Bab 4

"Ada apa dengan Tuan Bos? Apa jangan-jangan masih keinget sama wanita itu! Tidak, seharusnya dia sudah melupakannya sejak lama," tebakan yang menurut ada didalam benak.

***

Sesaat itu pula, asisten Raymond yang bernama Willy berjalan cepat kearah basement.

Tak punya banyak waktu lagi, Raymond mendesah pelan dan langsung ikut bergegas keluar dari ruangan rapat. Hingga ia setengah sampai dilorong kantor perusahaan, ponsel disakunya tiba-tiba saja bergetar dan pandangannya itu pun tertuju pada benda pipih itu lalu ia kembali menaruh di telinga nya sambil melanjutkan langkah kakinya.

Pada saat diangkat, terdengar suara seseorang pria dari kejauhan sana, teman lamanya? Bukan tapi lebih tepatnya adalah teman perusahaan, karna dalam dunia bisnis, mereka adalah teman sekaligus rekan kerjasama yang saling mengandalkan satu sama lain.

"Yoo, Ray! Aku baru pulang nih dari Inggris pengen balik ke Indonesia besok, mumpung perusahaan ku sedang mengadakan Anniversary yang ke-100. Kau mau ikut gak?!" Pintanya dari kejauhan dengan suara berbinar.

Pria yang dipanggil Ray olehnya itu pun langsung menyaut berdehem.

"Yaelah, datar mulu, Ray. Btw, pekan nanti malem jam 12 di villa seperti biasa, lo datang ya? Jangan gak dateng lah, kasihan nih temen lo yang sudah susah payah ngundang lo tapi lo nya kagak dateng," gerutunya bak seorang ratu drama.

"Ya, nanti gue usahain buat dateng. Udah yah, gue lagi ada urusan. Bye!" sahutnya yang langsung memutuskan sambungan secara sepihak. Sementara pria yang diyakini temannya itu menghela napas sambil menggelengkan kepalanya, menatap kearah langit-langit kabin di pesawat.

"Raymond, gue rasa lo memang pantes move on dari Raisa, dia udah meninggal tapi tetep aja suaranya seperti tidak mau menerima kehilangannya," sahutnya yang sudah terbiasa menghadapi seseorang.

Ting!

Suara notif pesan yang tertuju pada ponsel, dia langsung mengecek ponsel itu lagi. Dilihat sebuah pesan dari seseorang yang mengatakan.

'Adrian! Kau tidak berbohong kan, aku akan menunggumu didepan bandara besok pagi setelah kau keluar dari pintu bandara. Jangan mengingkari janji kalo udah buat janji!!! '

Cowok yang bernama Adrian itu terkekeh sendiri sambil mengkatup mulutnya.

"Lucu juga ternyata, btw kapan aku mengingkari janjinya?" dalam hatinya yang tidak peka.

'Iya, iya, adik bawel. Aku akan menepatinya tapi nanti pekan malam jam 12, kau harus hadir dipesta itu, aku akan mengenalkan mu kepada seorang teman tidak maksutnya kenalan yang sudah lama ketika aku masih di Inggris.'

melihat beberapa pesan yang disampaikan Adrian padanya, dahi Lea menjadi berkerut seketika. Terheran dengan penuh aura penasaran yang menggerogoti bak permen karet yang semakin lama semakin menempel. Kenalan? Apakah dia pacarnya? Rasanya mustahil jika itu bukan pacarnya Adrian, dia kan manusia playboy akut. Pikirnya.

Lea menghela napas ringan, sebelum bertanya Adrian sudah memberi beberapa pesan yang seakan-akan bisa membaca pikiran seseorang dari jarak jauh.

Ting!

'Dia laki-laki, bukan pacarku. Jangan berpikir yang macam-macam.'

"Eeeeeehhhh.... "

Dahinya semakin berkerut lagi, hingga terdiam seribu kata, membisu dengan pikiran yang ke mana-mana. Bagaimana tidak! Adrian merupakan playboy yang banyak simpanannya dan Lea yang juga merupakan sahabatnya pun tau sejak lama, Adrian juga jarang memiliki teman laki-laki. Disitulah kesalahpahaman mulai bergerumul dikepalanya, mungkinkah sekarang dia belok?

"Astaga! Apa dia sedang ada masalah dengan pacarnya sampai harus belok dengan laki-laki lain?" batinnya yang menyorot sambil menggigiti kuku cantiknya itu berkali-kali.

"Aku benar-benar penasaran, sepertinya akan ku tanyakan pekan nanti saat bertemu di bandara!" gumamnya optimis. melihat kalender sekilas yang tergantung diatas meja kantornya dan langsung berbinar. Dia langsung menandakannya dengan spidol merah.

"Dua hari lagi! Yess. Akhirnya, nanti akan ku tanyakan padanya dua hari kedepan!"

Disisi lain pria diyakini sahabatnya itu tiba-tiba merasa tidak enak badan, dia bersin dan seluruh badannya luruh menggigil.

"Hacchiiih.... Apa yang terjadi denganku, perasaan tadi baik-baik saja? Entah kenapa aku merasakan ada firasat yang tidak enak menyerangku," sahutnya sambil menggosokan hidungnya.

Karna dirinya merasa tidak enak badan, dirinya langsung mengakhiri pembicarannya di dunia Cyber webb.

'Sory, ya! Aku sedang tidak enak badan, mungkin kau bisa memberiku pesan sekarang tapi dijawabnya akan lama, see ya baby, adik imutku~'

Setelah melihatnya sekali lagi sekilas, terlintas pikiran Lea yang langsung setengah khawatir dengan keadaannya dan setengah menebak.

"Tidak enak badan? Apa dia sedang sakit, jika iya nanti bisa sekalian ku bawakan beberapa makanan sehat untuknya," gumamnya.

"Tidak. Dia akan sembuh dalam waktu dekat, aku sudah tau dengan keadaannya tapi mungkin bisa ku bawakan buah saja saat bertemu dengannya, tidak perlu berlebihan."

Sementara saat ini Adrian masih membenarkan posisi kacamatanya.

"HaChiuuuuhhh.... Siapa si yang sedang membicarakanku dari belakang?" gumam serak dengan kepala yang tertunduk.

***

Selesai membalas pesan tadi, saat pikirannya sedang kalut memikirkan Adrian dan temannya yang belok. Panjang umur, dia tidak sengaja melihat Tuan Raymond yang tengah berjalan cepat kearah mobil, dibawah dari kaca kantornya.

Kepalanya semakin tertunduk dengan mata yang menyipit kecil.

"Tumben sekali. Sesibuk itukah Tuan Raymond, terlihat dari gerakan kakinya yang begitu cepat, kudengar dari orang-orang dia akan menyempatkan diri dengan Bos perusahaan ini tapi. Yahh... mungkin karna dia bangsawan yang super sibuk sekarang." ekspresi jutek seraya melambaikan tangannya keatas wajahnya. Dia tidak peduli, dan kembali menutup tirai jendelanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!