Unbroken Resolve"
Jenson menghela napas panjang dan menggenggam tangan putri ya dengan erat-erat.
Jenson Cameron Arthur
Aku bangga padamu, anakku. Tapi ingat, jangan biarkan kebencian atau rasa marah membutakanmu. Cari kebenaran, bukan hanya balas dendam.
Leora menatap ayahnya dengan mata penuh tekad, sorot matanya mengandung kekuatan yang luar biasa, seolah mengirimkan pesan bahwa ia tidak akan mundur.
Leora Lawrence Arthur
Aku janji, Ayah. Aku akan mencari kebenaran, bukan untuk menyakiti siapa pun, tapi untuk membebaskanmu dari beban yang tak adil ini.
Leora menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum melanjutkan
Leora Lawrence Arthur
Oh iya, Ayah, sudah makan?
Leora Lawrence Arthur
Aku membawa makanan dari rumah, mungkin bisa sedikit menghibur."
Jenson Cameron Arthur
[tersenyum tipis]
Jenson Cameron Arthur
Terima kasih, sayang. ayah belum makan apa-apa sejak pagi, jadi makanan dari rumah pasti akan sangat berarti."
Leora meletakkan tas kecil yang ia bawa di meja dan mengeluarkan kotak makanan yang telah disiapkan dengan hati-hati.
Leora Lawrence Arthur
Aku berharap ini bisa sedikit membantu, meskipun aku tahu tak ada yang bisa menggantikan rasa sakit yang Ayah rasakan sekarang.
[gumamnya]
Mata Leora tak pernah lepas dari wajah ayahnya yang tampak semakin menua dengan setiap hari yang berlalu
Dengan tangan gemetar, Leora membuka kotak makanan dan menyusun hidangan di atas meja.
Leora Lawrence Arthur
Aku berharap ayah suka. Aku coba buat sesuai dengan yang Ayah suka.
Leora berusaha tersenyum meski hatinya terasa begitu berat, seolah setiap senyum yang ia tunjukkan harus dipaksakan keluar, berjuang melawan perasaan hancur yang menekan dadanya.
Ia tahu, di dalam dirinya, ada gelombang emosi yang tak bisa disembunyikan—kesedihan, ketakutan, dan rasa cemas yang tak pernah pergi. Namun, ia berusaha untuk tetap kuat di hadapan ayahnya, karena ia tidak ingin ayahnya merasa semakin tertekan dengan keadaan mereka.
Kini mereka duduk bersama dalam keheningan sejenak, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Leora merasa sedikit lega bisa berbagi waktu seperti ini, meskipun ia tahu segala masalah yang mereka hadapi belum berakhir.
Jenson Cameron Arthur
Bagaimana rumah tanggamu, sayang? Apakah semuanya baik-baik saja?
Leora menunduk, menatap makanannya sejenak sebelum mengangkat kepala dan memandang ayahnya. Ia tahu pertanyaan itu muncul dari rasa cinta dan perhatian yang mendalam. Namun, jawabannya tak semudah yang diharapkan.
Leora Lawrence Arthur
Semua tidak seperti yang Ayah kira.
Leora Lawrence Arthur
Ada banyak hal yang tidak aku ceritakan. Aku... aku berusaha menjalani pernikahan ini sebaik mungkin, tapi kadang rasanya semakin sulit."
Jenson menatapnya dengan penuh perhatian, seolah memahami bahwa ada lebih banyak hal yang belum diceritakan.
Jenson Cameron Arthur
Kau tahu, sayang, jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau bisa berbicara dengan Ayah. Tidak ada yang lebih penting bagi Ayah selain kebahagiaanmu."
Leora menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai mengancam.
Leora Lawrence Arthur
Aku hanya... merasa terperangkap, Ayah. Seperti tidak ada jalan keluar.
Leora Lawrence Arthur
Kadang aku merasa seperti aku hidup dalam bayang-bayang orang lain, dan aku takut jika terus begini, aku akan kehilangan diriku sendiri."
Jenson menyentuh tangan Leora dengan lembut, memberikan kenyamanan dalam keheningan yang mencekam.
Jenson Cameron Arthur
Jangan biarkan siapa pun atau apapun mengubah siapa dirimu, Leora.
Jenson Cameron Arthur
Kau adalah wanita yang kuat, dan jika ada satu hal yang Ayah tahu pasti, itu adalah kau akan menemukan jalan keluar dari kegelapan ini."
Leora menatap ayahnya, merasakan ketulusan dalam kata-katanya. Ada harapan kecil yang mulai tumbuh dalam dirinya, meskipun masalahnya masih jauh dari selesai.
Namun, dengan dukungan ayahnya, Leora merasa sedikit lebih kuat untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.
Leora Lawrence Arthur
Ayah, aku... aku akan mencoba.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan berusaha untuk tetap kuat, meskipun kadang aku merasa sangat rapuh.
Leora Lawrence Arthur
Aku tahu aku tidak bisa mengubah semuanya sendiri, tapi aku berjanji akan berjuang. Untuk Ayah, untuk diriku sendiri.
Jenson mengangguk pelan, senyum tipis terukir di wajahnya, meskipun mata tuanya menunjukkan kelelahan yang mendalam.
Jenson Cameron Arthur
Kau adalah wanita yang luar biasa, Leora. Jangan pernah ragu dengan kemampuanmu.
Jenson Cameron Arthur
Kadang hidup memang tidak adil, tapi yang penting adalah bagaimana kita bangkit setelah jatuh. Ayah selalu percaya padamu."
Leora mengangguk, merasa sedikit lebih ringan setelah mendengar kata-kata itu. Kepercayaan ayahnya memberi energi baru, seolah membangkitkan semangat yang sempat padam dalam dirinya.
Ia tahu perjalanan yang akan dihadapi tidak mudah, tapi setidaknya ia tidak akan merasa sendirian lagi.
Leora Lawrence Arthur
Ayah, terima kasih, Aku akan berusaha lebih baik. Tidak hanya untukmu, tapi untuk diriku sendiri juga."
Keheningan menyelimuti mereka lagi, namun kali ini, tidak terasa seberat sebelumnya. Leora merasakan kedamaian dalam hatinya yang sempat terpecahan.
Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi apa yang akan datang, apapun itu.
Jenson memandang Leora dengan mata yang penuh rasa bangga.
Jenson Cameron Arthur
Kau sudah membuat Ayah sangat bangga, Leora.
Jenson Cameron Arthur
Ketika semuanya terasa gelap, ingatlah bahwa ada cahaya dalam dirimu. Jangan pernah ragu untuk mencarinya.
Leora mengangguk, meresapi kata-kata ayahnya. Setiap perasaan negatif yang dulu melingkupi dirinya kini perlahan mulai menghilang, tergantikan oleh keyakinan baru.
Mungkin perjalanan ini memang panjang dan penuh rintangan, tetapi ia merasa lebih siap untuk melangkah maju.
Setelah beberapa saat, Leora berdiri dari tempat duduknya, menatap ayahnya dengan penuh semangat.
Leora Lawrence Arthur
Aku harus pergi, Ayah. Tapi aku akan terus berjuang.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan mencari kebenaran dan keadilan, dan aku akan kembali untukmu.
Jenson mengangguk, matanya sedikit berkaca-kaca.
Jenson Cameron Arthur
Hati-hati, sayang. Jangan biarkan apapun menghalangimu. Ayah akan selalu menunggumu di sini.
Dengan lembut, Jenson meraih wajah Leora dan mengecup kening putrinya, sebuah ciuman penuh kasih yang mengandung segala harapan dan doa.
Leora menatap ayahnya dengan mata yang mulai berlinang air mata, namun senyuman kecil tersungging di bibirnya.
Ciuman itu, meskipun sederhana, memberikan rasa kekuatan yang tak terucapkan, seolah mengingatkan dirinya bahwa ia tidak sendiri dalam perjuangan ini.
Leora Lawrence Arthur
"Aku akan kembali, Ayah.
suara Leora terdengar dengan suara penuh keyakinan, meskipun dalam hati masih ada perasaan cemas.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan menemukan jalan keluar, dan aku akan mengembalikan kedamaian untuk kita berdua.
Jenson menatap Leora dengan mata yang penuh cinta.
Jenson Cameron Arthur
Aku percaya padamu, Leora. Jangan pernah ragu akan dirimu sendiri. Ingat, apa pun yang terjadi, Ayah selalu ada untukmu."
Dengan hati yang sedikit lebih ringan dan semangat yang membara, Leora mengangguk lalu meninggalkan ruang kunjungan, tersenyum dengan tekad yang baru.
Meskipun dunia luar terasa penuh tantangan, ia tahu bahwa langkah-langkah yang ia ambil ke depan adalah untuk mendapatkan keadilan yang ia cari, dan kebahagiaan yang selama ini ia impikan.
Comments