Sumpah dah!
Demi apa dia ngirim beginian?
Ternyata benar ya?
Semua mata tertuju padaku.
Jika aku salah bertindak sedikit saja, semua yang kupersiapkan berakhir sia2!
Bajingan!
Bisa2nya keadaan memaksaku memutar otak lebih keras dan keras lagi!
"Selalu ada batas di antara kami. Jangan bertindak seenaknya apalagi memasuki wilayahku!" Ucap wanita dewasa.
Bagian wilayahnya punya tema serba hitam.
Sedangkan loli punya tema serba ungu.
Apa yang sebenarnya mereka pikirkan?
Memangnya mereka pikir ini kamar remaja yang lagi masa2 pubertas apa?
Bisa2nya mereka bertindak konyol begini!
Warna ya?
Aku tak tau warna apa yang harus digunakan untuk wilayahku.
Serba putih?
Okelah.
Kita coba dulu.
1,5 jam kemudian...
"Bodoh! Apa yang kau lakukan?!" Tanya cewe loli.
"Memasang ini?" Tanyaku.
"Singkirkan!"
"Huh?"
"Singkirkan semua ini! Kau menyakiti mataku!" Ucap cewe loli.
"Tak perlu. Biarkan dia menderita dengan warna kebenciannya sendiri! Hmph!" Ucap wanita dewasa.
"Warna kebencian? Dia benci warna putih?" Tanyaku.
"Sudah lama sekali dia tidak turun ke medan perang. Terakhir kali, dia kalah dan terpaksa pake bendera putih untuk mengakui kekalahannya. Itu sangat memalukan baginya." Ucap wanita dewasa.
"Hehe! Kau memperhatikan segitunya teman sekamarmu bukan?" Tanyaku.
"Apa?! Loli kayak dia nggak perlu dikasihi! Akan lebih bagus kalo Lo juga nggak punya hati nurani!" Ucap wanita dewasa.
"Kenapa?"
"Tampaknya Lo masih belum tau apa2 ya? Ah... Gw lupa. Lo kan cuma rakyat jelata! Rakyat jelata kayak Lo emangnya tau apa?" Tanya wanita dewasa.
"JLEB!"
Kenapa rasanya familiar ya?
Perasaan ini...
Haha!
Mau jadi manusia ataupun iblis, tetap saja rasanya direndahkan itu nggak enak!
Apalagi ditampar kenyataan!
Urgh!
Nyesek bener!
"Gimana? Sakit kan ngomong sama wanita angkuh kayak dia?" Tanya cewe loli.
"Halah! Kau juga nggak jauh beda dengannya bukan?" Tanyaku.
"Tentu saja aku beda! Jangan samakan aku dengannya!" Ucap cewe loli.
"Tapi bagaimana denganmu? Maksudku, kekuatanmu nggak disegel kan cuma karna kalah telak?" Tanyaku.
Dia murung.
Sepertinya aku terlalu banyak bertanya.
Atau...
Yang disegel bukan cuma dia doang?
"Jangan bilang kalo semua murid yang ada di sini semua kekuatannya disegel!" Ucapku.
"Wah! Matamu jeli juga ya?" Tanya wanita dewasa.
"Jadi tebakanku benar?" Tanyaku.
"Ya begitulah."
"Gw nggak nyangka wanita terhormat seperti Lo kena segel juga sepertinya!" Ucapku.
"Jaga bicaramu!" Ucapnya.
"Kalo gitu, sekolah ini sama aja sekolah buangan kan? Masa isinya sampah semua?" Tanyaku.
Tatapan tajam menusukku.
Tekanan ini...
Apa aku salah bicara?
Mereka terlihat benci mendengar ucapanku, tapi di saat yang sama, mereka tak menolak sedikitpun kenyataannya.
Apa mereka masih kurang nyaman ya?
Ya terserah lah.
Bukan urusanku juga.
Fakta bahwa sekolahnya benar2 sampah begini aja udah nunjukin betapa busuknya otak keparat itu!
Dia menaruhku di lingkungan kotor dengan harapan keluarnya batu permata?
Konyol!
Tampaknya dia tidak serius memberikan tawaran itu padaku bukan?
Atau...
Dia punya simpanan lain?
Sehingga jika aku berakhir jadi produk gagal, dia nggak rugi2 amat karna masih punya jiwa lain yang terikat dengan kontraknya?
Boleh juga cara mainnya!
Asrama ini tidak jauh seperti asrama biasanya.
Hanya saja...
Akhir2 ini aku mengamati tingkah laku keseharian para iblis di sekitarku.
Anak ambis dengan anak ambis.
Pecandu dengan para pecandu.
Kalo dipikir2, mereka nggak jauh berbeda seperti kehidupan manusia kan?
Ya mirip2 lah.
"Apa? Pemilihan klub?" Tanyaku.
"Ya! Kau nggak berpikir untuk nggak ngambil satupun bukan?" Tanya kepala sekolah.
"Jadi harus milih ya?" Tanyaku.
"Tentu saja! Pilih 1! Tidak lebih!" Ucapnya.
Mari berpikir!
Untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini, aku butuh kekuasaan, kekuatan, dan ketenaran.
Lebih daripada itu, aku butuh klub pecinta olahraga, teknologi, dan sihir!
Tapi...
Bukankah kepala sekolah bilang cuma boleh pilih 1 aja?
Meski begitu, tidak berarti aku nggak boleh bermain kotor bukan?
Khekhekhe!
???
Jadi dia ketua klub pecinta teknologi?
Daripada ketua klub, dia lebih cocok jadi para bangsawan!
"Selesaikan atau keluar dari sini!" Ucapnya.
Galak banget!
Wajahnya dingin dan angkuh!
Apa semua iblis harus punya sifat angkuh begini?
HM...
Sepertinya mereka cenderung menomorsatukan harga diri ya?
Terserah lah!
Sekarang fokus apa yang ada di depan mataku!
Ha?
Apa?!
Kenapa isinya coding semua?
Sial!
Apa2an dia?
Aku bahkan tak akan lulus kalo ujian masuknya sesusah ini!
Tapi...
Emangnya siapa yang bilang aku berniat lulus tes?
Aku meminta hewan peliharaanku menyalin script milik anak2 yang ahli beginian.
Semua yang terlihat di matanya dikirim ke sistem milikku.
Tentu saja aku nggak lulus!
Tapi aku bisa membunuh si ahli itu dan mencuri identitasnya!
"TING!"
"Jangan bertindak gegabah! Meski kau berhasil mencuri identitasnya, memangnya kamu bisa meniru kecerdasan, kinerja, dan kebiasaannya? Jangan berpikir semua orang bisa kau bodohi! Keparat2 itu nggak sebego itu tau!" Pesan dari Deon.
"Lalu kau punya cara apa? Jangan cuma enaknya ngomel doang tanpa ngasih jalan keluarnya!" Ucapku.
"Ada 1 tugas yang cocok untukmu. Jika kamu berhasil menyelesaikan tugas ini, kamu bisa meniru segala kecerdasan, kinerja, dan kebiasaan anak itu. Mau gak?" Tanya Deon.
"Apa tugasnya dulu?" Tanyaku.
"Cowo rela berjuang buat ceweknya suksesi. Begitu dah berjaya, cowoknya dianggap sampah dan dibuang begitu saja. Cowo ini begitu sedih dan di saat yang sama kecewa besar. Rasa sakit hati, penderitaan, dan kesengsaraan ini membuatnya ingin balas dendam. Tugasmu adalah ngebantu gimana caranya si cowo ini berhasil eksekusi rencananya!" Ucap Deon.
"Bentar2! Kenapa tugasku serba berhubungan dengan balas dendam?" Tanyaku.
"Kamu lupa ya? Jiwa yang membuatmu menjadi iblis begini kan karna jiwamu dipenuhi balas dendam! Apa perlu aku mengingatkanmu pada kejadian itu?" Tanya dia.
"Gak. Gak perlu." Ucapku.
"Bagus!"
"Dari tugas yang Lo kasih, cowo itu ada di dunia manusia?" Tanyaku.
"Benar. Dunia asalmu." Ucapnya.
Ranran adalah tunanganku.
Sejauh ini kami berjuang bersama dari nol.
Aku mencintainya.
Segalanya kuberikan untuknya.
"Lo aja kali yang bego! Bisa2nya dibegoin cewe kayak dia!" Ucap Lily.
"Oi! Bisa diem dulu gak?" Tanyaku.
Nyampe mana tadi?
Ah...
Itu benar.
Kami saling mencintai.
"Yang cinta mati kan Lo, bukan dia. Dia nggak butuh Lo. Lo yang butuh dia." Ucap Lily.
Urgh!
Ini menyakitkan!
Sepertinya suara itu memang benar.
Aku terlalu bego sampai tak bisa melihat betapa busuknya wanita yang kucintai.
Andai aku bisa mengulang waktu.
Aku harus membuatnya membayar segalanya!
Jika aku harus masuk neraka, aku takkan mati sendirian!
"Benarkah?" Tanya Lily.
"Tentu saja! Aku tak punya apa2 lagi saat ini. Tak ada yang bisa kubanggakan. Aku sudah terpuruk dan makin terpuruk. Masa jalang itu seenaknya hidup bahagia dengan selingkuhannya? Aku tak suka melihatnya bahagia bukan bersamaku! Aku ingin dia merasakan yang sama sepertiku!" Ucapku.
"Itu yang kamu inginkan." Ucap Lily.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments