Gadis cantik di bar

Gadis yang memakai kaos berwarna putih dan celana jeans hitam, berjongkok di kolong meja tempat para gadis sedang meminum alkohol mereka. Gadis itu berusaha melihat celah untuk keluar dari tempat yang menurutnya mengerikan.

Dengan lututnya yang menjadi tumpuan, gadis itu merangkak perlahan untuk keluar dari sana. Perlahan tapi pasti, akhirnya ia bisa keluar dari kolong meja yang diatasnya banyak minuman keras dan juga rokok.

Gadis itu melihat para perempuan yang sepertinya sebayanya dengan gaya perempuan nakal yang sangat tidak mencerminkan kebaikan menurutnya.

"Lo siapa? Kok bisa tiba-tiba di sini?" tanya seorang perempuan yang memakai tank top hitam dan celana pendek hitam.

"Maaf ya, nggak sengaja." Gadis itu langsung berlari untuk keluar dari bar yang sangat ramai dihuni oleh manusia. Keramaian itu membuatnya tak sengaja tertabrak atau menabrak tubuh orang yang berada di sana.

Gadis itu segera meminta maaf dan buru-buru untuk keluar dari bar. Namun lagi-lagi ia harus menabrak tubuh seorang laki-laki yang sedang berbincang-bincang dengan para wanita berpakaian ketat.

"Santai dong!" bentak Arfin, karena tabrakan dari gadis itu menumpahkan minuman ke pakaiannya.

"Maaf, maaf," ucap gadis itu ketakutan.

"Lo siapa? Kayaknya tempat ini bukan tempat lo." Arfin memandang dengan intens perempuan di depannya ini. Pakaian yang tertutup dan wajah yang polos, sangat tidak cocok untuk berada di tempat yang banyak hal buruk seperti ini.

"Gue kesasar ke sini, sorry ya," tuturnya.

Arfin menautkan alisnya, sedikit tersenyum. Gadis di hadapannya ini cantik juga, cocok menjadi target Arfin yang berikutnya. Apalagi dia tipikal cewek polos sangat mudah untuk ditaklukkan oleh Arfin.

"What's your name, Babe?" Arfin mengulurkan tangannya. Gadis itu tersentak saat Arfin mulai mendekatinya, walaupun ragu dia tetap membalas uluran tangan Arfin.

"Eleena."

"Nama lengkap lo, biar gue tau lo setara sama gue atau enggak." Arfin memang angkuh sama seperti Wisnu jadi tak heran dia bisa dengan mudah berteman dengan anak itu.

"Eleena Safira Dirgantara," jawabnya.

"Arfin Fano Alyas. Lo bisa panggil gue Arfin." Arfin mendekat, "Bisa juga panggil gue sayang," bisiknya.

Eleena terpaku mendengar bisikan Arfin, baru kali ini ia bertemu dengan lelaki gila seperti ini.

"Oh gitu, senang ketemu sama lo." Eleena tersenyum canggung, matanya melihat-lihat sekitar sampai akhirnya mata gadis itu menemukan pintu keluar.

"Gue udah dipanggil sama nyokap gue, so gue pergi dulu, Arfin. Bye." Eleena melambaikan tangannya, lalu segera berlari untuk keluar dari sana.

Arfin tersenyum lebar melihat cara berlari Eleena. Sepertinya pesona gadis itu sudah menarik hati Arfin.

"She's beautiful. I like her," gumamnya yang ternyata didengar oleh gadis yang duduk di sebelahnya.

"Apa lo udah nggak suka lagi sama gue, Ar."

"No, kalian tetap teman gue, tapi untuk kali ini, gue mau ngejer dia dulu."

Arfin menyalakan ponselnya. Mencari nama gadis yang baru ia temui di media sosial, lebih tepatnya di Instagram. Jari-jari Arfin bergerak, menggeser foto demi foto yang terpampang di feed Instagram milik Eleena.

"Gue dapet." Arfin berdiri, berjalan untuk kembali kepada teman-temannya.

"Guys, gue punya info!" seru Arfin, mengalihkan perhatian mereka bertiga.

"Gue ketemu sama cewek yang cakep banget, di bar tadi. Dan istimewanya dia cewek polos, cocok sama gue," ujar lelaki itu.

Perkataan Arfin tak mendapat respon dari ketiga laki-laki ini. Mereka sudah bosan mendengar cerita Arfin yang hanya berpusat pada perempuan saja.

"Dia cantik, dan hebatnya lagi kita sekasta."

Oke, untuk ucapannya yang ini berhasil menarik perhatian Gilang.

"Tumben banget, biasanya lo ketemu sama cewek-cewek nakal. Bisa-bisanya lo ketemu sama cewek sekasta di bar," ujar Gilang bersemangat. Bukan hanya Gilang, Baim juga tertarik ternyata.

"Namanya?" tanya Baim.

"Eleena Safira Dirgantara. Putri tunggal keluarga Dirgantara. Dia cewek cantik, berprestasi dan circle dia isinya orang-orang keren. Hidupnya sangat positif vibes, dan yang bikin keren dia satu kampus sama kita."

"Woah!"

Baim dan Gilang dibuat sangat terkejut dengan informasi singkat tentang Eleena. Gilang tahu betul bagaimana keluarga Dirgantara itu. Keluarga Dirgantara posisinya sama seperti keluarga Aksanta, bahkan kedua keluarga ini lumayan bersaing dalam dunia perbisnisan.

"Cocok buat lo tuh Wis." Baim menepuk-nepuk pundak Wisnu agar lelaki itu sedikit tertarik dengan berita ini. Tetapi yang namanya Wisnu tetap tak akan berubah, dia tidak tertarik dengan perempuan apalagi perempuan polos. Wisnu suka perempuan yang menantang, perempuan yang sulit untuk ia dapatkan, maka Wisnu akan mengejarnya.

...****************...

Mobil mewah berwarna putih itu sampai di pekarangan rumah besar. Gerbang dibuka, dan segera Eleena memarkirkan mobilnya. Gadis itu keluar dengan sedikit terburu-buru, ini sudah lewat dari jam pulang biasanya.

"Habis sudah riwayat gue sekarang." Dan benar, begitu Eleena masuk ke dalam rumahnya, sosok pria dan wanita paruh baya sudah lebih dulu menyambut Eleena dengan tatapan tajam.

"Kenapa baru pulang?" Pertanyaan dari pria yang merupakan ayahnya Eleena membuat bulu kuduk Eleena berdiri. Dia ketakutan, pasti akan dimarahi.

"Maaf yah, tadi macet soalnya." Sungguh jantungnya berdegup kencang saat mengatakan itu. Pertama kali dalam hidup Eleena ia berbohong pada ayahnya. Tapi kalau tidak bohong dia malah akan semakin dimarahi.

"Lain kali kalau mau pulang malam, bilang sama ayah sama bunda." Wanita paruh baya itu menghampiri Eleena, mengelus pundak putrinya.

"Ayah sama bunda cemas di rumah. Karena baru kali ini kamu pulang telat nggak ngabarin El, ditelpon nggak dijawab, di chat tapi nggak dibales, ayah sama bunda takut kamu kenapa-napa." Terlihat ada rautan emosi di wajahnya, namun aura kecemasan lebih terpampang nyata.

"Maaf ayah, maaf bunda," sesal Eleena.

"Iya nggak papa, tapi lain kali jangan gitu lagi ya, Nak." Eleena mengangguk. "Sekarang kamu ganti baju, terus tidur ya, besok kamu harus ke kampus."

Eleena dengan perasaan bersalahnya, masuk ke dalam kamar. Mencharge handphonenya yang sudah kehabisan baterai. Dia duduk di ujung kasur, meminum air yang ada di atas nakas sebelah kasurnya.

"Kok bisa tadi gue akal-akalan ke bar sih njir. Mana malu banget tadi ketemu sama banyak orang, syukur aja ayah sama bunda nggak tau. Coba kalau mereka tau, habis gue sekarang."

Eleena berdiri, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia harus membersihkan badan sebelum tidur malam ini. Bau alkohol menempel di bajunya, bau yang paling tidak disukai oleh Eleena.

Sedangkan ibunya Eleena, baru saja hendak memejamkan matanya, tapi suara dering ponsel menghentikannya.

"Angkat dulu teleponnya," suruh pria itu.

Wanita yang kini memakai piyama berwarna merah mengambil ponselnya, mengangkat telepon yang ternyata dari ibunya.

"Halo Ma," sapanya.

"Sin, sebentar lagi ulang tahun Eleena yang ke-20 tahun. Mama nggak mau kamu ngundang mantan kamu," jelas wanita diseberang sana.

"Iya ma, Sinta tau kok."

"Sin, hubungan kamu sama mereka udah berakhir. Jangan pernah deketin mereka lagi dan jauhin Eleena dari mereka juga. Paham!"

"Iya."

"Buang jauh-jauh ingatan kamu terhadap mantan kamu itu."

"Ma, mama udah bilang hal ini sama aku selama 20 tahun, mama nggak capek? Sinta yang denger aja capek loh," omelnya.

"Ini biar kamu selalu ingat Sin. Mereka itu berbahaya, ingat apa yang dulu udah dilakuin sama mereka ke kamu." Sinta menghembuskan napasnya pasrah, setiap dia mendapat telepon dari mamanya selalu saja tentang hal yang sama tak ada yang berubah.

"Jauhin keluarga Aksanta sayang, kalau kamu mau selamat." Mata Sinta terbelalak, selama 20 tahun, baru kali ini ia mendengar ibunya menyebut nama itu lagi.

Sudah 20 tahun Sinta menjauhi nama itu, dan kali ini dengan sangat mudah nama itu keluar dari mulut ibunya.

"Nggak mungkin aku bakal ketemu lagi sama dia."

............

...

Eleena Safira Dirgantara

Episodes
1 Putra Tunggal Aksanta
2 Gadis cantik di bar
3 Laki-laki sombong
4 Keributan kecil
5 Keluarga
6 Rencana Arfin
7 Lelaki itu lagi
8 Arfin Fano Alyas
9 Perintah Wisnu
10 Malam Eleena
11 Kartu Wisnu
12 Kedekatan Arfin dan amarah Wisnu
13 Melinda menyukai Arfin?
14 Taman
15 Lumpur dan Eleena
16 Surat pemanggilan
17 Tentang masalah kemarin
18 Pertemuannya dengan seseorang
19 Kepercayaan Eleena
20 Kegundahan Arfin
21 Bertemu kembali
22 Bar
23 Malam bersama Arfin
24 Perjodohan?
25 Makan malam
26 Waktu bersamanya
27 Ide Rama
28 Arfin mundur
29 kecemburuan Putra Aksanta
30 Keisengan Wisnu
31 Kerjasama Rama
32 Drama makan malam
33 Tertangkap
34 Bantuan Eleena
35 Tidak asing
36 Malam hari di Kediaman Aksanta
37 Bunga untuk dia
38 Nomor Eleena
39 Perjodohan lagi
40 Menghindar
41 Panas
42 Kisah di kala hujan
43 Pacar Wisnu
44 Perjalanan kencan Putra Aksanta
45 Perjalanan kencan Putra Aksanta part 2
46 Sarapan di kediaman Aksanta
47 Kerikil dan Pertengkaran kecil
48 Waktu yang tak disengaja
49 Gadis itu baik
50 Sesuatu di Rooftop
51 Bujukan Arfin
52 Perjalanan ke rumah Eleena
53 Foto di nakas
54 Bunga untuk siapa?
55 Selalu Rama bukan Juna
56 Jangan bongkar identitasmu
57 Makan malam di kediaman Aksanta
58 Perlakuan romantis Putra Aksanta
59 Jepitan Eleena
60 Usulan
61 Obrolan bersama Arfin
62 Valentine
63 Kencan tanpa disengaja
64 Kencan tanpa disengaja part 2
65 Kencan tanpa disengaja part 3
66 Mengenal lebih dekat
67 Tentang Wisnu
68 Air mata di halte
69 Bersama di bar
70 Kemarahan Arjuna
71 Hujan hari ini
72 Pembicaraan bersama
73 Sakit
74 Kekhawatiran Eleena
75 Suatu Malam
76 Ungkapan perasaan Melinda
77 Undangan
78 Makan malam di kediaman Dirgantara
79 Ketidaksengajaan di makan malam
80 Cinta
81 Permintaan di bar
82 Dibohongi
83 Cinta menurut Sinta
84 Menghindar
85 Waktu bersama
86 Keributan hari ini
87 Kebingungan
88 Pertanyaan baru
89 Ketahuan
90 Ajakan ke mall
91 Mall hari ini
92 Kafe dan Arfin
93 Rumah Arfin
94 kebenaran Eleena
95 Terkejut
96 Eskrim dan Arfin
97 Pesona Putra Aksanta dan teman-temannya
98 Perseteruan
99 Menyesal
100 Today...
101 Let's break up
102 Rindu
103 Siapa itu?
104 Kecemasan
105 Eleena menghilang
106 Diculik
107 Semakin panik
108 Pencarian
109 Penyelamatan Eleena
110 Patah hati
111 Kebetulan
112 Acara Penting
113 Aksanta atau Agustama?
114 Satu persatu mulai terungkap
115 Rencana berujung Cinta
116 Pengakuan cinta
117 Perayaan patah hati
118 Fakta baru
119 Kesedihan Wisnu
120 Undangan Eleena
121 Ulang tahun Eleena
122 Air mata di ulang tahun
123 Malam keributan
124 Tragedi
125 Kritis
126 Penyesalan dan ancaman
127 Terungkapnya kebenaran
128 Penyakit
129 Lucu
130 Foto
131 Fakta Eleena
132 Kemarahan Sinta
133 Rumah Aksanta dan kegilaan di sana
134 Hari pertama di rumah Aksanta
135 Cinta Rama pada Sinta
136 Kebencian Sinta untuk Rama
137 Orang itu petunjuk
138 Perlakuan kasar Aksanta
139 Rumah Agustama
140 Semua itu rencana licik
141 Bar dan Rama
142 Setelah kebenaran itu
143 Perihal melepaskan
144 Berpisah
145 Ingin kembali berteman
146 Bebas
147 Tidak akan kembali bersama
148 Today with you
149 Perihal mengikhlaskan
150 Pesta Putra Aksanta
151 Semua yang terbaik
152 Will you marry me?
153 Gaun
154 Cincin dan Cinta
155 Janji suci pernikahan
156 Epilog
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Putra Tunggal Aksanta
2
Gadis cantik di bar
3
Laki-laki sombong
4
Keributan kecil
5
Keluarga
6
Rencana Arfin
7
Lelaki itu lagi
8
Arfin Fano Alyas
9
Perintah Wisnu
10
Malam Eleena
11
Kartu Wisnu
12
Kedekatan Arfin dan amarah Wisnu
13
Melinda menyukai Arfin?
14
Taman
15
Lumpur dan Eleena
16
Surat pemanggilan
17
Tentang masalah kemarin
18
Pertemuannya dengan seseorang
19
Kepercayaan Eleena
20
Kegundahan Arfin
21
Bertemu kembali
22
Bar
23
Malam bersama Arfin
24
Perjodohan?
25
Makan malam
26
Waktu bersamanya
27
Ide Rama
28
Arfin mundur
29
kecemburuan Putra Aksanta
30
Keisengan Wisnu
31
Kerjasama Rama
32
Drama makan malam
33
Tertangkap
34
Bantuan Eleena
35
Tidak asing
36
Malam hari di Kediaman Aksanta
37
Bunga untuk dia
38
Nomor Eleena
39
Perjodohan lagi
40
Menghindar
41
Panas
42
Kisah di kala hujan
43
Pacar Wisnu
44
Perjalanan kencan Putra Aksanta
45
Perjalanan kencan Putra Aksanta part 2
46
Sarapan di kediaman Aksanta
47
Kerikil dan Pertengkaran kecil
48
Waktu yang tak disengaja
49
Gadis itu baik
50
Sesuatu di Rooftop
51
Bujukan Arfin
52
Perjalanan ke rumah Eleena
53
Foto di nakas
54
Bunga untuk siapa?
55
Selalu Rama bukan Juna
56
Jangan bongkar identitasmu
57
Makan malam di kediaman Aksanta
58
Perlakuan romantis Putra Aksanta
59
Jepitan Eleena
60
Usulan
61
Obrolan bersama Arfin
62
Valentine
63
Kencan tanpa disengaja
64
Kencan tanpa disengaja part 2
65
Kencan tanpa disengaja part 3
66
Mengenal lebih dekat
67
Tentang Wisnu
68
Air mata di halte
69
Bersama di bar
70
Kemarahan Arjuna
71
Hujan hari ini
72
Pembicaraan bersama
73
Sakit
74
Kekhawatiran Eleena
75
Suatu Malam
76
Ungkapan perasaan Melinda
77
Undangan
78
Makan malam di kediaman Dirgantara
79
Ketidaksengajaan di makan malam
80
Cinta
81
Permintaan di bar
82
Dibohongi
83
Cinta menurut Sinta
84
Menghindar
85
Waktu bersama
86
Keributan hari ini
87
Kebingungan
88
Pertanyaan baru
89
Ketahuan
90
Ajakan ke mall
91
Mall hari ini
92
Kafe dan Arfin
93
Rumah Arfin
94
kebenaran Eleena
95
Terkejut
96
Eskrim dan Arfin
97
Pesona Putra Aksanta dan teman-temannya
98
Perseteruan
99
Menyesal
100
Today...
101
Let's break up
102
Rindu
103
Siapa itu?
104
Kecemasan
105
Eleena menghilang
106
Diculik
107
Semakin panik
108
Pencarian
109
Penyelamatan Eleena
110
Patah hati
111
Kebetulan
112
Acara Penting
113
Aksanta atau Agustama?
114
Satu persatu mulai terungkap
115
Rencana berujung Cinta
116
Pengakuan cinta
117
Perayaan patah hati
118
Fakta baru
119
Kesedihan Wisnu
120
Undangan Eleena
121
Ulang tahun Eleena
122
Air mata di ulang tahun
123
Malam keributan
124
Tragedi
125
Kritis
126
Penyesalan dan ancaman
127
Terungkapnya kebenaran
128
Penyakit
129
Lucu
130
Foto
131
Fakta Eleena
132
Kemarahan Sinta
133
Rumah Aksanta dan kegilaan di sana
134
Hari pertama di rumah Aksanta
135
Cinta Rama pada Sinta
136
Kebencian Sinta untuk Rama
137
Orang itu petunjuk
138
Perlakuan kasar Aksanta
139
Rumah Agustama
140
Semua itu rencana licik
141
Bar dan Rama
142
Setelah kebenaran itu
143
Perihal melepaskan
144
Berpisah
145
Ingin kembali berteman
146
Bebas
147
Tidak akan kembali bersama
148
Today with you
149
Perihal mengikhlaskan
150
Pesta Putra Aksanta
151
Semua yang terbaik
152
Will you marry me?
153
Gaun
154
Cincin dan Cinta
155
Janji suci pernikahan
156
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!