Bab 4: takdir yang ditentukan

Beberapa saat kemudian, Ren membuka matanya dan menemukan dirinya berada di sebuah tempat yang tidak dia ketahui, tempat yang lantainya terbuat oleh air biru terasa seperti lantai biasa, dengan langit yang penuh warna dan bintang layaknya luar angkasa, dan lantai nya memantulkan pemandangan langit galaksi yang indah, Ren melirik ke kiri dan kanan mencoba untuk mencari tanda kehidupan makhluk lain di sekitarnya, tapi tidak ada siapapun selain dirinya dan tempat misterius ini.

Ren memutuskan untuk berjalan menelusuri tempat itu sendirian, setelah beberapa saat Ren berjalan tanpa arah, dia melihat beberapa pilar cahaya berwarna emas keputihan, memancarkan dari lantai menembus langit.

"Benda aneh apa ini?"

Katanya sambil berjalan menghampiri salah satu pilar cahaya itu, dan Ren merasakan ada sesuatu yang memanggil nya dari kejauhan, suara itu sama seperti suara yang dia dengar di dalam mimpinya.

"Ren, kemarilah!! dan terima takdir yang sudah di tentukan untuk mu"

Kata suara misterius itu dengan suara yang dingin, mau tidak mau Ren merasakan dirinya ditarik oleh suara itu, dan memutuskan untuk mencari sumber suara itu, berjalan tanpa arah, melewati pilar-pilar cahaya berwarna emas keputihan, dia perlahan lahan masuk lebih dalam kedalam wilayah pilar itu tanpa ragu, dia bertekad untuk menemukan asal suara yang memanggil nama nya.

Beberapa saat kemudian, Ren sampai di tengah-tengah wilayah pilar cahaya emas keputihan itu, dan ada sesuatu yang menarik perhatian nya, sebuah bola memancarkan cahaya berwarna ungu gelap melayang di tengah-tengah tempa yang dikelilingi oleh pilar cahaya itu, Ren mengambil langkah demi langkah menghampiri bola itu.

"Kemarilah!!, kamu akan menerima takdir mu"

Suara misterius itu kembali berbisik pada telinga Ren, saat Ren sudah sampai di depan bola ungu itu, dia yakin bahwa suara itu berasal dari bola di depannya, Ren perlahan lahan mengulurkan tangannya kearah bola ungu itu dan mencoba untuk menyentuh nya,tetapi....

Saat tangan nya Ren bersentuhan dengan bola itu, seketika bola ungu itu pecah berkeping-keping, dan mengeluarkan aura dan asap berwarna ungu gelap dan mengelilingi tubuh Ren.

"A-apa-apaan ini?"

Kata Ren dengan kebingungan dan panik, dia berpikir mungkin dia sudah melakukan kesalahan.

Asap dan aura ungu gelap itu semakin menyebar kesemua tempat, mengubah tempat yang awalnya terlihat seperti galaksi yang indah, menjadi tempat gelap yang di penuhi oleh kehampaan, semua langit menjadi gelap, dan lantai air yang Ren injak diselimuti oleh asap dan kabut berwarna ungu gelap yang tebal, membawa Ren kedalam sebuah kehampaan yang sesungguhnya.

Saat semua tempat menjadi hampa, semua pilar cahaya emas keputihan itu juga menghilang, dan kini hanya ada kegelapan, kehampaan dan kesunyian, tubuhnya Ren perlahan lahan mulai tertutup oleh kabut berwarna ungu, dan matanya kembali memancarkan cahaya berwarna ungu cerah, dan semua sarafnya Ren juga bersinar memancarkan cahaya berwarna ungu, seolah olah semua asap itu masuk kedalam pembuluh darah Ren.

Saat Ren hampir kehilangan kesadaran nya, dia melihat bola berwarna ungu itu melayang beberapa meter dari hadapan nya, bola ungu itu mengeluarkan suara misterius lagi.

"Terimalah takdir mu Ren!!"

Setelah mengatakan hal itu, bola berwarna ungu itu melayang dan menabrak kepalanya Ren, bola itu masuk kedalam dahinya Ren dan menyebar keseluruhan tubuh nya, saat bola ungu itu masuk kedalam tubuhnya Ren, sebuah simbol yang disebut dengan "simbol hampa" muncul di dahinya Ren, dan perlahan lahan menghilang, menyatu dengan tubuhnya Ren.

Saat bola ungu itu masuk kedalam tubuh nya Ren, Ren terkejut dan dia merasa seolah olah jantung nya berhenti berdetak, Ren terjungkal ke belakang saat bola itu menyebar ke seluruh tubuh nya, dan Ren mau tidak mau kehilangan kesadaran nya lagi.

Ren menutup matanya, sebelum dia menutup matanya, dia melihat tempat misterius itu kembali normal, langit yang terlihat seperti galaksi dan lantai nya yang terlihat seperti lautan yang luas dan memantulkan pemandangan langit yang indah, dan pilar pilar cahaya emas keputihan itu kembali bersinar dan menembus langit, Ren juga melihat sosok seorang wanita cantik berdiri di sampingnya tapi dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, yang dia lihat hanya, rambutnya yang berwarna biru panjang, matanya yang berwarna emas, kulit nya yang putih bersih mulus yang indah, dan pakaian nya yang anggun layaknya seorang putri, namun Ren tidak bisa bertahan, dan akhirnya dia menutup mata dan kehilangan kesadaran nya lagi.

