Bab 3

Emosi Logan selalu tidak stabil ketika menyebut nama Aerin.

"Wanita rendahan. Sok laku, ia tidak tahu apa kalau dibelakangnya banyak sekali orang yang mencemoohnya, huh!" umpat Logan mendengus keras.

Kening Anson berkerut. Ia heran kata-kata kasar itu bisa keluar dari mulut Logan. Jadi ada yang lebih membenci Aerin daripada dirinya?

"Dan kau, kenapa kau jadi tertarik membahas perempuan?" tanya Logan. Saking emosinya memikirkan Aerin, ia jadi lupa kalau ini pertama kalinya Anson bertanya tentang yang namanya wanita.

"Jangan bilang kau tertarik pada kecantikan palsu wanita itu?" dahi Anson berkerut samar.

"Palsu?" ulangnya. Ia melihat Logan mengangguk. Anson tidak mengerti apa arti kecantikan palsu yang di maksud Logan.

"Banyak dokter perempuan yang bergosip kalau wajah cantiknya itu hasil operasi. Katanya dulu valak bahkan lebih enak dilihat darinya."

Anson terbahak.

Ternyata banyak sekali orang yang membencimu.

Sebagai seseorang yang sudah mengenal Aerin dari lama, Anson jelas tahu kalau wanita itu memang cantik alami. Foto masa kecilnya pun masih ada sampai sekarang di rumahnya. Anson ingat Kyle, kakak Aerin pernah memberikan foto kecil  gadis itu padanya. Ia bahkan heran kenapa ia belum membuang foto itu sampai sekarang.

Aerin sudah cantik alami dari kecil, hanya hatinya saja yang mungkin tidak secantik wajahnya. Oh ya, sepertinya kutukannya dulu pada gadis itu pun tidak berhasil. Aerin tampak bahagia-bahagia saja bahkan gampang sekali mencampakkan orang yang menyukainya, seperti cerita Logan.

"Sudahlah, jangan membicarakan perempuan tidak penting itu lagi. Katakan kenapa kau kesini?" ujar Logan mengalihkan pembicaraan.

"Aku ingin kau menemaniku berkeliling. Aku belum begitu kenal lingkungan di sini." jawab Anson menatap lelaki itu. Logan melirik jam tangannya sebentar lalu bangkit dari kursi.

"Ayo. Waktu kosong ku hanya satu jam." ujarnya. Anson ikut berdiri.

Setelah berkeliling, Anson cukup takjub karena merasa ayahnya tidak tanggung-tanggung memberikan fasilitas terbaik pada rumah sakit ini. Bagaimana tidak? Rumah sakit ini memiliki enam belas kamar mewah yang dilengkapi elevator pribadi dan layanan valet untuk pasien VVIP. Bahkan, rumah sakit ini juga menawarkan fasilitas kolam renang, spa, dan gym untuk keluarga pasien.

Anson terkesan, ayahnya benar-benar pandai menggunakan uang. Taman rumah sakit juga terlihat begitu indah dan nyaman. Rumah sakit ini memang memanjakan para pasiennya, terutama mereka yang punya uang tentu saja.

Disela-sela menikmati pemandangan taman yang indah, Anson memandangi Logan yang berjalan melewatinya dengan langkah cepat. Ia juga melihat Aerin berdiri di tengah taman sedang bercanda bersama seorang bocah kecil dikursi roda. Anson ikut mendekat ke mereka.

Sedang Aerin merasa terkejut bukan main karena tiba-tiba buah di tangannya melayang ke udara. Saat ia cepat-cepat mau mengambil buah itu sebelum benar-benar jatuh ke lantai, badannya terhuyung hingga membuatnya hampir jatuh juga.

Aerin merasa ada yang menarik pinggangnya, menahannya supaya tidak terjatuh. Ia menaikkan wajah menatap orang yang sedang memeganginya sekarang dan tertegun sesaat, menyadari siapa orang itu.

Anson ...

Ya ampun, kenapa kejadian memalukan seperti ini harus terjadi sih. Apalagi ia tidak kuat dengan tatapan dingin Anson. Kecanggungan yang hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, mungkin?

Aerin berdeham pelan dan melepaskan tangan Anson yang masih setia di pinggangnya. Pandangannya beralih ke Logan. Lelaki itu memberi perintah pada perawat didekat situ membawa Safa balik ke kamar pasien. Logan kemudian menatap Aerin nyalang.

"Berapa kali harus ku ingatkan, kau tidak mengerti bahasa manusia?!"

Aerin menatap lelaki itu jengah.

"Kenapa kau semarah itu? Aku hanya memberinya buah, dan aku pikir tidak apa-apa, tidak seperti aku memberinya racun. Kau saja yang terlalu berlebihan." balasnya.

Aerin tahu Logan hanya mau mencari-cari kesalahannya saja. Logan tersenyum sinis.

"Safa adalah pasienku, aku berhak melarang kamu melakukan apa pun yang kau inginkan terhadapnya. Jam makannya sudah diatur, ingat itu!" lelaki itu memberi peringatan dengan nada tajamnya kemudian pergi dari situ mengikuti perawat yang membawa Safa, ia terlalu malas berhadapan dengan Aerin.

Aerin berdecak kesal menatap kepergian lelaki sombong yang sok berkuasa itu. Padahal sudah hampir enam bulan dirinya dan Dean, sepupu Logan putus namun lelaki itu masih saja dendam. Ia heran bagaimana Dean mempengaruhi Logan sampai pria itu sangat membencinya seperti ini. Ketika hendak berbalik pergi, mata Aerin Kembali berpapasan dengan Anson.

Ternyata pria itu belum pergi. Dia masih disini? Aerin sama sekali tidak menyadari kalau Anson masih berdiri di dekatnya. Kalau berdua saja begini, ia merasa lebih canggung lagi. Gadis itu menampilkan senyum cerah andalannya.

"Kau masih di sini?" tanyanya berusaha terlihat sebiasa mungkin. Lupakan masa lalu, hadapi masa sekarang. Mereka sama-sama sudah dewasa bukan. Lelaki itu selalu menatapnya dingin dan tak bersahabat. Dari dulu sudah begitu, jadi tidak ada yang berbeda menurut Aerin. Ia sudah biasa.

Anson bersedekap menatap Aerin.

"Jadi, berapa banyak pria yang sudah kau campakkan selama ini?" nadanya datar. Aerin mengernyit bingung. Ia berusaha memahami perkataan Anson. Ah, mungkin Logan sudah cerita. Atau Anson mendengar gosip dari para dokter dan perawat yang tidak punya kerjaan itu.

Di rumah sakit ini, nama baik Aerin memang sudah tercoreng. Ia tahu mereka selalu bergosip tentang dirinya yang begitu gampangan dan selalu gonta-ganti pacar. Entah darimana cerita itu beredar dan jadi ramai dikalangan para staf rumah sakit.

Padahal seumur hidupnya, ia hanya punya satu pacar dan hanya pacaran satu kali dengan Dean. Masalah mencampakkan atau tidak, Dean sendiri yang tahu kenapa mereka putus waktu itu. Aerin tidak mau membahasnya, sudah lewat dan hanya akan membuatnya sakit hati.

"Ternyata kau tidak pernah berubah, bahkan lebih buruk dari dirimu yang dulu." gumam Anson lagi dengan tatapan merendahkan.

Aerin menahannya. Ia sudah kebal dengan perkataan menyakitkan pria itu. Entah kalimat apalagi yang akan dilontarkannya setelah ini, biarkan saja lelaki itu menghinanya semaunya. Ia terlalu lelah untuk berdebat seperti dulu. Dirinya yang dulu dengan sekarang berbeda.

"Sepertinya kau bahagia sekali dengan hidupmu sekarang. Tiba-tiba aku merasa menyesal kenapa kutukan ku dulu tidak benar-benar terjadi." tambah Anson lagi sinis.

Jleb.

Napas Aerin tercekat. Perkataan itu membuat hatinya terasa pedih. Ia  tersenyum menatap Anson dan berusaha terlihat baik-baik saja.

"Jadi kau masih ingat kejadian dulu? Kau masih membenciku? Ayolah Anson, dulu itu kita masih terlalu muda. Jangan menyimpannya dalam hati. Lagipula, kau juga memecahkan barang mahal yang aku berikan padamu dulu, jadi kita sudah impas bukan?"

kata-kata Aerin meluncur begitu saja dari mulutnya. Ia sampai tidak sadar malah mengungkit kejadian dulu lagi.

Anson menggertakkan gigi dengan tangan terkepal kuat, menatap Aerin lekat-lekat.

"Katakan sekali lagi," gumam lelaki itu dengan nada rendah. Tatapannya yang tajam menusuk membuat Aerin langsung ciut. Ia menahan napasnya ketika Anson mencondongkan badan ke wajahnya.

"Jangan pernah samakan barang berhargaku dengan benda tidak berguna milikmu itu." pria itu melanjutkan ucapannya dengan sangat dingin kemudian berbalik pergi.

Kali ini Aerin mengembuskan napas lega. Ia merutuki dirinya sendiri karena tanpa sengaja malah memancing kemarahan lelaki itu lagi. Siapa suruh lelaki itu mengingatkan kutukan mengerikan itu.

Aerin lalu tertawa kecut, Anson saja yang tidak tahu kalau kutukannya dulu seperti mimpi buruk baginya, karena semua itu betul-betul terjadi di hidupnya. Aerin saja yang pandai menutupinya.

Dia lebih memilih digosipkan sebagai perempuan gampangan yang suka gonta-ganti pacar dan mencampakkan mereka daripada di pandang dengan wajah kasihan oleh mereka. Ia tidak ingin orang lain mengasihani hidupnya. Ia tidak suka itu. Berpura-pura tidak punya harga diri jauh lebih bisa diterimanya.

Terpopuler

Comments

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

Anson termakan omongannya Logan... jd semuanya benci pada Aerin

2024-04-28

1

@bimara Zyann

@bimara Zyann

jadi penasaran ..sebenernya kutukan apa yg anson ucapkan pada aeirin...

2024-04-24

0

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

aerin gadis hebat, berpura" tegar dari pada dikasihani. 👍

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 113
112 Bab 114
113 Bab 115
114 Bab 116
115 Bab 117
116 Bab 118
117 Bab 119
118 Bab 120
119 Bab 121
120 Bab 122
121 Bab 123
122 Bab 124
123 Bab 125
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Falling for You (Shawn & Zuya)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 113
112
Bab 114
113
Bab 115
114
Bab 116
115
Bab 117
116
Bab 118
117
Bab 119
118
Bab 120
119
Bab 121
120
Bab 122
121
Bab 123
122
Bab 124
123
Bab 125
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Falling for You (Shawn & Zuya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!