Bab 9

Aerin dan Laras saling menatap tidak suka. Mereka sekarang berdiri berhadapan dengan Anson yang tengah memeriksa laporan milik Aerin yang di lempar Laras tadi. Lelaki itu membolak-balik lembaran kertas ditangannya dan membaca dengan sangat teliti. Beberapa menit kemudian ia menaikan kepalanya menatap Laras.

"Kau bilang kau dimarahi keluarga pasien karena salah pengetikan nama?" tanyanya. Laras mengangguk. Pandangan Anson beralih ke Aerin.

"Mulai sekarang, semua laporan yang kau buat berikan padaku dulu, setelah aku memeriksa dan menyetujuinya baru berikan pada mereka." ucapnya tegas. Aerin mengangguk, berbeda dengan Laras yang tampak keberatan.

"Tapi dokter, bukankah dia harus minta maaf pada keluarga pasien?" ujar Laras. Anson menatapnya lagi.

"Siapa namamu?" tanya lelaki itu. Ia memang tidak pernah menghafal nama orang yang baru ia kenal atau yang menurutnya tidak penting.

"Laras." jawab Laras dengan lantang seolah ingin Anson terus mengingat namanya.

"Baiklah dokter Laras. Aku akan mengurus masalah ini dengan keluarga pasien, sekarang kau boleh keluar." senyum di wajah Laras memudar. Ia pikir akan melihat Aerin di hukum, tapi apa ini? Dibiarkan begitu saja?

"Masih ada yang lain?" tanya Anson lagi karena Laras belum keluar-keluar juga. Mau tak mau gadis itu berbalik meninggalkan ruangan itu. Ia mendelik tajam ke Aerin sebelum pergi. Aerin hanya menatapnya aneh dan ikut berbalik mau keluar namun langkahnya dihentikan Anson.

"Aerin, aku belum menyuruhmu keluar."

Laras masih sempat dengar perkataan Anson dari ambang pintu. Cara pria itu memanggil Aerin seperti mereka memang akrab. Rahang Laras mengeras, ia tidak suka. Apalagi Anson menyuruhnya keluar dan hanya ingin bicara berdua dengan gadis yang dibencinya itu.

Laras mengepalkan tangannya kuat-kuat dan lanjut berjalan dengan emosi tertahan, hatinya sangat panas tapi ia masih harus berakting baik di depan yang lain.

"Aerin, kau mendengarku kan? Kembali ke sini sekarang." perintah Anson lagi karena Aerin hanya berdiri diam di ujung sana.

Aerin menarik nafasnya dalam-dalam mencoba rileks dan berbalik melangkah ke tempatnya berdiri tadi di depan Anson. Pria itu menatapnya tajam.

"Duduk." perintah Anson lagi. Mau tak mau Aerin menggeser sebuah kursi didekat situ dan duduk berhadapan dengan pemilik wajah tampan yang menurutnya tampak menyeramkan itu. Kenapa juga lelaki itu ingin bicara berdua dengannya? Kenapa tidak bicara waktu ada Laras tadi? Ia sama sekali tidak mengerti.

Anson mencondongkan kepalanya mendekat ke wajah Aerin membuat gadis itu terkesiap. Bola matanya membesar.

"Bukankah sudah kuperingatkan padamu untuk bekerja dengan benar?" gumam Anson di depan wajah Aerin, setengah berbisik namun terkesan memberinya peringatan. Gadis itu mundur beberapa senti. Ia bisa merasakan hembusan nafas Anson diwajahnya.

Aerin menetralkan jantungnya yang berdebar cepat dan menelan salivanya. Pokoknya ia harus terlihat biasa saja di depan lelaki ini.

"Aku hanya mengetik nama yang diberikan dokter Laras padaku, mana kutahu kalau itu nama yang salah." balas gadis itu. Menurutnya ia memang tidak merasa berbuat salah.

"Lain kali bertanya dulu sebelum sebelum membuat laporan." balas Anson. Ia kembali bersandar di sandaran kursi putarnya.

Aerin memutar bola matanya mala dan malah meracau, dan bergumam tidak jelas pada dirinya sendiri.

"Seandainya mereka akan membantuku menjawab, aku tidak akan segan-segan bertanya dengan senang hati ." gumamnya sangat pelan.

"Apa katamu?" Anson tidak bisa mendengarnya jelas. Sedang Aerin cepat-cepat melambai-lambai didepan wajah pria itu.

"Tidak, tidak." katanya kelabakan.

Anson tersenyum miring.

"Ya sudah, kau boleh keluar sekarang." usirnya. Mendengar itu Aerin cepat-cepat berdiri dan keluar.

Diluar, ia mendengar bisik-bisik ketika kembali duduk di meja kerjanya, entah apa yang mereka gosipkan lagi. Matanya menangkap tatapan Laras yang sangat sinis. Aerin pmalah tersenyum meledek, ia tahu pasti gadis itu sangat emosi padanya sekarang ini. Ia harus berterimakasih pada Anson. Setidaknya, walaupun lelaki itu membencinya namun dalam masalah pekerjaan ia cukup profesional. Tidak seperti Logan dan Laras yang selalu menyerangnya bertubi-tubi.

"Aerin," panggil Andrea yang entah sejak kapan sudah berada didalam situ. Aerin menyamping, melirik Andrea.

"Kau punya waktu nanti malam?" kali ini Andrea bergumam pelan lebih seperti berbisik. Aerin mengernyit bingung, raut wajah Andrea tidak terlihat begitu baik.

"Shift-ku hanya sampai jam enam sore." jawab Aerin. Ia masih terus mengamati Andrea. Tampang Andrea seperti seseorang yang baru saja putus cinta. Jangan-jangan dia baru putus lagi dengan pacarnya.

"Kenapa denganmu?" Andrea tersenyum paksa, ia memandang berkeliling sebentar, setelah dilihatnya orang-orang di dalam ruangan itu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, ia kembali menatap Aerin.

"Aku bertengkar dengan pacarku. Kalau kau punya waktu, bisakan temani aku ke club?"

Club?

Aerin sebenarnya adalah tipe perempuan yang tidak menyukai tempat seperti itu. Kepalanya sering pusing berada di tempat ramai dengan lampu kerlap kerlip dan musik keras yang tidak enak didengar ditelinganya itu. Ia tidak biasa.

"Bagaimana? ulang Andrea dengan wajah penuh harap.

Aerin menatapnya sebentar, menghela napas pelan lalu mengangguk. Sepertinya Andrea lagi ada masalah, jadi iyakan saja. Andrea tersenyum.

"Aku akan memesan tempat." ucapnya senang.

                                 ***

Malamnya, sepulang kerja, Andrea dan Aerin masuk ke salah satu night club terkenal. Katanya sih cukup banyak artis-artis dan pengusaha yang datang clubbing ke tempat itu. Bahkan tak tanggung-tanggung banyak wanita yang rela habisin budget tinggi demi masuk club itu. Pastinya untuk mencari keberuntungan bertemu jodoh kaya.

Dari awal masuk Aerin sudah merasa risih apalagi Andrea memberinya gaun yang cukup sexy. Astaga, Andrea ini sangat berani. Ia bahkan rela mau pakai pakaian sexy begitu buat memanas-manasi pacarnya. Lebih bodohnya lagi Aerin mau-mau saja ikut-ikutan pakai.

Ada banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan liar. Ada yang bersiul-siul bahkan berani menyentuh saat kedua gadis itu melewati mereka.

Aerin cepat-cepat menghempaskan tangan-tangan para lelaki mesum yang mencoba-coba menyentuhnya tiap kali ia melewati mereka. Sinting, harusnya tempat ini sudah ditutup oleh polisi. Ia yakin selain berhubungan badan dengan orang tidak dikenal, pasti banyak yang melakukan pelecehan seksual di tempat begini, ia harus hati-hati.

"Andrea, kau yakin tempat ini aman?" tanya Aerin, Andrea tersenyum menatapnya.

"Aku baru ingat ini kali pertamamu ke tempat begini."

Aerin tersenyum kikuk.

"Kau tenang saja, di sini aman. Ayo ikut aku." kata Andrea lagi lalu merangkul Aerin berjalan ke table dekat lantai dansa. Banyak jenis minuman yang telah disiapkan di atas meja itu. Aerin berulang kali menutup telinganya yang berdengung akibat suara musik yang menurutnya sangat keras itu. Ia melihat Andrea membuka sebotol wine yang ia tidak tahu wine jenis apa itu dan tidak pernah mau tahu. Matanya melebar ketika Andrea meminum langsung dari botol dan tanpa jeda.

Andrea ini dikantor begitu alim ternyata diluar gadis itu liar juga. Bahkan Aerin saja yang selalu digosipkan sebagai gadis liar bisa kalah telak. Ia tidak pernah menyentuh minuman keras sekalipun.

Kali ini ia melihat seorang pria datang menghampiri mereka dan berbicara dengan Andrea. Andrea menyambut pria itu yang sepertinya mengajaknya berdansa karena sekarang mereka pergi menuju pesta dansa.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

dokter ko kaya gitu

2024-04-28

3

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒐𝒌 𝑨𝒆 𝒎𝒂𝒖 𝒊𝒌𝒖𝒕 𝒔𝒊𝒉

2024-04-10

0

Andri

Andri

earin kok yo goblok

2024-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 113
112 Bab 114
113 Bab 115
114 Bab 116
115 Bab 117
116 Bab 118
117 Bab 119
118 Bab 120
119 Bab 121
120 Bab 122
121 Bab 123
122 Bab 124
123 Bab 125
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Falling for You (Shawn & Zuya)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 113
112
Bab 114
113
Bab 115
114
Bab 116
115
Bab 117
116
Bab 118
117
Bab 119
118
Bab 120
119
Bab 121
120
Bab 122
121
Bab 123
122
Bab 124
123
Bab 125
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Falling for You (Shawn & Zuya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!