Eps 5 : Percakapan Kala Varsha

NovelToon
__________
Tawa demi tawa menggelegar di seisi ruangan, menunjukkan betapa hangatnya suasana saat ini meski langit mulai kelabu
Di saat teman-teman dan para orangtua sibuk bermain bersama di dalam ruangan, seorang dari mereka justru hanya diam di depan warung dengan sedih
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menghela nafas) [ Jahat banget.. ]
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
[ Gue juga butuh Bunda sama Ayah, tapi kenapa mereka gak bilang? ]
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Seminggu.. (terkekeh sedih)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Jahat, mereka ngelupain kalo Bunda sama Ayah juga punya anak.. (gumam)
Matanya berkaca-kaca, air mata mulai menumpuk pada kelopak matanya dan siap jatuh kapanpun juga
Namun, Junna segera mendongak, berusaha keras agar air matanya tidak tumpah di saat semua sahabatnya tengah berkumpul di dalam warung makan milik Keluarga Citrahayi
Hari ini adalah hari pertama libur akhir semester, karena itulah semuanya berkumpul selagi ada waktu untuk berkumpul
Oh, ya, sebagai informasi. Keluarga Citrahayi alias keluarga Bulan memiliki warung makan yang berada tepat di ujung Perumahan Jikjin. Warung makan ini terkenal di daerah sekitar lantaran Bulan mendapatkan bantuan dari sahabatnya untuk mempromosikan warung tersebut
Setiap hari pertama libur, keenam keluarga kecil remaja ini sering berkumpul bersama untuk menikmati hari istirahat mereka setelah sekian lama
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Padahal kalo diliat-liat, Tante Nona bisa buka restoran dan punya banyak pegawai
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Toh, Om Bisma punya kerja yang stabil di kantornya
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Diretur Utama itu pekerjaan yang berat, tapi Om Bisma keren sih
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Neona, Neona Citrahayi (memicing tak senang)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Bunda gue namanya Neona, bukan Nona
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Tapi gue juga setuju sama lo soal restoran
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Masalahnya, Bunda gak mau punya karyawan biar gue sama Kak Kenzo bisa bantuin Bunda
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Ya iya, lah! (tertawa)
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Lo berdua jarang banget bantuin Tante Nona, makanya sering banget ngeluh ke orangtua yang lain
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(menyinisi Wiona) Maaf, ya, kalo Bunda sering curhat
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Tapi Mama juga sering jelekin gue (cemberut)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Oh, tentu! Namanya juga orangtua!
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Pasti-
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
Junna? (melihat Junna)
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(melihat ke samping) Hah?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menoleh)
Ketiganya terdiam sejenak begitu pandangan mereka bertemu
Dengan segera, Junna bangkit dari duduknya dan segera tersenyum lebar
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Kalian mau ke mana?
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
(mengerjap-ngerjap) Minimarket
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Biar gue aja, bentar lagi kayaknya hujan
Bulan Citrahayi
Bulan Citrahayi
Tapi-
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Kalian berdua habis keramas, kan?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Daripada kalo hujan terus lepek, mending gue aja
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Mau beli apa?
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(menatap lekat Junna) Lampu di dalam tiba-tiba padam
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum hangat) Oke
Wiona Jadinne
Wiona Jadinne
(mengernyit) [ Sama.. ]
_____
ᴍɪɴɪᴍᴀʀᴋᴇᴛ
Baru saja akan menuju kasir, perhatian Junna tiba-tiba teralihkan pada sosok gadis dengan surai panjang terurai
Yang lebih menarik perhatiannya adalah baju yang dikenakan gadis itu
Junna tau pasti, kostum atau setelan putih dengan corak hewan itu adalah piyama
Ditambah sendal berbulu berbentuk kelinci dengan warna putih, Junna yakin gadis itu sedang mengigau
Hingga pada akhirnya gadis itu berpaling dengan beberapa bungkusan cemilan dalam dekapannya, Junna ternganga
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
[ Dia kan.. ]
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Reyna?
Merasa terpanggil, gadis itu menoleh dan mendapati tatapan Junna kini berpusat hanya pada dirinya
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lho? Junna, ya?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Eh? Bener, kan?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(angguk pelan)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(tersenyum) Wah, gak nyangka bisa ketemu di sini
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Kita sekomplek
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Ah, bener juga (merasa malu)
'Tik.. Tik.. Tik..'
Bunyi rintik hujan mulai membasahi bumi, udara yang tadinya sudah cukup sejuk malah semakin dingin
Dilihat dari betapa gelapnya awan, bisa saja setelah ini hujan deras akan segera tiba
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(membayar)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Oh, jadi warung itu punya keluarga Bulan? (menoleh sekilas)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Mm (menaruh belanjaan)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Siall, uang gue pas banget (gumam)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(melirik Reyna)
Melihat Reyna yang kini menenteng belanjaannya dan hendak pamit, Junna mengernyit
Diliriknya payung yang tak jauh dari tempat ia berdiri, tersisa satu payung
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menatap Junna) Gue dulu-
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Tunggu sebentar (mengambil payung)
Seusai membayar dan membawa belanjaannya, Junna mengajak Reyna untuk berjalan bersama-sama
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Eh? Gapapa, nih?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum) Gapapa, lagian searah
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
𝘠𝘰𝘶 𝘥𝘰𝘯'𝘵 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘢 𝘨𝘪𝘳𝘭, 𝘳𝘪𝘨𝘩𝘵? (curiga)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Mm? (terkejut)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Gue gak mau kalo pacar lo marah nanti
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terdiam)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menggeleng pelan) Gak ada
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Oke, gue terima tawaran lo (nyengir)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tertawa pelan)
Gerimis sekarang bukan menjadi masalah bagi Junna maupun Reyna yang ingin kembali berkat payung yang Junna beli
Ah, bayangkan saja jika tadi Bulan dan Wiona yang nekat, mungkin keduanya tidak akan terpikirkan untuk membeli payung dan akan diam hingga hujan berhenti
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(memeluk kantong) Dingin gini enaknya makan mie instan gak sih?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Lo mau mie ayam?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menoleh kaget) Hah? Mie instan sama mie ayam jauh banget, 𝘱𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Masih sama-sama mie, terbuat dari tepung juga
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lo gak salah, tapi bukan itu maksud gue (tertawa)
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lo gak pernah diem di atas kasur waktu hujan? Sambil ngemil gitu
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Pernah, tapi sekali
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Kenapa? Padahal kan nyaman banget
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum) Kalo hujan biasanya gue sama yang lain lebih milih ngerumpi
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Salah satu dari mereka 𝘢𝘴𝘵𝘳𝘢𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢, jadi kita selalu temenin dia kalo hujan mulai deras
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
𝘈𝘴𝘵𝘳𝘢𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢? Fobia apa itu? Gue pernah baca tapi lupa
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Petir, kilat, guntur
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(angguk paham) Temen gue juga punya fobia
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(melirik Reyna) Jihan?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(angguk) Lo tau kenapa dia gak nyaman selama makan malam waktu lalu?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Gue liat-liat, dia gak gampang akrab sama lingkungan
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Gue pikir dia introvert
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Tapi setelah lo bilang dia punya fobia, gue malah bingung
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Dia anak yang ceria, tapi dulu
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Sekarang dia takut banget sama lawan jenis
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Tapi kalo sama Papa dia gak takut, soalnya udah nyaman sejak kecil
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Takut sama lawan jenis?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
𝘈𝘯𝘥𝘳𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢, takut sama laki-laki
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Yahh.. Tapi dia lumayan aman karena ada Papa gue-
'Greph!'
'Srakk!'
Reyna dibuat melotot kaget begitu pundak kanannya ditarik oleh Junna untuk semakin mendekat padanya
Syukurlah tangan Reyna otomatis memeluk erat kantong plastik berisi jajannya, kalau tidak pastinya akan jatuh sia-sia
Berkat keterkejutan Reyna, kini keduanya malah berdiam diri di tengah hujan yang terus membasahi bumi dengan bermodal payung yang menutupi sepertiga tubuh mereka
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(menatap Junna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(menatap Reyna)
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersenyum) Maaf, gue liat rambut lo basah, jadi gue tarik lo
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Bukannya berniat modus, tapi gue gak enak mau menyela cerita lo
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(mengerjap-ngerjap)
Satu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Reyna saat ini adalah "kagum"
Tidak hanya perhatian yang Junna berikan, namun betapa sopannya sang pemuda membuat Reyna terenyuh
Ditambah dengan jarak yang begitu dekat antara mereka, Reyna dibuat kagum oleh ciptaan Tuhan yang begitu indah kini berada tepat di sisinya
Tampan, sopan, pengertian, baik hati, dan peka. Kurang sempurna apalagi sosok ini hingga masih menjomblo?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Lo gak punya pacar?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
Hah?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Ayo pacaran
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(tersedak) Uhuk!
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
(tertawa) Bercanda!
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Tapi lo sempurna gini masa gak punya pacar?
Reyna Cashandra
Reyna Cashandra
Gimana sama 𝘤𝘳𝘶𝘴𝘩?
Junna Adiyaksa
Junna Adiyaksa
(terdiam)
__________
NovelToon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!