Sekertarisku Canduku
WARNING‼️Bijaklah membaca cerita sesuai umur ya guys.
Untuk 21+ banyak adegan dewasa juga menguras air mata.
Happy Reading ~~~
-
-
-
"Apa? Biaya operasinya 200 juta? Maaf dok, apa tidak bisa di kurangi lagi? Atau di cicil?" Ucap seorang gadis bernama Emily Nayana.
"Maaf bu, tidak bisa. Itu sudah prosedur dari rumah sakit."
Emily Nayana harus menelan pil pahit tak kala sang ibu yang harus menjalani operasi kelainan jantung. Selama bekerja menjadi sekertaris, uang gajihnya hanya untuk pengobatan ibunya. Ayahnya meninggal saat dia masih SMP.
Beruntungnya Emily anak yang pintar, dia selalu mendapatkan beasiswa hingga lulus kuliah. "Ya Tuhan kemana aku harus mencari uang 200 juta dalam waktu 2 hari?" Lirih Emily yang sedang duduk di taman belakang rumah sakit.
DDRRTTT DDDRRRT DDDRRRTTTT
Ditengah lamunannya ponselnya bergetar dia pun membuka tasnya dan menjawab telepon itu "Ha-halo mbak Anna!" Terdengar suanya yang serak akibat menangis.
"Halo El, kamu lagi dimana? Besok kamu mulai kerja kan? Tadi bu Linda nanyain kamu." Kata mbak Anna.
"Ii-iya besok aku kerja mbak, aku masih dirumah sakit mbak!"
"Kamu habis nangis, El? Kenapa El? Cerita sama mbak."
Hanya mbak Anna dan ibunya yang memanggilnya dengan sebutan El, panggilan masa kecil Emily.
Emily pun menceritakan apa yang dia alami pada sahabatnya itu. "El, besok kamu masuk kerja yah, kita coba pinjam ke kantor, kamu kan udah 3 tahun bekerja disini siapa tahu ada keringanan dari kantor. Gimana?"
"Ma-mau mbak, Alhamdulillah ya Allah. Makasih ya mbak, aku sama sekali enggak kepikiran." Dengan isak tangisnya Emily terus mengucap syukur.
-
-
Besok paginya Emily sudah siap berangkat ke kantor, tanpa riasan makeup pun wajahnya sangat cantik. Dia pamitan dulu ke ibunya lalu pergi ke kantor.
Sesampainya di kantor, Emily langsung menemui mbak Anna. Dan membicarakan tentang pinjaman itu. "Nanti jam istirahat kamu temuin bu Linda, aku temani yah, jangan sedih lagi mudah-mudahan ini jalannya!" Kata mbak Anna.
Emily memeluk sahabatnya yang sekaligus sudah dia anggap sebagai kakaknya. "Makasih ya mbak selalu ada buat aku."
Saat jam makan siang mbak Anna dan Emily sudah berada di ruangan bu Linda "Saya mohon bu, untuk biaya operasi ibu saya!" Ucap Emily dengan memelas.
"Maaf Emily, kalau 200 juta kantor belum bisa memberikan. Batas maksimal peminjaman 30 juta saja." Jawab bu Linda.
Emily dan mbak Anna hanya bisa menghela nafasnya. "Begini saja Emily, bagaimana kalau kamu langsung mengajukan pinjaman ke pak Calvin saja, mungkin beliau bersedia."
"Pak Calvin CEO baru kita, bu? Aduh bu saya enggak berani, melihat mukanya aja_"
Omongan Emily terputus saat mbak Anna menyenggol lengan sahabatnya itu "Baik bu, Emily akan mencobanya semoga pak Calvin mau membantu Emily. Terima kasih banyak bu." Mbak Anna membawa sahabatnya itu keluar.
-
-
"Aku takut mbak, kalau aku di pecat gimana?" Ucap Emily pasrah dan terduduk lemas. "El, itu pak Calvin baru datang, ayo sana!" Mbak Anna sedikit mendorong Emily ke depan pak Calvin.
Tapi Emily malah hampir jatuh di tangan bossnya. "Astaga maaf pak, maaf saya enggak sengaja!" Kata Emily dengan menunduk hormat.
Calvin adalah seorang CEO perusahan AXN Grup yang baru menjabat seminggu disana. Sifatnya terkenal sangat arogan dan sombong meskipun wajahnya sangat tampan.
"Tidak sopan!" Calvin mendelik tajam ke arah Emily dan mbak Anna. Asistennya bernama Jay langsung mengikuti bossnya ke dalam ruangannya.
-
-
"Tuh kan mbak sih...gimana coba mau minjam? Haduh aku pusing banget mbak!" Emily benar-benar pasrah.
"Sorry ya El, mbak enggak maksud gitu tadinya, kirain kamu enggak akan jatuh. El, coba kamu minta tolong ke bu Linda, jadi biar bu Linda yang jadi perantara kamu sama pak Calvin."
Emily menoleh ke mbak Anna, ada bagusnya juga sih saran mbak Anna. Dia mengangguk dan menemui bu Linda. Setelah bicara dengannya, bu Linda mau membantunya. Bu Linda langsung menghubungi ruangan pak Calvin.
"Emily, kamu bisa kesana sekarang. Saya sudah bicara dengan asistennya, katanya pak Calvin menunggu mu. Semoga berhasil yah Emily." Kata bu Linda.
Dengan langkah cepat Emily ke ruangan pak Calvin. Jay mempersilahkan Emily masuk kedalam. "Permisi."
-
-
Calvin masih sibuk dengan laptopnya, sementara Emily berdiri menunggu Calvin bicara "Duduk!" Teriak Calvin.
Emily dengan gugup duduk didepan bossnya itu. "Kamu yang tadi nabrak saya kan? Ada perlu apa? Saya sibuk, 5 menit dari sekarang!"
"Bismillah! Pak maaf, saya mau mengajukan pinjaman sebesar 200 juta untuk operasi ibu saya. Dan saya akan mencicilnya selama saya bekerja di sini." Ucap Emily sambil meremas ujung roknya.
"Wow....datang-datang mau pinjam uang! Kamu pikir saya bank apa?" Jawab Calvin ketus.
"Sa-saya mohon pak...saya akan melakukan apa saja yang bapak suruh, asalkan ibu saya bisa di operasi. Tolong pak, saya enggak tahu harus kemana lagi cari pinjaman saya_"
BRAK
Calvin berdiri dan duduk di ujung meja didepan Emily. Dia terpikiran sesuatu. "Baik, saya akan cairkan hari ini juga, dengan satu syarat."
"Syarat? Apa pak?"
"Bercinta dengan saya!" Ucap Calvin dengan berbisik ke telinga Emily "200 juta hanya seujung kuku saya, bahkan kamu bisa mendapatkan lebih dari itu." Lanjut Calvin dengan suara seraknya.
"Penawaran yang sangat menarik bukan?"
Emily sontak kaget dan berdiri lalu mendorong Calvin "Saya bukan wanita mu****n pak! Jaga mulut bapak!" Dia menangis sesegukan.
"Hahaha kamu bilang, akan melakukan segalanya. Hmm sepertinya kesepakatan kita ba_"
"Iya saya mau!" Emily dengan lantang menjawab. Calvin mendekati Emily dan merapatkan pinggangnya "Nanti malam Jay akan menjemputmu, untuk biaya rumah sakit ibumu akan ku urus sekarang, mengerti?"
Emily mengangguk pelan dan pasrah. Kesucian yang selama ini dia jaga hanya untuk suaminya kelak, akan dia berikan pada bossnya ini nanti malam.
"Good girl...dandan yang cantik yah." Kata Calvin dengan mencium ujung hidung Emily.
-
-
-
"Jay, cari tahu tentang Emily dan ibunya. Segera urus pengobatan ibunya dan berikan fasilitas yang memadai."
"Emily yang tadi boss?" Tanya Jay.
"Iya, dan bawa dia nanti malam ke apartment ku!" Jawab Calvin sembari membuka laptopnya. "Baik boss!"
-
-
Emily menangis sendirian di rooftop, dia tak menyangka akan mengakhiri kegadisannya malam nanti. Tapi demi ibunya dia akan melakukan segalanya supaya ibunya sembuh. "Ya Tuhan...maafkan aku!" Emily terus menangis dan menutup mukanya.
Selesai bekerja Emily ke rumah sakit menemui ibunya dulu. Ternyata ibunya sudah dipindahkan ke ruang VIP, dan jadwal operasi pun akan dilaksanakan 2 hari lagi.
"Ternyata pak Calvin menepati janjinya. Baiklah...aku akan menyerahkan mahkota ku. Maafkan aku ibu, maaf!". Lirih Emily dalam batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments