Lilyana di amuki kakak tingkat

Hari demi hari terasa semakin cerah dan berbunga untuk Arash. Langkah di langkahnya di selingi senyuman. Ia tak bosan bosan menatap layar ponselnya.

~ Flash back on

" Lilyana, apa boleh aku meminta nomor ponselmu? " tanya Arash saat ia mencoba mendekati lilyana yang sedang duduk berdua dengan kayla di taman.

" Eh, ngomong ngomong soal nomor. Aku juga belom tahu loh nomor kamu Lyana? " kayla menambahi.

" Hmm oke deh, ini nomorku. " dengan mudahnya lyana menyerahkan ponselnya dan memperlihatkan nomornya pada dua orang itu.

" Eh itu ayah kamu? " kayla melihat wallpaper di handphone lilyana.

" Iyaah, daddy aku. "

" Wah, emang sih kelas elit. Pasti manggilnya mommy daddy. " ledek kayla.

" Mommy aku udah meninggal sejak usia ku lima tahun. "

" Oops so-sorry lyana.. " kayla merasa bersalah.

" It's oke. Aku udah terbiasa hidup bersama daddy kok. "

" Daddy kamu gak menikah lagi? " Arash penasaran.

" Gak mau, katanya istri daddy satu satunya ya cuma mommy gak ada gantinya. "

" Waah hebat, itu namanya cowok gentle dan setia..! " triak kayla.

' tapi kok, wajah daddy nya lyana kaya gak asing ya, pernah lihat dimana ya aku?? ' tanya Arash dalam hati.

" Daddy kamu kerja apa lyana, kayanya kamu dari keluarga kaya gituh. Naiknya ajah pake Alphard. " kayla mulai kepo.

" Hmmm bisnis batu bara, ada juga bisnis properti sama kuliner si kalo gak salah gituh. Soalnya daddy belum bolehin aku terjun, karena masih di bawah umur katanya.

Tunggu aku udah usia 18 tahun, baru daddy bakal kenalin dunia bisnis. "

" Aah masa depan udah terjamin ini sih, gak kaya aku musti kerja keras dulu baru bisa sukses. "

" Gak papa kay, semua butuh proses kok. Kamu kan rajin, orang yang rajin biasanya bakal sukses. Percuma lagi kalau kaya tapi malas. "

" Kamu kok sekarang jadi banyakan ngomong nya ya..? " goda arash, membuat lyana malu.

" Nanti malam aku chat ya, harus bales..! " ucap Arash tanpa sanggahan.

" Bye.. aku mau latihan basket, buat tanding bulan depan. " Arash pergi meninggalkan mereka berdua.

~ Flash back off

" Aaah dapet nomor lyana berasa dapet lotre banyak. Seneng nya gak ketulungan inih.. " Arash melompat lompat kegirangan.

Di dalam kelas, Arash sungguh jengah melihat susan yang tiba tiba sudah ada di kelasnya.

" Arash..? "

" Hmm..! "

" Euh, nanti aku mau latihan ballet lagi. "

" Apa hubungannya sama aku..?! "

" Emm tolong nanti titip ini buat ibu ya? "

" Ibu ku?? " susan mengangguk.

" Gak usah repot repot san.. "

" Enggak kok ar, kan ibu suka sama bolu pandan buatan mami akuh. Tadi pagi mami bikin bolu pandan banyak, jadi aku bawain buat ibu kamu. Pasti seneng deh. "

Arash sungguh malas, namun ia tak enak hati jika itu menyangkut ibunya. " Ya udah, thanks..! "

Susan merasa senang saat bingkisan darinya masih di terima dengan baik oleh Arash.

Dulu sewaktu mereka masih pacaran, memang susan sering mendatangi rumah Arash. Dia pernah membawa kan bolu pandan buatan maminya. Dan ternyata ibu Arash sangat menyukai nya.

Namun hubungan mereka harus kandas karena susan berselingkuh dengan kakak tingkat, yaitu Anton.

" Ngapain tuh jabl*y ke kelas kita sih..! " bastian kesal baru saja melihat susan.

Arash hanya mengendikkan bahunya.

" Itu, bingkisan apa ar? " amaar penasaran.

" Katanya sih bolu pandan, buat ibu. "

" Wah wah...kode keras tuh!! " pekik brady.

" Kode keras, apa maksudnya sih?? " Arash bingung dengan ucapan brady.

" Itu kode kalau susan mau balikan ama elu..! "

" Masa sih?? "

" Emang susah ngomong sama orang gak peka..! "

Arash merasa bodoamat dengan perlakuan susan. Yang dia pikirkan saat ini hanya lah lilyana dan lilyana.

Saat jam pelajaran, arash membuka ponselnya. Ia membuka aplikasi hijau dan memulai percakapan lewat chat.

Tring... lyana membuka iPhone keluaran terbaru miliknya. Ia tersenyum saat membuka aplikasi chat berwarna hijau.

Arash [ Lily...🥰 ]

Lyana [ Who is lily...? ]

Arash [ Thats you ]

Lyana [ Jam kosong kah? ]

Arash [ No, tapi membosankan ]

Lyana [ Kok bisa? Mapel apa memang? ]

Arash [ Bahasa Mandarin ]

Lyana [ Bu Miranda kan cantik..? ]

Arash [ Lebih cantik kamu lah ]

Lyana [ Gombal, aku sleding nih..! ]

Arash [ Iih kok serem..mau dong di sleding..hehe ]

Lyana [ Awas yah..! ]

Arash [ Awas juga, nanti ku tunggu di kantin sekolah..😉 ]

Lyana [ Hm hm..]

Arash [ Batuk bu haji, nanti aku kasih minum deh. 😁 ]

Lyana terkekeh sendiri, membuat kayla bingung dan merinding. " Lyana, what's going on?? "

" Nothing. "

" Iiish gaje banget deh, aku merinding nih lihat kamu ketawa sendiri. Gak ketempelan kan? "

" Apaan sih kamu, ketempelan hantunya kamu tuh yang tiap hari nempel di punggung. "

" Hah..! Really..?? Pantes tiap hari pundak berasa pegel.. ada yang ngikutin?? " kayla histeris sendiri.

" Apaan sih kay, udah deh. Nanti aku temenin ke spa buat pijit..! "

" Kamu yang nemenin?? "

" Iya, kamu titipin aja mobilnya ke bodyguard aku. Nanti kita ke salon bareng sama mobil aku. "

" Aah akhirnya aku bisa naik alphard...! "

Lyana terkekeh melihat ucapan sahabat nya itu.

Saat di kantin, Arash bersama ketiga sahabatnya juga lyana dan kayla. Mereka duduk satu meja.

Susan yang berada di meja sebrang merasa terbakar api cemburu melihat lyana bersama pria yang dulu jadi kekasihnya.

" Wah, gak bisa di biarin itu san. Si murid baru muali gatel. "

Susan merasa sudah di ujung tanduk amarahnya, ia berjalan menuju meja lyana dan Arash.

Brraakkk....! Susan dengan keras menggebrak meja mereka.

" Hei san, what's wrong..?? " bastian menegur kesal.

Susan menarik lengan lyana, dan menyiramkan jus stroberi ke wajah cantik lyana.

Semua mata tertuju padanya. Memang susan terkenal cantik, dan galak. Tidak ada yang berani melawan nya karena sang ayah bekerja sebagai guru killer disana.

" Wah, susan ngamuk tuh...? "

" Wah, si murid baru kena amukan susan tuh? "

Bisik bisik para siswa di dalam kantin. Arash sungguh jengah melihat sikap bar bar susan.

" San, ada apa sih?! Kamu gak sopan tau gak??!! "

" Ar, kok bisa sih kamu deket sama si murid baru? Emang kamu tau, kalo latar belakang dia itu kaya apa??! "

" Memang kamu tahu?? "

" Iya..! Dia itu, anak mafia bisnis...!! " triak susan.

Susan memang menyewa mata mata secara diam diam untuk mengikuti lyana, dan mencari tahu tentang lyana.

Susan sungguh terkejut kalau ia tahu, bahwa ayah lyana adalah mafia di dunia bisnis. Namun sang detektif yang ia sewa tidak bisa menjangkau lebih dalam lagi tentang keluarga lyana.

" Jangan bicara sembarangan susan..! "

" Coba saja kamu tanya ar? Apa kamu pernah pergi ke rumahnya..? "

" Kita berteman belum lama, kurang sopan jika aku harus tiba tiba berkunjung ke rumahnya tanpa sebab. "

" Justru karena belum lama, kamu harus hati hati..! " peringatan susan.

" Eh murid baru, jangan harap gue takut sama lu ya..! " tunjuk tunjuk susan pada wajah lyana.

Lyana merasa tak terima karena ayahnya di bawa bawa. Ia tarik telunjuk susan, dan ia putar hingga telunjuk nya berbunyi.

Kretek...! " Aaarghhh....sakiit anj**g...! " pekik susan.

" Susan, jaga bicara mu?! "

" Maafkan aku ar, aku kesal pada murid baru ini... " susan merengek.

" Mending kamu ke UKS aja deh. "

Susan di bawa oleh teman temannya ke UKS. Lyana merasa bersalah pada gadis itu, tapi ia juga kesal karena ia membawa ayahnya dalam hal ini.

" Are you oke? " tanya Arash mengelap lembut wajah lyana dengan tisu.

Lyana hanya mengangguk. Lalu ia pegang tangan arash yang masih memegangi tisu.

" Maaf... " arash mengernyit, sedang yang lain saling menatap bingung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!