Between Secrets and Crushes

--- Langit siang hari benar-benar kejam. Matahari tepat di puncaknya, menyengat kulit tanpa ampun. Udara panas memantul di permukaan aspal kampus yang ramai. Suara tawa mahasiswa, bunyi notifikasi ponsel, dan aroma kopi dari kafe dekat gedung membuat atmosfer kampus terasa hidup. Acha turun dari mobilnya, menghela napas panjang sambil menutupi wajah dengan tangan. 💬𝙒𝙝𝙮 𝙙𝙞𝙙 𝙄 𝙩𝙖𝙠𝙚 𝙖 𝙣𝙤𝙤𝙣 𝙘𝙡𝙖𝙨𝙨 𝙖𝙜𝙖𝙞𝙣? Pikirnya .. ---
--- 💬“𝙃𝙚𝙞, 𝘼𝙘𝙝𝙖!”teriak seseorang dari belakang. Belum sempat Acha menoleh, tangan seseorang merangkul pundaknya. 💬“𝙂𝙪𝙚𝙨𝙨 𝙬𝙝𝙤?”. ---
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(tersentak. ) 💬“Laura! Kagetin aja, sih!” ( pura-pura cemberut.)
Laura
Laura
( Tertawa keras) : 💬" “C'mon, jangan drama deh. Let's go! Kelas bakal mulai nih!”
-- Mereka pun berjalan berdampingan menuju Gedung Departemen Psikolog. Sambil melangkah, Laura terus bercerita dengan penuh semangat. ---
Laura
Laura
💬 “Acha, you know what? Gue udah belajar super hard buat kelas hari ini. Gue totally pengen bikin Maven speechless. Like, totally impressed sama Gue..” (Suaranya santai tapi penuh percaya diri.)
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(melirik temannya itu dan tersenyum kecil.) 💬 “Good luck with that. Lo totally bisa, kok.”
Laura
Laura
(Mengangkat dagu dengan gaya percaya diri.) 💬 “Obviously. Tapi, seriously, Lo liat nggak Maven kemarin? He looked so good.”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(Mengerutkan kening, geli melihat ekspresi Laura.) 💬 “Girl, focus! Lo mau impress dia atau malah nge-fangirling?”
Laura
Laura
(Tertawa, merangkul Acha lebih erat.) 💬 “Who says I can't do both?”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(Tertawa kecil.) 💬 “Fair enough.”
--- Mereka terus berjalan di tengah panas yang menyengat, tapi tawa keduanya seolah membuat siang yang terik jadi terasa lebih ringan. ---
--- Gedung Departemen Psikolog . berdiri megah, dinding kacanya memantulkan bayangan matahari yang masih terik. Begitu masuk ke dalam kelas, udara dingin dari AC menyambut, membuat otak Acha langsung terasa segar. Aroma parfum mahal samar-samar bercampur dengan wangi kopi. Suasana kelas? Chaos. Suara tawa, teriakan, dan dentingan keyboard laptop memenuhi ruangan. Kayak kelas TK, pikir Acha sambil menghela napas. Acha duduk di kursinya, mulai merapikan laptop dan membuka file materi sebelumnya. Sementara itu, Laura sibuk bercermin menggunakan ponselnya, merapikan lipstik dengan serius. ---
Laura
Laura
💬 “Gila, AC di sini life saver banget, ya?”. (masih sibuk memperbaiki rambutnya di layar ponsel.)
--- Acha hanya mengangguk pelan, matanya tetap tertuju pada layar laptop. Namun, tiba-tiba Laura menatap Acha dengan ekspresi serius jauh dari sikap ceria biasanya. ___
Laura
Laura
💬 “Cha, boleh cerita nggak? Tentang... Maven.”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(menutup laptopnya perlahan. Matanya beralih menatap Laura.) 💬 “Sure. Spill it.”
Laura
Laura
(menghela napas panjang, seolah mengumpulkan keberanian.) 💬 “Gue suka sama Maven. Like, seriously. Tapi kadang gue mikir, kenapa sih orang kayak dia susah banget dideketin? Gue takut dia nganggep gue cuma another random girl di kampus.”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(Tersenyum tipis, berusaha menenangkan temannya.) 💬 “Well, mungkin dia emang tipe orang yang nggak gampang terbuka.”
Laura
Laura
(melipat tangannya di dada, lalu memiringkan kepala, menatap Acha dengan penuh keyakinan.) 💬 “Tapi lo pasti tau, kan? Maksud gue, lo pinter, cantik, dan populer waktu SMA. Gue yakin lo punya tons of experience soal cinta-cintaan.”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(terdiam. Should I tell her? pikirnya. Matanya menatap ke depan, tapi pikirannya melayang ke masa lalu.) 💬 “Hmm… Honestly, gue nggak banyak tahu soal cinta.”
Laura
Laura
(Langsung mengerutkan dahi, ekspresinya jelas nggak puas dengan jawaban itu.) 💬 “Hah? Maksud lo?”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(Menarik napas, mencoba menyusun kata.) 💬 “Dulu gue pernah suka sama seseorang. Tapi ternyata dia… ya, dia gay.”
--- Suasana langsung hening sejenak. ---
Laura
Laura
💬 “WHAT?!” (membelalak, hampir berdiri dari kursinya.) 💬“Wait—siapa?! Gue nggak pernah denger cerita ini!”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(tertawa kecil, mengangkat tangannya seolah memblokir pertanyaan lanjutan.) 💬 “Nope, I'm not telling. It's in the past.”
Laura
Laura
(langsung mendekati Acha, matanya berbinar penuh rasa penasaran.) 💬 “Oh come on, kasih hint kek! Kan kita sekarang udah temenan super close!”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(menggeleng, senyumnya tipis tapi ada bayang-bayang kesedihan di matanya) 💬 “Rahasia. Let's just say, it wasn't meant to be.”
Laura
Laura
(Memandang Acha dalam diam selama beberapa detik. Kemudian, senyum lebar kembali mengembang di wajahnya.) 💬 “Oke, fine. Tapi next time, you HAVE to spill ya!”
--- Acha hanya tersenyum, tapi pikirannya jauh dari percakapan itu. 💬"𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙙𝙞𝙖 𝙩𝙖𝙝𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙚 𝙢𝙖𝙠𝙨𝙪𝙙 𝙉𝙤𝙖𝙝, 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙧𝙚𝙖𝙠𝙨𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙮𝙖?" Batin Acha. Ia menghela napas, mencoba menghapus bayangan masa lalu itu.
--- Suasana kelas tiba-tiba hening... ---
Laura
Laura
💬“Eh, Maven masuk!” (bisiknya cepat.)
--- Dengan langkah tenang dan penuh percaya diri, Maven memasuki ruangan. Kemeja hitam slim-fit yang membingkai tubuh tinggi semampainya, dipadukan dengan celana panjang hitam yang pas, membuat penampilannya on point. Aura dingin yang khas darinya langsung memenuhi ruangan. Suara-suara bisik mahasiswa yang tadinya ramai seketika menghilang. ---
Maven Mysander
Maven Mysander
💬 “Good afternoon, everyone.” (Suaranya dalam dan tenang.)
--- 💬"𝙒𝙤𝙬. 𝙃𝙤𝙬 𝙘𝙖𝙣 𝙨𝙤𝙢𝙚𝙤𝙣𝙚 𝙨𝙤𝙪𝙣𝙙 𝙩𝙝𝙖𝙩 𝙘𝙤𝙤𝙡 𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙗𝙮 𝙨𝙖𝙮𝙞𝙣𝙜 𝙝𝙚𝙡𝙡𝙤? " pikir Acha, melirik Maven dengan ekspresi datar namun diam-diam terkesan. Tanpa basa-basi, Maven mulai menjelaskan materi. Bahasa Inggrisnya mengalir lancar, sesekali beralih ke bahasa Indonesia. Gesturnya sederhana, namun setiap kata yang keluar terdengar meyakinkan. ---
Maven Mysander
Maven Mysander
💬 “Okay, today we’ll discuss communication theories and how they apply in real-life situations. Sekarang, siapa yang bisa kasih contoh sederhana?”
--- Seisi kelas sempat hening. Lalu, dengan percaya diri yang khas, Laura langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi. ---
Laura
Laura
💬 “Sir! Aku punya contoh!”
Maven Mysander
Maven Mysander
(mengangguk singkat.) 💬 “Silakan.”
Laura
Laura
(tersenyum lebar.) 💬 “Jadi, aku pikir, komunikasi itu kayak... pas kita suka sama seseorang dan kita harus confess perasaan kita.”
--- Beberapa mahasiswa tertawa kecil, terdengar bisik-bisik menggoda. Maven tetap tenang, menatap Laura dengan ekspresi datar. ---
Maven Mysander
Maven Mysander
💬 “Interesting analogy. Kalau begitu, bagaimana jika orang tersebut tidak merespons? Apakah komunikasi itu berhasil?”
Laura
Laura
(yang tadinya begitu percaya diri, langsung terdiam.) 💬 “Eh... umm... ya... mungkin...”
Maven Mysander
Maven Mysander
(Menaikkan alis, ekspresinya nyaris tanpa emosi.) 💬 “So?”
--- Seisi kelas meledak tertawa. Laura langsung memegang kepalanya, wajahnya memerah. ---
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
💬 “OMG, Laura!” (batin Acha, ikut tertawa pelan. Ia mengusap lengan Laura, mencoba menenangkan temannya yang mulai salah tingkah.)
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
💬 “Udah, santai. At least you tried,” (bisik Acha sambil tersenyum.)
--- Namun, di tengah tawa yang memenuhi ruangan, pandangan tajam Maven justru tertuju pada Acha. Matanya memperhatikan bagaimana Acha tidak ikut tertawa seperti yang lain. Alih-alih, gadis itu malah sibuk menenangkan Laura. ---
--- Maven mengerutkan dahi tanpa sadar. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya kembali ke layar presentasi. 💬"𝙒𝙝𝙖𝙩 𝙩𝙝𝙚 𝙝𝙚𝙡𝙡?pikirnya. Kelas berakhir dengan cepat. Mahasiswa mulai membereskan barang-barang mereka. Laura, meski sempat dipermalukan, tetap semangat dan kembali ceria. ---
Laura
Laura
💬 “Next time, I’ll totally impress him!” (dengan percaya diri palsu, membuat Acha tertawa kecil.)
--- Saat kelas berakhir dan mahasiswa mulai berhamburan keluar, Maven bergegas mengemas barang-barangnya. Dengan langkah cepat, ia menuju pintu, tampak ingin segera menghilang dari keramaian. Namun, Laura yang sejak tadi memperhatikannya, langsung menghampiri. ---
Laura
Laura
💬 “Prof... mau makan siang bareng?” (serunya dengan senyum penuh harap.)
Maven Mysander
Maven Mysander
(menghentikan langkah. Ia menatap Laura sebentar dengan ekspresi datar, lalu dengan nada dingin dan singkat) 💬 “No, thanks.” (Tanpa menoleh lagi, melangkah pergi, meninggalkan Laura yang berdiri mematung.)
Laura
Laura
(Menghela napas panjang, wajahnya mencerminkan kekecewaan.) 💬 “Duh, lagi-lagi ditolak,”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(berdiri di sebelah Laura, tersenyum kecil lalu menepuk pelan bahu Laura.) 💬 “Maybe you should give it a break.”
Laura
Laura
(langsung cemberut, menatap Acha dengan ekspresi keras kepala.) 💬 “Pokoknya gue nggak bakal nyerah!” (dengan penuh tekad.)
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(Hanya tertawa pelan sambil menggelengkan kepala.) 💬 “You’re unbelievable.”
--- Mereka pun berjalan berdampingan keluar dari gedung menuju snack bar, suara tawa dan obrolan ringan mengiringi langkah mereka. Namun, tanpa mereka sadari, dari balik jendela lantai dua, Maven berdiri diam. Matanya mengikuti gerak-gerik Acha dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia memicingkan mata, mencoba memahami perasaan aneh yang mulai muncul. 💬"𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙞𝙩𝙪? Ia menghela napas berat, pandangannya mengeras seketika. 💬"𝙉𝙤. 𝙄'𝙢 𝙜𝙖𝙮. 𝙏𝙝𝙞𝙨 𝙙𝙤𝙚𝙨𝙣'𝙩 𝙢𝙖𝙠𝙚 𝙨𝙚𝙣𝙨𝙚." Maven menggelengkan kepala dengan cepat, seolah-olah ingin menepis pikirannya sendiri. Namun, tatapannya tetap tak beralih, mengikuti Acha yang perlahan menghilang di keramaian kampus. ---
--- Langit sore berwarna jingga keemasan, tapi udara masih terasa panas. Di parkiran kampus yang mulai sepi, Acha dan Laura berjalan berdampingan menuju mobil masing-masing. ---
Laura
Laura
💬 “See you tomorrow, Cha!” (sambil melambaikan tangan, senyumnya cerah seperti biasa.)
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
💬 “See ya!” (Sambil membuka pintu mobilnya dengan santai.)
Namun, sebelum Acha sempat masuk, sebuah suara yang familiar terdengar. 💬 “𝘼𝙘𝙝𝙖" Acha berhenti dan menoleh. Noah berdiri di sana. Wajahnya kusut, mata gelapnya tampak letih.
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
💬"Noah?" (mengerutkan dahi. Tanpa banyak tanya, membuka pintu mobil.) 💬 “Masuk.”
--- Noah tanpa suara melangkah masuk dan duduk di kursi penumpang depan. Di dalam mobil, suasana hening. Hanya suara kendaraan di kejauhan yang terdengar. Acha melirik Noah sekilas. 𝙒𝙝𝙖𝙩'𝙨 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙝𝙞𝙨 𝙛𝙖𝙘𝙚?Tapi ia memilih diam, menunggu. Noah sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Jemarinya bergerak cepat, tapi ekspresi wajahnya tampak frustasi. ---
--- [📱𝘾𝙝𝙖𝙩 𝙙𝙞 𝙥𝙤𝙣𝙨𝙚𝙡 𝙉𝙤𝙖𝙝) Noah: 💬"Please, just reply. We need to talk." Noah:💬 "Don’t ignore me. You promised." (𝙏𝙖𝙣𝙙𝙖 𝙘𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙞𝙧𝙪. 𝙉𝙤 𝙧𝙚𝙥𝙡𝙮.) ---
--- Noah menatap layar ponsel itu lama, ekspresinya kosong. Kenapa dia nggak bales? Apa gue harus nyerah? pikirnya, bibirnya mengatup rapat. Acha, yang sejak tadi memperhatikan, akhirnya angkat bicara. ---
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
💬 “Noah, seriously. What's wrong with you? You look like you're PMS-ing.”
Noah Alexander (Noah)
Noah Alexander (Noah)
(Tertawa kecil, tapi hambar.) 💬 “Nggak apa-apa.”
Raisya Andromeda (Acha)
Raisya Andromeda (Acha)
(mendecak pelan.) 💬 “Suit yourself.”
--- Tanpa kata lagi, Acha menyalakan mesin. Mobil pun melaju perlahan, meninggalkan parkiran kampus yang kini mulai diselimuti senja. Namun, di layar ponsel Noah, pesan terakhir dari “𝙈” masih terbaca jelas: 💬 "𝙇𝙚𝙩’𝙨 𝙣𝙤𝙩 𝙢𝙚𝙚𝙩 𝙖𝙜𝙖𝙞𝙣. 𝙄𝙩’𝙨 𝙗𝙚𝙩𝙩𝙚𝙧 𝙩𝙝𝙞𝙨 𝙬𝙖𝙮." ---
(To be continued...)
Terpopuler

Comments

Duane

Duane

Belum update aja saya dah rindu 😩❤️

2025-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!