Penguasa Pedang Darah
Kota Awan Berkabut terletak di bagian utara Kekaisaran Awan Surgawi, kota itu sangat aneh, karena pada siang hari timbul kabut hitam dan pada malam harinya timbul kabut putih. Kota itu di keliling oleh hutan, hutan itu di sebut dengan “Hutan Belantara". Sehingga di bangunlah tembok untuk menghalangi binatang spiritual yang berasal dari dalam hutan agar tidak masuk ke dalam pemukiman. Di pinggiran hutan Belantara terdapat pegunungan yang mengitari seantero kawasan Kota Awan Berkabut dan hutan Belantara.
Tembok di kota itu terbuat dari bebatuan yang tersusun setinggi 10 meter, lebarnya 5 meter dan panjangnya mengitari Kota tersebut, dan hanya ada empat pintu gerbang untuk masuk ataupun keluar dari kota, empat pintu gerbang itu berada di barat, selatan, timur, dan utara kota.
.....
Di timur kota Awan Berkabut, dekat dengan pintu gerbang timur, terdapat pintu gerbang dari sebuah keluarga, yang bernama "Keluarga Jin". Di dalam gerbang keluarga Jin terdapat lima gedung kuno yang teramat besar, dua gedung di timur, dua gedung di barat, dan satu gedung di utara yang lebih tinggi dari empat lainnya, yang disebut dengan “Aula Utama”.
Di dalam salah satu gedung timur, terdapat tiga sosok manusia yang sedang duduk di ruang makan dan tengah menyantap makan malam. Salah satu dari ketiganya adalah seorang wanita menawan yang terlihat anggun dan elegan, dengan rambut merah muda, pupil mata ungu kehitaman, dan juga memakai pakaian berwarna ungu.
Yang lainnya adalah seorang pria paruh baya yang mempunyai rambut hitam panjang tergerai, dia memiliki wajah yang terlihat sangat lembut dan bentuk wajah yang bagus walaupun sudah berumur 40 tahun-an, jika ada wanita yang melihatnya, mereka akan terpesona oleh ketampanannya, dia memakai pakaian berwarna hitam.
Serta satu orang terakhir yang merupakan seorang anak umur 15 tahun yang memiliki rambut berwarna hitam dan mata ungu kehitaman, itu seperti perpaduan sempurna dari kedua orang tuanya, dia memakai pakaian berwarna hitam dengan corak yang berwarna emas di bagian dadanya, dia bernama "Jin Xian''.
Wanita berambut merah muda yang merupakan ibu Jin Xian memiliki nama "Shang Li'er", dan pria paruh baya yang merupakan ayahnya Jin Xian, bernama "Jin Shuang".
.....
Setelah selesai membereskan hidangan makan malam, ketiga orang itu selalu berbincang-bincang. Jin Xian bertanya terhadap ibunya, "Ibu, apa ibu besok punya waktu luang? Aku ingin mengajak ibu pergi ke Paviliun Bintang Semu.''
Paviliun Bintang Semu adalah sebuah keberadaan di dalam kota Awan Berkabut yang tidak berada di bawah kekuasaan 5 keluarga besar. Paviliun ini melelang, menjual ataupun membeli barang-barang yang di perlukan oleh para praktisi bela diri.
Shang Li'er terdiam beberapa saat, “... Maaf Xian'er, ibu besok tidak memiliki waktu luang, karena ada banyak urusan yang harus ibu tangani. Maafkan ibu, akhir-akhir ini ibu tidak bisa menemanimu.'' ia mengucapkan kata-kata itu sembari membelai rambut anaknya dengan tangan lembutnya. Sebagai seorang istri dari seorang patriark, Shang Li'er akan mengurus urusan yang tidak bisa di urus secara langsung oleh suaminya, masalah yang di dapat oleh Shang Li'er biasanya adalah urusan tentang perekonomian, pendidikan, dan lain sebagainnya di dalam keluarga Jin.
Jin Xian yang mendengar ucapan ibunya terdiam sesaat, lalu mengangguk dan berkata, “Tidak apa-apa ibu, ... Xian'er tahu, ibu pasti kesulitan menghadapi urusan yang terlalu banyak, ... Xian'er akan menunggu, sampai ibu menyelesaikan semua urusan dan memiliki waktu luang!” Dia mendongak ke arah ibunya. “Ibu, jika ada yang tidak bisa ibu tangani sendirian, katakan kepada aku, aku akan membantu ibu!”
“Xian'er, benar-benar anak yang sangat pengertian. Kamu tidak perlu khawatir tentang urusan ibu, jika ibu tidak bisa menangani urusannya, masih ada beberapa wanita di dalam keluarga yang akan membantu ibu menangani urusan." Shang Li'er tersenyum. “Xian'er ... Ibu janji, saat ada waktu, ibu akan mengajakmu berkeliling kota, pergi ke pasar, dan membelikan kamu banyak barang, oke?"
Jin Xian mengangguk, “Oke ..."
Jin Shuang yang sedari tadi hanya mendengar mereka berdua berbincang, kini ikutan berbicara, “Xian'er, mulai besok hingga seterusnya jangan pergi ke dalam hutan dulu! Karena akhir-akhir ini terjadi hal yang aneh, banyak binatang spiritual mengamuk tidak jelas. Ayah sangat bingung karena tidak pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya."
Binatang spiritual adalah binatang yang bisa berkultivasi layaknya manusia, mereka memiliki kekuatan yang jauh lebih mengerikan dibandingkan binatang biasa, bahkan beberapa binatang spiritual memiliki tubuh yang besar dan kekuatannya bisa menghancurkan sebuah kota.
Jin Shuang mengetahui kebiasaan anaknya, tentang Jin Xian yang sering keluar dari kota dan pergi ke dalam hutan sendirian. Jin Shuang sebagai seorang ayah tidak mungkin membiarkan anaknya dalam bahaya, oleh karena itu Jin Shuang mengutus dua orang anggota keluarga untuk mengawasi anaknya.
“Para binatang spiritual itu mengamuk? Ayah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa binatang-binatang spiritual itu tiba-tiba mengamuk?" Tanya Jin Xian.
Jin Xian merupakan remaja yang selalu penasaran oleh apapun yang tertangkap oleh pancaindranya, entah itu pendengaran, pengelihatan, penciuman, pengecap, ataupun peraba.
“Ayah tidak tahu apa yang terjadi," Jin Shuang berkata, “saat ayah pergi berburu ke dalam hutan tadi siang, ayah membunuh sekawanan serigala Giok Hijau yang berjumlah sepuluh ekor, tapi semua serigala Giok Hijau yang ayah bunuh itu mengeluarkan asap hitam pekat, dan saat ayah menguliti mereka semua, hanya Alpha—pemimpin kawanan— saja yang memiliki daging layak konsumsi, karena serigala yang lain mengeluarkan bau yang menyengat dan daging yang kehijau-hijauan."
“Hmm," Jin Xian menyentuh dagunya, dia sedang mencerna perkataan ayahnya.
“Apa yang akan dilakukan oleh ayah dan para tetua? Apa aku tidak bisa membantu?" Jin Xian bertanya, dia benar-benar penasaran, rasa penasaran miliknya mencapai puncaknya.
“Ayah, para tetua, dan para anggota inti keluarga akan melakukan investigasi," jawab Jin Shuang, “oh iya, ... Bukan hanya keluarga Jin saja yang melakukan investigasi, tetapi tiga keluarga lain juga akan melakukan investigasi sesuai dengan wilayah mereka masing-masing. Dan untukmu, Xian'er, kamu tetap di dalam kota dan menjaga ibumu, karena ayah akan pergi kedalam hutan selama beberapa hari, ayah akan menyerahkan ibu padamu!"
Di kota Awan Berkabut terdapat 4 keluarga penjaga kota dan 1 keluarga tuan kota —keluarga Yun—yang merupakan pemimpin ataupun pemilik sejati kota Awan Berkabut, salah satu dari empat keluarga penjaga kota adalah keluarga Jin yang merupakan penjaga wilayah timur kota Awan Berkabut.
3 keluarga penjaga kota yang lain, yaitu :
-Keluarga Shi yang merupakan penjaga wilayah selatan.
-Keluarga Chen yang merupakan penjaga wilayah barat.
-Keluarga Wei yang merupakan penjaga wilayah utara.
“Baik ayah, aku akan menjaga ibu dengan segenap jiwaku," ucap Jin Xian, "dan juga, ayah harus berjaga diri, aku tidak ingin ayah kenapa-kenapa, kalau tidak bisa jangan di paksakan, kalau tidak dapat menemukan masalahnya, kita bisa tinggal di dalam kota saja, melakukan kegiatan dengan nyaman dan bahagia."
"Baiklah, ayah akan menjaga diri, tetapi kalau kita tidak bisa menemukan asal masalahnya, dan masalah ini tersebar ke kota lain, kota kita akan terkena pukulan yang sangat besar pada bidang ekonomi, karena orang dari kota lain yang ingin datang untuk berdagang pasti akan lebih memilih datang ke kota lain, yang aman dan tentram," ucap Jin Shuang, “Xian'er, ini sudah malam, jika tidak ada yang ingin di bicarakan kamu bisa tidur duluan.''
"Mm ... Baik, ayah.'' jawab Jin Xian.
"Ibu... Ayah, aku tidur duluan ya."
Jin Xian berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju kamarnya.
Setelah Jin Xian meninggalkan ruang makan tersebut, Shang Li'er berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju Jin Shuang, lalu dia duduk di pangkuan suaminya, dan tangannya melingkar di leher Jin Shuang.
"Kak Shuang ... Apa kamu yakin ingin pergi ke dalam hutan? Aku khawatir jika Keluarga Yun akan mengambil kesempatan ini untuk mengacau di kediaman keluarga Jin kita," tanya Shang Li'er khawatir, dia melihat ke arah suaminya. “Terlebih lagi, keadaan lima keluarga besar, sedang tidak baik-baik saja. Mereka semua ingin memakan kekuasaan satu sama lain, apalagi keluarga kita yang saat ini sudah menurun, memiliki peluang yang paling besar untuk ditaklukkan pertama!”
Selain keluarga Chen yang misterius, empat keluarga besar yang ada di dalam kota Awan Berkabut, tidak terkecuali keluarga Jin, sudah dari lama ingin memakan satu sama lain, tetapi keseimbangan yang terus terjadi di antara keempatnya, dan juga perjanjian yang di tulis oleh leluhur kelima keluarga, membuat mereka sulit untuk bertindak. Selama bertahun-tahun, kelima keluarga terus berperang secara ekonomi, tanpa melibatkan peperangan secara fisik.
Jin Shuang berpikir beberapa saat—ini bukanlah pertanyaan yang dapat di jawab dengan mudah, karena dia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi saat mengeksplorasi hutan dan dia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan keluarga Yun kepada keluarga Jin miliknya—. Walaupun Jin Shuang tidak pasti tentang penyelidikan di dalam hutan, dia tetap menenangkan istrinya.
"Li'er... Jangan khawatir, aku akan berusaha kembali secepat mungkin, aku juga sudah sangat yakin dengan keputusan aku," jawab Jin Shuang, “dan untuk keluarga Yun, mereka seharusnya tidak akan berani melakukan sesuatu selama masih ada perjanjian itu, lagipula mereka masih belum mengetahui rahasianya. Jika mereka melakukan pelanggaran lagi, aku pikir keluarga Chen pasti akan ikut bertindak!"
“Hmm... Baiklah, tetapi untuk berjaga-jaga aku akan mengirim pesan kepada kakakku," ucap Shang Li'er
Intensitas yang terjadi selama masa kepemimpinan Jin Shuang, keluarga Jin mengalami terlalu banyak kerugian, terutama dari segi kekuasaan, karena sebagian kecil tetua di dalam keluarga tidak mau mengikuti keputusan yang di buat olehnya. Hingga akhirnya keluarga Jin terbagi menjadi 2 kelompok, yang satu merupakan kelompok pendukung Jin Shuang, sedangkan yang lainnya adalah kelompok pendukung tetua kedua keluarga Jin—Jin Long Xiao.
“Aku setuju, bagaimanapun kakak ipar tidak akan membiarkanmu kenapa-napa. Beberapa hari ini, kamu sebaiknya berhati-hati, aku merasakan ada yang aneh dengan tetua kedua!" Jin Shuang berkata dengan suara kecil.
Mereka berdua terus berbincang, bukan hanya tentang masalah keluarga, mereka berdua juga berbincang tentang kenangan masa lalu mereka masing-masing; walaupun sudah dibicarakan berulang kali, mereka berdua tetap tidak pernah bosan.
“Ini sudah larut malam... Li'er! mari kita tidur," ucap Jin Shuang.
Setelah mendengar ucapan suaminya, Shang Li'er berdiri dari pangkuan, lalu berjalan ke kamarnya bersama suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments