Mayra menggeliat saat mendengar Adzan subuh berkumandang, gadis itu berusaha membuka matanya perlahan. Mayra mengerutkan keningnya saat melihat dirinya sedang memeluk Gans dengan erat.
"aaaa," teriak Mayra menendang Gans hingga tersungkur dilantai.
Gans terbangun dan mengusap bokongnya saat menyatu dengan lantai. Pria itu menatap tajam kearah istrinya, lagi mimpi indah malah diganggu.
"Lo! Kenapa nendang gue? Hah?!" Gans menatap tajam istrinya.
Mayra juga membalas menatap tajam suaminya, gadis itu melemparkan bantal kearah Gans.
"rasain nih!" sungut Mayra kesal.
"lu kenapa sih? udah teriak-teriak! Terus nendang gue! Eh, sekarang malah ngelempae gue pake bantal!" bentak Gans sudah muak.
"ka-kamu, ngapain meluk-meluk, aku! Dasar tukang modus! Bilangnya tidak akan menyentuhku," ketus Mayra bersedekap dada.
Gans mengerutkan alisnya, sejak kapan dia memeluk Mayra, bahkan dirinya merasa tidak memeluk apapun. Alangkah sialnya sudah mimpi indahnya hilang, kini malah dituduh yang tidak-tidak. Pria itu bangun dan mendekat ke arah Mayra.
"eh, sejak kapan gue meluk Lo?" tanya Gans berkacak pinggang.
"gak usah mencari alasan! dasar pria mesum!" ketus Mayra tidak mau salah.
"mesum? Ada juga Lo kali," Gans mendengus kesal.
"Kamu pasti mencari kesempatan dalam kesempitan kan?" tuduh Mayra menatap tajam Gans.
"gak usah fitnah, gue gak merasa meluk Lo, jangan-jangan!" Gans menjeda ucapannya.
"jangan-jangan apa?" Mayra mengerutkan keningnya.
"Lo yang meluk gue! Secara kan, gue sangat ganteng, makanya Lo gak mau sia siain kesempatan itu." Gans menunjuk Mayra.
"jangan kepedean, kamu itu jelek!" Mayra menjulurkan lidahnya.
Gans semakin kesal dengan istrinya, padahal dirinya sangat ganteng dan banyak wanita yang mengejarnya, tetapi istrinya sendiri mengatai dirinya jelek.
"jelek? Kalau gue jelek, Lo apa? Buruk rupa gitu?" Gans terkekeh sendiri.
"Kamu!" geram Mayra mengepalkan kedua tangannya.
Gans masih terkekeh melihat wajah Mayra yang sudah memerah menahan amarah.
"Kamu itu jelek dan sangat tua, tidak cocok bersanding dengan aku yang masih muda!" cerocos Mayra membuat tawa Gans lenyap.
Gans yang sudah menahan kekesalannya, mendekat keistrinya, pria itu menangkup kedua pipi istrinya.
Cup!
Gans langsung mencium bibir istrinya itu dengan sangat ganas, mata Mayra membulat saat Gans tiba-tiba menciumnya, pria itu melumat bibir istrinya sangat lama.
Jantung keduanya berdegup kencang, Mayra menatap Gans yang melahap bibirnya dengan rakus, tapi dia menikmatinya, beginikah rasanya ciuman.
Mayra yang sudah kehabisan oksigen langsung memukul dada Gans pelan, pangutan itu terlepas,
"first kiss aku!" Mayra menatap tajam Gans.
"makanya jangan ngatain gue jelek!" balas Gans menyeringai.
"buruan! Kembaliin first kiss aku! Bisa-bisanya kamu mengambil first kiss aku," rengek Mayra dengan mata berkaca-kaca.
"gue kan bebas menyentuh lo! Kenapa harus dikembaliin!" Gans geleng-geleng kepala dengan istrinya.
"i-ini, untuk suamiku nanti, kamu malah mengambilnya!"
"lah? Gue kan suami Lo bodoh, wajar aja kalau gue cium bahkan lebih dari itupun wajar!" gerutu Gans sangat kesal kepada istri kecilnya ini.
"ka-kamu bu-"
Tok!
Tok!
"kalian berdua kenapa? bukannya sholat malah ribut!" teriak kyai Bardi dari luar kamar.
Mayra dan Gans saling berpandangan, gadis itu langsung bangkit dari kasurnya, dan berjalan untuk membuka pintu.
"kenapa bah?" tanya Mayra saat melihat kyai Bardi didepannya.
"kamu kenapa ribut-ribut, lagi adzan juga!" kyai Bardi menatap heran putrinya.
"maaf" hanya itu ucapan Mayra.
"baru semalam, kalian menikmati malam pertama, kenapa sudah bikin keributan dipagi hari!" celetuk pak kyai membuat Mayra menunduk menahan malu, sedangkan Gans mengumpat dalam hati, gara gara Mayra dirinya juga yang kena.
"Abah tanya ke kamu Mayra, kenapa kamu ribut-ribut tadi?" tanya pak kyai ke putrinya.
Mayra mengangkat wajahnya, menatap Gans dan menatap kyai, dengan wajah yang sudah memerah.
"itu bah, dia tadi meluk-meluk aku saat tertidur!" ucapan Mayra membuat kyai Bardi menahan tawanya, pertanyaan Mayra terlalu bodoh menurut Gans.
"kenapa harus bertanya gitu sih, malu-maluin aja, dasar wanita!" gerutu Gans dalam hati, pria itu menatap istrinya tajam.
"astaghfirullah, kamu ini Mayra! Dia kan suami kamu, jadi wajar saja," kyai Bardi geleng-geleng kepala, ia sangat malu dengan putrinya.
kyai Bardi menoleh kearah Gans yang sedang menunduk, tiba-tiba ia teringat dengan menenatunya saat semalam, pria paruh baya itu senyum-senyum sendiri.
"Kamu udah mandi wajib?" celetuk kyai Bardi tersenyum kearah Gans.
Gans mendongak menatap pak kyai dengan dahi berkerut. Dengan cepat pria itu menggelengkan kepalanya.
"Kamu mandi wajib dulu, sehabis berhubungan suami istri, diwajibkan untuk bersih-bersih." nasehat kyai Bardi.
"hah?" Gans berlagak seperti orang bodoh.
"Kamu mandi wajib dulu, habis itu berangkat kemasjid sama Abah," pak kyai berjalan.
"hubungan suami istri? Perasaan masukin aja belum!" gumam Gans dalam hati, pria itu.
kyai Bardi menghentikan langkahnya, dan menoleh kearah Gans.
"Kamu tau niatnya?" tanya kyai Bardi.
"tau, bah." jawab Gans berdusta.
"nanti Abah tunggu dibawah ya." pak kyai berbalik badan meninggalkan kedua pasangan itu.
Gans menatap tajam kearah Mayra, gara-gara dia, Gans jadi malu setengah mati.
"ini semua gara-gara Lo, Abah jadi salah paham kan!" protes Gans kesal, pria itu berjalan kekamar mandi.
"lah? Kenapa sih, kok jadi salah aku!" gerutu Mayra seorang diri.
2 menit kemudian...
Gans sudah membersihkan dirinya dikamar mandi secepat kilat, yang penting mandi menurut Gans.
tapi pria itu dengan bodohnya tidak membawa handuk saat mandi, dia memanggil nama Mayra dari dalam kamar mandi berulang kali.
"woi! Minjem handuk!" teriak Gans dari dalam.
"CK, kenapa gak bawa handuk sih!" gerutu Mayra berjalan mengambil handuknya.
"nih, handuknya!" teriak Mayra dari luar.
Gans langsung membuka setengah pintunya, dengan cepat pria itu langsung mengambil handuk dari tangan Mayra.
Gans berjalan keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melilit dibagian pinggangnya.
Mayra menatap tanpa berkedip,tubuh pria itu sangat kekar dengan lapisan roti sobek yang berjumlah 6, dada bidangnya yang ditumbuhi sedikit bulu membuatnya perfect.
"biasa aja kali liatnya! Emang tubuh gue bagus kok!" celetuk Gans terkekeh.
"apa sih! Siap juga yang ngeliatin!" ketus Mayra membuang mukanya yang sudah memerah. Gans terkekeh melihat istrinya.
"nih, pakaiannya udah aku siapin, jangan geer, ini disuruh Abah!" Mayra menyerahkan baju Koko dan juga sarung.
"oke" balas Gans singkat, pria itu mengambil pakaiannya dan memakainya, ukurannya sangat pas ditubuhnya.
Mayra berdecak kagum, melihat penampilan suaminya yang sangat tampan saat memakai baju seperti itu.
"gue duluan, udah ditungguin Abah!" pamit Gans meninggalkan Mayra.
Gans berjalan menuju lantai bawah, kyai Bardi sudah menunggunya di ruang tamu, pak kyai menatap menantunya dengan tersenyum.
Walaupun Gans masih sering bolong-bolong sholatnya, pria itu akan melaksanakan sholat, karena tidak enak sudah ditunggu oleh pak kyai, keduanya berangkat menuju masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Zein Shion
Aduh, penasaran banget sama kelanjutan ceritanya. Update, please!
2024-09-24
0