Mayra melaksanakan sholat subuhnya dirumah, walaupun masih sangat pagi tapi tubuhnya terasa sangat lengket dan gerah.
"aduh gerah banget, mending aku mandi dulu, dia juga masih belum pulang," Mayra mengambil handuknya, memasuki kamar mandi yang sangat luas. Ya dikamar tidur Mayra, terdapat kamar mandi juga.
"kenapa kebalik ya? Harusnya mandi dulu baru sholat, ini malah sholat dulu, baru mandi!" gumam Mayra dikamar mandi.
Gadis itu mengosok sabun ke seluruh badannya dan memakai sampo, seperti itulah Mayra sangat tidak suka kalau masih bau badan, setiap inci bagian tubuhnya harus terkena sabun.
15 menit kemudian.
setelah selesai mandi, gadis itu melilitkan handuk di tubuhnya, menutupi dada dan bagian bawahnya.
Ceklek
Mayra keluar dari kamar mandi, berjalan menuju lemari untuk berganti pakaian, dia masih tidak berani untuk memakai pakaian pendek, karena masih sangat canggung bersama Gans. pria yang baru semalam dinikahinya.
"kayaknya yang ini cocok buat dirumah, untung hari ini libur kuliah," gumam gadis itu seraya mengambil gamis berwarna merah.
Mayra berjalan kearah cermin, gadis itu membuka handuknya, ingin berganti pakaian yang ia pilih.
Ceklek!
"woi, gue udah pulang!" Gans membuka pintunya.
Gans terpaku menatap tubuh istrinya yang sedang tidak memakai sehelai kain apapun, jantung pria itu berdegup kencang, pemandangan yang indah dipagi, dengan susah payah dirinya meneguk ludah. Si Joni sudah meronta-ronta saat disuguhkan kenikmatan seperti itu.
Mayra langsung melebarkan matanya, mendapati Gans yang sedang menatapnya tanpa berkedip, bisa-bisanya dia tidak mengunci pintu,
"aaaaaa, ngapain kamu masuk!" teriak Mayra membuat Gans tersadar dari lamunannya.
"dasar pria mesum! Pergi kamu!" teriak Mayra melemparkan apa saja yang berada di mejanya.
Gans menghindari serangan dari istrinya, dengan cepat menutup pintunya, ia mengelus dada nya sendiri. Keringat dingin sudah bercucuran di keningnya.
"astaga, cobaan apalagi ini!" gumam Gans menyeka keringat dikeningnya.
ia melirik ke celananya yang sudah sangat sesak dan menegang hebat, Gans berdecak kesal.
"Lo juga Joni! Bisa-bisanya malah bangun! Dasar gak tau diri!" gerutu Gans menunjuk si Joni yang masih terbangun.
5 menit kemudian...
Si Joni sudah tertidur lelap, entah bagaimana dia menidurkannya, kepalanya berdenyut pusing menahan gairah. Apakah Mayra sengaja ingin menggodanya.
"udah belum!" teriak Gans dari luar, pria itu masih diposisi yang sama, dengan menyenderkan punggungnya di pintu.
Ceklek!
Mayra membuka pintunya, membuat Gans tersungkur ke lantai, Gans meringis saat keningnya beradu dengan lantai, Mayra memecahkan tawanya.
"Lo! Kenapa ketawa hah?!" Gans menatap tajam Mayra, ia langsung bangkit dari lantai, mendekati Mayra yang sedang tertawa.
"lucu aja, makanya jadi orang tuh jangan mesum, kena azabnya kan!" Mayra masih tertawa.
Gans mengepalkan tangannya, dan menatap tajam Mayra, pagi ini dirinya sudah tersungkur dua kali, bisa gila jika seumur hidup bersama Mayra, pikirnya.
"Lo sengaja kan! Mau ngegodain gue?" Gans mendekati Mayra, sontak Mayra langsung memundurkan langkahnya.
"ma-mau apa kamu?" tanya Mayra gugup.
Gans tidak menjawab tetapi mendekati Mayra hingga tubuh gadis itu terpentok tembok, Gans mengunci Mayra dengan kedua tangannya.
"ma-mau ngapain kamu?" tanya Mayra menatap takut Gans.
Pria itu menyeringai tajam membuat Mayra tambah takut, Gans mengalihkan pandangannya kearah bibir ranum istrinya, bibir yang sempat ia sosor tadi pagi.
"Lo sengaja, mau ngegodain gue kan? Sampe buka baju dikamar! ingat jangan pernah mancing-mancing!" ucap Gans dingin.
"siapa yang sengaja ngegodain!" balas Mayra menatap tajam suaminya.
"alah, lain kali gak usah, sok-sokan mau ngegodain, baru diginiin aja udah takut!" gerutu Gans.
"CK, mata kamu tuh jelalatan!" Mayra berdecak kesal.
"siapa yang jelalatan? Hah?!" tanya Gans kesal.
"Kamu! Emang dasar cowok mesum! Masuk ke kamar orang, tanpa mengetuk dulu, tidak tau sopan santun!" cerocos Mayra sengit.
Gans semakin kesal, sudah gairahnya tertahan, dituduh istrinya macam-macam, terus di omelin istrinya lagi, dengan cepat tangan Gans mencengkram pipi Mayra,
Cup!
Mayra membulatkan matanya, saat Gans mencium bibirnya, gadis itu meronta-ronta, tapi apa dayanya, tenaga dia sangat berbeda jauh dengan Gans.
Gans melumat bibir istrinya, yang sedari tadi mengoceh, ia mengigit bibir bawah istrinya, Mayra membuka mulutnya, Gans memasuki lidahnya mengabsen setiap rongga mulutnya,
Mayra menepuk dada Gans, merasa oksigen nya habis, Gans langsung melepas ciuman panasnya, kini gadis itu menatap tajam suaminya.
"Kamu! Berani-beraninya menciumku!" Mayra memukul dada Gans dengan kedua tangannya.
"makanya, jangan fitnah sama ngatain gue!" Gans menangkap tangan Mayra.
"emang bener! Kamu itu pria mesum! Tadi saja kamu menciumku!" Mayra berdecak kesal.
"tapi Lo menikmatinya kan?" goda Gans menaiki turunkan alisnya.
"Kamu!" Mayra berlalu meninggalkan Gans, percuma saja dirinya berdebat, tidak akan selesai, gadis itu berjalan ke meja makan.
Gans mengikuti langkah istrinya, layaknya maling ayam, menuruni anak tangga dengan sangat pelan, hingga tiba dibawah. umi dan kyai tersenyum kearah dua orang itu,
"bah!" panggil umi. Abah mengalihkan pandangannya ke umi.
"kayaknya Mayra cocok sama dia, baru semalam mereka nikah, tapi mereka kayak akrab gitu!" bisik umi ditelinga Abah.
"iya, benar! Abah juga merasa gitu! Apalagi dengan kejadian semalam." balas Abah membuat umi senyum-senyum.
Mayra duduk di depan umi dan Abahnya, gadis itu mengerutkan keningnya, saat melihat orangtua nya yang tersenyum kearahnya. Sedangkan Gans masih berdiri, rasanya masih sangat canggung dengan keluarga ini.
"cie, pagi-pagi udah keramas aja nih!" celetuk umi menggoda Mayra dan Gans,
"u-umi bukan gi" lidah Gans kelu, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lagi dan lagi ini adalah salahnya Mayra.
"ishh, umi jangan kayak gitu! Aku malu!" rengek Mayra, dia tidak ingin mengingat hal memalukan semalam.
"Kamu duduk dulu nak, jangan berdiri terus," ucap kyai kepada Gans yang masih berdiri.
Gans langsung duduk disebelah Mayra, kini umi menatap kearah Mayra,
"Mayra, harusnya, suami kamu itu disuruh duduk dulu, jangan dibiarin berdiri, kasihan." ucap umi lembut kepada Mayra.
Mayra mendengus kesal, dia merasa sudah seperti anak tiri dirumah ini semenjak ada Gans, setiap kesalahan apapun, hanya dirinya yang ditegur, orang tuanya malah membela Gans, gadis itu merasa kesal, ini Gans yang anaknya atau Mayra.
"Kamu ambilin dulu nasi dan lauknya buat suami kamu!" nasehat kyai Bardi.
Mayla menghembuskan nafas kasar, Gans tersenyum melihat istrinya yang mengambil nasi dan lauknya untuk diletakkan dipiringnya, walaupun wajah istrinya kesal.
"cukup?" tanya Mayra sedikit ketus.
Gans terkekeh pelan melihat muka istrinya yang tidak bersahabat,
"cukup!" balas Gans tersenyum.
Mayra hendak duduk di kursinya, tapi...
"aduh, kayaknya kamu lupa nuangin minum deh!" celetuk Gans melirik kearah gelasnya, membuat Mayra menahan amarahnya.
gadis itu berdiri mengambil gelas Gans dan menuangkan minumnya dengan perasaan kesal.
"nih!" Mayra meletakan gelasnya di depan Gans yang terkekeh pelan.
"Kamu gak boleh gitu sama suami! Saat melayani suami harus diiringi senyuman, bukan memasang wajah kesal, ingat nak, menyenangkan suami itu pahalanya besar!" peringat umi lembut.
Lagi dan lagi mayla mendengus kesal, sedangkan Gans tersenyum penuh kemenangan.
sebelum makan, kyai Bardi memimpin berdoa, semuanya mengikuti, setelah berdoa semuanya melanjutkan makan, kyai Bardi dan umi berbincang-bincang dengan Gans, mereka berdua ingin menghilangkan kecanggungan Gans dari keluarga ini. mereka bertiga mengobrol sambil tertawa-tawa, Mayra merasa dirinya seperti orang asing dirumah ini, padahal dirinya tuan putri dirumah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
badakpunah
👍
2024-09-28
  0