Pada malam itu, di saat semua orang dan pasukan lainnya beristirahat, tertidur lelap di dalam ruangan mereka masing masing, angin Mala yang damai menjadi lagu pengantar tidur bagi semua orang, burung hantu berkicau di dalam hutan yang menggema, bulan bersinar terang di langit malam, bintang bintang menghiasi langit dan menjadi pernak-pernik di dalam mimpi semua orang.
Di dalam ruangan nya Ren, Ren masih tertidur di atas kasur nya, sampai....
Di dalam mimpi nya Ren, dia bertemu dengan seorang laki laki yang mirip dengan nya, Ren menatap laki laki itu dari jarak yang cukup jauh, laki laki itu memiliki rambut pendek berwarna coklat sama seperti Ren, setelah beberapa saat Ren menyadari bahwa dia sedang berada di Padang rumput yang hijau, hanya ada Ren dan laki laki misterius itu, mereka terpisahkan oleh jarak, setelah itu Ren memutuskan untuk mengambil beberapa langkah maju mendekati laki laki itu.
Saat Ren akan mengambil langkah ke 4 secara tiba-tiba Padang rumput itu berubah menjadi lautan darah, membuat Ren dan sosok laki-laki itu tenggelam di Laut darah, Ren berhasil berenang mengeluarkan kepalanya dari dalam lautan darah dan dengan Nafas yang terengah-engah.
"Uhuk-uhuk...sebenarnya apa yang terjadi di sini?"
Kata Ren kepada dirinya sendiri sambil terengah-engah, setelah itu Ren melirik ke arah sosok laki-laki itu berada, dan melihat bahwa laki laki itu juga tenggelam, tapi sosok laki-laki itu tidak berenang melainkan dia membiarkan dirinya masuk lebih dalam kedalam lautan darah itu.
Setelah itu Ren memutuskan untuk menarik nafas panjang dan berenang kedalam laut darah itu untuk mencari sosok laki-laki itu, Ren berenang kedalam laut darah dan menyelam lebih dalam lagi, mencari keberadaan laki laki itu.
Setelah beberapa saat Ren mencari, akhirnya Ren menemukan sosok laki-laki itu di dalam laut darah dan laki laki itu di ikat dengan tali berwarna merah dan rantai berduri di sekitar nya.
Meskipun begitu, hal itu tidak dihiraukan oleh "sang kesatrian tanpa nyawa" Ren berenang menghampiri laki laki itu dan dia menerobos masuk melewati semua rantai berduri itu, dan setelah itu Ren sampai di depan sosok laki-laki itu.
Setelah itu tanpa banyak bicara lagi, Ren segera menarik semua tali berwarna merah yang mengikat sosok laki-laki itu,Ren berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan tali pada tubuh sosok laki-laki itu, laki-laki itu tidak bereaksi sedikit pun, dia hanya diam, seolah olah dia menerima keadaannya saat ini, dan hal itu membuat Ren sedikit kebingungan, kenapa laki-laki itu tidak memberontak keluar dari ikatan tali itu.
Setelah beberapa saat kemudian akhirnya, semua tali yang mengikat laki laki itu terlepas, dan setelah itu Ren segera membawa laki laki itu ke permukaan, setelah mereka sampai di permukaan, Ren segera menarik nafas panjang dan nafas nya terengah-engah, tapi laki laki itu masih diam seperti patung.
"Hey,...apakah kamu baik baik saja? Siapa kamu?"
Tanya Ren kepada laki laki itu, tapi...laki laki itu tetap tidak merespon pertanyaan dari Ren, dan hal itu membuat Ren semakin kebingungan, setelah itu Ren mulai mengguncang tubuh laki laki itu untuk menyadarkan nya.
"Hey, ada apa dengan mu? Apakah kamu bisa mendengar ku? Jika iya, maka jawab pertanyaan ku!"
Kata Ren Sambil mengguncang tubuh laki laki itu, dan setelah beberapa saat kemudian, laki laki itu mengangkat kepalanya secara perlahan lahan dan dia mulai menatap lurus ke mata nya Ren.
