" Bu...? " arash memanggil ibunya lembut. Wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi roda itu sedang tersenyum melihat bunga bunga yang bermekaran di taman.
" Arash? sudah sarapan kah? "
" Sudah bu, kenapa ibu gak ikut sarapan bareng tadi? "
" Bru saja bi tuti buatin sereal gandum. Kan sama ajah sarapan.. "
" Hmm kenapa gak nungguin Arash sih? Ayah pula berangkat pagi pagi banget. " gerutunya.
" Ayah kamu ada apel pagi nak, lagipula beliau bilang akan ada briefing penting katanya. "
" Briefing? Apa ayah akan di tugaskan ke luar kota lagi..? "
" Entah lah, kabarnya di daerah pelosok yang sedang terjadi perang. Bawahan ayahmu banyak yang terluka dan jadi korban. Jadi ayahmu sebagai mayor Jendral kan harus turun ke lapangan. "
" Bu, apa ibu ingin Arash juga menjadi seperti ayah? "
" Tentu, ibu akan bangga kalau kamu jadi abdi negara yang jujur dan bertanggung jawab.
Jika suatu hari ibu sudah tidak ada, ibu akan senang di surga nanti. "
" Ibu jangan bicara seperti itu. Ibu pasti akan panjang umur.
Arash akan memenuhi keinginan ibu. Arash janji. "
Diana hanya tersenyum melihat kesungguhan putra semata wayangnya. " Sudah siang, berangkat gih. Biar jadi anak pintar. "
" Arash sudah pintar bu. " kekeh Arash.
" Iya iya. pintar dan tampan. Putra siapa sih ini... " diana membelai pipi sang putra.
" Arash berangkat ya bu? " ia mencium tangan ibunya. Dan pergi ke garasi untuk mengambil motor gedenya.
Sampai lah di gerbang sekolah, Arash melihat lilyana, gadis cantik itu baru turun dari mobil Alphard berwarna hitam dan ada bodyguard di sampingnya.
" Bener bener princess.. " lirih arash sambil tersenyum.
Lilyana berjalan gontai melewati gerbang. Sang bodyguard membawa mobilnya ke kafe sebelah sekolah.
Arash turun dari motor yang telah ia parkirkan ke dalam garasi sekolah. Ia berlari mengejar lilyana.
" Lilyana..? "
Gadis itu menoleh dan mengerutkan kedua alisnya. " Ya..? "
" Kamu sendirian ajah? "
" Memang harus dengan siapa? Yang ku kenal hanya kayla. "
" Kalau begitu mau ku kenalkan dengan teman teman ku? "
" Hah..?? "
" Supaya kamu menambah teman, dan lagi kalau ada apa apa, kamu bisa minta tolong ke aku atau teman teman ku. "
Lilyana nampak berpikir panjang. Namun Arash langsung menggandeng lengan lilyana.
Lilyana merasa terkejut saat tangannya di sentuh oleh seorang pria.
" Eh maaf.. " Arash merasa bersalah saat mereka sudah sampai di tempat tongkrongan nya.
" Hmm.. "
" Ayoo.. itu teman teman aku. "
" Gaessss....! " semua anak menoleh ke arah Arash. Mata mereka membola dengan mulut terbuka. Bagaimana tidak, Arash datang ke tempat privasi mereka membawa sang gadis incaran nya.
" Euh Lilyana, kenalkan. Yang berambut ikal itu namanya Amaar, yang pake ikat kepala merah itu bastian. Dan yang pake sweeter hitam itu Brady. "
" Oh.. Hai.. aku lilyana. "
" Hai juga... " sapa mereka.
" Lilyana, nama yang cantik. " goda bastian, yang langsung mendapat delikan dari Arash.
" Euh sepertinya sebentar lagi akan bell masuk. Mau bareng aku, akan aku antar ke kelas kamu. " lilyana mengangguk.
Saat bell berbunyi, Arash mengantar lilyana dengan wajah gembira. Saat lilyana sudah berjalan di depan lebih dulu, Arash bersalto ria, membuat teman temannya menggeleng kan kepala.
" Udah mulai tuh si Arash, tingkat kenormalan nya memudar. " sindir bastian.
" Eh, lu lagi berani banget godain lilyana. Alamat di amukin Arash lu.. " amaar meledek.
" Lah, dia mah ngamuk di beliin bakso lima mangkok juga sembuh. "
" Beda cerita ini bas, dulu si iya ngambek gegara susan. But ini, lilyana gaeeess.. " brady menambahi.
Mereka saling tertawa lalu berjalan ke arah kelas mereka.
Arash berjalan mensejajari langkah kaki lilyana. " Kamu jalannya cepet banget si? " arash merasa kewalahan.
" Katanya kamu pemain basket, masa jalan aja ngeluh. " arash tersenyum kala likyaysudah mulai meledeknya.
" " Bukan gitu ih, maksudnya kamu kan cewek. Tapi jalannya bisa cepet banget gitu. Udah biasa olahraga ya? "
" Hmm biasa nge gym aja si di rumah. "
" Nge gym, di rumah? " tanya Arash, lilyana hanya mengangguk.
" Keren sih, boleh gak lain kali aku ikut nge gym..? "
" Itu buat privasi aja. "
" Kalau gitu, nge gym di tempat gym mau gak? Kamu ajak Kayla gak papa kok, nanti aku ajak teman teman aku..? "
" Hmm lihat nanti. "
" Ya udah, masuk gih bentar lagi gurunya dateng kan..?
Semangat ya belajar nya.. " lilyana hanya mengangguk.
Saat lilyana memasuki kelas, seluruh mata menatapnya. Bagaimana tidak, lilyana adalah murid baru, namun dia sudah langsung menggaet sang kakak tingkat yang terkenal dan ketua tim basket di sana.
" Lyana, kok kamu bisa bareng kak Arash? " tanya kayla.
" Gak sengaja aja bareng. "
" Eh, tugas yang kemaren kamu udah kerjain belum? "
" Udah lah, nih buku buku kamu udah aku salin semua. "
" What...??? segitu banyak selesai dalam satu hari?? "
" Tanganku kan seperti laba laba.. " ucap lilyana terkekeh.
" Bisa bercanda kamu yah.. " kayla melirik canda.
Saat istirahat, Kayla dan lyana berjalan di tengah taman sekolah. Mereka memakan bekal yang di bawa oleh Kayla. Karena ia membawa lebih, jadi lyana ikut memakannya.
" Ini beneran mamamu yang membuat sandwich nya? " lyana penasaran.
" Iya lah, aku males kalo bikin gituan.
kenapa, gak enak kah? "
" Enak banget tau, boleh gak aku besok minta di buatin lagi. Kalo mau, nanti aku bayar deh. "
" Iish apaan sih, bayar bayar.. Gak usah, buat kamu free...
Mama aku malah seneng kalo ada yang muji masakan buatannya. Eh, kapan kapan kamu aku ajak ke rumah deh. Pasti mama aku seneng. "
" Boleh boleh. " lyana tersenyum senang. Baru kali ini ia menemukan teman yang tak memandang status. Dan mau berteman tulus.
Susan melirik tajam ke arah dia gadis itu. " Katanya itu murid baru ya? "
" Iya san, kemaren sih aku denger dia tabrakan sama arash di kantin? " mila mengompori.
" Wah itu sih pasti dia sengaja, secara Arash cowok terkenal kan disini. Jadi dia pen ikut terkenal gitu, apalagi murid baru. " tambah eni.
" Lagi, anak cowok cowok pada ngomongin si murid baru itu loh, masa belum apa apa dia udah jadi idola di sini. Gak bisa di biarin..! " kesal mila.
Susan meremas botol mineral di genggamannya. Ia merasa murid baru itu bisa jadi saingan terberat nya.
" Sementara biarin aja dulu, kita lihat mau sampai mana murid baru itu. "
" Tapi gue kesel lihat nya san, dia kaya yang sombong gitu gak sih? " gerutu mila.
" Iya, gak pernah nyapa. Juga sok jual mahal banget kayaknya anaknya tuh..! " ucap eni sambil mengambil bedak kaca di dalam tas nya.
" Dah lah, soal dia gampang. Cuma anak baru inih. Bisa apa. hahh..
Ayo ke ruang latihan, kita kan mau tampil ballet lusa. " ajak susan.
" Ayooo...! " jawabmereka berdua.
Lilyana merasa ada yang memperhatikan nya, namun saat menoleh ia tak melihat siapapun.
Arash bersembunyi di balik pohon, saat ia sadar lyana menoleh.
" Yaahh hampir aja..... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments