Sehangat Salju Lukisan Mutiara
Episode 2
Karyawan
Lho, bukankah hari ini Pak Askara libur?
Askara
Kebetulan ada rapat penting yang harus saya tangani hari ini
Karyawan
(menatap ke arahku)
Karyawati 1
Siapa perempuan yang bersama Pak Askara?
Karyawati 2
Aku juga tidak tahu
Azra
Ayo Kak kita ke ruangan Kak Aska
Azra
(menarik salah satu tanganku)
Azra
Kak Askara itu selalu tidur di kantor Kak
Azra
(menganggukkan kepala)
Azra
Bahkan dia jarang pulang ke rumah
Azra
Pekerjaan nomer satu untuknya
Mutiara
Kenapa kamu tidak panggil dia dengan sebutan "paman atau om"?
Azra
Dia tidak ingin aku panggil paman atau om, Kak
Azra
Itu adalah foto anggota keluarga kami
Azra
(menunjuk ke salah satu bagian dinding)
Mutiara
Tadi pagi Kakak habis menolongnya
Azra
Beliau adalah eyang buyut Azra
Azra
Pasti Eyang lupa membawa ponselnya
Azra
Terima kasih ya Kak, sudah membantu Eyang
Azra
(menunjuk ke arah lukisan)
Azra
Itu adalah lukisan kesukaan Kak Askara
Azra
(menggelengkan kepala)
Azra
Kebetulan lukisan itu adalah salah satu karya dari seniman perusahaan Kak Aska
Azra
Tapi saat pelukis itu ingin menjualnya, Kak Aska melarangnya
Azra
Dan menyimpan lukisannya di ruangan ini
Mutiara
(melangkah mendekat ke arah lukisan itu)
Azra
Kenapa Kakak menangis?
Mutiara
Air matanya aja yang kagum dengan lukisannya
Azra
Sebenarnya Kak Askara itu-
Askara
Sedang apa kalian disini?
Azra
Azra sedang memperkenalkan ruangan Kak Askara
Askara
Lain kali izin dulu dengan pemiliknya
Azra
Lagian Azra juga sudah sering kemari
Askara
(menatap ke arahku)
Askara
Sebaiknya kamu pulang saja
Askara
Kebetulan rapat saya juga sudah selesai
Mutiara
Azra, Kakak pamit pulang dulu ya
Azra
Kenapa kita nggak antar Kakak ini pulang?
Askara
Tidak semua orang bisa kita bantu bahkan mengatarkannya pulang
Azra
Kakak ini sudah menolong Eyang tadi pagi
Askara
(menatap ke arahku)
Askara
Apakah benar yang dikatakan Azra?
Askara
Terima kasih sekali lagi
Azra
Kita antar Kakak ini pulang ya, Kak Askara
Ayah
(menatap ke arah Askara)
Askara
Assalamu'alaikum Om
Askara
Kebetulan saya adalah cucu dari Eyang yang sudah putri Om bantu
Askara
Karena riwayat penyakit Eyang saya, beliau lupa alamat rumah kami
Askara
Dan putri Om yang membantunya
Ayah
(menatap ke arah Askara)
Mutiara
(menggores kuas ke dalam kanvas)
Mutiara
Kenapa lukisan di ruangan itu, terkesan dingin seperti lukisan Kak Azra
Ayah
Lain kali jangan ajak seorang lelaki ke rumah
Mutiara
Mutiara minta maaf, karena sikap Mutiara selama ini membuat Ayah marah
Mutiara
Kenapa aku mimpi Kak Azra lagi?
Mutiara
(berkata dalam hati)
Ibu
Dari tadi Ibu terus mendengar suara kamu memanggil Azra
Ibu
Kamu baik-baik saja-kan, sayang?
Mutiara
Mutiara baik-baik saja kok
Mutiara
Apakah Mutiara boleh ke makam Kak Azra?
Askara
(terkejut menatapku)
Mutiara
Kamu sedang apa disini?
Askara
Kamu sendiri sedang apa disini?
Mutiara
Aku sedang mengunjungi makam seseorang
Mutiara
Apakah kamu mengenalnya?
Mutiara
Azra Erland Pratama
Askara
Kebetulan dia adalah rekan terbaik Kakakku
Askara
Dan dulu dia bekerja sama dengan perusahaan kami
Askara
Sejak kepergiannya, perusahaan kami terus mengalami penurunan
Askara
Karena sekarang jasanya hanya menjadi kenangan
Askara
Hanya lukisannya yang sudah tertata rapi dalam galeri impiannya itu
Askara
Dan saat pembukaan galeri pertamanya itu, sebuah pernyataan terlontar kepada kami
Askara
Bahwa dirinya harus pergi ke negeri gingseng untuk pengobatannya disana
Askara
Lama tak mendengar kabar darinya
Askara
Kedua orang tuanya mengatakan berita duka kepada perusahaan kami
Askara
Namanya melekat kepada keponakan saya
Askara
Dirinya juga sedang berjuang sama seperti Azra Erland Pratama
Askara
Anak sekecil dia sudah memiliki riwayat penyakit berat seperti Azra
Mutiara
Kenapa Kakak kamu meletakkan nama Azra kepadanya?
Askara
Dia ingin impiannya kelak sukses seperti Azra
Mutiara
Ternyata di luar sana Kak Azra memliki orang-orang yang tulus menyayanginya
Mutiara
Bahkan hingga kepergiannya tak pernah menyisakan luka sedikit pun untuk semua orang di sekitarnya
Mutiara
(menggenggam erat sebuket bunga)
Mutiara
Merupakan bunga terakhir pemberiannya
Askara
Apakah kamu mencintainya?
Mutiara
Aku hanya mengangguminya tanpa berani untuk mencintainya
Askara
Jatuh cinta itu wajar
Mutiara
Cinta untukku adalah perasaan yang saling terikat
Mutiara
Bukan hanya satu benang yang berusaha mengikatnya
Mutiara
(meletakkan sebuket bunga di atas makam)
Mutiara
(sekilas menatap Askara)
Askara
Seseorang yang akan kamu cintai kelak pasti akan beruntung
Mutiara
(mengingat perkataan seorang Ibu paruh baya)
Mutiara
Apakah kamu pernah jatuh cinta?
Askara
Cinta untukku hanya membuang waktu
Askara
Jika cinta itu datang kepadaku, aku tak akan melepaskannya
Comments
natanatasasa
seruuu
mampir kak 🫶🏻
2025-03-31
2