"astaghfirullah, kalian ngapain disini!" ucap para warga.
Mayra dan Gans terlonjak kaget mendengar suara itu, mereka berdua mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu. Ada 6 orang warga yang menatapnya dengan curiga.
"kalian melakukan perzinahan di tempat ini?" tanya salah satu dari mereka.
"pak, ini tidak seperti, yang kalian pikirkan!" balas Gans panik, mukanya sudah pucat pasi.
"benar pak, kita tidak melakukan itu, kebetulan dia menolong saya tadi!" tunjuk Mayra agar tidak terjadi kesalahpahaman.
warga pun tidak percaya dengan alasan Mayra, mereka menatap tajam keduanya.
"menolong? Menolong untuk segera cepat hamil?" ketus bapak-bapak, membuat hati Mayra sangat sakit.
"percuma hijaban, kalau kelakuannya begitu!" hardik mereka.
"ternyata kamu Mayra, tidak jauh-jauh dari wanita murahan, pasti bapak kamu akan kecewa dengan kamu!" ucap mereka, hati Mayra sangat sesak dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Stop!! Kalian jangan menghina dia!" geram Gans kasihan pada Mayra.
"Kamu dasar laki-laki brengsek!!" umpat pak Roni yang dari tadi diam.
"kalian berdua harus dinikahkan! Bisa kena sial kampung ini!" celetuk pak Roni.
"APA? MENIKAH??" ucap Gans dan Mayra bersamaan.
"saya tidak melakukan apapun sama dia!" Gans membela diri.
"mana ada maling ngaku, kalau ngaku penjara penuh!" ucap Samsudin.
"saya bukan maling pak!" Gans menggelengkan kepalanya cepat.
"itu perumpamaan anak muda!" geram mereka.
"mending kita arak aja kerumah pak kyai Bardi!" Gans dan Mayra dipaksa ikut mereka berdua, keduanya hanya pasrah, bahkan untuk menjelaskan pun tidak ada gunanya.
Gans merasa kesal dengan bapak-bapak itu, sedangkan Mayra menangis disebelah Gans, kuping pria itu terasa panas saat mendengar Mayra menangis.
"sttt, bisa diem gak!" kesal Gans.
Mayra mengusap matanya kasar dan menoleh ke Gans.
"a-aku, se-sedang sedih! masalahnya aku sudah punya tunangan." ucap Mayra agak kesal.
"CK, cuma gara-gara itu?" Gans tersenyum mengejek.
Mayra mendengus bisa-bisanya pria itu mengejek dirinya."kalau tidak tau, lebih baik diam!" ketus Mayra.
"kalian berdua bisa diam tidak!" ucap pak Roni membuat mereka berdua bungkam.
mereka berdua di bawa oleh bapak-bapak itu hingga sampai dirumah pak kyai Bardi (ayah Mayra). Dan kebetulan sekali haji Bardi sedang berada diteras bersama Arman (tunangan Mayra).
"assalamualaikum pak kyai!" ucap mereka kompak.
kyai Bardi dan Arman langsung menghentikan obrolannya, mereka berdua sangat kaget melihat ada beberapa warga yang sudah mengepung rumahnya. keduanya melangkah dengan rasa penasaran.
"ada apa ini?" tanya pak Bardi dan Arman bersamaan.
para warga langsung mendorong mayra dan Gans kedepan. Wajah pak kyai dan Arman sangat syok.
"mereka berdua telah melakukan perzinaan, di kampung sebelah." ucap pak Roni menunjuk mereka berdua dengan raut wajah kecewa.
"kalian salah paham!" ucap Mayra sesengukan.
"kita saksinya, kamu jangan mengelak Mayra!"
"percuma berhijab, kalau kelakuan kamu seperti ini, saya kecewa sama anak pak kyai!" gerutu ibu-ibu tukang gosip yang bernama ranti.
"astaghfirullah, apa bener itu Ra?" tanya Arman mengusap wajahnya kasar, pria itu sangat kecewa mendengar ucapan warga.
"itu tidak benar mas! Aku cuma di fitnah sama mereka, pria ini yang menolongku saat dikejar preman." jelas Mayra masih menangis.
"jangan bohong, kita melihat sendiri kok!" ucap pak Roni kesal.
"astaga, yang dikatakan gadis ini benar kok!" balas Gans yang dari tadi diam.
"saya putuskan pertunangan ini! Saya tidak mau dengan perempuan yang sudah berzina." mata arman sudah memerah, raut wajah pria itu sangat teramat kecewa,
"mas, aku bisa jelaskan, tolong jangan dibatalkan!" Mayra memegang tangan Arman yang ingin pergi.
"aku gak bisa, kalian berdua harus menikah! kasian nanti anak yang ada dikandungan kamu." balas Arman.
Deg!
Bagai disambar petir, ucapan Arman membuat hati Mayra sangat sesak. Orang yang sangat ia cintai kini menghancurkan hatinya berkeping-keping.
"dan, buat kamu! kalian berdua harus nikah! Jangan jadi pria brengsek! Yang mau enaknya doang." Arman menunjuk dada Gans. Dan meninggalkan perkarangan rumah.
"bikin aja belum, gimana mau jadi!" gerutu Gans kesal.
"ayah, kecewa sama kamu Mayra. ayah sudah menjaga kamu dengan baik, dan ini balasan kamu terhadap ayah!" kyai Bardi menepuk dadanya yang terasa sesak. Air matanya jatuh begitu saja.
Istri kyai Bardi pun keluar, dari kamarnya saat mendengar suara warga. yang berada dirumahnya.
"ada apa ini bah?" tanya umi Rahma (ibu Mayra)
kyai Bardi mengalihkan pandangannya ke umi Rahma, umi Rahma sangat bingung melihat suaminya yang menangis.
"a-anak, kita telah berbuat zina umi!" kaki umi Rahma lemas saat mendengar ucapan suaminya. Wanita paruh baya itu mendongak menatap Mayra dan 1 orang laki-laki.
"apa itu benar nak?" tanya umi Rahma dengan mata berkaca-kaca.
"itu tidak benar umi!" Mayra menangis kencang.
"saya saksi nya umi, mereka berdua melakukannya dikampung sebelah!" balas pak Roni.
"astaghfirullah, umi kecewa sama kamu, padahal sebentar lagi kamu akan dipinang, sama nak Arman!" buliran bening menetes dari sudut mata umi Rahma.
Gans yang muak menyaksikan drama itu ingin cepat cepat menyelesaikannya.
"saya akan menikahi dia!" ucap Gans tiba-tiba.
kini Gans menjadi pusat perhatian mereka semua.
"bagus, dasar laki-laki brengsek! Percuma ganteng! Kalau bejat!" hardik Yanti anak Bu Ranti
.
Gans dan Mayra disuruh masuk kerumah kyai Bardi, rumah yang sangat luas dan sederhana,
"coba hubungi kedua orang tua kamu nak!" ucap kyai Bardi berusaha tenang, walaupun hatinya masih tidak terima.
"saya tidak tau mereka dimana pak!" dusta Gans.
"loh, kok gak tau, emang kamu disini sama siapa?" tanya umi Rahma heran.
"saya tinggal sendiri disini!" balas gans tersenyum getir.
Kyai Bardi dan umi Rahma menghela nafas, emosi yang tadi memuncak menjadi rasa kasihan kepada Gans.
"yaudah, kamu tidak pakai wali juga sah!" ucap pak kyai.
penghulu yang sudah datang entah sejak kapan pun menanyakan mahar apa yang akan, kasih terhadap calonnya. Arhan merogoh dompetnya yang mengambil uang 2lembar yang berwarna merah, hanya itu yang tersisa membuat semuanya melongo tak kecuali Mayra sendiri, dirinya menatap Gans semakin tajam.
*
*
"gimana para saksi?"
"SAH!!"
"SAH!!"
Mayra dengan terpaksa mencium tangan Gans dan Gans juga tidak kalah terpaksa mencium kening istrinya.
banyak warga yang sudah membubarkan dirinya, kini tersisa Mayra, Gans dan kedua orang tua Mayra, gadis itu langsung melongos pergi ke kamarnya. Meninggalkan Gans dengan kedua orang tua Mayra.
"nak, kamu kan sudah menikah, lebih baik kamu susul istri kamu sana." ucap umi Rahma lembut.
"dimana Tante?"
"panggil kita umi dan Abah saja, kamu kan sudah menjadi bagian dari keluarga kami." ucap umi Rahma tersenyum.
Gans menjadi terharu, pria itu seperti mempunyai seorang ibu yang menyayanginya.
"iya, mi. aku susul kemana?" tanya Gans sopan.
"kekamarnya, ada dilantai 2" ucap kyai Bardi tersenyum lembut. Gans mengganguk.
Gans langsung berlari ketangga, menyusul istrinya, pria itu sudah panik, takut istrinya akan bunuh diri. Pikirnya
ceklek!
"ngapain kamu, masuk ke kamar saya?" tanya Mayra menangis.
Gans menghela nafas kasar, ia mendekatkan langkah nya ke Mayra yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah yang ditutup kedua lututnya.
"hadeh, jangan na-"
"pasti, kamu pengen ngetawain aku kan?" tuduh Mayra memotong ucapan Gans.
Gans mengerutkan keningnya, "hah?" pria itu belum mengerti ucapan Mayra.
"Kamu gak tuli kan?" Mayra mengusap air matanya dengan kasar, wanita itu mengangkat kepalanya, menatap Gans dengan kesal.
"Kamu mau ngetawain aku kan, silahkan! aku tidak peduli!" sungut Mayra kesal.
Gans menghela nafas kasarnya, "siapa yang mau ngetawain Lo?" pria itu duduk ditepi ranjang.
"mau ngapain kamu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
cómics fans 🙂🍕
Terharu...
2024-09-20
  0