2. Hilang (2)

Noza memperhatikan jendela statusnya lalu bertanya. "Maksud skill melihat masa depan ini apa?"

[Itu adalah hadiah dari Tuan Oray karena anda berhasil bertahan hidup selama 1 jam.]

Noza tersentak. "Lah? Memangnya ada yang sudah mati?" Dia mengetahui kejadian yang tak terduga.

"Ya iyalah! Kemungkinan besar mereka mati karena sial."

"Sial?"

"Woi sistem informasi! Kasih tahu bocah tidak pintar ini tentang dunia buatan Tuan Apik!" Cahaya putih itu berseru.

Sungguh, Noza sangat ingin memukul cahaya putih itu lagi. Tapi ia sadar jika hal pertama yang harus ia kumpulkan adalah informasi karena itu merupakan senjata terkuat.

Sistem informasi pun menjelaskan jikalau dunia ini atau bisa disebut sebagai dunia kaca, segalanya terlihat sama seperti dengan bumi yang merupakan objek utama.

Sayangnya karena Tuan Oray tidak menginginkan manusia dan hewan bumi hidup di dunia buatannya, beliau pun hanya memilih sebagai kecil umat manusia dan hewan untuk dibawa ke dunia kaca ini.

Di dalam dunia kaca terdapat beberapa zona merah yang tersebar merata. Zona merah hanya bisa dilalui oleh orang dengan level 5 ke atas. Orang-orang di bawah level tersebut akan langsung mati.

"Sebentar, kalau ada zona merah berarti ada zona hijau kan?"

[Tidak ada. Tuan Oray tidak ingin ada manusia yang hidup di dunianya bermalas-malasan.]

Noza termenung sebentar. Ia lalu mengabaikan semua informasi yang sekiranya tidak berguna.

"Aku mau bertanya soal skill-ku. Bagaimana cara memakainya?"

[Mohon maaf, soal pemakaian skill anda, sistem informasi masih belum bisa mengaksesnya karena level anda terlalu rendah.]

"BeBEK!" Bentak Noza kesal setengah mati.

"HAHAHA, sudahalah terima nasib saja kau manusia. Aku bertaruh kau hanya bisa hidup dalam waktu kurang dari 24 jam."

Noza menggaruk kepalanya dengan frustasi. "Agh! Dasar sistem gak guna. Jadi gimana aku bisa bertahan hidup di dunia ini."

[Caranya cukup mudah kok (⁠•⁠‿⁠•⁠). Anda hanya perlu hidup seperti hari-hari biasa di dunia anda. Makan, tidur, olahraga, berak, dan lain-lain.]

Mata hitam dan merah Noza membaca jendela hologram di depannya dengan tatapan datar.

"Terus monster tidurnya gima- Oh!"

Perempuan berambut hitam panjang itu tiba-tiba mendapatkan sebuah ide bagus. Segera, Noza pun pergi ke dapur meninggalkan kedua sistem tidak bergunanya.

"Kenapa kau malah menyemangatinya?"

[Anda sendiri kenapa malah mencoba menjatuhkan mentalnya?]

"..."

[...]

Di sisi lain, Noza terlihat sedang memilih pisau dapur yang hendak ia bawa sebagai senjata sementara.

"Pisau sayur atau pisau daging ya... Hmm, pisau daging aja deh."

Setelah mengambil pisau, Noza pun beranjak menuju salah satu kamar untuk mengambil sebuah tas gunung milik sang ibu yang tidak pernah ia gunakan.

Remaja itu lalu menaruh kedua benda tadi ke atas meja.

"Hei, sistem informasi," panggil Noza.

[Ya?]

"Apa semua jenis barang bisa aku masukkan ke dalam inventory?"

[1 kotak inventory hanya bisa menampung maksimal 50 Kg.]

Noza menganggukkan kepalanya pelan. Ia lalu menaruh pisau dan tas tadi ke dalam inventory.

"Sekarang waktunya jalan-jalan."

"Jalan-jalan? Itu ide bagus. Dengan begitu kamu bisa langsung mati jika bertemu Monster tidur di jalan," ujar si cahaya putih.

[Jalan-jalan? Itu ide bagus untuk menenangkan pikiran anda.]

"..."

Noza memasang wajah datar melihat respon dari dua sistem yang memiliki dua tujuan berbeda.

Remaja itu menghela nafas. "Tenang saja, jalan-jalan ini aku gunakan untuk mencari barang-barang lain yang diperlukan karena hanya ada sedikit barang berguna di sini."

Noza menjelaskan tujuannya sambil mengusap keringat di dahinya.

"Dan soal monster tidur, aku punya dugaan tentang dia.

Dugaan pertama, monster itu hanya akan muncul di waktu tidur alias malam hari

Dugaan kedua, dia akan muncul dan menyerangku ketika aku tertidur.

Dugaan ketiga, monster itu memiliki kemampuan untuk membuatku tertidur."

Noza menjelaskan isi pikirannya dengan penuh semangat.

Cahaya putih tadi termenung sebentar. "Jujur, dugaanmu memang cukup masuk akal. Kalau begitu segeralah keluar sebelum malam hari."

Tanpa perlu dibilang dua kali, Noza pun keluar dari rumah menuju bagasi. Ia mengambil sepeda dan mengangkatnya.

"Hmm.. beratnya gak lebih dari 60 kg," batin Noza.

Remaja itu pun menyimpan seperti ontel itu pada inventory terakhirnya lalu berjalan menuju sepeda motor.

"Kenapa kamu malah menyimpan sepeda di inventory mu?" Tanya si cahaya putih.

"Jaga-jaga kalau mesin motorku mogok, biasanya di film horor kan mesin kendaraan bakalan mati di bagian melarikan diri," jawab Noza.

"Sumpah kamu itu kebanyakan nonton film."

"Bodo amat seenggaknya keamananku nanti makin terjamin," ujar Noza mengabaikan kehadiran mahluk putih menyebalkan itu.

Selang beberapa saat, Noza mulai merasakan perasaan aneh ketika berkendara di jalanan kosong tanpa kendaraan dan orang lain.

Ciiit!

Remaja itu tiba-tiba mengerem kendaraannya ketika berada tepat di depan SMP nya.

"Mumpung masih kosong kayaknya aku bisa ngambil barang itu deh," gumam Noza.

"Apa yang mau kamu ambil? Kok mencurigakan banget."

Noza menatap cahaya putih yang tengah melayang di dekatnya dengan tatapan datar.

"Kamu diam! Aku cuman mau menuntaskan hasrat duniawi!"

"HOI HOI! KENAPA UCAPANKU MALAH MAKIN AMBIGU GITU!?" Cahaya putih itu berteriak.

"Ya otakmu aja yang kotor!" Balas Noza dengan nada membentak.

Detik berikutnya sebuah pertanyaan muncul di dalam kepala Noza. "Eh bentar, memangnya Cahaya putih ini punya otak?"

Noza pun mengabaikan pertanyaan itu dan masuk ke dalam sekolah. Dia berjalan melewati lorong dan kelas-kelas yang kosong dan sepi seperti sedang berada di dalam film horor.

Bulu kuduk remaja itu sedikit berdiri ketika melewati ruang guru. Rupanya hawa dingin yang keluar dari celah pintu itulah yang membuatnya merasa hawa dingin tiba-tiba.

Tap!

Akhirnya Noza tiba di depan perpustakaan sekolah.

"Apa yang mau kamu lakukan di sini?"

"Bisa gak sih kau jangan banyak tanya," balas Noza ketus.

Bak!

Noza mendobrak pintu perpustakaan dengan kasar. Mata hitam dan merahnya melirik ke arah rak-rak buku yang telah diatur sesuai dengan genrenya.

Remaja itu berjalan menuju rak bertanda 'Fantasi'.

Tangan Noza terangkat, mengambil sebuah buku yang dulu sempat ia baca.

"Kamu ke sini cuman mau baca novel?"

Noza memasang senyuman lebar. "Hehe. Dulu aku lupa nulis judul buku ini jadi sekalian aja."

Criing!

Tas dalam inventory Noza pun keluar. Ia pun memasukkan buku tadi dan hendak kembali.

Akan tetapi, ujung matanya melihat suatu buku yang terlihat tak wajar di salah satu rak.

Mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Noza, cahaya putih itu pun berpikir. "Ah, bocah ini akan menemukan salah satu hadiah tersembunyi dari tuan Oray."

Tuk!

Baru sebentar Noza menyentuh buku itu, layar hologram muncul tepat di hadapannya.

Ding!

[Selamat kepada Noza Arshiki karena berhasil menemukan item legendaris!]

Seketika mata hitam dan merah Noza berbinar.

"Ooooh! Ini jadi kayak komik-komik tentang game yang pernah aku baca!" Kata Noza dengan nada bersemangat.

Tanpa basa-basi, remaja itu langsung membuka buku tadi dan mendapatkan sesuatu yang diluar dugaan.

"Kok kosong?"

"BUAHAHAHA! Kenapa aku dapat player yang oon ya!? Hahaha!"

Cahaya putih tadi berterbangan mengelilingi Noza sembari mengeluarkan tawa yang mengundang bendera perang.

Noza menghela nafas lelah. "Woi sistem informasi, lakukan tugasmu."

Ding!

Layar hologram muncul.

[Sepertinya yang sudah sistem beritahu sebelumnya. Level anda masih terlalu rendah untuk mengakses informasi lebih lanjut.]

Noza pun mulai mengabsen nama-nama binatang serta serangkaian kata umpatan di dalam kepalanya.

[Tapi walau begitu sistem masih bisa mengetahui nama dari barang ini. Apa anda ingin tahu?]

"Langsung ngomong bisa gak sih?!" Noza sudah kesal.

[Anda mendapatkan Buku Rawr sebuah item legendaris yang bisa membuat anda berbicara bahasa naga. Untuk mempelajarinya hanya anda perlu membaca seluruh buku itu hingga habis.]

Mendengar kata naga tidak membangkitkan semangat Noza.

"Terus kenapa kosong gak ada isinya?" Ia menunjukkan isi buku tersebut pada sistem informasi.

[Level anda masih rendah.]

Noza hanya bisa tersenyum datar.

"Mama, mau pulang."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!