Bab 4

Aaron memasang wajah datarnya ketika berhadapan dengan kedua orang tua mendiang kekasihnya, tidak ada rasa hormat yang di tunjukkan oleh Aaron.

"Ada apa? jika datang hanya ingin uang, maka sudah tidak ada lagi jatah untuk kalian, karena sumber uang kalian sudah tiada" Ucap Aaron memecah keheningan.

Ya kedua orang tua angkat Kiara hanya menyukai uang, tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya sama sekali, dari situlah Aaron membenci keduanya, jika bukan karena Kiara mungkin sudah melenyapkan keduanya.

"Taun, kedatangan kami kemari bukan untuk uang, Kiara memang sudah tiada, tetapi kami memiliki penggantinya untuk anda, dia Hena putri kandung kami, wajahnya sangat.. "

"Arnold, seret mereka keluar atau bunuh saja jika mereka tidak mau pergi" Selanya, Aaron segera meninggalkan ruang tamu dan menuju ruang makan, perutnya terasa lapar.

Arnold melakukan apa yang diperintahkan menyeret kedua orang tua angkat mendiang Kiara, meskipun berteriak namun tidak ada yang memperdulikannya sama sekali.

"Ara!!" Panggil Aaron.

"Iya Tuan" Jawabnya dengan cepat dan sedikit berlari menghampiri Tuan nya.

"Siapkan satu baju pelayan, mulai sekarang Jessie akan membantumu menjaga mansion ku, aku tidak ingin memelihara tawanan yang terlihat istimewa, jadi biarkan dia mengikuti mu" ucap Aaron membuat Ara bingung, dimana ada tawanan yang dijadikan kepala pelayan sepertinya.

"Baik Tuan" jawabnya menunduk hormat.

"Ingat Ara, jangan biarkan dia menyentuh satupun barang atau peliharaan Kiara, apa kamu paham?" Tegasnya

"Paham Tuan, saya akan pastikan Nona Jessie tidak akan menyentuh barang ataupun peliharaan Nona Kiara"

"Bagus, kamu memang bisa diandalkan" Barulah dia bergegas untuk pergi di ikuti oleh Arnold yang berjalan mengekor dibelakangnya.

Dihalaman mansion nya sudah ada lebih dari dua puluh mobil yang menunggunya, "Semua sudah siap Tuan"

"Apa kita akan pergi berperang Arnold? kenapa kamu menyiapkan begitu banyak orang? Klan mana yang akan 'kita serang?" Desis Aaron melirik sekilas asistennya.

"Hanya berjaga saja Tuan, karena tidak menutup kemungkinan jika Tuan Arav tidak membawa banyak pasukan" jelas Arnold.

Aaron menatap tajam Arnold "Apa kamu meragukan kemampuan kita? hanya menghadapi seorang Arav saja harus membawa pasukan satu kota? ratakan mereka semua yang sudah berbuat curang dalam bisnis kita"

Arnold menunduk "Baik, Tuan" Arnold kembali memberikan perintah hanya lima mobil saya yang boleh mengikuti Tuan mereka kepelabuhan.

Setelah menempuh perjalanan selama empat puluh menit akhirnya mereka sampai di pelabuhan, "Tuan, kita sudah sampai" ucap Arnold.

Tanpa menjawab Aaron langsung turun, Arnold pun langsung mengikuti Tuan nya begitu juga dengan yang lainnya.

"Tuan apa tidak sebaiknya anda.. "

"Aku datang bukan untuk berdamai Arnold, tetapi untuk memusnahkan mereka yang sudah bermain curang padaku, apa kamu paham?"

"Tapi Tuan, ini akan sangat berbahaya untuk anda bagaimana jika.. "

Aaron membuka kaca mata hitamnya menatap nyalang Arnold "Tidak ada yang bisa melukaiku, jadi hentikan kekhawatiran mu itu, dan aku tidak punya banyak waktu berlama-lama disini" ucap Aaron yang segera berjalan kearah tujuannya.

"Kalian bersiaplah, Tuan pasti akan langsung menyerang"

Langkah kaki Aaron terhenti menyeringai kecil "Ada Apa Tuan?" Tanya Arnold.

"Tidak, aku hanya ingin menyapa mereka" Jawabnya namun Aaron mengeluarkan senjatanya dan mengarahkan kepada seorang yang berdiri di belakang sang Tuan yang duduk di kapal dengan santai.

