5. Rutinitas Eka

Senin pagi Eka sudah berada di rukonya. Bersama dua pegawainya, ia mengatur barang barang yang baru dikirim yang masih berada dalam kardus kardus untuk ditata di dalam etalase sesuai brandnya.

Toko ini juga melayani pembelian secara offline, sambil melayani pembeli yang datang mereka dengan tekun mengatur barang barang dagangan.

Sampai beberapa jam mereka bertiga berkutat mengatur barang hingga selesai. Setelah selesai semuanya, mereka istirahat sejenak. Kemudian Eka memeriksa lapak onlinenya, Alhamdulilah hari ini banyak yang pesanan lewat aplikasi lapak online miliknya.

Eka dan kedua pegawainya beralih mengurusi pesanan online. Ketiganya sibuk packing barang pesanan, agar besok bisa segera dikirim.

Tak terasa waktu makan siang sudah hampir tiba. Eka menghentikan kegiatannya membungkus barang, ia berdiri dari duduknya.

"Guys ... untuk makan siang hari ini, gimana enaknya mau pesan di luar atau aku masakin?" Eka menatap kedua pegawainya.

"Mau dimasakin mbak Eka dong." Ida dan Wanda kedua pegawai Eka langsung kompak berteriak.

"Okelah kalau begitu, aku masak dulu ya." Eka segera beranjak ke dapur.

Ya dilantai satu ruko ada kamar mandi satu dan dapur kecil. Di lantai atas juga ada kamar mandi dan kamar tidur satu.

Meski dapurnya kecil tapi peralatannya lengkap, ada lemari es dua pintu untuk menyimpan bahan bahan masakan. Bagi Eka ruko serasa rumah kedua buatnya.

Siang ini Eka akan memasak penyetan tempe sambal tempong, ya Eka memang jago masak seperti ibunya. Eka membuka lemari es, ia mengambil bahan bahan yang dibutuhkan. Dengan cekatan Eka mulai meramu dan memasak . Tak sampai satu jam Eka sudah selesai memasak.

"Da... ida .. tolong bantu dong membawa masakan ke depan." Teriak Eka.

"Siap mbak." Sahut ida kencang

"Wiiiiih .... pasti lezat nih." Teriak Ida melihat hasil masakan Eka.

Mereka berdua membawa masakan ke depan, ditaruh di meja pendek kecil untuk lesehan.

"Panggil mas Ipung gih, suruh makan sekalian, sudah balik kan dia dari ngirim barang?" Tanya Eka.

"Barusan datang mbak mas Ipung nya." Sahut Wanda sambil beranjak keluar memanggil ipung pegawai Eka bagian kirim barang.

Tak lama Wanda dan ipung masuk ke dalam. Di atas meja telah tersedia nasi putih di dalam magic com, satu cobek besar sambal tempong ... di atasnya ada penyetan tempe goreng, tahu, tempe kacang, lalapan selada air juga kubis. Sepiring ayam goreng. Semangkuk besar es serut timun dan biji selasih dengan irisan lemon yang nampak segar.

Mereka berempat segera mengambil piring dan segera mengambil makanan. Sambil duduk lesehan mereka berempat makan bersama.

"Peeeeh jan top markotop masakan mbak Eka." Puji mas ipung mengangkat jempol tangannya.

"Betul sekali ... gak ada duanya." Wanda masih dengan mulut penuh makanan mengacungkan jempol jarinya.

Mereka makan dengan nikmat. Eka dan ketiga pegawainya memang akrab, tidak seperti majikan dan pembantu, tetapi lebih sebagai saudara. Begitulah Eka meski terlihat tegas, dingin , terkesan galak, Eka sebenarnya pribadi yang humble dan baik hati.

Entah karena pegawai Eka yang kelaparan atau memang  karena masakan Eka yang lezat, makanan yang tersaji licin tandas, bahkan sambalnya pun tak tersisa. Eka tersenyum bahagia melihat hasil masakannya habis tak tersisa. Tak sia sia ia repot masak tadi. Pegawainya benar benar menghabiskan masakannya. Eka tersenyum senang. Selesai makan Ida dan Wanda membereskan semuanya, mencuci piring piring dan wadah yang kotor. Dah Beres semuanya.

Jam tiga sore ruko sudah tutup, dari ruko Eka langsung menuju ke tempat latihan panjat.

Jam enam atau saat magrib menjelang, latihan biasanya selesai. Selesai latihan Eka langsung meluncur pulang. Begitulah rutinitas Eka setiap harinya.

Hari hari dilalui Eka dengan penuh semangat dan rasa optimis. Menjalankan toko onlinenya setiap hari dengan tekun dan ulet, meskipun terkadang terhalang kendala kecil seperti keterlambatan pengiriman barang, komplain customer, dan kadang dapat bintang tiga di lapak onlinenya, Eka hadapi dengan semangat membara. Eka juga menjalani rutinitas latihan panjat nya dengan rajin dan tekun. Meski pun tak ada event pertandingan, Eka tetap tekun berlatih.

Tak terasa weekend sudah menjelang, seperti biasa meski hari sabtu Eka tetap latihan panjat. Dan sabtu ini Eka pulang lebih awal dari biasanya, entah kenapa hari ini Eka agak merasa lelah. Eka tidak mau memforsir tubuhnya, jika ia merasa lelah, maka ia akan berhenti berlatih, tubuhnya perlu istirahat.

Eka sudah sampai di depan pagar rumah. Gadis itu memarkirkan motor, tampa mematikan mesin. Eka mau membuka pagar yang tertutup rapat. Baru saja dia memegang pintu pagar terdengar suara cempreng menyapanya.

"Sore neng Ekaaa... tumben pulangnya sorean, biasanya kan malem terus."

Tanpa menoleh pun Eka sudah tahu, siapa yang menyapanya. Rupanya bu Endang tetangga depan rumahnya yang super duper julid. Suka mencampuri urusan orang lain. Yang lebih parah, Bu Endang sangat suka menggunjing tetangga.

Menghembuskan nafas kasar eka menjawab,"ya ampun segitu perhatiannya bu endang sama saya sampai tahu jadwal kepulanganku, makasih ya bu Endang atas perhatiannya."

"Oh iya neng .. barusan saya lihat si Ayu sama pacar bulenya pergi tuh pakai mobil ... emangnya neng eka gak pengen gitu kayak Ayu pergi malam mingguan sama pacar .. masak iya eneng latihaaaan melulu." Bu Endang mulai julid.

Eka mengeluh dalam hati. Beginilah resiko pulang sore. Para tetangganya masih melakukan aktifitas di luar rumah. Eka jadi menyesal pulang kesorean. Mending pulang malam, tetangganya pasti memilih beraktivitas di dalam rumah.

Cepat cepat Eka membuka pintu pagar. Ia segera naik ke atas motor, lalu mengendarainya masuk ke halaman rumah. Eka tak perduli pada bu Endang yang bengong karena Eka tak menjawab sapaannya. Eka memarkirkan motornya di halaman, cepat cepat turun untuk menutup pintu pagar sebelum bu Endang tersadar dari bengong nya.

Eka tak mau bu Endang ikut masuk. Meski sikapnya melanggar kesopanan Eka tak perduli, bisa gawat kalau bu Endang ikut masuk. Eka rela bersikap tak sopan, demi menjaga kewarasan mental ibu dan dirinya sendiri. Bila Bu Endang sampai ikut masuk, Eka yakin wanita itu tak akan berhenti bergunjing.

"Maaf ya bu Endang gak nawarin ibu masuk, masih ada yang musti dikerjain, untuk masalah malam mingguan udah saya ganti sabtu siangan kok ... siang tadi saya sudah jalan jalan ke daerah Batu, lebih asyik siang buk ketimbang malem, view nya lebih bagus! daaaa bu endang ... Assalamualaikum." Eka melenggang masuk rumah.

Bu endang tersadar dari sikap bengong, sambil bersungut sungut dia ngedumel," Dasar gak ada akhlak, sama orang tua.kok ada sikap sopan sama sekali! Tak pernah menghargai orang yang berumur lebih tua darinya."

Bu endang bu endang coba diraba tuh tengkuknya, apa dia juga menghargai orang yang lebih muda darinya. Repot memang menghadapi orang yang mau menang sendiri.

Merasa benar dengan tindakannya, gak nyadar kalau omongannya menyakiti orang lain. Sambil masih ngedumel bu endang bergegas pergi menjauh.

Eka membuka pintu depan rumah yang tertutup. Di ruang depan tak ada orang. Mungkin bapak sudah pergi ke masjid untuk sholat magrib. Pak Ridwan memang selalu berangkat lebih awal meski adzan belum berkumandang.

Setelah menutup  pintu, Eka menuju kamar orangtuanya. Pelan pelan Eka membuka pintu, terlihat ibu berbaring tidur, mungkin lelah karena seharian menjaga warung sembakonya. Eka kembali menutup pintu kamar. Gadis ini bergegas naik tangga menuju lantai atas dimana kamarnya berada.

Sampai di kamar Eka menaruh tas ransel dan kunci motor di atas meja. Ia bergegas masuk ke kamar mandi. Eka berada di dalam kamar mandi cukup lama. Hingga ia keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk besar yang menutupi tubuhnya sampai bawah lutut.

 Eka lama di kamar mandi karena mandi dan keramas, terbukti rambutnya basah dan masih meneteskan air. Eka mengeringkan rambutnya dengan handuk, setelah dirasa sudah setengah basah, ia memakai hairdryer, agar rambutnya cepat kering. Usai mengeringkan rambut, Eka mengambil baju di dalam lemari. Sore ini ia memilih memakai celana panjang dan blouse tunik dan pashmina yang serasi. usai berpakaian, ia mematut wajahnya dengan bedak tipis. Tak lupa Eka memakai pasmina instan miliknya. Eka terlihat manis dengan dandanannya yang sederhana.

Terdengar suara adzan magrib dikumandangkan. Eka bergegas mengambil sajadah dan mukenanya. Mau pergi ke masjid untuk sholat berjamaah dan mengajar ngaji anak anak kampung. Eka memang pintar mengaji, dulu waktu sekolah dari SD sampai SMA dia juara tartil. Piala dan piagam kejuaraan tartil Eka dipajang dalam lemari kaca oleh orangtuanya. Eka belajar ilmu agama terutama belajar tartil dari sekolah madrasah yang diadakan sore hari, pagi dia sekolah umum, sore sekolah madrasah.

Tidak setiap hari Eka mengajar ngaji, dikarenakan kesibukannya bekerja dan berlatih. Seminggu hanya tiga kali jadwal ia mengajar anak anak mengaji. Saat tiba di lantai bawah Eka melihat ibunya sudah bangun dan sepertinya juga akan pergi ke masjid.

"Ibu mau ke masjid juga kah? barengan yuk!" Ajak Eka.

"Kamu duluan aja Ka, gak keburu nanti, ibu masih mau ke toilet, kalau udah telat, ibu sholat di rumah saja." bu Rahayu menolak

"Siap ibunda tercinta ... Assalamualaikum." Eka mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam wr wb." Jawab ibunya.

Eka bergegas keluar, berjalan menuju masjid yang tak jauh dari rumahnya. Sampai di masjid sudah banyak jamaah yang datang sambil menunggu Iqamah. Sementara anak anak kecil kebanyakan duduk duduk di teras masjid. Begitu melihat kedatangan Eka mereka menyambut dengan riang

" Assalamualaikum." Sapa Eka

" Waalaikumsalam kak Eka." anak anak menjawab sambil berebut tangan Eka untuk bersalaman.

Eka tersenyum bahagia, salah satu tempat yang bisa membuatnya tersenyum bahagia ya di sini, di masjid tempat dia bertemu murid murid kecilnya untuk mengajar ngaji. Benar benar sederhana cara Eka berbahagia.

Terpopuler

Comments

Wina Yuliani

Wina Yuliani

keren, prestasinya gk main main
dunia d raih akhirat pun d kejar

2025-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!