Perekrutan

Setelah dari kantor Polisi, Dika langsung pergi ke tempat awal dia bertemu dengan customer nya dan mengambil motor nya.

Saat di tempat itu, ia melihat motor nya terparkir di kanan jalan. Seingat nya, ia memarkirkan motor di tengah jalan. Tanpa berfikir panjang, ia pun langsung naik ke motor nya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Di perjalanan malam yang sunyi dan sepi tak seperti biasanya, Dika terus menancapkan gas motor nya. Tak berselang lama, ia di halangi oleh 4 motor yang masing-masing 2 orang. Sekitar 8 orang menghalangi nya dengan menodong senjata ke Dika untuk menyuruh nya minggir. Dika pun berhenti di pinggir jalan.

"Siapa kalian?" Tanya Dika sambil meletakkan helm nya.

Tanpa menjawab pertanyaan, mereka menyerang Dika. Dika yang tak siaga pun terkena serangan dan terjatuh. Ketika ia membalikkan badan nya, ia di pukul di bagian wajah menggunakan kayu tebal sehingga membuat nya pingsan.

Lalu, ia pun terbangun di tempat diskotik.

"Aduh, dimana gua ini" Tanya Dika pada diri sendiri sambil memegang kepala nya.

"Hai, kamu udah bangun?" Tanya wanita di sebelah Dika yang ternyata memperhatikan Dika dan menunggu nya sadar.

"Siapa lo?" Tanya Dika yang kaget ada wanita di sebelah nya.

"Kenalin, aku Wulan" Ucap Wanita itu sambil mengajak kenalan.

"Iya, lo siapa?" Tanya Dika.

"Iya aku Wulan" Jawab Ia sambil meraih tanga Dika.

"Dimana ini?" Tanya Dika sambil melihat sekeliling nya yang di penuhi orang-orang yang mabuk dan berpesta.

"Ikut yuk" Ucap Wulan sambil berdiri mengajak Dika.

"Kemana?" Tanya Dika dengan keheranan.

"Udah, ayok" Ucap Wulan sambil menarik tangan Dika.

Dika pun di tarik wanita itu ke sebuah ruangan yang di jaga oleh 2 orang bertubuh kekar di depan pintu.

"Eh si cantik, bawa siapa lagi?" Tanya salah seorang penjaga.

"ih, apaan sih. Minggir" Jawab Wulan sambil menarik Dika ke dalam ruangan itu.

Di dalam ruangan, ada 5 orang yang sedang duduk. 2 orang di kiri dan 2 orang di kanan, sedangkan 1 orang di tengah-tengah mereka sambil merokok. Ke 5 orang itu menatap Dika dengan tajam tanpa berkedip.

"Ayok Duduk" Ucap Wulan yang langsung mendorong Dika ke bangku dan duduk di pangkuan nya.

"Ih, apalah lo ini. Itu bangku masih banyak" Ucap Dika yang risih dengan Wulan.

"Selamat datang" Ucap salah seorang pria yang berada di depan Dika itu.

"Dimana ini, dan siapa lo?" Tanya Dika.

"Selamat datang. Kau berada di markas Geng Cobra" Jawab Pria itu dengan menunjukkan wajah nya.

"Geng Cobra, bukan nya kalian geng kriminal yang terkenal di kota?" Tanya Dika.

"Sepertinya, kau sudah tahu banyak tentang kami, dan namaku Amir. Pemimpin geng ini" Ucap Pria itu.

"Apa yang lo pengen dari gua?" Tanya Dika dengan serius.

"Gua dengar, lo mengacak-acak Geng Yahar sendirian" Jawab Amir sambil minum.

"Iya, emang kenapa. Itu salah mereka juga" Jawab Dika dengan santai.

"Geng Yahar adalah Rival kami. Butuh waktu lama untuk menyingkirkan nya, dan kau dengan mudah menyingkirkan nya" Jawab Amir dengan nada yang tinggi.

"Weh santai, apa mau lo sekarang. Ngehabisin gua?" Tanya Dika dengan kesal.

"Hahaha. Bodoh" Ucap Amir sambil menepuk kedua tangan nya.

Ketika itu, datang 2 orang dengan masing-masing koper di tangan nya dan meletakkan di depan Dika.

"Apa ini?" Tanya Dika sambil melihat ke arah Amir.

Amir memberi kode, dan kedua orang yang membawa koper itu pun membuka nya. Terdapat bertumpuk uang yang banyak sekali di dalam koper itu.

"A... Apa ini, banyak banget" Jawab Dika dengan penuh keheranan.

"Ambil, ini hadiah dari ku" Jawab Amir sambil memberikan uang itu ke Dika.

"Yakin, ada hal busuk lain di otak lo itu?" Tanya Dika yang curiga.

"Ternyata, lo cukup pintar. Tentu saja" Jawab Amir yang tersenyum tipis.

"Apa?" Tanya Dika.

"Bergabung lah dengan ku, dan aku akan memberikan yang kau inginkan. Termasuk Dia" Ucap Amir sambil menunjuk Wulan.

"Dia siapa anjir, gua aja belom kenal" Jawab Dika sambil melihat ke Wulan.

"Kita kan bakal kenal nanti" Jawab Wulan sambil mengelus pipi Dika.

"Gua cukup tertarik dengan tawaran dan uang lo. Tapi, gua ga bisa" Jawab Dika yang langsung berdiri dan pergi tanpa membawa satu koper pun.

Saat ingin pergi, Dika di hadang oleh kedua penjaga yang berada di depan pintu.

"Mereka bisa menghabisi lo dalam sekejap dan meminta ampun" Ucap Amir dengan penuh keyakinan.

Tanpa menunggu kedua penjaga itu menyerang, Dika langsung melumpuhkan kedua penjaga itu. Sontak, hal itu membuat ke empat anak buah Amir berdiri dan bersiap menyerang Dika.

"Tunggu" Ucap Amir sambil berdiri.

Anak buah Amir pun langsung duduk kembali. Ia pun berjalan ke Dika dengan santai.

"Apa yang lo pengen?" Tanya Dika dengan nada kesal.

"Gua bakal kasih lo waktu buat berfikir. Untuk saat ini, lo bisa pergi dengan membawa uang ini" Ucap Amir sambil memberikan kedua koper tsb.

"oke" Jawab Dika sambil membawa kedua koper itu lalu pergi.

"Awasi dan ikuti dia Lan" Ucap Amir yang memerintahkan Wulan.

"Beres bos" Jawab Wulan yang langsung pergi menyusul Dika.

Dika pun sampai di kost nya dan langsung mencuci wajah serta membalut luka nya. Lalu, terdengar suara ketukan di pintu nya.

"Iya. Sebentar" Jawab Dika sambil menuju pintu.

Saat ia membuka pintu, Wulan berdiri di balik pintu nya.

"Lah, kok lo tau gua disini?" Tanya Dika ke Wulan.

"Ya gapapa" Jawab Wulan yang langsung masuk ke dalan dan tiduran di kasur.

"Hei hei, Ga sopan" Jawab Dika sambil memegang tangan Wulan.

Wulan dan Dika saling bertatapan dengan belahan dada Wulan yang besar terlihat pun, membuat nafsu Dika sedikit bergairah.

"Aduh, bikin pengen aja nih cewek" Ucap Dika dalam hati sambil menelan ludah.

Wulan pun menarik Dika dan al hasil, Dika menimpa Wulan.

"Yakin, kamu ga tergoda?" Tanya Wulan sambil membuka kancing baju nya satu persatu.

Dika hanya diam saat Wulan membuka baju dan dalaman nya itu. Lalu, wulan melempar baju dan dalaman nya, ia pun memegang tangan Dika dan mengarahkan nya ke payudara nya yang besar dan bulat itu.

"Remas, bukan kah kamu suka?" Tanya Wulan dengan nada yang lembut.

"Lepas Lan" Jawab Dika yang memberontak dengan nada lembut.

"Jangan munafik sayang. Setiap lelaki, menginginkan tubuh seperti ku" Ucap Wulan yang berbicara dengan sangat manis.

Dika yang terdiam melihat tubuh Wulan yang putih bersih dan mulus, serta wajah nya yang sangat cantik pun akhir nya tergoda. Ia pun mencoba mendekatkan bibir nya ke bibir Wulan, tapi Wulan langsung mencium bibir nya tanpa ragu-ragu.

Dan malam itu pun, mereka..... Ya, begitulah. Kalian bisa bayangkan dan pikirkan sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!