Beberapa saat kemudian, Rei membuka matanya lagi dan akhirnya dia kembali ke dunia asal nya, setelah dia berada di tempat misterius itu beberapa saat yang lalu, dan cahaya ungu yang masuk kedalam tubuhnya, dan sosok wanita misterius yang berdiri di samping nya saat dia pingsan itu masih menjadi misteri bagi Ren.

Saat Ren membuka matanya lagi,dia mendapati dirinya sudah berada di sebuah ruangan gelap yang hanya di terangi oleh satu lampu di atas kepala nya dan juga gelang armor nya hilang entah kemana,dengan tangannya yang di borgol di belakang tubuh nya membuat nya sulit untuk melarikan diri,dan tidak ada siapapun di sana selain dirinya dan kesunyian.

Namun, tak berselang lama, sebuah suara langkah kaki memecahkan keheningan, langkah kaki yang santai dan tenang menginjak di lantai metal dengan santai, dan perlahan lahan semakin dekat dengan nya, setelah beberapa saat kemudian, muncul seorang laki laki yang terlihat lebih tua dari Ren, berdiri di depan Ren dengan tatapan tajam dan ekspresi wajah yang tegas.

Ren balas menatap Laki laki itu dengan tatapan yang biasa, dan wajah nya yang tanpa ekspresi, mencoba untuk menganalisa siapa sosok laki-laki di depan nya itu, setelah beberapa saat, Ren melihat logo Republik Hynxe di dadanya laki laki itu dan Ren menyadari, saat dia terjatuh dari tebing dan masuk kedalam sungai, dia ditemukan oleh pasukan dari Republik Hynxe, dan orang didepan nya adalah salah satu komandan pasukan militer nya.

"Apa yang kamu inginkan?"

Kata Ren dengan suara yang tenang dan santai, seolah olah dia tidak takut dengan komandan pasukan musuh yang ada di depannya.

"Apa yang kami inginkan?, seharusnya kamu tahu apa yang kami inginkan dari mu"

Kata sang-komandan pasukan musuh dengan suara yang tegas dan mengancam, dia terus menatap Ren dengan tatapan yang tajam.

"Tcih...jangan harap aku akan memberikan informasi tentang rencana kami kepada kalian"

Kata Ren sambil menyeringai licik kepada komandan, seolah olah memancing komandan untuk melakukan kekerasan, dan sang-komandan menatap Ren dengan tatapan tajam bercampur kesal dan amarah.

"Cepat katakan pada kami, apa rencana kalian selanjutnya!!"

Kata sang-komandan dengan tegas dan mengancam, seiring tatapan nya menjadi semakin tajam dan beberapa penjaga di sana juga menampakkan wujudnya dari balik kegelapan, ada sekitar 8 penjaga di ruangan itu mulai menodongkan senjata nya pada Ren, meskipun begitu, Ren masih bisa bersikap tenang dan santai, meskipun ada 9 orang di ruangan itu dengan tangan Ren yang di borgol dia masih terlihat santai.

"Sudah kubilang, aku tidak akan mengatakan apapun pada kalian, dasar cecunguk kecil"

Kata Ren sambil menyeringai licik dan dengan suara yang mengejek dan sarkastik, melihat hal itu sang-komandan menjadi semakin emosi, jadi dia memukul meja dengan keras dan berteriak dengan penuh amarah.

"CEPAT KATAKAN SEMUANYA PADA KAMI!!"

kata sang-komandan dengan tegas dan penuh amarah dan tampak jengkel dengan Ren yang bersikap begitu tenang meskipun dia berada di antara hidup dan mati.

"Dasar.........Babi....."

Kata Ren dengan suara yang menghina dan mengejek, dengan ekspresi wajah yang datar tanpa ekspresi, mendengar hal itu sang-komandan membelalakkan matanya terkejut karena amarah, dia mulai mencengkram erat kerah baju nya Ren dan mengangkat Ren dengan satu tangan dan menatap nya dengan penuh amarah dan kebencian.

"Katakan pada kami, apa rencana kalian selanjutnya, sebelum kami membunuh mu"

Kata sang-komandan sambil mencengkram erat kerah baju nya Ren dan menatap nya dengan penuh kebencian dan amarah, Ren tidak mengatakan apapun, tapi dia melakukan hal yang tidak diduga oleh orang lain.

Ren dengan santai meludahi wajah sang-komandan yang sedang mencengkram kerah baju nya, dan membuat sang komandan melepaskan cengkraman nya dan melangkah mundur dan segera mengambil sapu tangan dan mengusap wajahnya, dan hal itu membuat nya semakin marah terhadap Ren, dan dia memutuskan untuk menggunakan hal yang keras.

"Cepat tahan dia!!"