Dor

Bidikan seorang Aaron tidak pernah meleset tepat mengenai sasaran, satu orang tergeletak dengan darah yang mengalir dari keningnya, mendengar letusan dari senjata apa anak buah Arav langsung melindungi sang Taun dengan mengangkat senjata mereka.

"Aaron sialan apa yang kamu lakukan?" Teriak Arav. Ketika melihat wajah angkuh Aaron.

"Membunuhmu memangnya apa lagi?"

Arav mengepalkan kedua tangannya "Apa maksudnya, kenapa kamu ingin menghabisi ku?"

"Karena kamu hanya memenuhi kota ini, dari pada menambah sampah lebih baik mengurangi, benarkan Tuan Arav?"

Arav merasa terhina dengan kalimat Aaron, "Kamu mengibarkan bendera permusuhan Aaron" kekeh nya

Aaron hanya menatapnya datar dia tidak suka yang namanya penghianat "Ratakan sekarang juga Arnold" Seru Aaron

mereka yang sudah terlatih langsung menembak tanpa meleset, Arav merasa terkepung dia tidak menyangka jika Aaron akan menyerangnya malam ini.

Akh "Aaron sialan" pekik Arav lantaran dia terkena amunisi dari senjata rivalnya.

"Bagaimana?" tanya Aaron dia sama sekali tidak terluka. Dialah iblis berwujud manusia satu kesalahan tidak bisa diselesaikan dengan kata maaf, bagi Aaron nyawa adalah hal yang tepat untuk menebus penghianatan. jika begitu kenapa tidak dengan Jessie, perempuan yang dia anggap sebagai pembunuh tunangannya itu sekarang menjadi tawanan teristimewa. Aaron menggeleng pelan.

"Sialan, kamu benar-benar mencari masalah Aaron" Arav melihat sekeliling anak buahnya sudah banyak yang tumbang.

"Kalian semua ratakan mereka, dan tenggelamkan kapal-kapal nya" Aaron memberi perintah, dengan sigap Arnold melakukan apa yang Tuannya inginkan,Adu tembak terjadi namun Aaron sama sekali tidak menghindar, kakinya terus maju dengan gerakan cepat dia bisa melumpuhkan musuhnya.

"Ucapkan selamat tinggal Arav" Senyum manis Aaron berikan untuk salam perpisahan. Arav tidak menjawab namun wajahnya menunjukkan senyum penuh kelicikan.

"Apa kamu yakin bisa membunuhku Aaron? apa kamu tidak ingin mengetahui... "

Dor

Aaron tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar mendengarkan salam perpisahan yang akan memakan waktu panjang, dengan secepat kilat dia menembak Arav.

"Tenggelamkan kapal-kapal nya, jangan ada sisa sedikitpun" setelah itu baru dia kembali ke mobilnya.

***

"Nona Jessie, apa yang sedang anda lakukan?" tanya Ara penuh dengan kekhawatiran.

Jessie menoleh "Aku sedang melihat bunga-bunga ini dan memberi makan ikan itu Ara" jawabnya penuh dengan kebahagiaan, Jessie dia juga pecinta bunga dan ikan hias.

"Astaga Nona, kenapa anda tidak mendengarkan apa yang saya katakan, anda dilarang menyentuh apapun milik mendiang Nona Kiara" ucap Ara

Jessie terlihat begitu bingung "Aku hanya merawatnya saja, memangnya apa yang salah Ara?"

"Tidak ada yang salah Nona, hanya saja Tuan tidak mengizinkan milik Nona Kiara anda sentuh, hanya kami yang boleh melakukan itu, dan harus memakai jadwal khusus Nona" jawabnya, menatap penuh penyesalan kenapa Jessie tidak mendengarkan yang sudah dia katakan tadi.

"Aku minta maaf Ara" cicitnya, dia lupa akan peringatan yang sudah Ara katakan, sangking bahagianya melihat banyaknya tanaman dan ikan hias di kolam.

"Semua sudah terjadi Nona, Taun pasti akan marah dan anda pasti akan mendapatkan hukuman, bukan hanya anda tetapi kami semua yang di anggap tidak becus untuk menjalankan tugas" Ucap Ara, dia sudah tahu bagaimana sifat Tuannya, meskipun baik dengan para maid namun juga tidak segan untuk memberi hukuman jika tidak bisa menjalankan apa yang sudah di tugaskan.

"Ada apa Ara?"

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!