Semenjak pindahnya Anya, seisi kelas seperti hidup dan sangat ramai, banyak yang memuji karya lukisannya juga.
"Anya, mau main sepulang sekolah??" Tanya bela.
"Maaf, nanti malam ada acara besar." Ucap Anya.
"Acara apa??" Tanya Helena datang dan duduk di belakang.
"Acara ulang tahun hotel 'La Parisienne', mereka mengajak ku karena karya yang kemarin di beli oleh mereka." Terus Helena memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya, dia menyembunyikan senyumannya dan menatap Anya lagi.
Tak lama Cristin datang dan Helena langsung memeluknya sambil merengek seperti bukan dirinya yang sebenarnya.
"Hotel La Parisienne, bukannya Lo ke undang juga ya?? Gue boleh ikut gak??" Tanya Helena.
"Ikut?? Hmmmm, gimana ya??" Ucapnya berpikir.
"Katanya bisa datang kalau mau melihat isi hotel." Ucap Anya dan Helena langsung mendekatinya.
"Bisa?? Tanpa undangan?" Tanya Helena.
"Iya bisa, tapi kalau bisa, kamu kan sebentar lagi debut, ajak kenalan dari perusahan aja, siapa tau kamu bisa jadi pendampingnya." Ucap Anya terus Helena berpikir dan mengangguk sambil memeluk Anya dan bilang terimakasih, karena hotel itu jarang di masuki rakyat jelata atau kelas bawah, hanya kelas atas dan kelas menengah yang bisa masuk.
Jam pulang sekolah Anya pergi pulang tapi di perjalanan dia melihat pak William yang sedang menaiki motor sedangkan dia memakai mobilnya sendiri.
Anya membuka jendela mobil dan pak William juga tidak sengaja melihatnya lalu laki-laki itu membungkuk dan Anya ikutan membungkuk.
"Anya kita duluan ya." Ucap mereka pulang bersama menggunakan mobil, tidak tau mobil siapa.
"Iya, sampai ketemu nanti malam Cristin." Teriak Anya.
Sesampai di rumah dan memarkirkan mobilnya, Anya berjalan gontai tapi pintu gerbang di buka dan seseorang masuk dengan motor besarnya.
"Lemes banget." Ucapnya berjalan setelah berhenti mematikan motornya.
"Liam??" Ucap Anya lari dan memeluknya dengan erat saat lelaki itu membuka helm nya.
"Ketemu tiap hari tapi rasanya kangen." Ucapnya.
"Anak sialan itu selalu mengganggu kita di sekolah." Ucapnya lagi.
"Guru tidak boleh berbicara kasar, pak William kan anaknya pemalu juga." Ucap Anya tertawa.
"Aneh banget di panggil pak William." Ucapnya mencium pucuk kepala Anya.
"Terus apa?? My William??" Ucap Anya sambil mencium telapak tangannya dan mereka tertawa bersama sambil masuk ke dalam rumah.
Pak William yang mereka kenal di sekolah adalah kekasih Anya, mereka merahasiakan hubungannya karena alasan pribadi, Anya juga sering merasa jijik saat Helena mendekati William.
Siapa dia? Tampang pas-pasan seperti itu mau mendekati William yang tampan seperti karakter komik yang tersesat ke dunia mereka.
Jam 8 malam Anya sedang bersiap-siap dengan pakaian dress hitam dan belahan di kakinya, William hanya menatap Anya yang sedang memakai baju pemberian darinya.
"Bantuin." Ucap Anya memamerkan punggungnya yang terbuka karena resletingnya yang jauh.
"Siapa yang di incar malam ini??" Tanya William.
"Anak direktur perusahaan game, dia sudah lulus kuliah jadi dia akan di perkenalkan di sana." Ucap Anya.
"Hmmmm." William memeluk Anya di pangkuannya sedangkan Anya hanya mengelus pundak kekasihnya.
"Jangan sampai telat jemput." Ucap Anya.
"Iya, jam 10 kan??" Terus Anya ngangguk.
"Oh iya, Helena mau datang ke acaranya, kalau bisa kamu temui dia dulu sebelum menemui ku." Terus William menghela nafas kasar dan mendusel di punggung Anya.
Acara ulang tahun hotel La Parisienne sangat meriah, banyak sekali langganan VIP mereka dan semuanya berkelas atas, ada artis, CEO, anak dari direktur dan anak kelas berbakat seperti Anya.
Banyak di antara mereka masih mudah karena hotel ini hanya mengumpulkan orang-orang yang cerdas dan kelas atas.
Ruangan yang megah dan mewah, mereka juga menyajikan wine dan jus, serta makanan manis penutup.
"Hallo Lady Anya." Seseorang menyapanya dengan sopan.
"Hallo pak Sam," sapa anya dengan senyuman anggun.
Sam adalah nama panggilannya, nama aslinya adalah Samuel Demario Dirgantara, dia sosok laki-laki berumur 39 tahun yang sudah sukses dengan karir melukisnya, pak Sam sering memanggilnya lady Anya karena dia melihat Anya melukis dengan sangat anggun.
Tangan lancip dan suara kuas yang lembut membuatnya terkesan dan pada akhirnya Anya di perkenalkan kepada pemilik hotel La Parisienne, karyanya yang di beli di pajang di dalam ruangan VIP untuk menjadi tontonan.
"Hai Anya." Seseorang menyapa dan ternyata itu Cristin disusul dengan Helena yang sedang bergandengan tangan dengan seseorang.
"Hallo Cristin, dan Helena??" Anya melambaikan tangannya dan dia mendekat.
Gaun merah yang terlihat berkelas di pakai oleh Helena, berbeda dengan Anya yang memakai gaun hitam namun tetap tampak elegan.
Sedangkan Cristin hanya memakai celana cream dan kemeja putih serta jas berwarna cream, dia terlihat elegan tanpa dress, wajahnya tidak pernah membungkuk dan warna rambutnya sedikit ke emasan.
"Lady Anya? Apa itu teman mu??" Tanya pak Sam.
Terus Helena kaget saat Anya di panggil lady Anya oleh seseorang yang sepertinya jauh lebih kaya di banding mereka yang ada di sini.
Kenapa bisa anak pendiam seperti Anya terkenal di kalangan atas seperti mereka?? Siapa juga lelaki itu??
"Ini Cristin dan ini Helena, kita teman satu kelas." Ucap Anya.
"Kita sahabat, walaupun baru satu bulan." Ucap Helena memegang tangan Anya seperti ingin menempel kepadanya.
"Ini pak Sam, Samuel Demario Dirgantara, dia pemilik perusahaan galeri lukisan tak jauh dari sini." Ucap Anya kepada mereka.
"De_ Demario?? Perusahaan galeri yang mempunyai murid-murid berbakat itu??" Ucap Helena.
"Hahaha, tidak usah di lebih-lebih kan, tapi mereka memang berbakat dalam melukis." Ucap pak Sam.
"Bukannya kamu pemain janji suci sakura??" Tanya pak Sam dan Cristin tersenyum malu.
"Iya saya pemain sakura, sangat terhormat bisa mengenali saya." Ucap Cristin membuat Helena mengeratkan genggamannya di tangan Anya.
Dia sudah berdandan susah payah dan tidak ada siapapun yang melihatnya, Cristin dengan gaya seadanya malah menjadi pusat perhatian, apalagi Anya, mereka memanggilnya lady Anya karena rumor mengatakan dia melukis dengan anggun.
Dia harus bisa merebut semua perhatian orang saat dirinya mulai debut bulan depan, sangat di sayangkan kalau semua temannya menjadi terkenal dan dia hanya menjadi gadis biasa.
Dan lagi kenapa tua Bangka sialan itu bisa hadis di pesta mewah ini??? Helena menatap seorang laki-laki paruh baya, mungkin sekitar 55 tahun, dia menatapnya dengan tatapan marah dan sepertinya dia tidak tahu kalau lelaki itu akan hadir di pesta.
"Lena?? Kamu kenapa??" Tanya Anya menatap Helena dengan tangan bergetar.
"Tidak papa, hanya merasa tidak enak badan." Ucapnya.
"Mau ku antar ke kamar?? Mereka juga menyediakan kamar untuk istirahat." Ucap Cristin.
Partner Helena sudah lama menghilang dari hadapan mereka, dia cuma menggunakannya supaya bisa masuk dan ikut pesta dengan yang lain, tapi siapa sangka kenalannya berada di dalam pesta dan membuat dirinya seperti tikus yang akan di buru.
Anya memalingkan wajahnya dan tersenyum saat dia yang pura-pura bertanya tapi tahu siapa yang dia tatap barusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments