"Anya?? ANYA BUKA PINTUNYA." Teriak William terus menggedor pintu kamarnya namun tidak berlangsung lama hanya beberapa detik William langsung tersadar dan hanya diam di depan pintu kamar Anya.
"Oke aku minta maaf, kita bicarakan ini besok pagi, sekarang istirahat lah " ucap William dan dia pergi ke dapur untuk minum.
Anya terdiam sambil sibuk membersihkan tangannya yang terluka karena pecahan kaca, dia tidak menangis sama sekali, hanya terdiam dengan tatapan kosong.
Besok pagi William yang sudah bangun melihat kamar Anya sudah terbuka dan dia tidak ada, sepertinya dia sudah pergi duluan ke sekolah padahal ini baru jam 6 pagi.
Bel masuk, hari ini adalah hari Senin, Anya tidak mengikuti upacara dia beralasan sakit dan hanya berbaring di UKS.
"Anya katanya Lo sakit??" Seseorang masuk ke dalam UKS, itu Cristin dan dia hanya sendirian.
"Itu kenapa??" Tanya Cristin
"Jatuh gara-gara gak sengaja menginjak dress orang." Tawanya.
Tak lama Helena masuk ke UKS, mereka sama-sama tidak ikut upacara dan bersembunyi di sana, tidak ada guru yang curiga atau memarahi mereka.
"Semalam gue nyari kalian." Ucap Helena sepertinya dia bahagia.
"Gue sibuk sama CEO semalaman, dan biasa bicara soal kerjaan." Ucap Cristin.
"Aku pulang duluan karena jatuh." Rengek Anya.
"Pasti sakit ya??" Ucap Helena.
"Btw tulis tangan mu bagus Lena, mau ngerjain PR ku gak?? Nanti ku kasih hadiah." Terus mata Helena langsung berbinar dan ngangguk aja dengan bodoh.
Saat jam pelajaran Helena benar-benar menulis semua PR Anya, Anya yang duduk menyandar ke tembok jendela dan menatap Helena dengan tatapan merendahkan membuat orang-orang yang di kelas merasa aneh.
Anya terlihat tenang namun mendominasi menatap Helena seperti bukan temannya, tapi seorang budak yang menjilat kakinya hanya demi uang.
"Nanti jam istirahat mau makan apa??" Tanya Anya kepada Helena.
"Makan apa ya yang enak??" Ucap Helena berpikir.
"Burger, spaghetti, chicken nugget??" Ucap Anya membuat Helena seperti ingin memakan semuanya.
"Sama mau jus jeruk gak??" Tanya Anya lagi.
"Boleh tuh, pesan aja semuanya." Ucap Helena.
Anya melihat Cristin dan mereka berdiskusi mau makan apa lagi karena Anya mau membayar semuanya, Rebecca yang meminta Helena supaya dia saja yang mengerjakan PR nya tidak memberikannya.
Helena takut hadiah itu malah di kasih ke orang lain, dia juga ingin mendapatkan hadiah atau dia akan meminta yang lain kepada Anya.
Bel istirahat berbunyi, pesanan makanan mereka juga sudah datang, bela dan Rebecca mengambil makanannya dan mereka makan di kelas.
Biasanya satpam atau guru melarang mereka jajan atau makan dari luar, tapi mungkin karena mereka kelas 3 jadi mereka di bebaskan.
"Emmm, gila ini enak banget." Ucap bela memakan burger.
"Gue haus, es jeruk mana??" Karena mereka lebih suka es jeruk dari pada minuman lain.
"Nihhh, minum yang banyak." Ucap Cristin.
"Bersulang dulu dong." Ucap bela dan mereka pun bersulang lalu meminumnya.
"Uhuukkk, oekkkkk, SIALAN MINUMAN APAAN INI??" Teriak Helena membanting kan minumannya ke lantai dan perutnya terasa mual.
"Ini lemon bukan es jeruk." Ucap Rebecca.
"Sial, mungkin gue salah klik." Ucap Cristin.
Helena lari ntah kemana dan di susul sama mereka, ternyata dia sedang muntah di WC, Helena memuntahkan semua yang dia makan barusan.
"Lo gak papa?? Lo lagi sakit ya??" Tanya bela.
Wajahnya pucat dan dia terus memuntahkan sesuatu yang tidak ada, mereka membantu membersihkan keringatnya.
Anya menyusul mereka tapi dia malah bertemu William di koridor kelas, Anya hanya menatapnya dan dia langsung pergi tapi lengannya di tahan.
"Anya??" Panggil William.
"Kenapa pak?? Teman saya lagi sakit jadi saya buru-buru." Ucap Anya.
William melihat bibir Aya yang luka, seperti habis di gigit dan dia melepaskan pegangannya.
"Tidak papa," setelah itu dia pergi.
Anya sedikit kesal tapi dia langsung melihat kondisi helena yang sedang muntah-muntah dengan wajah pucatnya.
Mereka membawa Helena ke UKS sedangkan Anya beralasan kalau dia mau di kelas aja mendengarkan guru, Helena di antar Rebecca dan bela, hanya Cristin yang menemani anya di kelas.
"Anya di panggil guru BK ke ruangannya." Ucap Oliv ketua kelas.
"Kamu ngelakuin apa Anya??" Ucap mereka.
"Jangan-jangan pak guru BK minta lukisin wajahnya yang keriput hahahaha." Tawa mereka.
Terus Anya hanya tersenyum dan pergi ke luar, dia berjalan ke arah koridor dan tak lama masuk ke dalam ruangan BK, disana dia tidak melihat siapapun.
Cklek
Suara pintu di tutup menampilkan William yang berada di depan pintunya, Anya hanya terdiam dan menatap kekasihnya.
"Aku kan sudah bilang kita harus membicarakan masalah kita yang kemarin." Ucap William.
"Dengar Liam, sejak kapan kamu mengatur apa yang ku lakuin??" Tunjuk Anya di dada William.
William melihat bibir Anya bekas gigitan, dia mendekatkan lengannya lalu mengusap bibir luka itu dengan rasa menggeram seperti marah.
"Siapa yang mencium kamu tadi malam??" Tanya William.
"What??"
"Jawab Anya, siapa yang sudah menyentuh kamu tadi malam." William mengeratkan pegangannya di lengan Anya.
"Liam?? Liam?? LIAM SAKIT." Teriak Anya dan menampar William.
Tapi William malah menerjangnya dan menciumnya di depan pintu, dia menutup gorden ruangannya membuat Anya kesal.
Ingatan yang dia lupakan, masalalu yang membuat dirinya kotor dan jijik teringat kembali karena perlakuan kekasihnya, meskipun William terbilang salah satu orang yang bisa menyentuhnya tanpa membuat traumanya kembali, tapi saat ini sikap William membuat dirinya ingin muntah.
"WILLIAM." Teriak Anya mendorong William sampai tersungkur ke bawah.
"Anya??" Salah satu temannya mengetuk pintu, iya itu Cristin.
Anya pura-pura terduduk dan membungkam bibirnya lalu Cristin masuk melihat William memegang Anya seperti membantunya berdiri.
"Anya kenapa??" Tanya Cristin.
"Tersandung kursi."ucap William membantu Anya juga duduk di sofa.
"Coba liat!! Kejedot meja??"tanya Cristin karena untungnya di sampingnya memang ada meja, dia memperlihatkan bibirnya yang sedikit berdarah akibat gigitan William.
"Ck, bengkak juga, itu juga kenapa??"maksudnya bekas gigitan yang satunya.
"Gara-gara nahan sakit." Ucap Anya memperlihatkan telapak tangannya yang di perban dan William terdiam sejenak.
Dia baru mengetahui kalau tangan Anya di perban dan ada sedikit darah yang keluar dari perbannya, mungkin karena dia yang menahan dirinya saat menciumnya tadi, apa yang sudah dia lakukan?? Kenapa dirinya tidak menanyakan dulu apa yang terjadi malam itu.
William waktu itu memang melihat Anya dengan Noah, mantan ketua OSIS di sekolah, dia merasa kesal karena dia berduaan dengan Noah, karena dari awal Anya mengincar anak direktur bukan Noah.
Sedangkan jalang Sialan Helena malah mendekatinya dan menciumnya membuat dirinya ingin menampar anak itu.
"Sebaiknya kita ke rumah sakit." Ucap Cristin.
"Biar bapak bantu." Ucap William membantu Cristin membawa Anya keluar dari ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments