Apa pun yang ku lakukan ini hanya untuk keluargaku, walaupun akan terjadi dampak yang besar bagi diriku sendiri. Tidak masalah akan hal itu. Yang terpenting sekarang, aku harus bisa berdamai dengan masa lalu.
Di sinilah aku, di sekolah yang banyak memberiku inspirasi, bukan hanya mendapatkan pelajaran dari ilmu pengetahuan tapi juga, mendapatkan arti dari teman sejati.
Teman yang selalu mengingatkan tujuan utama ku di saat aku mulai lupa dengan tujuan itu. Banyak rintangan yang menghadang di lika-liku kehidupanku.
Mulai dari rasa kurang menyukai dengan kata-kata itu. Sampai sebuah masalah yang sangat-sangat aku ingin melupakannya perlahan muncul kembali.
Tidak terasa sampai lah di depan kelas.. aku pun mulai memasuki kelas dengan berucap
"Assalamu'alaikum semuanya," ujarku dengan riang
"Wa'alaikumussalam Fatimah," ujar mereka serentak tak kalah riangnya.
Hmm, sepertinya mereka membicarakan sesuatu saat aku belum datang. Batinku
"Fatimah tau gak di sekolah kita ada kedatangan murid baru loh, tepatnya si dari luar negeri. Tapi yaa.. gue lupa nama negaranya," ujar Reza semangat namun dia sedikit bingung soal info dari murid baru itu
"Owh iya.. bagus dong. Jadi kita semua ada teman baru," ujarku semangat
Owh ternyata ada murid baru. Batinku
"Fatimah, kok malah seneng sih?! seharusnya loe itu gak senang Fatimah!!" ujar Nila menahan emosi
Dan seketika ruang kelas itu pun menjadi senyap seakan menunggu penjelasan dari Nila.
"Nila.. maksud kamu apa?" tanyaku menanyai dengan hati-hati. Ntah mengapa perasaanku menjadi gelisah tak menentu.
Nila?
...
"Nil, jawab ada apa sebenarnya?" tanyaku bingung
Dan dia hanya menjawab "Loe akan tahu saat jam istirahat tiba," ujarnya sambil menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya itu.
Sebenarnya apa yang terjadi, dan akan terjadi. Batinku
***
Tidak terasa jam istirahat pun tiba, mengapa perasaanku menjadi tidak karuan seperti ini. Batinku
Kami pun memutuskan untuk membooking meja di kantin untuk 20 orang. Kata mereka sudah lama tidak kumpul bareng-bareng di kantin.
Awalnya semua berjalan dengan lancar, tapi tidak berlangsung lama, ketika........
Dia....................
Datang.....
Gebrak?!!!
Suara itu membuat kami semua terkejut, karna suara itu timbul dari seseorang yang menggembrak meja makan tempat kami.
Angkuh, sombong itulah yang tepat untuk mendeskripsikan seorang perempuan yang berada di hadapanku ini.
"Fatimah Azzahra, masih ingat dengan gue?" tanya perempuan itu sombong
Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataannya. "Wa'alaikumussalam Nabila Cantika, aku ingat kamu kok. Jadi tenang saja," ujarku santai
Tapi tidak dengan Nila yang sedang menahan emosinya yang sewaktu-waktu bisa meledak.
"Tentu, siapa sih yang tidak ingat dengan keluarga yang di usir dari rumahnya sendiri. Dan yang paling parahnya lagi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hahahhaha lucu tahu gak," ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Aku menjawab perkataannya dengan sangat santai. Aku yakin Allah tidak akan menguji seorang hamba melampaui batas kemampuan seorang hamba itu sendiri.
"Sebenarnya kami bukannya tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin dengan itu bisa melatih kami untuk mengikhlaskan sesuatu untuk orang lain," ujarku kelewat santai.
Dan lihatlah ekspresi puas dari teman sekelasku. Sedangkan yang mengumbar-umbar hal yang pribadi tadi, emosi seketika.
"Masih pantaskah, loe bilang seperti itu. Padahal loe sendiri tahu siapa yang bermasalah di sini?" ujar Shafa sinis
Selain Nila ada beberapa orang yang yang mengetahui yang ku alami, termasuk Shafa.
"Masih mau ngelak?" ujar Nila menantang
"Loe?! akan terima akibatnya Fatimah!!!" bentaknya marah dan juga menahan malu.
Karena semua orang di kantin menyorakinya, karna merasa terganggu atas sikapnya. Dia pun langsung pergi begitu saja sambil membawa rasa malu yang berlebihan.
Mengapa tidak? dia berucap seperti itu tidak mengenal tempat. Kantin? semua siswa maupun siswi pasti di kantin saat jam istirahat tiba.
"Fatimah? loe gak papa kan?" ujar Santi cemas karena melihatku diam setelah perkataanku tadi.
Aku menjawabnya dengan sebuah gelengan kepala menunjukkan tidak apa-apa.
"Anak baru songongnya kebangetan, heran gue." ujar Revan sambil melihat Nabila berjalan yang semakin menjauh
"Van!!" ujar ku memperingatkan
"Masih bisa loe belain dia Fatimah!!!" ujar Nila membentak
Mereka marah kepadaku. Karena menurut mereka aku terlalu baik.
Pernah dengar tidak, istilah BAIK BOLEH, TAPI TERLALU BAIK, JANGAN. KARNA BISA SAJA ORANG, AKAN MEMANFAATKAN KEBAIKANMU UNTUK KEPENTINGAN DIA SENDIRI.
Itu menurut mereka, tapi tidak menurutku. menurutku KALAU MEREKA BERBUAT JAHAT DENGAN KITA, JANGAN LAH KITA MEMBALASNYA. JIKA KITA MEMBALASNYA JADI? APA BEDA KITA DENGAN MEREKA. SAMA-SAMA JAHAT.
Kata-kata itulah yang selama ini aku ingat selalu, semua indah pada waktunya itu pasti. Akan ada terang setelah gelap. Sama seperti dengan kehidupan, ada masanya kita bahagia dan ada masanya kita terpuruk.
Dan tugas kita harus siap dalam semua kondisi itu. dengan ikhtiar serta usaha pasti akan bisa melewatinya.
"Sejahat-jahatnya dia, dia tetap sepupuku. Dan itu tidak bisa di ganggu gugat," ujarku singkat
"Gue gak habis fikir dengan loe Fatimah, dia udah buat loe itu malu! tapi kenapa loe bisa membela dia disaat kami menceritakannya?!" ujar Dila emosi
"Ntah lah, aku pun tidak tahu. Perasaan kasihan muncul begitu saja saat kalian menjelek-jelekan dia di hadapanku," ujarku sambil menunduk
"Kalau loe, bisa baik dengannya, walaupun salah satu dari yang menyebabkan loe paling anti dengan kata-kata itu adalah orang yang dekat dengannya. Mengapa loe gak bisa berdamai dengannya?" ujar Shafa spontan
Perkataan Shafa membuatku diam namun sedetik kemudian...
"Justru itu, aku memulainya dengan memaafkan orang yang membuatku menjadi seperti ini. Perlahan namun pasti itu akan bisa, insya Allah pasti bisa," ujarku yakin sambil menatap mereka yang mungkin tidak habis fikir tentangku.
Di sisi lain
Aku sangat penasaran dengan perempuan yang memakai hijab yang bernama fatimah azzahra. Sebenarnya dia itu mengapa tidak menyukai orang yang berkata "Perempuan itu tidak bisa apa-apa,"
Apa yang sebenarnya terjadi. Batinku
Aku harus mencari tahu tentangnya dan cewek yang marah-marah gak jelas tadi. Aku akan memanfaatkan dia untuk mencari semua informasi tentangnya. Batinku
Aku pun langsung pergi dari kantin itu membawa perasaan penasaran.
Jadikan masa lalu itu menjadi sebuah pelajaran agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama.
Ingat satu hal waktu tidak bisa di ulang kembali. jadi perbaiki diri agar kita tidak terjerumus dalam hal yang sama pula.
Akan banyak terjadi peran dalam sebuah masalah, ada yang merasa di rugikan, di kucilkan bahkan bisa saja orang lain yang akan menjadi peran inti dalam skenario kehidupan.
Tidak tahu pastinya kapan, tapi itu akan terjadi. Anak-anak, remaja bahkan orang dewasa pun pasti memiliki masalah tersendiri. Walaupun begitu dengan itu kita bisa mengambil hikmah dari sebuah masalah itu.
Aku yakin, dengan kejadian di masa lalu itu akan ada hikmah yang harus aku ketahui. bagaikan seperti kepingan puzzle yang akan kita susun membentuk sebuah gambar yang indah, walau pun kita tahu tingkat kerumitannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments