Sebuah gudang besar di pelabuhan tua. Lampu-lampu gantung berkedip lemah, memantulkan bayangan dari dinding baja berkarat. Di tengah ruangan, seorang gadis muda berdiri tegak, tubuhnya kurus tetapi matanya penuh keberanian. Itu adalah Aria Velasco, ketua mafia termuda yang dikenal tak kenal ampun.
Victor
Semua sudah siap, bos. Orang-orang kita menunggu di luar
Victor, tangan kanan Aria, berdiri dengan tangan di saku, mencoba menyembunyikan rasa gelisahnya.
Aria
Bagus
Aria
Kalau mereka mencoba sesuatu
Aria
pastikan mereka tahu siapa yang mereka hadapi.
Ucap Aria dingin. Aria berjalan perlahan ke arah meja di tengah ruangan, memeriksa peta lokasi gudang yang akan mereka serang malam itu.
Elise
Aria, kau yakin ini keputusan yang bijak?
Elise
Mereka keluarga kita. Apa kau tidak ingin mencoba berbicara terlebih dahulu?
Elise, orang kepercayaan Aria lainnya, tampak ragu. Suaranya hampir seperti bisikan.
Aria
Berbicara?
Aria
Setelah mereka mencoba membunuhku tiga kali?
Aria
Tidak ada lagi kata bicara, Elise. Aku tidak memimpin untuk menunjukkan kelemahan.
Victor
Mereka sudah terlambat, Elise. Kita harus bertindak sekarang atau mereka akan menghancurkan kita lebih dulu.
Aria
Benar. Tidak ada waktu untuk ragu.
Dia menatap jam tangannya. Waktu terus berjalan. Aria menarik napas panjang, mencoba mengusir perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba muncul.
Elise
Tapi, Aria… jika ini jebakan?
Aria
Maka aku akan menghancurkan mereka sebelum mereka sempat menyerang
Ketegangan menggantung di udara. Tapi sebelum ada yang sempat bergerak, pintu gudang terbuka dengan keras.
Anak buah
Bos, ada masalah!
Seorang anak buah mereka berlari masuk dengan napas tersengal.
Victor
Apa yang terjadi?!
Anak buah
Mobil pengawal kita tidak ada! Dan GPS mereka dimatikan!
Aria
APA?!
Aria langsung mengambil radio komunikasi dan mencoba menghubungi sopirnya, tetapi tidak ada jawaban. Aria merasa sesuatu tidak beres.
Elise
Aria… kita harus pergi sekarang. Ini jebakan!
Aria
Tidak. Aku tidak akan lari dari perang.
Aria
(Manatap victor)
Aria
Bawa semua orang ke pintu utama. Pastikan mereka siap bertarung.
Victor
Mengerti!
Victor langsung berlari keluar, meninggalkan Aria dan Elise.
Elise
Kau harus ikut pergi, Aria. Ini terlalu berbahaya!
Aria
Tidak ada yang meninggalkan tempat ini sebelum aku bilang. Aku tidak takut mati, Elise. Tapi aku takut kalah.
Lima menit kemudian, suara tembakan pertama terdengar dari luar gudang.
Victor
Bos! Mereka sudah masuk perimeter! Mereka lebih banyak dari yang kita duga!
Victor
(Ucap Victor di radio)
Aria
Bertahanlah. Aku akan keluar!
Aria meraih pistolnya, tapi sebelum sempat melangkah, Elise menarik tangannya.
Elise
Aria! Dengarkan aku! Mereka sudah tahu kelemahan kita. Kau harus pergi sebelum semuanya terlambat!
Aria
Tidak. Aku adalah pemimpin. Jika aku lari, apa yang akan terjadi pada mereka?
Aria melepas genggaman Elise dan berjalan ke pintu, tapi langkahnya terhenti ketika suara ledakan besar mengguncang gudang.
Dinding belakang runtuh, dan pasukan bersenjata lengkap menyerbu masuk. Di antara mereka, seorang pria paruh baya dengan jas hitam berdiri tenang, menatap Aria dengan senyum dingin.
Aria
Ayah… Jadi ini rencanamu?
Ayah Aria
Kau terlalu pintar untuk kebaikanmu sendiri, Aria. Ini bukan tentang siapa yang benar. Ini tentang siapa yang lebih kuat.
Aria
Dan kau berpikir mengkhianati anakmu sendiri membuatmu kuat?
Ayah Aria
Ini hanya bisnis, sayang.
Dalam sekejap, suara tembakan memenuhi ruangan. Aria terjatuh dengan luka di dadanya, pandangannya memudar perlahan.
Di tempat lain…
Selena Mayfair, gadis culun berusia 17 tahun, tinggal di sebuah rumah kecil dengan ibu angkatnya. Rumah itu penuh dengan tanaman dan suasana hangat, tapi kehidupan Selena jauh dari bahagia. Dia sering dirundung di sekolah karena penampilannya yang lusuh dan kacamata tebalnya.
Ketika Aria terbangun, dia berada di tubuh Selena.
Aria (dalam tubuh selena)
Apa ini…? Apa yang terjadi?!
Aria meraba tubuhnya yang terasa lemah dan berbeda. Bayangan dirinya di cermin membuatnya terdiam.
Aria (dalam tubuh selena)
Ini bukan tubuhku… Tapi bagaimana bisa…?
Ibu selena
Selena, kau baik-baik saja? Sarapan sudah siap.
Suara lembut ibu Selena memecah keheningan. Aria menatap pintu kamar dengan bingung
Aria (dalam tubuh selena)
Siapa dia? Dan kenapa aku merasa… dia sungguh peduli? (Ucapnya dalam hati)
Di sinilah perjalanan Aria dalam tubuh baru dimulai. Dengan dendam di hati dan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, dia mulai menyusun rencana balas dendam sambil beradaptasi dengan kehidupan Selena yang sederhana.
Comments
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
bagus kak, terus semangat nulisnya...
ditunggu up selanjutnya ya...
selalu jaga kesehatan kak 😊
2025-01-08
1
sasa◝(⁰▿⁰)◜5454
seram kali aku berasa lihat tempat horor loh ini/Sweat/
2025-01-09
1
Only'Rra
iiiih bagus banget alur sama pengetikannya 😖🤏🏻
2025-01-08
1