yang menolong ku?....."tanyanya pada diri sendiri....

Tak lama, pintu terdengar dibuka dari luar, seorang pelayan masuk membawa nampan yang berisi makanan dan air minum, dibelakang pelayan wanita itu ada sosok laki-laki tampan yang ikut masuk....

"Letakkan disitu saja!..."Serunya menunjuk nakas yang terletak disamping tempat tidur.....

"Baik tuan...." Setelah meletakkan nampan itu, sang pelayan pun pergi setelah mendapatkan kode dari tuannya....

"Apa kamu baik-baik saja?....."tanya Rimba yang hanya mendapat anggukan dari Zhea....

"Aku minta maaf karna membawamu kesini tanpa izin darimu, aku tidak tau dimana kamu tinggal dan siapa namamu, aku pun tidak tau keluargamu....."

"Tidak apa-apa, terimakasih telah menolong ku, entah apa yang terjadi jika anda tidak menolongku, mungkin suatu saat aku akan membalas kebaikan yang kamu berikan....."Ujar Zhea tersenyum lembut....

"Tidak masalah, makanlah makanan itu agar kamu cepat sembuh, jika membutuhkan sesuatu panggil saja pelayan yang berjaga diluar, aku akan keluar sebentar....."Saat Rimba hendak keluar, seketika Zhea memanggil dan menanyakan namanya....

"Hey tunggu! Siapa namamu? Namaku Zhea zalika..."tanya Zhea pada Rimba....

"Namaku Rimba Wirajaya, panggil saja Rimba...."Jawab Rimba kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar Zhea.....

"Rimba Wirajaya...."Ujar Zhea mengulang nama yang diucapkan Rimba....

Malam tiba, Rimba telah kembali ke kediamannya, keadaan nya yang begitu kacau balau membuat dia malas untuk sekedar makan malam, dia hendak ke kamarnya, tapi tiba-tiba dia teringat akan sosok Zhea yang dia tolong tadi malam .....

Langkah Rimba berubah arah menuju ruang tamu....

"Bagaimana keadaannya?...."tanya Rimba pada pelayan yang berjaga didepan kamar Zhea....

"Sejak kepergian tuan muda Rimba, Nona Zhea terus berusaha untuk berjalan, sampai beliau jatuh beberapa kali, katanya dia ingin cepat pulih agar bisa cepat pulang, nona Zhea mengatakan tidak ingin merepotkan tuan muda....."Ujar pelayan menjelaskan, kening Rimba berkerut, dia membuka kamar Zhea dengan pelan dan mengintip keadaan didalam kamar Zhea....

"Astaga Zhea....."

Rimba terkejut saat melihat Zhea tergeletak dilantai, dia menggendong tubuh lemas Zhea dan membaringkannya diatas tempat tidur.....

"Apa saja yang kamu lakukan? Bukankah saya sudah mengatakan untuk menjaganya, kenapa kamu malah membiarkan dia seperti ini?....."Rimba memarahi pelayan yang dia tugaskan untuk menjaga Zhea....

"Jangan marah padanya, dia tidak salah, dia sudah berkali-kali menghentikan ku, tapi aku tetap berusaha untuk berjalan, aku mohon jangan marah padanya...." Zhea memohon agar Rimba tidak marah pada pelayan itu, karna ini semua memang keinginan nya....

Rimba terlihat menarik napas panjang, lalu mengibaskan tangannya, tanda isyarat pelayan itu harus pergi dari hadapan nya.....

"Aku tau kamu tidak nyaman tinggal disini karna kamu tidak mengenal siapa dirumah ini, tapi setidaknya biarkan fisikmu itu pulih terlebih dahulu, jika kamu memaksakan keadaan mu bukannya semakin baik justru itu akan semakin buruk, semua ini juga demi kebaikanmu....."Ujar Rimba panjang lebar, dia pun berbalik dan hendak keluar....

"Maaf...."Ujar Zhea menundukkan kepalanya,

"Ini semua untuk dirimu sendiri, jadi jangan menyakiti dirimu sendiri hanya alasan karna kamu ingin cepat sembuh....."Rimba membuka pintu lalu keluar, meninggalkan Zhea yang hanya termenung....

"Benar kata Rimba, karna tidak ingin merepotkan dia, aku malah menyiksa diriku sendiri, sehingga malah membuatnya tambah repot....." Zhea memilih untuk tidur, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karna di paksa untuk kuat, tak butuh waktu lama bagi mata indah itu untuk tertutup rapat, mengarungi mimpi indah dimalam hari,

Rimba yang masih berdiri diluar kamar Zhea, menarik napas lega saat melihat Zhea sudah tertidur nyenyak, dia menutup pintu dengan pelan, setelah ia buka untuk memastikan keadaan Zhea didalam sana, setelah memastikan jika Zhea telah tidur, Rimba pun gegas menuju kamar pribadinya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang teramat lelah....

"Kegiatan hari ini benar-benar melelahkan, entah sampai kapan aku harus menunggu hingga pelaku pembunuh itu tertangkap...."Rimba menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, rasa lelahnya membuat dia ingin segera mengarungi mimpi.....

Pagi hari tiba, Zhea terbangun dari tidur panjangnya, dia menoleh ke kanan, sudah ada makanan yang tersedia diatas nakas.....

"Kehidupan orang kaya memang beda, bangun-bangun makan sudah tersedia tanpa kita sadari..."Ujar Zhea terkekeh, bukannya Zhea tidak punya apa-apa, dia terbilang cukup kaya dari hasil upahnya selama ini, tapi semua itu tidak pernah dia gunakan untuk membeli makan dan pakaian atau sejenisnya, Zhea hanya menggunakan uang itu untuk membeli beberapa Senjata yang ampuh untuk menghabisi target, bukan tanpa alasan Zhea tidak mau memakai uang itu untuk membeli makanan dan pakaian ia hanya tidak ingin memakan makanan dari hasil dia membunuh.....

Selain pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran, Zhea juga bekerja di sebuah restoran dari tempat tinggalnya, uang itulah yang Zhea gunakan untuk membeli bahan makanan dan pakaian, jika masalah gaji, tentu bayaran nya didunia hitam jauh lebih mahal daripada kerja di restoran, hal itu Zhea lakukan untuk menutupi jati dirinya.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!