Cinta Di Antara Permusuhan Keluarga

Cinta Di Antara Permusuhan Keluarga

Putra Tunggal Aksanta

Lelaki itu menaruh tas nya sembarang, merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang berada di kamar yang sangat besar. Kamar milik Putra Tunggal keluarga Aksanta—keluarga yang masuk top-3, pengusaha paling kaya di Indonesia.

Wisnu Putra Aksanta, itu namanya. Nama yang membuat lelaki yang berumur 20 tahun itu menjadi sangat angkuh. Menjadi putra tunggal keluarga Aksanta, membuat Wisnu selalu semena-mena terhadap orang yang dibawahnya. Dia tidak memiliki sopan santun, selalu kasar pada orang-orang yang ia rasa menganggu dirinya, dan kesombongan yang ia punya sudah menembus langit, tak bisa ditandingi.

Meskipun angkuh dan kasar, Wisnu memiliki wajah yang sangat tampan, kulitnya yang putih, wajahnya yang bersih, mata coklatnya, hidup mancung dan bibir merah yang dimiliki oleh Wisnu selalu berhasil memikat para gadis jatuh cinta padanya. Sungguh, tidak ada satupun gadis yang bisa menolak pesona dari Putra Tunggal keluarga Aksanta ini.

Walaupun memikat banyak hati gadis, tapi sampai sekarang Wisnu tak pernah terlibat dalam hal yang menyangkut tentang asmara. Bisa dibilang, dia jomblo dari lahir. Bukan para gadis yang tidak ingin bersamanya tetapi Wisnu terlalu pemilih untuk sekedar mengencani gadis saja. Itulah yang membuat dia tidak memiliki pasangan sampai sekarang, karena belum ada satu gadis pun yang bisa membuat Wisnu jatuh hati.

"Sayang, makan siang dulu!" Wisnu berdecak sebal. Bahkan disaat ia baru saja merebahkan tubuhnya selalu saja ada panggilan. Dengan terpaksa Wisnu bangkit dan berjalan menuju meja makan.

Meja makan yang sudah dipenuhi dengan berbagai jenis makanan enak dan kursi yang sudah diduduki oleh kakek, nenek serta ibunya Wisnu. Namun Wisnu tidak melihat tanda-tanda kehadiran ayahnya di sini, biasanya ayahnya selalu pulang untuk makan siang bersama.

"Papa mana?" tanya Wisnu duduk di kursinya.

"Masih di jalan, sebentar lagi papa kamu pulang," jawab ibunya. Wisnu hanya mengangguk singkat lalu mulai memakan makanan yang sudah dihidangkan.

"Maaf telat." Seorang pria yang memakai setelan jas, sedikit berlari untuk sampai kemeja makan yang sudah diisi oleh anggota keluarga. Dia duduk di tempatnya, lalu seorang wanita disebelahnya yang merupakan istrinya mengambil makanan untuk dimakan oleh si pria.

"Kok lama?" tanya Wisnu sama sekali tak memandang ke ayahnya.

"Ngurus masalah kamu di kampus." Wisnu hanya mengedikkan bahunya acuh, ia tidak peduli pada masalah kampus.

"Wisnu, udah berapa kali papa bilang sama kamu, jangan lagi berbuat ulah di kampus. Bikin malu keluarga kamu ini."

"Jadi aku bikin malu keluarga?" Wisnu menatap mata ayahnya tajam. "Denger ya Pa, masalah kampus dan masalah aku itu urusan aku sendiri. Papa sama yang lain nggak usah ikut campur!"

"Papa juga nggak ingin ikut campur Wis, tapi papa dipanggil sama pihak kampus kamu, nggak mungkin kan papa nggak memenuhi panggilan itu."

Wisnu memutar bola matanya malas sembari berdecak kesal. "Pengadu banget sih tu kampus," gumamnya.

"Wis, papa pengin ini terakhir ya, kamu buat papa dipanggil sama pihak kampus."

"Iya, iya," balas Wisnu acuh. "Aku dah siap." Wisnu berdiri, melenggang pergi dari sana menyisakan makanan yang tidak ia habisi.

Lelaki yang menggunakan kaos hitam itu, kembali merebahkan dirinya di kamar. Memijit ujung pelipisnya. Tanpa membuka matanya, tangan Wisnu bergerak untuk meraih ponselnya yang berada di sisi kanan kasur.

Ia membuka matanya, mengetikkan beberapa kata.

Babu tuan muda Wisnu 🙇

Arfin, Gilang, Baim, Anda

Anda:

Nanti malam ke bar

Arfin:

Siap tuan muda

Baim:

Gue oke-oke aja, asal ada traktiran lah,

bokek biasa😅

Anda:

Bokek mulu hidup lo

Baim:

Hehe

Gilang:

Bar? Gass

Arfin:

Giliran bar aja semangat amat lo

Baim:

Ada 2 hal yang buat Gilang semangat, pertama cewek, kedua bar

Gilang:

💯 buat Baim

Anda:

Jangan ada yang telat jam 8 udah sampai

Gilang:

Siap

Baim:

Siap

Arfin:

Siap

Wisnu mematikan layar ponselnya, melempar ponsel itu asal. Kembali memejamkan matanya sampai ia terbang ke alam mimpi.

...****************...

Malam itu tiba, Wisnu keluar dari rumahnya, tanpa berpamitan kepada siapapun lelaki itu langsung membawa mobil Lamborghini miliknya pergi dari rumah yang bak istana. Sepanjang perjalanan Wisnu mengisap rokok sambil menyetir, melaju dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan nyawa sendiri.

Dalam waktu singkat, Wisnu tiba di bar. Bar yang sudah diisi oleh banyak manusia termasuk teman-temannya.

"Tuan muda!" seru seorang laki-laki. Wisnu menengok ke sumber suara dan segera menghampiri mereka bertiga.

Teman-teman Wisnu ada banyak, tapi untuk sohib Wisnu hanya 3 orang, Baim, Gilang dan Arfin.

"Bang minumannya empat." Ini Gilang Andrata, teman Wisnu yang sudah bersamanya sejak lelaki itu duduk dibangku sekolah dasar. Laki-laki dengan cengiran khas dan kepribadiannya yang extrovert membuat Gilang digemari banyak orang. Dan itu hal yang membuat Wisnu tertarik untuk berteman dengannya.

"Kenapa tiba-tiba pengin ke bar, Tuan muda?" Yang ini, namanya Baim Surya, laki-laki yang dikenal Wisnu saat ia masuk ke jenjang sekolah menengah pertama. Baim tak jauh beda dengan Gilang, karena dia dan Gilang memiliki kepribadian yang sama maka dari itu Baim bisa cepat akrab dengan Gilang, dan karena dia akrab dengan Gilang otomatis membuat Baim dekat juga dengan Wisnu. Bisa dibilang ini sebuah pencapaian besar di hidup Baim, menjadi sohib Putra Tunggal keluarga Aksanta.

"Nggak ada, lagi pengin aja. Gue gabut di rumah," jawab Wisnu.

Alkohol yang sudah berada di depan mereka, langsung membuat para lelaki ini meminumnya. Memang, alkohol itu tidak baik untuk kesehatan, tapi percayalah itu membuat candu banyak orang.

"Cantik." Laki-laki yang sudah agak sempoyongan berdiri dari duduknya, menghampiri gadis yang menggunakan dress ketat berwarna oranye.

"Hai sayang." Wisnu, Baim dan Gilang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah teman mereka yang satu ini. Iya, Arfin Fano Alyas, putra bungsu keluarga Alyas. Satu-satunya teman Wisnu yang bisa dibilang sama-sama berasal dari keluarga konglomerat dan sama-sama suka melanggar aturan keluarga. Arfin terkenal dengan sikap playboy nya, dengan setiap kedipan dan gombalan maut yang selalu ia berikan kepada para cewek-cewek yang menurutnya cantik. Meskipun Arfin ini playboy dan suka gonta-ganti pacar setiap bulannya, tak ada satupun gadis yang bisa menjauhinya. Sebab, Arfin yang tampan dan royal berhasil membuat gadis manapun jatuh cinta padanya.

Kehidupan seorang Wisnu Putra Aksanta, bisa dibilang sangat jauh dari kebaikan. Pergi ke club, bar, mabuk, pembuat onar, angkuh, dingin, dan cuek, dan Wisnu juga bukan sosok yang pintar. Sebenarnya Wisnu ini sudah mendekati kategori beban keluarga, jika saja dia bukan Putra Tunggal keluarga Aksanta bisa dipastikan namanya akan dicoret dari KK.

Sejauh ini belum ada satu orangpun yang bisa mengubah sikap Wisnu menjadi lebih baik lagi, termasuk kedua orang tuanya sendiri. Apakah Wisnu perlu dipertemukan dengan gadis yang baik agar dia menjadi baik juga?

Entahlah, do'akan saja yang terbaik untuk anak ini.

Wisnu Putra Aksanta

Gilang Andrata

Baim Surya

Arfin Fano Alyas

Terpopuler

Comments

Nikfyni

Nikfyni

Wisnu ayang aku Thor kenapa jadi anak orang kaya di indo sejak kapan, di mana rumahnya aku samperin nih

2023-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Putra Tunggal Aksanta
2 Gadis cantik di bar
3 Laki-laki sombong
4 Keributan kecil
5 Keluarga
6 Rencana Arfin
7 Lelaki itu lagi
8 Arfin Fano Alyas
9 Perintah Wisnu
10 Malam Eleena
11 Kartu Wisnu
12 Kedekatan Arfin dan amarah Wisnu
13 Melinda menyukai Arfin?
14 Taman
15 Lumpur dan Eleena
16 Surat pemanggilan
17 Tentang masalah kemarin
18 Pertemuannya dengan seseorang
19 Kepercayaan Eleena
20 Kegundahan Arfin
21 Bertemu kembali
22 Bar
23 Malam bersama Arfin
24 Perjodohan?
25 Makan malam
26 Waktu bersamanya
27 Ide Rama
28 Arfin mundur
29 kecemburuan Putra Aksanta
30 Keisengan Wisnu
31 Kerjasama Rama
32 Drama makan malam
33 Tertangkap
34 Bantuan Eleena
35 Tidak asing
36 Malam hari di Kediaman Aksanta
37 Bunga untuk dia
38 Nomor Eleena
39 Perjodohan lagi
40 Menghindar
41 Panas
42 Kisah di kala hujan
43 Pacar Wisnu
44 Perjalanan kencan Putra Aksanta
45 Perjalanan kencan Putra Aksanta part 2
46 Sarapan di kediaman Aksanta
47 Kerikil dan Pertengkaran kecil
48 Waktu yang tak disengaja
49 Gadis itu baik
50 Sesuatu di Rooftop
51 Bujukan Arfin
52 Perjalanan ke rumah Eleena
53 Foto di nakas
54 Bunga untuk siapa?
55 Selalu Rama bukan Juna
56 Jangan bongkar identitasmu
57 Makan malam di kediaman Aksanta
58 Perlakuan romantis Putra Aksanta
59 Jepitan Eleena
60 Usulan
61 Obrolan bersama Arfin
62 Valentine
63 Kencan tanpa disengaja
64 Kencan tanpa disengaja part 2
65 Kencan tanpa disengaja part 3
66 Mengenal lebih dekat
67 Tentang Wisnu
68 Air mata di halte
69 Bersama di bar
70 Kemarahan Arjuna
71 Hujan hari ini
72 Pembicaraan bersama
73 Sakit
74 Kekhawatiran Eleena
75 Suatu Malam
76 Ungkapan perasaan Melinda
77 Undangan
78 Makan malam di kediaman Dirgantara
79 Ketidaksengajaan di makan malam
80 Cinta
81 Permintaan di bar
82 Dibohongi
83 Cinta menurut Sinta
84 Menghindar
85 Waktu bersama
86 Keributan hari ini
87 Kebingungan
88 Pertanyaan baru
89 Ketahuan
90 Ajakan ke mall
91 Mall hari ini
92 Kafe dan Arfin
93 Rumah Arfin
94 kebenaran Eleena
95 Terkejut
96 Eskrim dan Arfin
97 Pesona Putra Aksanta dan teman-temannya
98 Perseteruan
99 Menyesal
100 Today...
101 Let's break up
102 Rindu
103 Siapa itu?
104 Kecemasan
105 Eleena menghilang
106 Diculik
107 Semakin panik
108 Pencarian
109 Penyelamatan Eleena
110 Patah hati
111 Kebetulan
112 Acara Penting
113 Aksanta atau Agustama?
114 Satu persatu mulai terungkap
115 Rencana berujung Cinta
116 Pengakuan cinta
117 Perayaan patah hati
118 Fakta baru
119 Kesedihan Wisnu
120 Undangan Eleena
121 Ulang tahun Eleena
122 Air mata di ulang tahun
123 Malam keributan
124 Tragedi
125 Kritis
126 Penyesalan dan ancaman
127 Terungkapnya kebenaran
128 Penyakit
129 Lucu
130 Foto
131 Fakta Eleena
132 Kemarahan Sinta
133 Rumah Aksanta dan kegilaan di sana
134 Hari pertama di rumah Aksanta
135 Cinta Rama pada Sinta
136 Kebencian Sinta untuk Rama
137 Orang itu petunjuk
138 Perlakuan kasar Aksanta
139 Rumah Agustama
140 Semua itu rencana licik
141 Bar dan Rama
142 Setelah kebenaran itu
143 Perihal melepaskan
144 Berpisah
145 Ingin kembali berteman
146 Bebas
147 Tidak akan kembali bersama
148 Today with you
149 Perihal mengikhlaskan
150 Pesta Putra Aksanta
151 Semua yang terbaik
152 Will you marry me?
153 Gaun
154 Cincin dan Cinta
155 Janji suci pernikahan
156 Epilog
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Putra Tunggal Aksanta
2
Gadis cantik di bar
3
Laki-laki sombong
4
Keributan kecil
5
Keluarga
6
Rencana Arfin
7
Lelaki itu lagi
8
Arfin Fano Alyas
9
Perintah Wisnu
10
Malam Eleena
11
Kartu Wisnu
12
Kedekatan Arfin dan amarah Wisnu
13
Melinda menyukai Arfin?
14
Taman
15
Lumpur dan Eleena
16
Surat pemanggilan
17
Tentang masalah kemarin
18
Pertemuannya dengan seseorang
19
Kepercayaan Eleena
20
Kegundahan Arfin
21
Bertemu kembali
22
Bar
23
Malam bersama Arfin
24
Perjodohan?
25
Makan malam
26
Waktu bersamanya
27
Ide Rama
28
Arfin mundur
29
kecemburuan Putra Aksanta
30
Keisengan Wisnu
31
Kerjasama Rama
32
Drama makan malam
33
Tertangkap
34
Bantuan Eleena
35
Tidak asing
36
Malam hari di Kediaman Aksanta
37
Bunga untuk dia
38
Nomor Eleena
39
Perjodohan lagi
40
Menghindar
41
Panas
42
Kisah di kala hujan
43
Pacar Wisnu
44
Perjalanan kencan Putra Aksanta
45
Perjalanan kencan Putra Aksanta part 2
46
Sarapan di kediaman Aksanta
47
Kerikil dan Pertengkaran kecil
48
Waktu yang tak disengaja
49
Gadis itu baik
50
Sesuatu di Rooftop
51
Bujukan Arfin
52
Perjalanan ke rumah Eleena
53
Foto di nakas
54
Bunga untuk siapa?
55
Selalu Rama bukan Juna
56
Jangan bongkar identitasmu
57
Makan malam di kediaman Aksanta
58
Perlakuan romantis Putra Aksanta
59
Jepitan Eleena
60
Usulan
61
Obrolan bersama Arfin
62
Valentine
63
Kencan tanpa disengaja
64
Kencan tanpa disengaja part 2
65
Kencan tanpa disengaja part 3
66
Mengenal lebih dekat
67
Tentang Wisnu
68
Air mata di halte
69
Bersama di bar
70
Kemarahan Arjuna
71
Hujan hari ini
72
Pembicaraan bersama
73
Sakit
74
Kekhawatiran Eleena
75
Suatu Malam
76
Ungkapan perasaan Melinda
77
Undangan
78
Makan malam di kediaman Dirgantara
79
Ketidaksengajaan di makan malam
80
Cinta
81
Permintaan di bar
82
Dibohongi
83
Cinta menurut Sinta
84
Menghindar
85
Waktu bersama
86
Keributan hari ini
87
Kebingungan
88
Pertanyaan baru
89
Ketahuan
90
Ajakan ke mall
91
Mall hari ini
92
Kafe dan Arfin
93
Rumah Arfin
94
kebenaran Eleena
95
Terkejut
96
Eskrim dan Arfin
97
Pesona Putra Aksanta dan teman-temannya
98
Perseteruan
99
Menyesal
100
Today...
101
Let's break up
102
Rindu
103
Siapa itu?
104
Kecemasan
105
Eleena menghilang
106
Diculik
107
Semakin panik
108
Pencarian
109
Penyelamatan Eleena
110
Patah hati
111
Kebetulan
112
Acara Penting
113
Aksanta atau Agustama?
114
Satu persatu mulai terungkap
115
Rencana berujung Cinta
116
Pengakuan cinta
117
Perayaan patah hati
118
Fakta baru
119
Kesedihan Wisnu
120
Undangan Eleena
121
Ulang tahun Eleena
122
Air mata di ulang tahun
123
Malam keributan
124
Tragedi
125
Kritis
126
Penyesalan dan ancaman
127
Terungkapnya kebenaran
128
Penyakit
129
Lucu
130
Foto
131
Fakta Eleena
132
Kemarahan Sinta
133
Rumah Aksanta dan kegilaan di sana
134
Hari pertama di rumah Aksanta
135
Cinta Rama pada Sinta
136
Kebencian Sinta untuk Rama
137
Orang itu petunjuk
138
Perlakuan kasar Aksanta
139
Rumah Agustama
140
Semua itu rencana licik
141
Bar dan Rama
142
Setelah kebenaran itu
143
Perihal melepaskan
144
Berpisah
145
Ingin kembali berteman
146
Bebas
147
Tidak akan kembali bersama
148
Today with you
149
Perihal mengikhlaskan
150
Pesta Putra Aksanta
151
Semua yang terbaik
152
Will you marry me?
153
Gaun
154
Cincin dan Cinta
155
Janji suci pernikahan
156
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!