[S2] SOMETHING: TAKUT DAN HARAPAN | Jirosé (END)
Bab 1: Detik yang Selalu Terlewat
Pagi di Seoul dimulai dengan cahaya lembut yang menyelinap melalui tirai tipis apartemen penthouse milik Jimin dan Rose. Di balik kemewahan yang terpampang di setiap sudut rumah itu, ada sebuah rutinitas yang rumit dan penuh dinamika.
Rose duduk di meja makan, mengenakan baju santai berwarna pastel, sementara satu tangan sibuk menyuapi Young Ah yang masih mengantuk. Di sisi lain meja, Young Min tampak serius menatap tablet-nya, menyelesaikan tugas matematika terakhir sebelum berangkat sekolah.
Sementara itu, suara gesekan resleting dan pintu lemari terdengar dari kamar utama—Jimin bersiap untuk berangkat ke studio. Jam digital di dinding menunjukkan pukul 06.58. Seperti biasa, waktu terasa terlalu cepat berlalu.
Keseharian mereka nyaris selalu seperti ini. Padat, terburu-buru, dan seringkali minim waktu untuk sekadar duduk bersama tanpa agenda. Tapi mereka terus berusaha.
Di tengah hiruk pikuk pagi itu, rasa takut Rose kembali menyelinap—takut bahwa waktu-waktu berharga ini hanya akan jadi kenangan kabur di masa depan. Dan bagi Jimin, ada harapan kecil yang selalu tumbuh setiap pagi: bahwa anak-anaknya akan selalu mengingatnya, meski ia tak selalu ada secara fisik.
Mereka saling mencintai. Tapi apakah cinta saja cukup untuk membuat semuanya tetap utuh?
Choi Rose (최로즈)
(menyuapi Young Ah) Ayo, sayang. Satu suapan lagi, nanti kita telat.
Choi Young Ah
(merengek pelan) Tapi Mommy... aku masih ngantuk...
Park Young Min (박영민)
(tanpa menoleh) Kakak udah bangun dari jam lima, lho. Masa kamu belum siap juga?
Choi Young Ah
Kamu tuh selalu sok dewasa...
Choi Rose (최로즈)
(tersenyum lelah) Sudah-sudah, nanti Mommy marah beneran.
Park Jimin (박지민)
(muncul dari kamar, memasang jam tangan) Pagi, semuanya.
Choi Rose (최로즈)
(menoleh singkat) Pagi. Kamu sempat sarapan?
Park Jimin (박지민)
(menggeleng) Nggak. Aku bawa protein bar aja. Ada meeting jam delapan.
Park Young Min (박영민)
Appa, kamu pulang sore ini?
Park Jimin (박지민)
(terdiam sejenak) Aku usahakan. Kalau nggak, nanti kita video call sebelum kamu tidur, ya?
Park Young Min (박영민)
(menunduk) Iya...
Choi Rose (최로즈)
(menatap Jimin dengan sorot mata tajam namun lelah) Video call bukan pengganti kehadiran, Jim.
Park Jimin (박지민)
(menatap balik, pelan) Aku tahu. Tapi ini pekerjaan.
Choi Rose (최로즈)
Dan ini keluarga.
Park Jimin (박지민)
(berusaha tersenyum) Kamu makin cantik kalau marah, tahu nggak?
Choi Rose (최로즈)
(mendengus pelan, tak bisa menahan senyum kecil) Jangan gombal. Anak-anak denger.
Choi Young Ah
(tertawa kecil) Appa lagi dimarahin Mommy ya?
Park Jimin (박지민)
Appa cuma diingatkan. Itu beda.
Park Young Min (박영민)
Semoga Appa pulang sore ini. Aku mau tunjukin nilai PR-ku.
Park Jimin (박지민)
(merasa bersalah) Appa janji akan lihat, Min. Apa pun yang terjadi.
Choi Rose (최로즈)
(setengah berbisik) Jangan janji kalau belum yakin bisa menepati...
Park Jimin (박지민)
(mengangguk pelan) Aku akan coba.
Choi Young Ah
Appa, peluk dulu dong.
Park Jimin (박지민)
(tersenyum, lalu jongkok dan memeluk anak-anaknya bergantian) Semangat sekolah, ya. Appa sayang kalian.
Park Young Min (박영민)
Sayang juga, Appa!
Choi Young Ah
Sayang juga, Appa!
Park Jimin (박지민)
(berdiri dan menatap Rose) Aku pergi dulu.
Choi Rose (최로즈)
(hanya mengangguk, lalu berbisik saat Jimin melewati pintu) Jangan lupa kita juga butuh kamu, bukan hanya pekerjaanmu.
Jimin berhenti sebentar, lalu melangkah pergi tanpa berkata apa-apa lagi
Author Nanda
gimana nih? mau lanjut? ini versi terbaru ya
Author Nanda
jgn lupa like dan komen ya
Comments
YAFA Amri
lanjut thorr💪💪💪
2025-04-22
1