"anyaaaa." Teriak mereka menghampirinya dan memeluknya.
"Pagi Cristin." Sapa anya.
"Pagi Anya, semalam suara Lo bagus banget, gak mau ikut daftar ke agensi gue gitu??" Tanya Cristin.
"Nggak, aku sibuk mau pameran juga." Ucapnya.
"Pameran apa??" Tanya bela.
"Pameran lukisan, Minggu depan aku harus mengisi galeri karya ku nanti." Terus mereka berhenti.
"What the fuck?? Lukisan Lo mau di taro di galeri??" Tanya mereka.
"Hahaha, iya, sebenarnya aku malu karena lukisan ku tidak seberapa, apalagi banyak orang yang lebih hebat dari ku." Anya terdiam.
"Anya Lo itu berbakat." Ucap seseorang merangkulnya saat dia masuk kedalam kelas membuatnya sedikit kaget.
"Lo bisa kaget juga??" Tanya Helena, ternyata itu dia.
"Kamu pikir aku patung??" Ucapnya.
"Sorry, sorry, oh iya soal semalam sepertinya Lo gak enak badan ya?" Tanyanya.
Kejadian semalam membuat Anya muntah dan mimisan, dia juga hampir pingsan dan Anya hanya bilang kalau dia tidak tahan angin malam karena tubuhnya lemah.
"Atau Lo muntah gara-gara gadis itu??" Tanya Helena.
"Gadis?? Oh cewek itu ya??" Ucapnya terus Anya menggeleng seperti dia tidak peduli dan membuat Helena tersenyum.
Biaya karaoke semalam juga di traktir oleh Anya, makan minum dan segalanya, tak lama guru datang dan masuk berdiri di depan mereka.
"PAK WILLIAM." Teriak anak-anak perempuan yang sangat heboh.
"PAK SARANGHE!!!! DAYANG BAPAK BANYAK-BANYAK." Heboh sekali saat kedatangan guru bahasa Inggris ke kelas.
"Dia siapa??" Tanya Anya.
"Guru bahasa Inggris, ganteng kan??" Tanya Cristin yang tiba-tiba saja duduk sebangku dengannya.
"Iya ganteng." Ucap Anya.
"Helena suka sama pak William, dia sering nempel dan cari perhatian setiap jam pelajarannya." Bisiknya yang terdengar oleh Helena di belakang mereka.
Duukkk
Helena menendang kursi Cristin dan dia hanya tersenyum, Helena juga mengeluarkan lipstik nya dan memakainya saat pak William sedang menulis di papan tulis.
"Katanya dia lajang." Bisik mereka di belakang.
"Pak William tinggi juga ya, kalau kita pacaran, anak kita pasti kaya blasteran surga." Bisik mereka tapi bisikan itu seperti obrolah biasa.
"Katanya disini ada murid baru ya??" Tanya pak William.
"Ada pak, Anya Anya." Teriak mereka nunjuk Anya.
"Oke Anya, sekarang kamu maju ke depan dan perkenalkan diri mu dengan bahasa Inggris." Ucap pak William.
"Eh?? Saya pak??" Ucap Anya sedikit gugup.
"Mau gue antar??" Tanya Helena.
"Pak, Anya anak malu, jadi katanya mau di antar sama Helena." Ucap bela.
"Ya sudah, Helena sama Anya maju ke depan." Ucap pak William.
Terus bela sama Helena TOS di bawah meja, Helena menarik Anya untuk maju ke depan dan pak William hanya dia menatap muridnya.
"Hallo, my name is Anya."
"I come from home??" Terus mereka tertawa.
Dan pak William ikutan ketawa juga, Helena menatapnya dan mencoba mendekatinya sedekat mungkin sampai dia mulai berbisik.
"Pak?? Bulan depan saya mau syuting drama." Ucapnya terus pak William merasa kaget dan mengacungkan jempolnya.
"Semangat hellena." Ucapnya.
Terus pipi Helena merah merona dan Anya sudah selesai dengan perkenalam bahasa Inggrisnya, mereka tepuk tangan meriah.
"ANYA, ANYA, ANYA, ANYA." Teriak mereka.
"ANYA BAHASA INGGRISNYA AKU MENCINTAI MU APA??" Teriak salah satu lelaki di belakang.
"I love you??" Ucap Anya.
"I LOVE YOU TOO." Teriaknya terus tak lama dia di terjang sama teman-temannya karena berani menggoda Anya.
Anya tertawa begitupun seisi kelas, mereka duduk kembali ke kursi dan melanjutkan pelajarannya.
Bel istirahat bunyi, Helena, Cristin, Rebecca dan bela sudah tidak ada di kelas, mereka ijin ke toilet tapi tak kunjung datang lagi ke dalam kelas.
"Kalian liat helena?" Tanya Anya.
"Ini hari Kamis, dia sedang memanen." Ucap salah satu teman sekelasnya.
"Memanen??" Ucap Anya.
"Ahh, Lo anak baru jadi masih polos, dan juga, Anya Lo beruntung bisa di akui sama mereka, kalau Lo penasaran, kenapa Lo gak samperin mereka di belakang sekolah??" Ucapnya dan Anya pergi.
Dari kejauhan dia melihat beberapa anak yang sujud meminta maaf dan yang di tampar oleh Rebecca, fisiknya sangat kuat di banding bela yang sedang merogoh saku setiap anak.
"Gue sudah bilang, dalam seminggu kalian harus membawa uang satu juta, terus ini apa?? UANG RECEH KAYA GINI MANA CUKUP BELI SEPATU BARU." Teriak helana sambil menamparnya.
"Kalau Lo gak punya duit, minta ke orang tua Lo bajingan." Dia menendang perutnya sampai tersungkur ke tanah.
"Sialan, seret dia dan buka bajunya." Ucap Helena.
"AMPUN KAK, AMPUN!!" Teriaknya menangis sangat keras tapi karena fisik Rebecca sangat kuat, dia di sumpal oleh kain dan di tutup dengan kain lain yang di ikat ke belakang.
"Kalau Lo sampai ngadu ke guru atau ke orang tua Lo, gue bakal sebarin tubuh telanjang Lo." Dia terus melawan tapi tidak di beri ampun sama sekali.
"Ini pelajaran kalau kalian berani kabur dari sekah ini atau siapa saja yang tidak membayar pada hari Kamis." Ucapnya lagi.
Kreeetttt
Suara seseorang menginjak sesuatu dan mereka langsung terdiam dan melihat Anya yang sedang berdiri di ujung sana.
"Anya??" Ucap Helena.
"Emmm, aku nyari kalian keliling sekolah tapi aku gak sengaja liat kalian disini." Ucap Anya.
"Btw, kenapa gak sekalian di tulis jalang di dadanya." Ucap Anya membuat Helena tersenyum.
Dia pikir Anya akan melawan dan berkata kalau perbuatannya sangat salah karena telah memojokkan anak sekolah dan membully mereka.
Helena menghampiri nya dan memeluknya lalu mereka berjabat tangan dan berkata "setelah ini kamu harus ikut dengan ku setiap hari Kamis." Ucap Helena dan Anya mengangguk.
Selesai dengan pekerjaan sialan mereka, Anya pergi kedalam toilet dan mencuci tangannya dengan sabun beberapa kali lalu menatap cermin.
Dia melihat seseorang yang masuk dan menatapnya dengan tajam, Anya yang bisa di bilang seorang malaikat pemalu memperlihatkan tatapan tajamnya membuat anak itu kaget.
Sedangkan Helena sedang duduk bersama Cristin di kantin meskipun jam pelajaran sudah masuk tapi tidak ada yang menegurnya untuk masuk kelas.
"Bukannya Anya terlalu mudah di ajak." Ucap Cristin.
"Maksud Lo??" Tanya Helena.
"Semenjak dia masuk, anak itu sangat pendiam, bukannya hari ini dia terlalu santai melihat pekerjaan kita??"
"Mungkin itu hal biasa? Dia kan dari Kanada, mungkin orang-orang di Kanada lebih parah dari kita." Terus Cristin hanya mengangguk.
"Oh iya, Anya bilang dia sering mampir ke gym, pantas saja waktu itu tangannya sedikit berotot." Ucap Cristin lagi.
Tak lama Helena berpikir sejenak lalu tersenyum dan meminum minumannya, Cristin hanya menatapnya dengan bahagia dan ikut tersenyum.
Helena berpikir akan mendekati Anya terus supaya dia mempunyai koneksi dari perusahaan perusahaan dan membantunya untuk menjadi sponsor nya dan dia akan merebut posisi Cristin sebagai pendatang baru dengan akting yang memukau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments