Bab 14

"Jadi, yang kau lihat pingsan itu betul-betul dokter Aerin?"

Anson menghentikan langkahnya dan menoleh ke kumpulan staf yang asyik bergosip di meja informasi bangsal. Ia paling tidak suka mendengar gosip apalagi di jam kerja. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar mereka menyebutkan nama Aerin, terlebih lagi mereka bercerita kalau gadis itu ...

Pingsan?

Anson memutuskan terus mendengar dari balik tembok.

"Yah. Aku melihatnya terjatuh tak sadarkan diri di koridor dan dokter Bion membawanya ke ruang rawat staf. Tadi juga aku lihat wajahnya sangat pucat."

"Tapi kenapa dia tidak coba membela diri di depan dokter Anson? Dokter Anson kelihatan sangat marah tadi." sih perawat di depan perempuan bertubuh gemuk itu mengangkat bahu.

Mereka masih ingin bergosip lagi tapi terhenti seketika saat melihat Anson berjalan melewati mereka dengan wajah datarnya. Semuanya menunduk hormat. Anson tidak bersuara sedikit pun dan hanya melewati mereka berjalan masuk ke ruangannya.

Ia duduk di meja kerjanya dengan pikiran penuh. Pria itu memikirkan pembicaraan para staf di luar tadi.

Aerin pingsan? apa gadis itu jatuh sakit karena aku turunkan di jalan semalam?

Anson ingat Aerin hanya mengenakan gaun kurang bahan itu saat turun. Rumahnya juga masih cukup jauh kalau ia berjalan kaki. Dan kenapa gadis itu tidak menjelaskan padanya tadi kalau ia habis pingsan?

Anson mengerang kesal. Kenapa juga dia jadi merasa tidak tenang seperti ini hanya karena gadis itu? Apa dia hanya merasa bersalah? Atau dirinya khawatir pada gadis itu? Oh tidak, dia tidak mungkin khawatir. Dirinya jelas membenci Aerin dari dulu, mana mungkin sekarang dia bisa tiba-tiba merasa khawatir?

Pandangannya menatap keluar dari balik kaca. Aerin telah balik ke meja kerjanya. Anson terus mengamati gadis itu dari dalam ruangannya. Sesekali ia melihat Aerin tersenyum pada Andrea lalu saat Andrea pergi, gadis itu akan memijit-mijit batang lehernya dengan wajah terganggu.

Memang benar wajah Aerin pucat. Anson mendesah pelan kemudian memutuskan pandangannya dari gadis itu dan bersandar di kursi sambil berpikir. Entah kenapa Aerin yang sekarang berbeda dengan yang dulu yang dikenalnya. Ia terus memikirkan gadis itu bahkan sampai dokter Laras masuk ia tidak sadar.

"Dok, dokter?" ini yang ke-empat kalinya Laras memanggil-manggil  baru dia sadar dari lamunannya.

"Kenapa?" Anson menatap sebuah map yang diulurkan Laras.

"Ini laporan pasien sakit jantung dikamar 87." jawab Laras.

"Letakan di atas meja. Aku akan memeriksanya sebentar." kata pria itu. Ia menatap Laras lagi karena dokter itu belum l pergi-pergi juga.

"Ada lagi?" ia kembali bertanya. Laras terlihat menunduk malu-malu membuat Anson merasa aneh.

"Mm, a ... Aku ingin mengundang dokter makan malam bersama malam ini. Dokter ada waktu?" Anson menyipit, ternyata gadis di depannya ini tidak tahu malu juga.

"Sorry, aku tidak terbiasa makan malam dengan orang yang tidak dekat denganku." tolak pria itu langsung dan menohok.

Sepertinya dia harus belajar bagaimana cara bicara dengan lembut. Lihat saja wajah Laras sudah memerah seperti tomat.

Laras berusaha tampak biasa meski dirinya malu sekali. Untung saja tidak ada orang lain di dalam ruangan itu, kalau tidak, dia sudah malu sekali sekali plus ditertawakan oleh rekan-rekannya.

"Bagaimana kalau dokter Aerin yang meminta anda makan malam bersama?" katakanlah rasa malu Laras sekarang sudah tidak ada lagi. Ia ingin mendengar apa jawaban pria itu kalau Aerin juga mengajaknya makan. Laras melihat dokter dihadapannya itu sedikit berpikir.

"Aku akan memikirkannya dua kali." jawab Anson. Laras merasa tidak terima. Ajakannya langsung di tolak tapi Aerin, dokter itu akan berpikir dua kali? Memangnya siapa perempuan itu?

"Kenapa?" tanpa sadar ia melontarkan pertanyaan itu.

"Karena Aerin adalah adik dari sahabatku. Sudah lama aku mengenalnya, kau pikir aku bisa menolaknya begitu saja?" lama-lama Anson kesal juga. Ada apa dengan perempuan di depannya ini? Sangat menyebalkan. Kalau tidak di masukan ke dalam timnya pun pasti dia tidak akan pernah kenal perempuan sok dekat ini.

Laras terdiam. Jadi Aerin dan Anson memang sudah saling kenal. Pantas saja ia memperhatikan Anson sering melihat Aerin dari ruangannya. Apa lelaki itu menyukai Aerin? Laras langsung merasa tidak senang.

"Dokter Laras, kalau kau tidak punya kepentingan lain, tolong silahkan keluar." usir Anson halus. Namun ekspresi wajahnya tegas. Mau tak mau Laras berbalik keluar dari ruangan itu.

Sialan, padahal ia ingin membuktikan pada yang lain kalau dirinya bisa mendekati sang anak pemilik rumah sakit ini, namun lagi-lagi ia harus kalah dari Aerin. Padahal nama Aerin sudah buruk di rumah sakit ini, tapi masih ada saja banyak laki-laki yang meliriknya.

                                  ***

Sorenya Aerin langsung memutuskan pulang. Seluruh badannya terasa lelah dan kepalanya pening. Ia butuh istirahat yang cukup. Pekerjaan hari ini memang sangat melelahkan, namun ia merasa di ancam oleh Anson jauh lebih melelahkan lagi.

Sampai di rumah, tidak ada satupun pembantu yang menyapanya atau sekedar menunduk hormat. Mereka malah menatapnya sinis. Pernah sekali Aerin mendengar mereka bercerita tentang dirinya yang sudah tidak di anggap anak lagi oleh kedua orangtuanya. Dan para pembantu itu juga bekerja sama untuk tidak menganggapnya lagi sebagai majikan.

Alhasil, sampai sekarang mereka terus bersikap cuek dan sinis padanya tiap kali dia ada di rumah. Dia bahkan harus membuat makanan sendiri di dapur karena makanan selalu langsung mereka buang tiap kali kedua orangtuanya habis makan. Mau itu pagi, siang atau malam.

Aerin tersenyum kecut. Tampaknya semua orang tidak menyukainya. Hanya Andrea teman yang peduli padanya.

Aerin menatap tajam seorang pembantu rumahnya yang yang mungkin seumuran dengan itu. Sejak masuk rumah tadi gadis itu terus menatapnya sinis seolah-olah dirinya adalah sang tuan rumah. Enak saja. Walau hubungannya dan kedua orangtuanya renggang, bukan berarti ia bisa diperlakukan seenaknya. Ia sudah mencoba cuek sebelumnya, tapi hari ini dirinya betul-betul sudah muak. Ia bukanlah seorang wanita lemah yang bisa ditindas begitu saja, dia selalu diam karena terlalu malas menghadapi orang-orang tidak penting itu. Tapi kalau sikap mereka sudah keterlaluan begini, dia tidak akan tinggal diam. Apalagi mereka hanyalah pembantu di rumah ini.

"Apa maksudmu melihatku begitu?" tukas Aerin. Pembantu itu tidak menjawab, malah tersenyum sinis dan membalas tatapannya dengan berani. Emosi Aerin naik, tanpa pikir panjang ia langsung melempar sepatu yang dipakainya tadi ke arah sih pembantu dan tepat mengenai wajahnya.

"Lisi!"

beberapa pembantu rumah yang melihat berlari cepat ke arah pembantu perempuan bernama Lisi itu. Lisi menahan tangisnya karena merasa kesakitan di wajah.

"Nona, kau tidak bisa seenaknya memukuli Lisi seperti ini. Memangnya dia salah apa?" tegur salah satu pembantu tua yang biasa di panggil mbok Sarli oleh yang lain. Aerin tertawa sinis menatap mereka semua.

"Makanya, kalau tidak mau ditindas, jangan sok-sok an berkuasa di rumah ini. Sadar diri kalau cuma pembantu." semuanya tertunduk. Mereka merasa anak majikan mereka itu hari ini berbeda. Biasanya ia akan diam saja dan tidak menghiraukan mereka, tapi hari ini tindakannya cukup mengerikan.

"Kalian semua itu cuma pembantu di sini, nggak usah belagu."

"Sekali lagi aku dengar kalian merendahkanku di belakangku, aku tidak akan segan-segan mengusir kalian dari sini, paham?!

kata Aerin lagi sarkas. Para pembantu tersebut mengangguk takut-takut. Dan Aerin beranjak naik tangga menuju kamar sesudahnya.

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Cobalah Rin...cari suasana baru keluar dri rumah..kmu kan dokter bisa kost..mungkin dgn kamu sedikit menjauh akan membuat semua merenungi termasuk drimu..biar kalian tdk marah berkepanjangan dgn praduga" tdk jls..mulailah jujur

2024-05-18

0

Ilan Irliana

Ilan Irliana

Aerin ohh Aerin...knp g cr kontrakn z sih y..krn Aprt kn mehong..

2024-04-30

4

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

salut sih, dah ga diianggap tapi masih bertahan dan tetap tinggal. 🥺

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 113
112 Bab 114
113 Bab 115
114 Bab 116
115 Bab 117
116 Bab 118
117 Bab 119
118 Bab 120
119 Bab 121
120 Bab 122
121 Bab 123
122 Bab 124
123 Bab 125
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Falling for You (Shawn & Zuya)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 113
112
Bab 114
113
Bab 115
114
Bab 116
115
Bab 117
116
Bab 118
117
Bab 119
118
Bab 120
119
Bab 121
120
Bab 122
121
Bab 123
122
Bab 124
123
Bab 125
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Falling for You (Shawn & Zuya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!