Suara Aaron membuat Ara dan Jessie menegang, entah apa yang akan terjadi setelah Aaron mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh Jessie. Jessie yang merasakan aura iblis dari seorang Aaron, dia hendak melangkah pergi.
"BERHENTI DI TEMPATMU JESSIE!!" Suara bentakan Aaron menghentikan langkah Jessie. Dengan susah payah Jessie menelan ludahnya sendiri, tatapan mata sang iblis seakan menusuk jantung Jessie.
Jika Jessie sedang ketakutan dan merasa tatapan Aaron begitu tajam, namun berbeda dengan Aaron yang menatapnya seperti orang yang tengah kelaparan, jakunnya naik turun melihat bentuk tubuh Jessie yang tercetak jelas dengan pakaian pelayan.
"Ara, kesalahan apa yang sudah dia buat hari ini?" Pandangan Aaron beralih pada Ara yang menundukkan kepalanya.
Ara gelagapan, jika dia berkata jujur maka Jessie akan mendapatkan hukuman, dia merasa tidak tega, namun jika dia berbohong habislah riwayatnya.
"Katakan Ara!!" Seru Aaron membuat Ara tersentak.
"Nona Jessie, memberi makan peliharaan Nona Kiara, Tuan" Jawabnya dengan cepat seraya memejamkan matanya. Mendengar jawaban dari Ara membuat emosinya meledak. Hukuman apa yang cocok untuk gadis kecil yang menjadi tawanannya itu.
Aaron kembali menatap Jessie, detik kemudian Aaron menyeringai kecil, benar-benar sangat menakutkan, Ara sudah menebak kali ini tidak akan ada ampun untuk Jessie yang melanggar larangan Tuan nya.
"Arnold, Ara, persiapkan kamar utama, percantik ruangannya hiasi dengan berbagai hiasan, karena aku akan memberikan hukuman spesial untuknya, tetapi sebelum itu singkirkan foto Kiara, agar dia tidak terluka ketika melihatku memberi hukuman untuk gadis kecil itu" Perintahnya dengan menunjukkan senyum iblisnya.
Sedangkan Ara dan Arnold saling bertukar pandang, kamar yang di minta oleh Tuan nya adalah kamar pengantin setelah menikah nanti dengan Kiara, namun takdir berkata lain, Kiara telah pergi lebih dulu.
Tanpa membuang waktu, keduanya segera pergi menuju kamar utama, sedangkan Jessie dia sudah pasrah dengan hukuman yang akan Aaron berikan, entah itu cambukan ataupun kematian, Jessie sudah siap.
**
Diruangan bernuansa hitam sudah di hiasi sesuai dengan permintaan Tuan nya, Taburan bunga menghiasi ranjang, lilin-lilin di berbagai sudut ruangan telah di nyalakan. penerangan hanya pada lilin sedangkan lampu utamanya tidak dinyalakan.
Aaron pria tampan itu menunjukkan seringai kecil nan licik, kamar yang sebenarnya dia sediakan untuk Kiara akan dia pakai untuk memberikan hukuman penuh kenikmatan untuk Jessie dan juga malam kehancuran bagi gadis kecil yang sudah berani membunuh calon istrinya.
Aaron benar-benar tidak sabar ingin melihat rintihan kesakitan Jessie dan air matanya, membayangkan gadis itu memohon ampun di bawah kungkangan nya. Jessie harus sadar dia sedang berurusan dengan seorang Aaron Barnard, maka bersiaplah hancur sampai tidak ingin hidup lagi. Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok
Aaron membuka pintu dan langsung menampilkan wajah Arnold yang sudah menunduk hormat.
"Apa apa?"
"Maaf Tuan saya mengganggu waktu anda, ada yang ingin saya sampaikan" Ucap Arnold dengan wajah penuh kekhawatiran dan juga kegelisahan.
"Katakan, apa ada yang sesuatu yang terjadi?" Tanya nya dengan melipat kedua tangannya di dada.
Arnold kembali menunduk. " Salah satu Truk yang mengirim barang kita ternyata adalah mata-mata dari Tuan X, dan ada lima orang yang susah tertangkap dan sekarang ada di markas Tuan" Jelas Arnold berucap dengan sangat hati-hati, karena tidak ingin membuat emosi sang Tuan meledak kembali.
"Kerja bagus Arnold, biar aku sendiri yang akan memberikan hukuman untuk mereka" Ujar Aaron dengan sorot mata yang nampak biasa saja.
"Baik Tuan, kalau begitu saya undur diri dan selamat beristirahat Tuan" Ucap Arnold sedikit melirik ke dalam namun keberadaan Jessie tidak dia temukan.
Setelah kepergian Arnold, Aaron kembali masuk, melepas semua pakaian yang melekat pada tubuhnya hanya menyisakan boxer saja yang di kenakan, Aaron sengaja melakukannya untuk menyambut kedatangan Jessie.
