Chasing Justice"
Saat Leora menangis, tiba-tiba seorang kepala pelayan bernama Jin-Soo mendekat dan dengan hati-hati menyodorkan tisu kepada Leora.
Jin soo maid
Apa Nyonya Leora baik-baik saja?"
Leora mengusap air matanya dengan cepat, berusaha menenangkan dirinya.
Leora Lawrence Arthur
Aku baik-baik saja
suara Leora terdengar pelan, meskipun suaranya serak dan penuh kesedihan. Ia tidak ingin membuat pelayan itu khawatir lebih jauh, meskipun kenyataannya, hatinya terasa hancur.
Jin-Soo masih berdiri di sana, melihat Leora dengan cemas, tapi setelah beberapa detik, ia akhirnya mengangguk dan mundur perlahan. "
Jin soo maid
Jika Nyonya membutuhkan apa-apa, saya di sini,
setelah mengatakan itu jinsoo meninggalkan Leora sendirian di ruangan itu.
Leora kembali terdiam, matanya kosong menatap jauh ke luar jendela. Dalam kesunyian yang mengisi ruangan itu.
Hingga Perlahan, ia menghela napas panjang, mencoba mengusir segala kesedihan yang menghimpit dadanya. Ia berjanji dalam hati untuk mulai hidup demi dirinya sendiri, bukan hanya demi harapan yang tak pasti.
Dengan tekad yang baru, Leora berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamarnya.
Ia ingin menata diri sebaik mungkin sebelum pergi menemui ayahnya di penjara. Sudah terlalu lama ia tidak mengunjungi pria yang dulu adalah pilar kekuatannya.
dan meskipun hatinya masih terluka dengan apa yang terjadi, ia tahu bahwa ayahnya membutuhkan dukungan darinya, sama seperti dirinya membutuhkan dukungan dari sosok yang pernah ia kagumi.
Sebelum mencapai tangga menuju kamar, Leora berhenti dan memanggil Jin-Soo, kepala pelayan yang masih berada di dekat ruang maka
Leora Lawrence Arthur
Jin-Soo, tolong siapkan sarapan yang sederhana untuk kubawa ke penjara. Ayahku pasti merindukan makanan rumah."
Jin-Soo mengangguk dengan hormat, menatap Leora dengan penuh perhatian.
Jin soo maid
Baik, Nyonya Leora. Saya akan memastikan makanan disiapkan dengan baik.
[tersenyum]
Leora mengangguk lembut dan melanjutkan langkahnya ke kamar. Di sana, ia berdiri di depan cermin, memandangi wajahnya yang tampak lelah tetapi masih memiliki sorot keteguhan.
Ia merapikan penampilannya, memilih setelan sederhana tetapi rapi, agar ia tetap terlihat kuat di hadapan ayahnya.
Setelah beberapa saat, Leora turun kembali ke ruang makan.
Di atas meja, sebuah kotak makanan sudah disiapkan oleh Jin-Soo, berisi sarapan lengkap dengan buah-buahan segar dan beberapa hidangan kesukaan ayahnya.
Leora Lawrence Arthur
Terima kasih, Jin-Soo.
*tersenyum*
Jin soo maid
Semoga perjalanan Nyonya lancar dan semoga pertemuannya membawa ketenangan.
Leora tersenyum tipis dan kemudian berjalan keluar mansion, menuju mobil yang sudah disiapkan.
Dalam perjalanan menuju penjara, ia memikirkan apa yang akan ia katakan pada ayahnya.
Apa pun yang terjadi, ia harus tetap tegar di hadapan ayahnya. Ayah harus tahu bahwa meskipun segala sesuatunya terasa berat, ia masih ada untuknya. Kini, pikiran Leora dipenuhi dengan kata-kata itu, seolah menjadi pengingat bahwa dalam kesulitan ini, ia harus menjadi sumber kekuatan bagi ayahnya, meskipun dirinya sendiri juga sedang rapuh.
Namun Di dalam dirinya, Leora merasa sedikit lega karena, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia mengambil kendali atas hidupnya sendiri, satu langkah kecil menuju kekuatan yang selama ini ia cari.
Perjalanan menuju penjara memberi Leora waktu untuk merenung, memikirkan segala hal yang sudah ia lalui dalam hidupnya—kerapuhan keluarga yang hancur, pernikahan tanpa cinta, dan luka yang seolah tak berakhir.
Namun, saat ini, ia tidak ingin larut dalam kesedihan. Ia memilih untuk menjadikan setiap langkah sebagai bagian dari proses penyembuhan.
Leora Lawrence Arthur
Aku harus kuat, bukan hanya untuk diriku, tetapi juga untuk ayah.
[batinnya]
Sesampainya di penjara, Leora keluar dari mobil dan menatap bangunan di depannya dengan perasaan yang campur aduk. Ia menarik napas dalam, menguatkan hatinya sebelum memasuki ruang kunjungan.
Ketika ia akhirnya duduk menunggu di ruangan yang dingin dan sunyi itu, suara langkah-langkah berat terdengar mendekat.
Ayahnya akhirnya muncul, wajahnya tampak lebih tua dari terakhir kali ia melihatnya, tapi sorot matanya masih tajam. Begitu ia melihat Leora, ada kelembutan yang tidak pernah hilang dalam pandangannya
Leora tersenyum, dan untuk sesaat, mereka hanya saling memandang, berbagi kehangatan tanpa kata-kata.
Leora Lawrence Arthur
Ayah, bagaimana keadaanmu?
Suara Leora terdengar lembut namun penuh kecemasan, berharap dapat melihat tanda-tanda kekuatan di mata ayahnya meskipun situasi mereka begitu sulit.
Ayahnya menghela napas, mencoba menyembunyikan kelelahan di wajahnya.
Jenson Cameron Arthur
Aku baik-baik saja, sayang,
Jenson Cameron Arthur
Hanya saja, waktu di sini tak pernah mudah
Leora mengangguk, berusaha tetap tenang meskipun hatinya teriris. Ia tahu betul bahwa meskipun ayahnya berusaha menunjukkan ketegaran, kesepian dan keputusasaan pasti telah merayap masuk ke dalam dirinya.
Leora Lawrence Arthur
Apakah ayah merasa lebih baik?"
suara Leora Penuh perhatian. Ia ingin mendengar bahwa ayahnya bisa bertahan, tetapi juga merasa sulit untuk menghadapinya, karena setiap kali ia melihat ayahnya, ia teringat betapa besar beban yang sedang mereka tanggung bersama.
Jenson menghela napas panjang, dan meskipun ia berusaha tersenyum, ada kesedihan yang jelas terlihat di matanya.
Jenson Cameron Arthur
Aku masih berusaha, Leora,"
Jenson Cameron Arthur
Tapi setiap hari terasa semakin sulit. Aku merasa terperangkap di sini, dan tidak tahu kapan semuanya akan berakhir.
Leora menundukkan kepala, berusaha menahan air mata yang mulai mengalir. Ia tahu betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh ayahnya.
Leora Lawrence Arthur
Jangan khawatir, Ayah
Leora Lawrence Arthur
Aku di sini untukmu. Aku akan selalu ada, tak peduli apa yang terjadi."
Jenson menatap putri nya dengan lembut, seolah mencari kekuatan dari kata-kata itu.
Jenson Cameron Arthur
Aku tahu, sayang. Aku hanya tidak ingin kau terjebak dalam masalah ini. Kehidupanmu harus lebih baik dari ini.
Leora tersenyum tipis, meskipun hatinya terasa hancur.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan berjuang untuk kita berdua, Ayah. Aku tidak akan membiarkan ini menghancurkan kami.
[Batinnya]
Leora Lawrence Arthur
Kita akan melalui ini bersama-sama, Ayah. Aku janji.
Leora Lawrence Arthur
Dan aku akan mencoba mencari pelaku yang sebenarnya, supaya Ayah bisa keluar dari sini.
Dengan tekad yang semakin kuat. Suaranya mengandung keberanian yang seakan-akan tidak ingin mundur, meskipun hatinya dipenuhi keraguan dan ketakutan akan kegagalan.
Jenson menatapnya dengan ekspresi penuh keharuan, matanya berkaca-kaca. "
Jenson Cameron Arthur
Leora, jangan bebankan dirimu dengan hal itu.
Jenson Cameron Arthur
Ayah tidak ingin kau terjerumus lebih dalam ke dalam masalah ini. Aku tahu kau ingin membantu, tapi ini bukan beban yang harus kau tanggung sendirian.
Leora menggenggam tangan ayahnya, menatapnya dengan penuh tekad.
Leora Lawrence Arthur
Ayah, aku sudah cukup dewasa untuk menghadapinya.
Leora Lawrence Arthur
Aku tahu ini bukan hal yang mudah, tapi aku akan mencari cara untuk membuktikan bahwa Ayah tidak bersalah.
Leora Lawrence Arthur
Aku berjanji akan melakukan segala yang bisa aku lakukan.
Mendengar itu, ayahnya menundukkan kepala, seolah mencoba menerima kenyataan bahwa Leora telah tumbuh menjadi wanita yang kuat dan penuh keberanian.
Jenson Cameron Arthur
Kau benar, Leora. Kau sudah tumbuh menjadi wanita yang luar biasa. Jika ada yang bisa melakukannya, itu adalah kau.
Leora mengangguk, merasakan beban di dadanya mulai sedikit berkurang. Setidaknya, ia tahu bahwa meskipun segala sesuatunya terasa sulit, ia tidak sendirian.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan mencari bukti yang bisa membebaskan Ayah. Aku akan mencari keadilan untuk kita berdua Aku janji.
Ayahnya menatapnya dengan mata yang penuh kekhawatiran, tapi juga harapan.
Jenson Cameron Arthur
Leora, hati-hati. Ini bukan perjalanan yang mudah, dan ada banyak bahaya yang bisa muncul di sepanjang jalanmu.
Jenson Cameron Arthur
Jangan sampai kau kehilangan dirimu dalam perjuangan ini.
Leora mengangguk dengan tegas, meskipun hatinya berdebar.
Leora Lawrence Arthur
Aku akan hati-hati, Ayah. Tapi aku tak bisa hanya diam dan melihatmu menderita. Aku akan berjuang untuk kebenaran, apapun yang terjadi."
Comments