Bab 17

Setelah keadaannya membaik, Aerin kembali kerja seperti biasa. Sekarang ia sedang duduk di tengah-tengah kebun bunga rumah sakit sambil menerawang ke langit-langit sore yang terasa enak untuk dipandang. Rambutnya yang biasa di urai di kuncir asal-asalan hari ini.

Pemandangan taman ini tampak luar biasa, dengan dedaunan yang rimbun dan tertata rapi serta bunga-bunga dan rumput hijau yang mengelilingi, ditambah lagi kolam ikan yang cantik dengan gemericik air terjun buatan yang mendamaikan suasana. Aerin dengan senang hati akan rela melewatkan waktunya untuk duduk-duduk di taman ini menikmati keindahan suasananya.

"Kau hobi sekali mencuri-curi waktu kerja." suara itu mengalihkan perhatian Aerin. Anson sudah berdiri didepannya dan kini duduk di sebelahnya. Gadis itu cepat-cepat berdiri karena refleks namun Anson malah meraih pergelangan tangannya, membuatnya kebingungan.

"Mau kemana?" tanya dokter tampan itu. Sebelum menjawab Aerin menatap kiri-kanan. Tempat itu memang sepi dan jauh dari banyak orang, tapi tetap saja ia harus berhati-hati. Bisa saja ada yang melihat mereka berdua dan bergosip. Apalagi Anson yang masih terus memegangi pergelangan tangannya seperti ini.

"Kembali bekerja." sahut Aerin berusaha melepaskan diri dari genggaman Anson. Sayangnya usahanya tampak sia-sia.

Anson seperti tidak ada niat untuk melepaskan dia. Aneh, ada apa dengan pria ini? Padahal dulu Anson sangat tidak suka bersentuhan dengannya. Apalagi menggenggam tangannya seperti ini. Senyum miring terlihat di wajah pria itu.

"Tidak usah pura-pura rajin ketika aku sedang di depanmu. Aku tahu seperti apa dirimu dari dulu." ucap Anson.

Perkataannya membuat Aerin memaksakan seulas senyum. Pria itu selalu menyerangnya di setiap kesempatan tapi sekali lagi, ia sudah terbiasa. Dibandingkan sekarang, dulu Anson malah jauh lebih kejam.

"Bisa lepaskan tanganku?" pinta Aerin. Anson yang menyadari masih memegangi pergelangan tangan gadis itu cepat-cepat melepaskannya.

"Duduklah," gumam lelaki itu kemudian.

Perkataan itu sukses membuat Aerin kebingungan. Kenapa dengan pria ini? Bukankah Anson tidak suka dekat-dekat dengannya bahkan semenit pun?

Laki-laki aneh, batin Aerin. Aerin tetap berdiri tak berniat duduk sedikit pun, meski Anson menyuruhnya duduk. Bisa saja kan pria itu hanya mengerjainya. Bagaimana kalau dia duduk dan Anson menyuruhnya pergi? Ia tidak mau dibodohi. Matanya bertemu dengan mata hitam pekat milik Anson yang kini menatapnya tajam.

"Aku tidak punya waktu main-main denganmu, asal kau tahu." ujar Anson seolah tahu apa yang ada dipikiran Aerin.

Aerin menyipitkan mata terus menatap pria itu. Karena tak ada tanda-tanda dirinya akan duduk, Anson kembali meraih tangannya hingga membuatnya terduduk di sebelah pria itu. Mata Aerin melebar.

"Katakan dimana Kyle." gumam Anson tanpa menatap Aerin. Ia makin penasaran dan ingin tahu setelah melihat nama Kyle yang tidak ada di kontak Aerin semalam.

Aerin mendesah pelan. Ternyata Anson menyuruhnya duduk karena ingin menanyakan tentang sang kakak. Huh, kenapa dirinya bisa begitu percaya diri dengan berpikir pria itu ingin bertanya tentang dirinya.

Gadis itu mengembuskan napas panjang. Anson sepertinya tidak akan berhenti menanyakan tentang kakaknya kalau dia tidak memberi tahu. Kalau begitu beritahu saja supaya Anson tidak mengganggunya lagi.

Lalu diambilnya pulpen dan buku kecil yang selalu berada di saku jasnya dan menulis sesuatu kemudian merobek kertas berisi catatan itu dan disodorkan pada Anson. Biar saja laki-laki itu pergi sendiri di makam kakaknya, supaya dia tahu kakak yang lelaki itu cari-cari sejak kemarin tidak ada lagi di dunia ini. 

Anson menatap Aerin setelah membaca alamat yang diberikan gadis itu.

"Pergilah ke alamat itu kalau kau ingin menemui kakakku." ujar Aerin kemudian pergi dari situ, meninggalkan Anson sendirian.

Anson sendiri masih terus menatap kepergian Aerin dengan ekspresi tak terbaca lalu mengangkat bahu tak peduli. Matanya kembali melirik kertas ditangannya, membaca baik-baik alamat yang di tuliskan Aerin. Pria itu belum merasakan keanehan apapun. Ia bahkan telah berpikir akan langsung menemui Kyle setelah jam kerjanya berakhir. Penasaran apa yang terjadi dengan kakak beradik yang amat saling menyayangi itu.

                                 🌴🌴🌴

Sorenya,

Aneh,

Anson merasa ada yang salah. Ia kembali membaca alamat yang diberikan Aerin padanya. Tapi alamat itu memang benar. Hanya saja, itu adalah alamat sebuah makam. Apakah Aerin sedang mempermainkannya? Kenapa gadis itu memberinya alamat makam? Anson berdecak kesal.

Mobilnya berhenti di sebuah makam sesuai dengan petunjuk yang diberikan Aerin. Ia masih saja berpikir. Lalu membaca alamat itu lagi. Ada nomor di sana. Anson terus berpikir keras.

Apa maksud Aerin menuliskan itu? Tapi sesaat kemudian laki-laki itu punya firasat. Firasatnya tidak enak. Ia lalu turun dari mobil dan berjalan ke dalam makam sampai akhirnya ia menemukan nomor makam yang ditulis Aerin di kertas itu. Dan ...

Anson tertegun, ia menghentikan langkahnya dan menatap lurus ke depan sana. Nafasnya tercekat,

K ... Kyle?

Pria itu berulang kali menatap foto dan nama yang tertulis di makam itu.

Kyle sudah meninggal?

Kenapa dia tidak tahu? Anson terduduk didepan makam, ia tiba-tiba menjadi linglung dan kesedihan yang mendalam menghampirinya.

Anson merasa kehilangan sahabat lamanya. Pantas saja selama ini Kyle tidak pernah menghubunginya lagi. Ternyata ...

Hampir satu jam Anson duduk di depan makam itu. Merenung dan penasaran apa yang telah terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Kyle meninggal? Pantas saja ketika ia bertanya pada Aerin, gadis itu tampak enggan untuk menjawab. Pantas saja nomor Kyle tidak ada dalam daftar panggilan Aerin, karena orangnya memang tidak ada lagi di dunia ini. Anson mendesah berat kemudian berdiri, berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Dokter tampan itu tidak balik ke rumah. Ia kembali ke rumah sakit untuk mencari Aerin.

"Kemana dokter Aerin?" tanyanya pada seorang perawat bernama Fini.

"Lagi cek pasiennya dok." sahut Fini.

"Kalau dia kembali, langsung suruh dia keruangan-ku." kata Anson lagi lalu melangkah masuk ke dalam ruangannya. Suster Fini mengangguk mengiyakan lalu pandangannya berpindah ke Raya, temannya sesama suster juga. Mereka bertukar pandangan bingung.

Biasanya malam-malam begini Anson sudah pulang, atau kalau pun belum pulang, dokter itu sudah tidak ada kerja.

"Kenapa banyak laki-laki tampan tertarik pada dokter macam dokter Aerin itu sih? Kelebihannya apa coba?" bisik Raya pelan. Ia tidak mau mereka ketahuan bergosip dan dapat teguran, bisa kena mental nanti.

"Dokter Aerin pake jampi-jampi mungkin," balas Fini tak kalah pelannya, keduanya lalu tertawa lucu.  Sama sekali tidak sadar Aerin sudah berdiri di depan mereka.

"Ada yang lucu?" keduanya langsung  terdiam dan berdiri tegak. Ekspresi mereka seperti orang yang baru saja tertangkap basah. Padahal Aerin tidak mendengar mereka sedang membicarakan dirinya sampai tertawa begitu.

"T ... tidak ada dok," sahut Raya salah tingkah. Ini nih kalau bergosip tentang seseorang dan orang yang digosipkan tiba-tiba muncul didepan mereka.

"Dokter Aerin,"

Aerin mengalihkan pandangannya ke suster Fini.

"Kenapa?"

"Kata dokter Anson, kalau anda datang langsung masuk ke ruangannya." Aerin sempat bingung tapi sesudah itu ia melangkah menuju ruangan Anson. 

Setelah kepergiannya barulah kedua perawat tersebut bernafas lega.

Terpopuler

Comments

galaxi

galaxi

menyakitkan sekali yg dialami ayrin thor....aq dpt merasakannya...apasaja yg dia alami dikeluarganya....😭😭😭takutnya dia disalahkan atas kematian kakaknya makanya keluarganya jd acuh....😭😭mereka tdk sadar bhw anak yg masih ada adalah harta satu2nya yg perlu dijaga...koq malah berlarut2 pada org yg telah tiada...terlepas apapun penyebabnya krn semua sudah menjdi taqdir kyle....liat aja kelak ortunya akan menyesal krn telah mengabaikan ayrin

2024-04-26

2

Siti Sumarni

Siti Sumarni

kenapa ya orang2, disekitar aerin merasa paling baik.pada g nyadar apa ya

2024-04-19

2

Ika Lilik

Ika Lilik

wis Aerin mundur o alon2, ben wong2 seng g peduli kro awkmu getun 😭😭

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 113
112 Bab 114
113 Bab 115
114 Bab 116
115 Bab 117
116 Bab 118
117 Bab 119
118 Bab 120
119 Bab 121
120 Bab 122
121 Bab 123
122 Bab 124
123 Bab 125
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Falling for You (Shawn & Zuya)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 113
112
Bab 114
113
Bab 115
114
Bab 116
115
Bab 117
116
Bab 118
117
Bab 119
118
Bab 120
119
Bab 121
120
Bab 122
121
Bab 123
122
Bab 124
123
Bab 125
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Falling for You (Shawn & Zuya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!