She Wasn'T Me

She Wasn'T Me

Gak Diterima

Aku adalah aku.

Sena yang lugu sudah berakhir.

"JLEB!"

"Gimana? Sakit gak?" Tanya dia.

"..."

"Kenapa nggak bicara? Kau bisu ya?" Tanya dia.

"CTAK!"

Darah mengalir deras dari kepalaku.

Mataku mulai kehilangan penglihatan.

Seharusnya aku merasakan sakit.

Tapi...

Kenapa aku tak merasakan apa2?

Apa otakku sudah pecah sehingga tak merasakan apa2 lagi?

Atau...

Ah...

Jadi begitu ya?

Rohku sudah lepas dari tubuh.

Menyedihkan sekali ya?

Iya.

Menyedihkan.

Bisa2nya aku tumbuh jadi cewe cengeng yang lemah dan lembek!

Bahkan di saat nyawaku terancam, aku tak bisa bertarung!

Mengingat caraku melarikan diri, rasanya diri ini tak begitu beda dengan tikus kecil yang pengecut ya?

Memalukan!

Aku menanti.

Terus menanti.

Seharusnya rohku diterima di alam yang selanjutnya, tapi kenapa aku masih terjebak di dunia ini?

Apa ada sesuatu yang kulewatkan?

"Kau tak bisa masuk." Ucap penjaga gerbang.

"Kenapa? Aku tak punya alasan lagi di sini. Kenapa kalian tak mau menerimaku?" Tanyaku.

"Kau yakin tak punya alasan sama sekali?" Tanya penjaga gerbang.

"Tentu saja aku yakin!" Ucapku.

"Gimana ya? Rohmu nggak bilang gitu tuh? Bersihkan dulu rohmu, tuntaskan apa yang belum selesai, lalu kami akan menjemputmu!" Ucap dewa kematian.

"Tuntaskan yang belum selesai? Bagaimana mungkin saya bisa menyelesaikannya dengan bergentayangan di dunia ini? Jangan bilang anda ingin saya jadi hantu!" Ucapku.

"Memangnya siapa yang bilang tetep jadi hantu? Kami memberimu kesempatan membalaskan dendammu. Ini adalah sisa waktumu. Gunakanlah dengan bijak!" Ucap dewa kematian.

Masih nama yang sama dan di tubuh yang sama.

Tempat di mana aku dibunuh oleh psikopat itu sudah sepi.

Benar2 sepi dan senyap!

Hanya ada lumuran darah yang mulai mengering, bau amis di sekujur tubuh, dan tumpukan mayat di sekitarku.

Gila!

Saking lemahnya aku, bisa2nya aku tertangkap psikopat gila itu!

Apa ini tugas yang belum terselesaikan?

Tapi apa cuma ini?

Ah sial!

Nanti kupikirkan lagi setelah bersihkan tubuhku dulu!

Nggak bagus keluar dengan lumuran darah begini!

Nggak ada toilet umum tah di dekat sini?

Parah!

Kumuh banget!

Apa nggak ada tempat yang bagus tah selain ngebunuh orang di sini?

Sumpah deh!

Baru aja bangkit dari kematian udah dibikin jengkel aja!

ARGH!

Awas aja ya!

Di kehidupan kali ini, gw pastiin bisa temenan sama psikopat gila ini!

"JBYUR! BYUR!"

"Ah! Segarnya!" Gumamku.

"Memang ya? Mandi air dingin benar2 menyegarkan pikiran! Hehe! Aku jadi senang lagi!" Gumamku.

Eh?

Tapi kenapa rasanya aku jadi makin pendek?

Setahuku, sebelum aku mati tinggiku 164 cm, tapi kenapa sekarang kayak bocil?

Yang benar saja!

Nggak mungkin kan aku kembali ke masa lalu!

Ini terlalu gila!

Bentar2...

Bukannya semua ini aja udah gila?

Maksudku, bangkit dari kematian dan diberi kesempatan kedua kan udah di luar akal sehat tau!

HM!

Jika memang benar aku kembali ke masa lalu...

Terus mayat2 yang gw liat tadi apaan?

Jangan bilang psikopat itu udah gila sejak dulu!

Tapi eh tapi...

Bukankah ini menguntungkanku?

Aku kembali ke masa lalu dan itu artinya...

Semua kegilaan yang gw alami sebelum mati untuk saat ini belom kejadian kan?

Heh!

Jadi gitu ya cara mereka bermain?

Baiklah!

Kalo gitu kita lihat siapa yang memenangkan permainan ini!

Aku kembali ke umur 14 tahun.

Harus kuakui bocah bener aku ini!

Tapi itu bukanlah bagian pentingnya!

Soalnya di tahun inilah aku terjerat di dalam kehampaan, kehilangan jati diri, dan pada akhirnya berpikir untuk bunuh diri!

Sebelum benar2 terjadi, aku harus mencegahnya!

Jangan nyampe kesalahan terulang kembali!

Handphone!

Itu dia!

Kita cari apa yang bisa kulakukan di masa awal remajaku!

Aku perlu menyibukkan diriku dengan hobi2 yang menyehatkan badan dan menjauhkanku dari depresi akut sialan itu!

Ha!

Akhirnya selesai juga!

Karena semuanya udah aku susun, bagaimana jika aku bersenang2 sesekali?

"Aku mau yang ini." Ucapku.

"$45. Cash atau kredit?" Tanya kasir.

"Cash aja. Nih uangnya. Makasih!" Ucapku.

Berhubung aku telah membeli skateboard pake tabungan uang jajanku, yang harus kulakukan adalah menemukan dimana orang2 itu berkumpul!

Tentu saja isinya cowo semua dan itu bagus untukku!

Kapan lagi aku bisa genit?

Hahaha!

Tapi jangan ketara juga lah playgirl nya!

Kan nggak seru kalo ketahuan di awal2!

Itu benar.

Aku yang dulu si anak kutubuku yang ambis.

Setiap pulang sekolah pasti langsung pulang ke rumah dan nggak pernah nongki2.

Ya habisnya mau nongki juga dulu tuh kere banget!

Uang buat makan sehari2 aja nggak cukup apalagi mau having fun?

Kalo sekarang?

Aku butuh mencicipi dunia malam untuk bersiap2 hadapi psikopat gila itu!

Soalnya akan ada banyak hal kotor yang akan aku temui kedepannya.

Jika aku gagal di kesempatan ini, bagaimana mungkin aku bisa lanjut ke level selanjutnya?

"PFT! Apa? Lo mau gabung sama kita2?" Tanya cowo.

"Kenapa? Nggak boleh?" Tanyaku.

"Lo itu cewe. Di sini tempat mainnya cowo. Mending Lo main boneka2an sana!" Ucap cowo.

"Bagaimana kalo kita bertaruh? Kalo gw menang, lorang harus nerima gw jadi anggota klub ini. Kalo lorang yang menang, gw jadi kacung Lo." Ucapku.

"Hei bro! Kenapa nggak kita terima aja dia tanpa ikut taruhan?" Tanya cowo lainnya.

"Lo takut bro? Dia mah cuma cewe doang! Gak ada yang perlu ditakutin!" Ucap cowo.

"Lo nggak bisa baca situasinya tah? Lo pikir cewe pemberani mana yang ngejadiin harga diri, nama baik, dan nyawanya sebagai objek taruhan? Pasti dia kesini bukan cuma sekedar gabung sama kita2 aja!" Ucap cowo lainnya.

"Bener juga Lo bro! Tumben otak Lo jalan!" Ucap cowo.

"Yee!"

"Oke! Lo boleh gabung sama kita. Nggak ada aturan di sini, tapi nyawa Lo bukan tanggung jawab kita. Jadi jangan salahin kami kalo kenapa2!" Ucap cowo.

"Oke. Gak masalah!" Ucapku.

"Lo nekat juga ya masuk ke kandang singa gini?" Tanya Celo.

"Huh? Kayak Lo nggak aja!" Ucapku.

"Nih. Tangkap!" Ucapnya.

"Anggap aja hadiah untuk anak baru." Ucapnya.

Hadiah?

Daripada hadiah, aku jadi waspada.

Nggak ada racunnya kan?

Soalnya aku pernah keracunan!

Bahkan bukan cuma sekali, tapi berkali2!

"Tenang aja. Nggak ada racunnya kok!" Ucapnya.

"PFT! Jadi Lo yang curigai kedatangan tadi?" Tanyaku.

"Kalo iya kenapa?" Tanya dia.

"Yaelah. Nyampe gaya bicara gw diikuti juga! Btw gw belom tau nama Lo." Ucapku.

"Celo. Lo?" Tanya dia.

"Sena."

"..."

"Kayak omongan Lo sebelumnya, orang2 yang ada di markas ini bukan cuma sekedar main skateboard kan? Apa ada semacam perang?" Tanyaku.

"Ada."

"Jadi semacam game bertahan hidup ya?" Tanyaku.

"Lo takut?" Tanya dia.

"Apa ada yang perlu ditakutkan?" Tanyaku.

"WOAHAHAHA!!!"

"Ah... Gw harus pergi." Ucapku.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!