Pandangan pertama

Malam itu, terdengar suara rintih kenikmatan, desah, sakit dan gairah. Ranjang yang mereka tiduri untuk melakukan hal itu menjadi saksi kisah cinta pertama mereka.

"Ganti posisi, aku mau pakai gaya lain. Yang kencang ya" Ucap Wulan dengan nada penuh hasrat yang tinggi.

Mereka berdua pun mencoba beberapa gaya. Selama 2 Jam itu, mereka melakukan sebanyak 3x pada malam itu. Sampai akhirnya, mereka kelelahan dan tertidur. Wulan pun tertidur di tubuh Dika yang berkeringat itu.

Pagi pun tiba, ayam berkokok dan sinar matahari mulai menunjukkan cahaya nya.

Dika pun terbangun karena suara alarm di hp bunyi menunjukkan jam 6 Pagi. Melihat Wulan yang masih tertidur di dada nya itu pun membuat Dika timbul rasa, apalagi dengan hal semalam membuat ia merasakan seperti hidup kembali. Ia pun perlahan memindahkan Wulan, dan lalu langsung beranjak dari tempat tidur.

Waktu menunjukkan jam 9 Pagi. Wulan terbangun dengan hanya memakai handuk di badan nya, sementara Dika baru selesai masak dan ingin mencuci piring.

"Sudah, aku aja yang cuci piring" Ucap Wulan yang tiba-tiba datang di samping Dika.

"Kaget, kamu tiba-tiba muncul" Ucap Dika yang melihat Wulan.

Wulan pun langsung mencuci piring dan peralatan masak yang kotor sehabis di gunakan Dika. Melihat tubuh nya yang mulus itu, kembali memunculkan hasrat Dika. Seperti Wulan memberi kode untuk melakukan nya lagi. Dika pun langsung memeluk Wulan dari belakang. Wulan yang merasakan ada yang berdiri di belakang dekat bagian pinggang nya itu pun mengerti.

"Gapapa, aku suka kok. Ayok lagi" Ucap Wulan sambil mengelus-elus punya Dika.

Dika pun membuka celana nya dan mulai membuka ikatan handuk Wulan. Mereka melakukan itu lagi sambil Wulan mencuci piring. Suara kenikmatan dan desah terdengar dari Wulan yang terus menerus mengerang.

Beberapa jam kemudian. Mereka berdua selesai makan dan Dika mengeluarkan rokok dan mulai membakar nya.

"Kenapa kamu bisa ada di Geng Cobra?" Tanya Dika ke Wulan sambil menghisap rokok nya itu.

Beberapa tahun lalu. Kedua orang tua Wulan mengalami kecelakaan mobil saat perjalanan menuju pulang kerumah. Wulan yang saat itu berumur 18 Tahun kesendirian tanpa keluarga pun, langsung mencoba bertahan hidup dengan warisan dari ayah nya. Namun, ia bertemu dengan beberapa pria dari Geng Yahar yang mencoba melecehkan nya. Saat dia hampir putus asa, Amir datang dan mencoba menyelamatkan nya.

Amir pun menawarkan bantuan untuk ikut bersama nya. Meski seperti mafia, Amir menampung beberapa anak-anak jalanan yang tak punya rumah dan tempat tinggal di kota. Wulan pun memutuskan ikut bersama nya mengurus beberapa panti milik Amir dan ikut bisnis kotor milik nya.

"Ya begitulah" Jawab Wulan sambil tertunduk.

"Maaf, aku ga tau" Jawab Dika sambil menghisap rokok nya.

"Gapapa. Pada malam itu pas anak buah Amir membawa kamu, aku emang disuruh ngejagain kamu. Saat kamu pingsan, aku tertarik dengan kamu. Makanya, aku memutuskan untuk ikut kamu" Jawab Wulan sambil memegang tangan Dika.

"Terus, apa yang harus aku lakukan sekarang. Emang, ada berapa geng di kota?" Tanya Dika ke Wulan.

"Ada 5 geng. Geng Cobra di urutan pertama yang terkuat di kota. di urutan kedua ada geng Yahar, yang kemarin kamu acak-acak. Yang ketiga ada geng Hajun. Geng ke 4 ada Yaba dan yang ke 5 ada geng Jara" Ucap Wulan.

"Kaya nya kamu tahu banget soal geng disini ya?" Tanya Dika ke Wulan.

"Ya. Ke lima geng mempunyai distrik masing-masing di kota, makanya tahu. Dan mereka juga punya wilayah masing-masing. Ga sembarang kita bisa masuk" Jawab Wulan.

"Tunggu, ga sembarang masuk itu maksudnya?" Tanya Dika ke Wulan.

"Ada batas wilayah antar geng disini. Setiap tahun, akan ada selalu peperangan antar geng disini. Biasa nya, yang tak terlalu sering mengotorkan tangan adalah Geng Hajun. Mereka mengandalkan ilmu mistis" Jawab Wulan.

"Serem juga, siapa pemimpin Geng Hajun?" Tanya Dika.

Sementara itu di tempat Geng Hajun.

"Ada seorang pria random yang mengacak-acak geng Yahar" Ucap seorang Pria.

"Siapa itu?" Tanya Rafli yang ternyata adalah pemimpin Geng Hajun

Pria itu memberikan foto Dika ke Rafli. Rafli pun melihat foto Dika dengan seksama.

"Hehm, kawan lama. Bawa dia kesini" Ucap Rafli ke anak-anak buahnya.

Beberapa anak buah nya pun pergi meninggalkan markas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!