Hal itu sontak membuat Ren terkejut, dia melihat bayangan dirinya sendiri, dan bayangan dirinya itu memiliki mata berwarna ungu gelap yang menyala, setelah itu Ren sedikit menjaga jarak dari bayangan tubuhnya itu.
"Siapa kamu? Kenapa kamu mirip dengan ku?"
Kata Ren sambil menatap ke arah bayangan dirinya sendiri, setelah itu bayangan tubuhnya Ren menatap ke arah mata Ren, dan entah apa yang terjadi, tapi sosok Ren yang lain, membawa Ren yang asli kedalam sebuah tempat misterius,....disana, dia berada di Padang rumput yang hijau, dengan angin yang lembut menerpa wajah dan rambut nya.
Setelah itu Ren melihat sosok seorang wanita yang familiar untuk nya, setelah itu Ren memutuskan untuk berjalan menghampiri wanita itu, dan pada saat tinggal beberapa langkah lagi Ren bisa mendekati wanita itu, kaki nya Ren terasa berat, seperti ada sesuatu yang menahan kaki nya untuk berjalan.
Setelah itu Ren memutuskan untuk diam di sana dan menatap ke arah wanita itu, sampai....akhirnya, dia menyadari bahwa wanita itu adalah....mendiang ibu nya yang sudah meninggal, setelah itu mata Ren mulai berkaca-kaca dan di hiasi oleh air mata kebahagiaan, dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan ibunya di dalam mimpi nya.
Pada saat Ren masih memperhatikan wanita yang merupakan ibunya tersebut, dia melihat seorang anak laki-laki kecil berlari kearah ibunya sambil membawa beberapa bunga di tangan nya, dan sebelum 1 menit, Ren menyadari bahwa anak laki laki kecil itu adalah dirinya waktu masih kecil, dia terus menonton adegan kenangan masa kecil nya saat bersama ibunya dengan pandangan yang mulai kabur karena air matanya.
Ren terus menonton adegan itu dengan mata yang berair, dia melihat dirinya waktu kecil berlari ke arah ibu dan memberikan nya sebuah bunga yang mekar, dan dia melihat ibunya sedang mengais adik perempuan nya Lily, yang masih bayi, adegan itu berhasil melelehkan hati nya Ren, dan secara tidak sadar Ren mulai meneteskan air mata dari matanya melewati pipi nya.
Namun adegan itu di hancurkan saat, Ren melihat sebuah asap berwarna ungu gelap mulai menyelimuti ibunya dan juga dirinya dan adik perempuan nya yang masih kecil, sontak hal itu membuat Ren terkejut.
Saat melihat kenangan indah nya tertelan oleh asap ungu gelap itu, Ren segera berlari menuju ke arah ibunya, namun langkah kaki nya terhenti saat dia melihat, sebuah tangan mencengkram erat kaki nya Ren, seolah olah mencegah dan melarang Ren menghampiri asap ungu gelap itu.
Di saat asap itu mulai menutupi seluruh tubuh ibunya, di situlah emosi Ren tidak bisa terbendung lagi, Ren mulai memberontak keluar dari cengkeraman tangan di kakinya, saat melihat ibunya mulai menghilang tertelan oleh asap, Ren semakin agresif memberontak dari tangan yang mencengkram erat kaki nya.
"IBU....!!"
Teriak Ren, sambil terus memberontak keluar dari tangan yang mencengkram kaki nya, dan setelah beberapa saat perjuangan Ren, akhirnya Ren keluar dari cengkeraman tangan itu, dan dia mulai berlari kearah ibunya untuk menyelamatkan nya.
Saat Ren hampir sampai di depan ibunya, Ren melompat ke arah ibunya untuk membuat nya semakin cepat, namun.....
Saat Ren melompat ke arah ibunya, gerakan nya terhenti saat seorang laki laki yang diselimuti oleh asap dan aura berwarna ungu gelap mencekik lehernya dan mencengkram erat, saat itu Ren tidak bisa berkata apapun, perkataan nya tercekat di tenggorokan nya saat sosok itu meremas leher nya Ren membuat Ren meronta ronta kesakitan dan memberontak agar dia keluar dari cengkraman sosok itu.
"Kamu adalah salah satu dari kami"
Kata sosok misterius itu sambil mencekik lehernya Ren dengan erat dan meremas nya, membuat Ren semakin kesakitan, suara sosok misterius itu menggema di mana-mana, suara nya terdengar berat dan ada nada suara mengancam keluar dari mulutnya.
Ren yang masih meronta ronta kesakitan dan masih memberontak agar bisa lepas dari cengkeraman sosok itu mulai kehilangan kekuatan nya dan kesadaran nya, setelah menyadari hal itu, sosok misterius itu segera menyalurkan kekuatan nya kedalam tubuh nya Ren, kekuatan nya masuk kedalam aliran darah nya dan menjadi satu dengan jiwa, hati, dan pikirannya.
Dan, pada saat itu secara perlahan lahan matanya Ren yang awalnya berwarna biru muda sekarang berubah menjadi warna ungu yang menyala, dan semua asap dan aura berwarna ungu itu mulai menyelimuti tubuh nya.
"Menjadi satu lah, dengan kami"
Kata sosok misterius itu sambil mencekik leher nya Ren, dan secara perlahan lahan Ren kehilangan kesadaran nya dan akhirnya dia terbangun dari mimpi buruk nya dengan nafas yang terengah-engah dan wajah yang dipenuhi keringat dingin saat dia bermimpi buruk, meskipun itu hanya mimpi tapi itu semua terasa nyata pada saat yang bersamaan.
"Kakak,...kakak sudah bangun, kenapa kakak berteriak? Apakah kakak bermimpi buruk?"
Kata seorang gadis kecil dengan suara yang imut dan ekspresi wajah yang khawatir dengan Ren, gadis kecil itu adalah Lily adik perempuan nya Ren, Ren menatap ke arah Lily dan tersenyum lembut dan hangat kepada nya untuk membuat nya sedikit lebih tenang.
"Aku tidak apa-apa Lily, aku baik baik saja....aku hanya...bermimpi buruk saja, jangan khawatir ok"
Kata Ren kepada adiknya dengan suara yang lembut dan senyuman yang lembut dan hangat kepada nya, setelah itu Ren melirik ke arah foto ibunya di meja nya dan dia mulai tenggelam dalam pikiran nya sendiri, dan pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan, mimpi apa tadi?, apakah itu pertanda sesuatu akan terjadi?, siapa sosok misterius itu?, dan kenapa dia mengatakan akan menjadi satu dengan tubuh ku?.
Pertanyaan itu berputar di benaknya, dia tidak bisa memproses mimpinya barusan, sampai Ren tersadarkan oleh perkataan adik perempuan nya.
"Apakah kakak yakin?, aku khawatir dengan kakak, jadi kumohon jangan pergi ke medan perang, aku pikir kakak sedang tidak sehat, dan aku tidak ingin sesuatu terjadi pada kakak, jika kakak tetap pergi ke Medan perang,....aku takut kehilangan kakak, aku mohon kak, tinggal saja disini bersama ku"
Kata adik nya Ren dengan suara yang lembut dan gemetar di saat yang bersamaan, Lily menatap Ren dengan mata anak anjing dan ekspresi wajah yang memohon kepada Ren agar tetap tinggal bersamanya dan tidak pergi ke Medan perang untuk hari ini.
"Maaf, Lily aku harus pergi, ini adalah tugas ku, dan hanya dengan cara ini saja, aku bisa menepati janji ku pada ibu"
Kata Ren sambil mengelus kepala adik perempuan nya dengan lembut.
"Tapi kakak, aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada kakak, aku tidak ingin kehilangan kakak, kita sudah kehilangan ibu kak, dan aku tidak ingin kehilanganmu, kamu satu satunya keluarga ku yang tersisa, aku mohon kakak...jangan pergi"
Kata adik perempuan nya Ren, sambil memeluk kakaknya dengan erat, Lily sangat menyayangi kakak nya, setelah kehilangan ibunya, Lily menjadi sangat lengket kepada kakaknya, dan itu membuat Ren menjadi orang yang paling berharga dalam hidup nya, dan Lily mengatakan hal itu sambil memeluk kakaknya dengan erat dan menangis di pelukan kakak nya, berharap dia tidak meninggalkan adik perempuan nya sendirian.
"Lily....aku berjanji pada mu, aku akan kembali dengan selamat, jangan khawatir"
Kata Ren, sambil balas memeluk Lily dengan erat dan mengelus punggung dan bagian belakang kepala nya dengan lembut untuk menenangkan nya dan meyakinkan nya.
"Tapi, bagaimana jika sesuatu terjadi pada kakak? Aku tidak ingin kehilangan kakak, kakak satu satunya yang aku punya saat ini, kakak satu satunya keluarga ku yang tersisa"
Kata Lily sambil masih terus menangis di pelukan kakak nya, jelas Lily sangat takut akan kehilangan kakak nya.
"Lily, pernahkah aku mengingkari janji ku?, dengarkan aku, disaat aku berjanji pada mu aku akan menepati nya, dan begitu pula dengan janji ku pada ibu, aku sudah berjanji pada ibu, bahwa aku akan membawa perdamaian ke dunia ini,... jadi...jangan khawatir, aku akan kembali dengan selamat"
Kata Ren berusaha untuk meyakinkan adik perempuan nya bahwa, Ren akan pulang dengan selamat sambil tersenyum hangat dan lembut kepada nya dan mengelus kepala nya.
"....janji?"
Kata Lily sambil menatap kakak nya dengan tatapan yang polos, dia mengatakan hal itu dengan suara yang lembut dan imut sambil mengacungkan jari kelingking nya pada kakak nya sebagai perjanjian.
"Aku berjanji"
Kata Ren, sambil tersenyum hangat dan lembut kepada adik nya dan mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingking adik perempuan nya, sebagai tanda perjanjian, setelah itu Lily tersenyum manis kepada kakaknya dan menjauh dari kakak nya dan berkata.
"Selamat berjuang kakak,...aku akan mendoakan keselamatan mu"
Kata Lily sambil tersenyum manis kepada kakaknya, dan Ren membalas nya dengan anggukan kepala, dan setelah itu Ren memberikan adik perempuan nya sebuah kecupan kecil di dahinya, dan setelah itu Lily berjalan pergi dan dia kembali bermain dengan boneka nya, dan setelah itu Ren mulai memakai pakaian nya dan juga sepatu nya, dan tidak lupa, sebuah pisau yang merupakan senjata turun temurun dari leluhur nya.
Setelah semuanya siap, Ren berjalan keluar dari ruangan nya, dan dia berjalan melewati lorong koridor dengan langkah kaki yang sedikit cepat, setelah itu Ren menghampiri ruangan laboratorium untuk mengambil baju armor nya, dan saat dia masuk kedalam laboratorium dia bertemu dengan Yuna.
"Selamat pagi Yuna, aku tidak menyangka kamu akan bangun sepagi ini"
Kata Ren sambil berjalan menghampiri Yuna, Yuna masih memeriksa Chip yang di temukan oleh Ren di Medan perang.
"Ini aneh..."
Kata Yuna sambil terus mengetik melewati keyboard hologram nya, dan masih berusaha untuk memeriksa Chip itu.
"Memang nya ada apa?"
Kata Ren, sambil melirik ke arah Yuna, dan dia juga ikut memeriksa informasi yang didapat dari dalam Chip itu.
"Asal usul Chip ini tidak dikenali, bahkan ini berbeda dari Chip yang dibuat oleh musuh kita, dan Chip ini berisi tentang beberapa informasi mengenai sebuah kekuatan yang mengandalkan emosi, bisa di bilang sebuah kekuatan sihir"
Kata Yuna, sambil terus mengetik melewati keyboard hologram nya, dan dia juga menunjukkan hasil penelitian nya kepada Ren melewati hologram.
"Sihir?,...kamu bercanda,ya? Sihir itu tidak ada di zaman sekarang"
Kata Ren sambil ikut memeriksa informasi yang didapat oleh Yuna dari Chip misterius itu.
"Yah, tapi kita juga belum bisa memastikan apakah itu sudah hilang atau masih ada, bukan?"
Kata Yuna, sambil duduk dan bersandar pada sandaran kursi nya, sambil menyeruput kopi nya.
"Ya, kamu benar...ngomong ngomong, dimana armor ku?"
Kata Ren sambil menatap ke arah Yuna.
"Ada di tempat nya, ambil saja"
Kata Yuna sambil menunjuk ke arah tempat armor robot nya Ren berada, setelah itu Ren berjalan menuju ke arah armor nya yang masih berupa gelang, setelah itu Ren memakai gelang itu di pergelangan tangan nya, dan dia bersiap untuk pergi ke Medan perang.
"Tunggu dulu sebentar Ren!!"
Kata Yuna sembari bangkit dari tempat duduk nya dan menatap ke arah Ren dengan tatapan yang tulus, setelah mendengar perkataan Yuna, Ren berhenti dan melirik ke arah Yuna.
"Ada apa, Yuna?"
Kata Ren dengan tatapan yang ramah dan suara yang lembut.
"Aku akan selalu menunggu mu untuk pulang"
Kata Yuna dengan suara yang lembut, dan tatapan yang tulus dan senyuman manis kepada Ren, dan dia meletakkan tangannya di depan dadanya.
Setelah mendengar perkataan Yuna, Ren tersenyum lembut dan hangat kepada Yuna, dan setelah itu Ren melambaikan tangannya pada Yuna.
"Terima kasih Yuna, aku berjanji akan kembali dengan selamat"
Kata Ren sambil berjalan keluar dari ruangan laboratorium tersebut, setelah itu Ren pergi meninggalkan markas nya dan menuju ke medan perang sambil menaikkan Drone nya, dengan kecepatan 100km per menit, tidak butuh waktu lama Ren sampai di Medan perang pada tepat waktu.
Semua ledakan dan tembakan terjadi di mana mana, pertarungan antara robot dan manusia dimulai 4 tahun lalu, dan masih belum berakhir sampai saat ini.
Setelah itu, Ren terjun ke tengah peperangan itu, dan dia mulai menggunakan tombak nya dan mulai menyerang semua musuhnya secara brutal dan membabi buta tanpa menghiraukan nyawanya sendiri, saat peperangan ini Ren tidak memikirkan nyawanya, yang sering dia pikirkan adalah janji nya kepada ibunya untuk membawa perdamaian ke dunia ini.
Ren menyerang pasukan robot musuh itu dengan tombak dan Drone nya secara brutal dan membabi buta tanpa menghiraukan sekitarnya, dan tanpa Ren sadari, kemampuan nya meningkat sebesar 27%, pergerakan nya menjadi semakin cepat dan serangan nya menjadi lebih kuat dari kemarin dan sebelumnya, membuat pasukan musuh kehilangan banyak pasukan nya.
Di saat Ren sedang bertarung melawan pasukan robot musuh, dia melihat salah satu rekan nya berada dalam bahaya, dan saat Ren menyadari posisi temannya, Ren segera berlari ke arah teman nya dan membawanya ke tempat yang aman, dan tanpa bicara Ren kembali ke Medan perang dan kembali bertarung.
Setelah beberapa saat pertarungan antara Ren dan pasukan robot musuh yang tanpa henti, Ren bertemu dengan 5 buah robot raksasa musuh, mereka memiliki ukuran yang besar bahkan dengan satu langkah saja, robot itu bisa membuat manusia menjadi sehelai kertas dan jelas ini adalah musuh baru untuk Ren.
Setelah itu Ren mempersiapkan diri nya untuk melawan musuh di depan nya, dan dia berusaha bersikap tenang seperti biasa sampai....salah satu robot raksasa itu meluncurkan tinju roket nya pada Ren, dan untungnya Ren bisa membaca pergerakan dari serangan itu dan berhasil menjadikan nya sebagai batu loncatan untuk Ren dan setelah itu Ren menancapkan tombak nya pada kepala salah satu robot raksasa itu.
Namun, Ren tidak menyadari bahwa robot itu juga memiliki sistem bom waktu saat terkena serangan, dan untungnya Ren segera menekan tombol di gelang tangan nya, dan memunculkan baju armor yang menyelimuti tubuh nya, dan melindunginya dari ledakan itu, namun ini belum berakhir, masih ada 4 robot raksasa di depan nya, dan secara spontan Ren bersiap kembali untuk menyerang musuh nya.
Ren mulai memukul dan menendang robot raksasa itu dengan kuat, namu robot raksasa itu tidak rusak sama sekali, Ren terpaksa melakukan ini karena tombak nya masih tertancap di kepala robot raksasa yang baru saja meledak, dia percaya bahwa jika dia menarik tombak itu maka akan terjadi ledakan kedua dan bisa jadi juga ledakan itu lebih dashyat dari sebelumnya.
Ren terus menyerang ke 4 robot raksasa itu tanpa henti, para robot raksasa itu melayangkan beberapa tembakan pada Ren, namun Ren dengan mudah menghindari semua serangan itu, sampai....salah satu tembakan dari robot raksasa itu mengenai tumpukan pasir di belakangnya Ren menimbulkan asap yang membuat pandangan kabur, dan tidak jelas, dan itu membuat celah untuk musuh menyerang Ren.
Ke 4 robot raksasa itu menyerang Ren secara bertubi-tubi, mereka memukuli dan menendang Ren sampai terpental ke segala arah, setelah beberapa saat ke 4 robot raksasa itu menyerang Ren sampai armor robot nya mengalami kerusakan, dan mulut nya Ren mulai mengeluarkan darah dan matanya mulai kabur dan gelap.
"Sial....apakah, saat ini aku akan mengingkari janji ku pada Lily?"
Kata Ren pada dirinya sendiri, di saat dia masih terbaring di atas tanah tak berdaya dengan armor nya yang rusak, dan ke 4 robot raksasa itu mulai mengarahkan senjata mereka kepada Ren, di saat itu Ren menemukan titik putus asa nya, dia pikir dia akan mati sekarang dan mengingkari janji nya pada ibunya, adik perempuan nya, Yuna, dan teman teman nya yang lain, setelah itu Ren perlahan lahan mulai menutup matanya di saat isi daya dari tembakan musuh siap di luncurkan.
Setelah itu Ren berada di dalam pikiran nya, di dalam alam bawah sadarnya, dia mendengar suara adik nya, Yuna, ibunya dan teman teman nya, mendukung nya dari jauh.
"Kakak harus kembali dengan selamat"
"Aku akan selalu menunggu mu untuk kembali, Ren"
"Anak ibu, kamu adalah anak yang kuat, kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan, dan kamu bisa melampaui semua orang jika kamu mau"
"Hey, Ren apakah kamu akan menyerah?"
"Ren yang kami kenal bukalah orang yang mudah menyerah"
"Ren, bangunlah, ada janji yang harus kamu tepati"
"Kami akan selalu mendukung mu Ren"
Semua perkataan itu, di dengar oleh Ren dari alam bawah sadarnya, Lily, Yuna, ibunya Dan teman teman nya Ren mendukung nya, dan hal itu membuat Ren kembali melihat cahaya dari kejauhan dan dia mulai membuka matanya perlahan lahan, dan suara terdengar di kepala nya.
"Biarkan kami menyatu dengan mu"
Suara itu mirip dengan suara dari sosok misterius di dalam mimpi nya Ren, dan setelah itu mata Ren berubah menjadi warna ungu menyala dan tubuhnya mulai di selimuti aura berwarna ungu dan Asap ungu gelap yang membara seperti api, dan para robot raksasa itu mendeteksi kekuatan Ren meningkat sebesar 78% dari sebelumnya, setelah itu Ren bangkit dan kembali berdiri di depan para robot raksasa itu dengan matanya yang masih menyala dan aura nya yang terus membesar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments