Malam hari, di sebuah gang sempit di pinggir kota. Bu Rini berdiri di sudut gelap dengan koper besar di sampingnya, menunggu seseorang. Sebuah mobil Van berhenti, dan seorang pria dengan jaket kulit keluar, menyeret seseorang yang terikat dan pingsan.
Anton
[menyeret tubuh pria muda yang tidak sadarkan diri] ini barangnya, Bu. Segar, baru tiga jam lalu saya dapat.😉
Bu Rini
[menatap tubuh itu dengan tenang] Bagus. Kamu selalu bisa diandalkan, Anton. 🙂
Anton
[tersenyum kecil] Tapi Bu, yang ini mahal. Polisi lagi sering patroli, jadi saya harus lebih hati-hati.😩
Bu Rini
[mengambil amplop dari tasnya dan menyerahkannya] Ini sesuai yang kita sepakati. Dan Anton, jangan pernah bikin saya kecewa. 🫥
Anton menghitung uangnya sebentar, lalu mengangguk puas. Ia membantu Bu Rini memasukkan tubuh itu ke dalam koper besar, menutupnya dengan rapi.
...
Anton
[tersenyum licik] Kalau butuh lagi, tinggal telepon aja, Bu. Saya selalu ada barang baru.😉
Bu Rini
[tersenyum tipis] Kamu tahu saya adalah pelanggan setia.🙂
Setelah Anton pergi, Bu Rini menarik koper itu ke mobilnya. Ia mengemudi pulang dengan wajah datar, pikirannya sudah penuh dengan rencana masakan berikutnya.
...
..
Di rumah Bu Rini, koper diletakkan di tengah dapur. Ia membuka koper itu perlahan, mata pria muda yang mulai sadar dari pengaruh obat bius. Pria itu mengerang lemah, matanya terbuka setengah, mencoba memahami situasi.
Korban
[dengan suara serak] Di... Mana ini?
Bu Rini
[tersenyum dingin] Kamu di tempat yang istimewa. Di sinilah semua dimulai... Dan berakhir. ☺️
Pria itu mencoba bergerak, tapi tubuhnya terikat rapat. Bu Rini mengambil suntikan kecil dari meja, menusuknya dengan cepat ke leher pria itu.
Bu Rini
[dengan suara lembut] Obat ini akan membuatmu tenang. Aku butuh kamu tidak terlalu banyak bergerak. 🙂
Pria itu perlahan terkulai lemas, masih sadar tapi tidak mampu melawan. Bu Rini mulai mempersiapkan alat-alatnya: pisau besar, gergaji kecil, dan ember.
Ia mulai memotong dengan presisi, mengambil bagian daging yang paling "berkualitas." Darah menetes ke ember besar di bawah meja. Pria itu hanya bisa menatap dengan airmata yang mengalir.
Bu Rini
Not support
Beberapa jam kemudian, tubuh pria itu sudah tidak utuh lagi. Bu Rini membersihkan dagingnya dengan hati-hati, lalu menyiapkannya dengan bumbu dan rempah khasnya.
...
..
Bu Rini
Yuk komen dan like. Kalau tidak, maka bersiaplah menjadi rendang selanjutnya.☺️
Comments
💱Yang@
jadi takut makan rendang/Puke//Puke/
2025-01-15
1
chiaa🍰
laa pendek bgtt kaa. lanjutttt donggg😆
2025-01-07
1
Your Boyfriend
kok sepertinya enak ya/Whimper/
2025-01-08
0