Ambillah Resiko, melewati batasan dan berani bermimpi!!

Rolekoster kian melaju begitu cepatnya, penuh teriakan menambah ketegangan atau mungkin kesenangan untuk melepas hal yang terkadang berat dipikulnya. Alice yang aku lihat terlihat menikmatinya, rambut yang mencapai sebahunya seolah terbang mengudara menyerbu untuk menyesuaikan arah angin, laju kendaraan yang ditumpangi. Menatap dari kejauhan, aku bisa tersenyum dan ditemani oleh sesosok yang tidak nyata.
Lili
Lili
"Norin, lama tidak jumpa ya"
Pria khayalan aku memeluk dari belakang, remang-remang cahaya lampu berkedip seolah memberikan perasaan takut tapi aku berpikir lebih menakutkan ditumpangi Alice sekarang dan menunggu sambil duduk.
Norin Ghost!
Norin Ghost!
"Apakah kamu merindukan aku?"
Lili
Lili
"Iya, bisa dibilang tidak juga!"
Seolah mengetahui aku menggodanya, Norin bersikap manja dengan kepala minta dielus dan aku hanya tertawa terkekeh. Setelah Alice selesai dengan rollercoaster, kami mencari camilan seperti gulali dan telur torak Arik. Walaupun begitu, rasanya Alice belum puas bermain dan aku mengetahui salah satu sahabatku ini.
Lili
Lili
"Mau main apa lagi?"
Alice
Alice
"Kora-kora, payung goyang dan kincir riang!"
Lili
Lili
"Riang? Maksudnya, terang-benderang!"
Alice
Alice
"Sih.. bukan begitu maksudku"
Alice menyenggol lengan, seolah sadari aku berusaha membuat lelucon lucu tapi gagal. Kami bermain bersama hingga aku kelelahan dan memutuskan untuk pulang.
Alice
Alice
"Lili, hati-hati dijalan ya. Makasih banget telah bermain denganku!"
Aku tidak mengucapkan apapun selain melambaikan tangan padanya dan naik kendaraan menuju arah ke rumah. 'Huuh.. melelahkan sekali bermain dengan orang yang begitu energik' batinku.
Lili merupakan teman terbaikku yang aku temui, dia akan selalu datang tanpa aku duga dan mengisi hari-hari bosan selalu ada di tempat kerja. Walaupun begitu, energi yang dipancarkan agak sedikit gelap. 'aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk. Aku juga takut terlalu bergantung padanya' batin Alice. Setelah semalam habis bermain dengan puasnya, akhirnya bisa tertidur pulas juga dan tidak menyangka sesuatu akan padaku. 'aku.. terbang?!?'batinku heran tapi pergi kesuatu tempat dan melihat perjalanan lili seolah mimpi aku ada pada kenyataannya. 'tidak buruk untuk mengikutinya'batinku dan terbang kemana yang aku mau tapi aku melihat seorang pria yang tidak pernah aku temui di samping lili. Seolah menyadari keberadaan aku, kami saling memandang dan terkejut tapi lili seolah tidak bisa melihat maupun mendengar suara aku saat memanggilnya. Aku bersikeras untuk mendekatinya, tapi terhalang oleh penghalang dan merasakan tanda bahaya seolah pria itu tidak bisa diusik oleh aku merupakan benda asing. Tapi hal yang lebih membuatku terkejut lagi, lili seperti bisa melihatnya dan aku tidak dapat mempercayai mataku sendiri kali ini. 'kenapa selama ini, lili tidak pernah bilang padaku?'batinku agak kecewa karena lili berarti tidak mempercayai aku sebagai teman dan punya rahasia seperti ini. 'padahal makhluk itu, bisa berbahaya bagi kesehatannya' batinku menatap tajam pada pria yang terlihat seperti pacar yang manis. 'Dia begitu manis, apakah lili tidak akan diabetes ya?' Hal yang mengejutkan lagi, lili seperti orang yang berbeda yang pernah aku kenal. Gadis itu lebih bersinar dan bahagia sebab pria yang seperti hantu gentayangan ini. Sesudah melihat kemesraan membuat aku di selimuti rasa cemburu dan iri. Lili seolah bisa menjadi dirinya sendiri dibandingkan bersama denganku. Aku pun dibawa oleh Norin Kesuatu tempat, hanya bisa pasrah dengan kotak seperti peti mati seolah mengutukku dalam kurungan ini.
Norin Ghost!
Norin Ghost!
"Kamu lihat sendiri kan?"
Menghiraukan ucapannya, aku lebih memilih mengetuk penghalang dipasang padaku. Seperti pria hantu itu tidak begitu bodoh, aku terbebas dari kurungan.
Alice
Alice
"Aku tidak melihat apapun"
Rasanya dialog yang aku lontarkan benar, tapi pria hantu tersebut seolah tidak paham dan malah mengartikannya sebagai maksud buruk yang tidak sesuai keinginannya.
Norin Ghost!
Norin Ghost!
"Ugh.. maksudku, lili lebih berbahagia berdua denganmu dibandingkan aku!!"
Aku tidak sangkah bisa dicekik begini, meski menakutkan sekali melihatnya marah begini dan dia malah mengartikan dengan hal lain.
Norin Ghost!
Norin Ghost!
"Benar, bila kau menghilang mungkin lebih baik lagi karena lili hanya membutuhkan aku!"
Alice
Alice
"Apa??"
Dalam kebingungan aku dibawa ketempat menakutkan dan berada dalam kurungan seperti sangkar burung. Aku hampir berpikir hal yang aku lihat bagaikan sesuatu adegan film layar lebar atau gambaran putri dalam sangkar. 'apapun itu, situasi sekarang lebih buruk karena bila aku tidak bangun mungkin aku bisa dinyatakan koma atau mati' batinku. Aku mencoba melepaskan sekuat tenaga, tapi itu memantulkan sengatan listrik dan membuat aku tambah emosi.
Lili
Lili
"Kenapa harus listrik sih?? Sakit banget, tau!! Perasaan disetrum begini!!"
Norin mungkin terlihat diam dan kalem, lebih menakutkan melihat dia dalam pencahayaan remang-remang dan hanya mengandalkan cahaya bulan saja. Mendadak aku merinding melihat Norin mendekat sambil menyeringai, memegang sangkar besi tanpa terpengaruh sedikit pun dan mengatakan dia akan mengubah aku menjadi sesuatu yang lain. Mendapatkan kabar Alice berada di rumah sakit sampai terdengar ditelinga lili, saat lili merasa alice baik-baik tidak terlihat sakit kemarin dan tidak bisa menerima kenyataan 'aku tidak percaya ini, pasti bohong. Orang kemarin aku bertemu dan bermain kemarin' batin lili berusaha fokus untuk berkerja dan berniat menjenguk Alice sepulangnya. Gentala yang mengantar Lili menjenguknya, melihat Alice yang terbaring seperti tertidur membuat perasaan lili kalut serta takut dan memenggang tangan yang masih hangat.
Lili
Lili
"Alice, bangun!"
Lili
Lili
"Bangunlah, Alice!!"
Lili
Lili
"Aku mohon!!"
Terus memanggil semakin perasaan tidak karuan, alih-alih kesal tidak kunjung bangun itu malah membuat frustrasi dengan satu tangannya dan aku ambil membiarkan aliran rasa hangat menyentuh wajahku. Gentala ada berada disisi lili, memeluk dari belakang untuk menenangkan dalam diam. Tanpa sepengetahuan mereka, raga Alice yang terbaring di ranjang sedangkan jiwa roh berteriak meminta pertolongan untuk diselamatkan. Alice yang terkurung dalam sangkarnya, melihat segalanya seolah telah melihat malaikat maut yang berada di depannya. Semua tampak begitu jelas dalam proses, penglihatan yang ditujukan pada layar dan tinggal menunggu hari pada kematiannya. 'seadainya aku tidak selemah ini, aku pasti akan membunuh hantu yang berada disisi lili dan aku tidak akan menerima takdir begitu saja!!' batin Alice penuh tekad.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!