Menyerahkan "SEGALANYA"

"Mau kemana nak?" Tanya ibu Emily "Mmm, bu malam ini El ada acara kantor nanti kalau udah selesai El langsung kesini. Ibu tidur duluan aja."

Emily sudah berpamitan dengan ibunya, saat dia keluar dari ruangan itu Jay sudah menunggunya "Silahkan nona Emily, tuan Calvin sudah menunggu anda!"

Keduanya berjalan menuju mobil ke apartment Calvin. Sepanjang jalan Emily hanya terdiam dan menunduk lemas seolah nyawanya akan hilang malam ini. "Eum maaf pak Jay, apa pak Calvin sudah menikah?" Tanya Emily gugup.

"Belum nona, beliau masih single." Jawab Jay. Emily merasa lega setidaknya dia tidak menjadi pelakor. Mungkin simpanan seorang Calvin. Entahlah!

Sesampainya di apartment Calvin, Jay mempersilahkan Emily masuk. Dia juga memberitahu passcode apartment bossnya itu.

-

-

Emily masuk dengan perasaan was-was, dia melihat sekeliling dalam apartment itu. "Besar sekali...ini sih udah kayak lapangan bola."

"EHM...!!"

Emily menoleh ke sumber suara, ternyata Calvin muncul dengan bathrobenya, sepertinya habis mandi. Dadanya juga terlihat s*xy. "Duduk!" Calvin tak basa-basi dia memberikan map berisi surat perjanjian.

Dengan tangan bergetar Emily membuka dan membaca surat perjanjian itu. Matanya melotot ketika melihat poin, dimana Emily harus siap melayani Calvin kapan pun saat Calvin membutuhkan kehangatan. "Apa? Pak ini_"

"Kamu bisa cek rekening kamu, saya sudah transfer 300 juta untuk biaya sehari-harimu dan ibumu. Setelah operasi, akan ada namanya proses pemulihan dan pemeriksaan rutin. Pastinya biayanya tidak sedikit." Ucap Calvin dengan menyeringai.

"Baik pak, saya setuju!" Jawab Emily dengan lemas. Dia menandatangani surat perjanjian itu. Calvin langsung merebut map itu dan menarik pergelangan tangan Emily ke kamar.

-

-

-

BUGH

Calvin membanting Emily ke kasur dan membuka bathrobenya "Tunggu pak!" Emily menahan dada Calvin.

"Ada apa lagi?" Ketus Calvin "Ini per-pertama buat saya, tolong perlakukan saya dengan baik." Lirih Emily dengan tetesan air matanya.

"Hahaha pertama kali? BULSHIT! Wanita seperti kamu pasti sudah pernah merasakan kenikmatan diluar sana!" Seringai Calvin. Namun Emily tak membalasnya dia pasrah dan menutup matanya.

Calvin mulai mencium bibir Emily dengan lembut, tapi Emily malah diam saja tak membalasnya, Calvin menggigit sedikit bibir bawah wanitnya "Ahh!" Dengan penuh nafsu, Calvin mencium dan menyesap bibir ranum itu.

Emily lama-lama mulai mengikuti alurnya, meskipun awalnya dia merasa kaku tapi sekarang dia mulai menikmatinya, kedua tangannya sudah mengalung di leher Calvin "Ahhh pak...!" Ciuman Calvin turun ke leher dan menyesapnya lagi dalam dalam.

Satu tangannya membuka kancing kemeja Emily. Dengan sekali sobekan, Calvin berhasil melepas baju Emily dan melemparnya. Tersisa bra merah yang membuat gunung kembar nan padat berisi itu menyembul.

"Oh shit...!" Calvin seperti menemukan makanan yang lezat dia langsung membuka bra itu dan melumat gunung kembar itu dengan lahap. Calvin menyesapnya sehingga banyak kissmark di dada Emily.

Pertama kalinya ada pria yang menyentuh Emily seperti ini. Seperti ada gelanyar aneh dalam tubuhnya. Dia meremas lembut rambut Calvin dan menikmati permainan bossnya itu.

"Dasar wanita m*****n! Kamu menikmatinya sekali." Gumam Calvin sembari menyeringai, dia melanjutkan lagi aksinya dengan membuka rok dan pakaian dalam Emily.

"Putih sekali...aku tak tahan!"

Calvin menunduk dan membuka lebar paha Emily dan melumat juga men ji lat lembah nirwana yang berwarna pink muda itu. "Ssshh....pak...ahhh pelan-pelan!"

Calvin terus mengobrak-ngabrik lembah itu sampai Emily mengeluarkan pelepasan pertamanya. "Sekarang saatnya!" Dia sudah siap-siap memasukan Juniornya yang sudah menegang.

"Pe-pelan pak, ini pertama buat saya...saya takut!" Lirih Emily.

"Berisik!" Calvin mulai memasukan Juniornya, namun sulit sekali "Kenapa susah sekali? Harusnya mudah kan untuk wanita sepertinya."

Dengan sekali hentakan Calvin berhasil menerobos gawang putih itu. Emily merasakan sakit yang luar biasa, dia pun menangis, dan meremas sprei dengan kencang hingga kukunya memutih.

"Aaaaarrrrggghhhh........pak....sa-sakiiiiit."

Calvin membulatkan matanya ketika melihat ada cairan merah keluar dari lembah Emily, dan mengucur ke sprei putih itu "F*ck! Dia masih peraw*n....ma-maafkan aku Emily."

Calvin sedikit jadi tidak fokus, hati kecilnya menyesal karena sudah menuduh Emily. Tapi nasi sudah jadi bubur, dia pun melanjutkan permainannya pelan-pelan, dia mencium bibir Emily lagi supaya wanitanya tak merasakan kesakitan.

Dia juga menghapus air mata Emily dengan lembut. "Aku akan pelan-pelan." Emily masih meringis kesakitan dia hanya mengangguk dan tak menjawab.

Emily memeluk punggung Calvin dia tak kuasa merasakan sakit, seperti ada yang robek didalamnya.

Calvin terus melanjutkan aksinya "Ahhh...ssshh pak...aku mau pipis...!" Emily terus meracau di bawah Calvin, matanya terpejam menikmati setiap sentuhan bossnya itu.

Calvin memaju mundurkan juniornya dengan penuh nafsu "Tunggu aku!" Keduanya keluar bersama, Calvin akhirnya menyemburkan lahar panasnya ke dalam rahim Emily.

Dia pun ambruk diceruk Emily dan mencium kening wanita itu cukup lama "Kita tidur dulu, nanti dilanjut." Calvin menyelimuti tubuh dirinya dan Emily. Dia memeluk Emily dan tidur bersama.

"Maafkan aku ibu."

Dalam pelukan Calvin, Emily menyesal namun dia tak menampik kalau dia juga menikmati malam ini. Sentuhan Calvin membuat hatinya berdesir. Dia menatap wajah Calvin dengan tatapan kosong.

"Tidur El, sudah jam 12 malam. Besok kamu enggak usah kerja, kita akan kerumah sakit bersama besok. Ingat perjanjian kita?" Ucap Calvin dia menatap lekat mata Emily.

Calvin sedikit me ngan cam Emily "Ba-baik pak."

"Saya bukan bapak kamu!"

"Heuh? Ma-maksudnya?"

"Saya belum setua itu dipanggil bapak. Umur kita hanya beda 5 tahun." Ketus Calvin "Jadi saya harus panggil bapak_eum apa?" Tanya Emily dengan gugup.

Calvin tak menjawab dia menatap terus wajah cantik Emily. Sebetulnya niat Calvin membantu Emily, supaya Emily mau menjadi pacar pura-puranya, agar Calvin tidak di jodoh jodohkan lagi oleh omahnya.

Tapi sejak pandangan pertama, Calvin jatuh cinta pada kecantikan dan kelembutan Emily. Mungkin dengan cara ini dia bisa mengikat Emily.

"Eum...mm-mas aja gimana? Maaf pak saya lancang!"

Calvin mengangkat dagu Emily "Jangan pernah berpaling dariku, atau mengkhianatiku. Ingat hutang-hutangmu! Kamu dalam genggamanku Emily." Katanya, dengan tegas.

"Iya mas...aku enggak akan macam-macam!" Jawab Emily dengan lantang. Calvin mengikis jarak dan mencium lembut bibir ranum itu dengan lembut. Suara decakan keduanya menggema di kamar Calvin.

"Kamu milikku, Emily." Ucap Calvin dengan suara paraunya.

Tangan Emily sudah meremas rambut Calvin lagi, hatinya menolak namun tubuhnya seakan meminta lebih. "Ahhhh mas...!" Calvin langsung memasukan lagi pusakanya.

Dia memompanya dengan pelan lama-lama menjadi cepat. Entah sudah berapa ronde mereka melakukannya hingga jam 3 pagi. Emily pun sudah sangat lelah sekali, Calvin tak ada puasnya men ja mah tubuh Emily.

"Arrghhh....!" Semburan terakhir dari Calvin, dia benar benar lelah. Emily sudah tidur duluan, Calvin memeluk wanita dengan erat dan mencium keningnya.

"Cantik...aku akan bertanggung jawab. Kau milikku Emily, selamanya milikku!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!