Kata sang-komandan dengan tegas, dan setelah itu salah satu penjaga di sana, segera menutup pintu, dan satu penjaga lagi mengunci pundak Ren dari belakang agar Ren tidak melarikan diri, dan yang lainnya menyiapkan senjata mereka, dan menodongkan senjata mereka kepada Ren, meskipun begitu Ren masih bisa bersikap seperti biasa saja, tenang dan santai.

"Harus aku akui, kau memiliki kegigihan tinggi pada negara mu, tapi sekarang waktu mu untuk mati"

Kata sang-komandan dengan suara yang mengancam, dan mengeluarkan sebuah pena dari sakunya, dan seketika pena itu berubah menjadi sebuah pedang metal yang tajam, dia perlahan lahan berjalan menghampiri Ren, meskipun begitu Ren tidak peduli dengan sang-komandan yang akan menyerang nya, dan Ren menyadari bahwa penjaga yang mengunci pundak nya itu terlihat lengah, jadi Ren mengangkat kaki kanannya tinggi dan seketika sebuah bilah pisau muncul dari bagian belakang sepatu nya, dan setelah itu Ren menghempaskan kaki nya kebelakang dan bilah pisau yang ada di bagian belakang sepatu nya itu menusuk selangkangan dan seperti nya mengenai alat vital nya si penjaga yang mengunci pundak nya, membuat sang penjaga berteriak kesakitan.

Setelah itu, si penjaga itu jatuh terkapar di lantai dengan celana nya yang mengeluarkan darah segar, melihat hal itu semua penjaga sekaligus komandan yang ada di sana membelalakkan matanya karena terkejut melihat pemberontakan yang dilakukan oleh Ren dengan cara yang kasar dan sadis seperti itu, setelah itu semua penjaga yang tersisa bersiap menarik pelatuk senjata mereka dan menembak Ren, namun dengan kecepatan yang dimiliki Ren, secara tiba-tiba Ren berlari dan menendang perut sang-komandan dengan keras dan membuat komandan itu melayang dan membentur dinding dengan keras dan membuat nya merintih kesakitan, dan pedangnya melayang ke udara memberikan kesempatan untuk Ren menggunakan pedang itu, dengan sigap Ren mengambil pedang itu dengan kedua tangannya karena tangan nya masih diborgol dan mengambil posisi siap siaga.

Melihat kejadian itu, para penjaga yang lainnya semakin terkejut dengan tindakan Ren yang begitu sadis dan brutal, melihat komandan mereka di serang secara tiba-tiba membuat mereka menjadi semakin marah.

"Sialan, dasar kau bajingan kecil"

Kata salah seorang penjaga sambil bersiap menembak Ren, namun sebelum dia bisa menarik pelatuk senjata nya, Ren dengan lebih dulu menebas dan memenggal kepala nya, dan membuat nya mati seketika, kepalanya menggelinding di lantai, dan lehernya terus mengeluarkan darah segar yang banyak, membuat lantai dipenuhi oleh genangan darah.

Melihat keganasan dan kebrutalan Ren, para penjaga lainnya mulai merasa ketakutan saat mereka melihat Ren yang begitu sadis dan kejam dalam membunuh, mereka mulai berusaha keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru dengan ekspresi mereka yang penuh dengan ketakutan.

Mereka berusaha keluar dari ruangan dan menghindari dan melarikan diri dari kekejaman Ren, namun itu tidak berhasil, Ren membunuh mereka semua dengan pedang nya, ada yang di tebas, di tusuk dan ada juga yang kepalanya terbelah dua oleh Ren, tidak bisa dipungkiri lagi, Ren adalah salah satu pasukan yang paling sadis dari yang lain nya.

Setelah semua penjaga itu mati, sang-komandan nya kembali sadar, dan melirik ke semua ruangan dan menyadari semua anak buah nya sudah mati di bunuh oleh Ren, ruangan nya penuh dengan darah dan organ yang berhamburan memenuhi lantai, bahkan ada usus dan jantung tergeletak di atas meja, dan Ren hanya berdiri di sana membelakangi sang-komandan dengan pakaian dan wajah nya yang penuh darah dengan tangan nya yang masih diborgol.

"Kau...kau...kau membunuh semua anak buah ku...dasar sialan! Kau adalah bajingan kecil, aku akan membunuhmu sekarang juga"

Kata sang-komandan sambil mengambil pistol nya dan menodongkan senjata nya pada Ren, sebelum Sang-komandan menarik pelatuk senjata nya, secara tiba-tiba Ren menusuk dadanya hingga menembus tubuhnya dan menusuk Kedinding dengan dalam, kecepatan Ren tidak bisa diremehkan apalagi setelah hal aneh yang dia alami saat terjatuh dari tebing dan masuk kedalam sungai, setelah itu Ren melepaskan pedang nya dan membiarkan pedang nya menancap di dada nya sang-komandan yang sekarang sudah mati, tubuh dan wajahnya penuh dengan darah, tatapan yang kosong dan ekspresi wajah yang gelap, membuat semua ruangan menjadi sunyi di saat hanya terdengar suara tetesan darah yang terus mengalir dari tubuh sang-komandan dan semua anak buah nya yang sudah mati dibantai oleh Ren.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!