Dengan santai Aaron duduk di sofa panjang, membayangkan malam indah yang belum pernah dia rasakan, hanya untuk membalaskan dendamnya melakukan sekaligus menghancurkan Jessie.
Tidak lama kemudian suara terdengar suara pintu terbuka, mata tajamnya menatap ke arah pintu, yang menampilkan seorang gadis dengan lingerie yang sebelumnya dia sediakan untuk Kiara.
Mata Jessie terbelalak melebar dengan sempurna ketika dia melihat seorang Aaron yang duduk di sofa hanya menggunakan boxer saja, tubuhnya terlihat atletis, siapapun pasti akan tergoda melihatnya.
"Kemari lah Jessie" Titahnya, perlahan Jessie pun mendekat, kakinya gemetar, matanya melihat sekeliling, lebih baik mendapatkan hukuman cambuk atau yang lainnya, buka tidak paham apa yang akan dilakukan Aaron, hanya dengan melihat kamar dan lingerie yang dia kenakan, Jessie sudah bisa menebaknya.
Jessie sudah berdiri di hadapan Aaron. "Puaskan aku Jessie"
"Hah?" Ucap Jessie.
Aaron menggeram kesal. "Jangan membuatku mengulangi kalimatku" Tekannya menatap tajam Jessie.
Jessie menggeleng, "Tuan, aku.. Aku tidak bisa" Jawabnya dengan terbata-bata, dia tidak mungkin melakukan tanpa ikatan pernikahan.
"Jangan menguji kesabaranku Jessie, kemari lah dan puaskan aku" Desisnya, Aaron merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah di hiasi dengan taburan kelopak bunga.
Jessie tetap menggeleng "Tidak!! aku tidak mau!!" Serunya, dia hendak membalikkan tubuhnya, namun Aaron tertawa keras membuatnya semakin takut.
"Pergilah kalau kamu bisa, aku hanya ingin memberikanmu hukuman kenikmatan, kemari lah Baby" Suara Aaron terdengar serak, pria tampan itu sepertinya sudah tidak bisa menahan diri lagi.
"Tuan, tolong jangan lakukan apapun padaku, aku mohon ampun atas semua kesalahanku, biarkan aku pergi, jangan sakiti aku lagi Tuan" Lirihnya dengan tetesan air mata yang membuat Aaron tersenyum puas melihat kesedihan Jessie m
"Siapa yang akan menyakitimu, aku hanya ingin memberimu kenikmatan, bersikaplah patuh Jessie, atau makam kedua orang tuamu aku hancurkan sekarang juga" Ancam nya. Jessie menggeleng cepat.
"Jangan Tuan, saya mohon jangan lakukan apapun kepada kedua orang tuaku"
"Sttuutttfff!! Maka bersikaplah patuh, puaskan aku sekarang juga" Aaron kembali merebahkan tubuhnya, dengan rasa takut Jessie perlahan naik keatas ranjang.
Aaron yang tidak sabar langsung duduk dan menarik tangan Jessie.
Srek
Dengan sekali sentakan Aaron berhasil merobek lingerie bagian depan yang Jessie kenakan, mata Aaron langsung di suguhkan dengan pemandangan indah, dua gunung kembar Jessie yang masih terbungkus oleh kaca mata warna merah. Jakunnya naik turun melihat bukit kembar yang menyembul keluar seakan menantangnya.
"Diam Jessie, jangan banyak bergerak" Bisiknya, posisi Jessie ada di pangkuannya, perlahan tangan kekarnya menarik pembungkus bukit kembar.
Tidak ingin berlama-lama Aaron segera menyesap salah satu bukit kembar Jessie, seperti bayi yang tengah kehausan, sebelah tangannya terus meremas sebelahnya lagi. Aaron menikmati setiap hisapan yang dia lakukan, awalnya lembut namun semakin lama Aaron kehilangan kendalinya sampai suara decapan sangat nyaring di penjuru ruangan.
Jika Aaron tengah merasakan kenikmatan, berbeda dengan Jessie yang merasakan kesakitan, air matanya mengalir, malam ini kehancuran sudah menantinya. Aaron tau jika Jessie tengah menangis namun itu adalah kebahagiaan untuknya.
Aaron semakin brutal, hasrat yang sudah meluap-luap membuatnya tidak sabar ingin merasakan milik Jessie, keduanya sama melakukan untuk yang pertama kalinya.
"Sebut namaku di setiap sentuhan ku, dan rasakan kenikmatannya Jessie, apa kamu mengerti?" Bisiknya sampai akhirnya Aaron membalikkan keadaan, dengan posisi Jessie terlentang di ranjang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ricka Puput
up lagi yukk thorr,,jangan lama² yaa,,semangatt 🥰
2025-01-20
1