°O°
Demi apa?
Sebenarnya tempat apa ini?
Kenapa semuanya lengkap begini?
Bukankah tempat ini hanyalah bisnis yang baru mereka rintis?
Kok bisa sebanyak ini modalnya?
Celo dapet duit dari mana sih?
Apa backing-an nya orang kaya?
Atau sebenarnya dia yang orang kaya nya?
My oh my!
Seseorang tolong tampar gw!
"Bentar2! Gw nggak ngecun bro! Kita ini mau jualan apa mau perang sih? Gila ini mah! Banyak banget senjatanya!" Ucapku.
"Lo nggak baca proposalnya tah? Kan di situ udah jelas!" Ucap Dito.
"Nggak tuh! Bahkan gw aja nggak tau apapun yang ada di isi proposal itu! Gw kan cuma ngasih proposalnya ke Lo dan ngedapetin partner aja! Emangnya gw disuruh baca tuh proposal? Kan nggak!" Ucapku.
"Jujur juga dia! Sepertinya dia cocok untuk posisi itu? Tapi gw nggak bisa bertindak gegabah! Gw harus uji dulu anak ini!" Batin Celo.
"Baiklah. Gw kasih tau Lo. Kita ini tugasnya kasih pasokan senjata ke tentara2 bayaran. Pasti ada lah kabar burung yang nyampe ke telinga orang2 konglomerat! Jika itu bener2 kejadian, bukankah ini bagus buat bisnis kita?" Tanya Celo.
"Okelah kalo orang2 konglomerat, tapi kenapa harus tentara bayaran? Kita nggak akan melewatkan kesempatan untuk dapetin klien dari tentara murni yang emang milik negara kan?" Tanyaku.
"Untuk di awal2 itu sulit, tapi bukan berarti mustahil. Kecuali kita punya koneksi sama tentara milik negara. Soalnya kalo mereka tau dan nyebarin ke pihak berwajib, kita juga yang kena getahnya! Terlebih lagi bisnis kita kan termasuk ilegal!" Ucapnya.
"Terus? Lo mau bisnis ini dapet perlindungan dari orang2 konglomerat dan tentara milik negara gitu?" Tanyaku.
"Tepat sekali! Lo cepet paham ternyata!" Ucapnya.
"Nyeh! Berhubung ini hari pertama kerja. Apa yang gw harus lakuin?" Tanyaku.
"Lo kan sering nongki2 tuh. Gimana kalo Lo ke tempat ini? Itu bagus buat Lo kan? Lo dapet kenalan dan juga calon pembeli!" Ucapnya.
"Lo serius? Nongki2 di bar elit?" Tanyaku.
"Kenapa? Gak mau?" Tanya dia.
"Gass!! Kalo gitu gw pergi bareng Dito ya?" Tanyaku.
"Kok bawa2 gw sih?" Tanya Dito.
"Udah. Lo diem aja! Kita bakal bersenang2 loh~ Makanya jangan kerja mulu! Ntar cepet tua loh!" Ucapku.
"Apaan sih? Hmph!" Ucapnya.
Celo memberikan daftar tempat2 elit yang ada di sekitar sini.
Benar2 tersembunyi dan misterius!
Bagaimana bisa pemuda kayak dia menemukan semua informasi ini?
Sebenarnya siapa dia?
Kenapa aku tak bisa mengingat apapun tentangnya di kehidupanku yang dulu?
Berharap semoga saja dia bukan musuhku!
Aku pun tak boleh membuat orang berbahaya sepertinya jadi musuhku!
Semua orang di bar sibuk dengan urusannya masing2.
Tentu saja ini melanggar aturan yang papa mama kasih.
Sayangnya di sini tujuanku bukanlah bermain.
Aku harus belajar berbisnis dan bertahan hidup di dunia yang keras ini!
Biarkan saja Dito yang memainkan permainan orang dewasa itu.
Tugasku?
Tentu saja mencari celah dimana aku bisa masuk ke ruang utama!
Ruangan dimana segalanya tersimpan dengan rapih!
"Lo bilang bakal bersenang2, tapi nyatanya cuma duduk diam nggak ngapa2in? Bahkan Lo nggak mau nyentuh alkohol sedikitpun! Main sama cowo2 juga nggak mau. Apa yang sebenarnya Lo incar di sini?" Tanya Dito.
"Selesaikan aja urusan Lo! Ntar ketemuan di parkiran! Lo bakal tau jawabannya di sana." Ucapku.
Itu benar.
Aku tak ahli apapun, kecuali bermain biliar dan menjadi agen dadakan.
Lucu ya?
Iya!
Lucu!
Kok bisa sih gw yang dulu mati se-menyedihkan itu?
Yeah emang sih skill2 yang gw kuasai saat ini udah ada dari dulu.
Tapi bukan berarti nggak bisa dikembangin kan?
Tumpukan kertas berserakan di lantai.
Ada pria dewasa lagi marah2 dengan dirinya sendiri.
Apa rencananya gagal total?
Atau ada yang menghalang2inya?
Tapi siapa yang berani bersaing dengan orang yang punya gedung elit ini?
Apa musuhnya sama2 berbahaya juga?
"Bajingan! Bajingan! Dasar gak guna! Semua yang udah gw korbanin sia2! Teruslah tertawa, keparat! Itu yang Lo mau kan? ARRGHH! Tidak. Ini belom boleh berakhir!" Ucap pria itu.
"..."
Sial.
Dia benar2 mirip dengan gw yang dulu.
Hanya saja...
Gw berhasil dilumpuhkan dan berujung kematian.
Balas dendam gw berhasil?
Baru setengah.
Sialnya nggak nyampe setengah malahan!
Cih!
Benar2 ngebuat frustasi!
Apa ini yang dirasakan pria itu?
Di lihat dari tingkahnya sih seharusnya iya.
Tapi aku tak bisa munculin wajahku saat ini.
Baiklah.
Aku tandain aja orangnya!
Pria itu baru aja keluar dari ruangannya.
Aku tau betul di dalamnya tak ada kamera pengawas tersembunyi.
Kenapa?
Karna dari tadi aku memperhatikannya dan udah survei!
Lagipula kenapa aku harus takut?
Aku bisa memainkan buktinya kapanpun aku mau.
"Gangster. Pembunuhan massal. CR801. Pasar anjlok." Batinku.
Haih!
Sepertinya mereka bukan orang yang sembarangan ya?
Apa aku masuk terlalu jauh?
Haruskah aku menutup mata dan bersikap tak tau apa2?
Tapi itu nggak seru tau!
Sejak awal, maksudku sejak masuk anggota itu, bukankah sejak saat itu aku telah memilih dunia malam?
Aku tau ini bukan tujuan utamaku, tapi untuk ngewujudin target itu, aku butuh pengalaman dan lika-liku dari dunia malam ini!
Aku bukan anak yang baik2?
Haha!
Oh ayolah!
Jangan bercanda!
Sejak kapan aku anak baik huh?
Hanya saja...
Aku terlalu mahir memainkan banyak peran di depan publik.
Bahkan teman sekelas dan keluargaku mengetahui aku tuh anak yang baik2 aja kok!
Ya kecuali mama dan musuh bebuyutanku.
Aku menemukan gudang emas di ruang bawah tanah.
Apa itu semua milik penguasa2 yang mampir bermain di sini?
Mungkin saja.
Tapi nggak bakal seru kalo ngelakuin semuanya sekarang!
Aku perlu persiapan lebih matang lagi!
Nggak seru juga kalo ketangkap basah!
"Cih! Cewe itu nggak aktif pula hp nya! Apa saking nggak mau dilacak orang2 ya? Padahal dia sendiri yang minta ketemuan di sini!" Gumam Dito.
"Gw denger semuanya tau!" Ucapku.
"Udah selesai urusan Lo? Katanya mau ngasih tau gw!" Ucapnya.
"Ayo kita bicarakan di jalan!" Ucapku.
Sebelum naik mobil, aku memastikan tidak ada alat penyadap, senjata tajam, apalagi pelacak.
Tapi mirisnya, pria ini benar2 bersih!
Sepertinya dia nggak suka main kotor huh?
"Ada gudang emas batangan di ruang bawah tanah. Di ruang mesin, lebih tepatnya di atas ruang bawah tanah ada ruangan rahasia. Itu tempat mereka merencanakan hal2 besar, sedangkan di lantai paling atas tuh tempatnya big boss kerja. Mereka juga pemilik gladiator petarung bebas. Orang2 konglomerat itu bertaruh siapa yang menang dan untuk para petarungnya... Mereka langsung dibunuh di tempat ketika gagal jadi yang terbaik!" Ucapku.
"Menurut Lo itu sadis?" Tanya dia.
"Huh? Bukannya lebih sadis lorang berdua?" Tanyaku.
"Ah salah. Lo dengan dia masih kalah, yeah meski kadang2 seimbang sih." Ucapku.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments