Pemecatan...

POV RENAL ....

Saat ini kakiku melangkah masuk kearah AA Deprt Store dan berjalan untuk menemui Lenna kepala kebersihan yang mana menjadi atasan Cindy Milen saat ini.

Setiba nya disana aku mendapati Ms.Lenna yang tengah bersantai dalam duduknya .

" Ehem " Gumam ku agar wanita itu menyadari keberadaan ku hingga akhirnya membuat Ms.Lenna gelagapan saat melihat ku lalu menunduk sopan.

" Ada apa mr— "

" Segera pecat Cindy Milen " ucapku datar memotong ucapan nya dan berlalu pergi

Pagi ini aku akan menghadiri beberapa rapat dan akan kembali pukul 11 siang nanti . Setelah menyampaikan apa yang ingin kusampaikan pada Lenna aku kembali memasuki mobil milikku dan memberitahu adrian untuk segera pergi menghadiri rapat di Astan group .

Aku memejamkan mataku seolah tengah beristirahat namun seketika ucapan Cindy masih jelas tercetak di otak ku sampai saat ini .

" Dia pikir aku mau tidur dengan pelacur rendahan seperti dirinya ? , cih " ucapku dalam hati seraya terus memejamkan kedua mataku

" Kita sudah sampa , Tuan " ucap Adrian memberitahu ku

Aku pun segera keluar dan berjalan dengan percaya diri memasuki Astan Group . Aku tidak mempunyai alasan untuk tidak percaya diri .

Rapat kali ini tentu saja membahas saham yang ada di AA Store , banyak dari mereka yang ingin menanam saham nya di tempat yang aku pimpinan .

Setelah selesai aku segera pergi untuk kembali bekerja di AA Store , aku harus memastikan Cindy benar-benar berhenti dan keluar dari tempatku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya aku kembali ke AA Store , aku berjalan dengan santai dan segera menaiki lift menuju lantai tertinggi dimana memang tempat para petinggi berada .

Tanpa mengetuk pintu aku segera masuk keruangan ku dan pemandangan yang pertama kali kulihat adalah Cindy yang tengah berjongkok dan terlihat memegang sesuatu ditangannya .

Sesuatu yang di pegang Cindy adalah sebuah undangan pertunangan ku . Aku yang melihatnya pun langsung berjalan mendekati wanita itu dan menarik paksa kartu undangan yang tengah dipegang olehnya .

" Keluar dari ruanganku pelacur dan mulai saat ini kau dipecat " ucapku secara tiba-tiba

Sejujurnya aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal seperti itu , itu Refleks keluar dari mulutku secara tiba-tiba .

Kulihat Cindy hanya menatap datar kearah ku lalu berjalan menuju kearah pintu tanpa mengatakan apapun pada ku . Dulu dia akan memohon padaku mengenai apapun yang membuatku marah , tapi kali ini berbeda bahkan dia mengabaikan ku dengan sangat gampangnya . Setelah tadi malam aku tidak bisa tidur karena nya dan kini dia malah mengabaikan ku begitu saja .

Saat Cindy sudah hampir sampai diambang pintu tiba-tiba aku justru malah menahan tangan nya , Seketika ada sesuatu dalam diriku yang tidak menerima di perlakukan begitu oleh wanita itu .

" Memohonlah padaku agar kau tidak aku pecat ! , Lakukan seperti dulu saat aku mencampakkan mu Cindy , memohonlah padaku sekarang Cindy " teriakku padanya dengan penuh amarah

Cindy harus memohon padaku seperti dulu , dia tidak bisa mengabaikan ku begitu saja seperti saat ini pikirku .

" Aku tidak akan melakuakn itu Renal , aku tidak seperti Cindy yang dulu , saat ini kau tidak mengenalku lagi Renal . Semua sudah berubah dan aku tidak akan memohon apapun lagi padamu " ucapnya dengan lantang padaku hingga membuat lamunanku seketika buyar saat Cindy menarik tangannya dengan kuat lalu meninggalkan ku yang masih mematung di tempat itu .

Cindy yang kukenal tidak seperti ini , Cindy tidak pernah berbicara seperti itu pada ku , Seolah tersadar akan sesuatu aku pun memejamkan mataku sesaat seolah tengah meredahkan amarah yang tiba-tiba saja memuncak dalam diriku .

Aku berjalan menuju sofa dan membaringkan tubuh ku disana seraya memejamkan kembali mataku namun tiba-tiba pikiran ku berkeliaran entah kemana .

Setelah dirasa cukup reda aku pun terbangun dan mengambil undangan pertunangan ku yang berserakan diatas meja lalu membuangnya ke tong sampah .

Gabriella wiston adalah kekasihku dari empat bulan yang lalu , kami sepakat untuk bertunangan jika memungkinkan kami akan menikah .

Aku melangkahkan kakiku menuju kursiku lalu membuka laci meja kerja ku , Seketika ku ambil sebuah bingkai foto yang ada di dalam sana , Bingkai itu adalah foto Ella begitulah aku memanggil Gabrielle

Terlihat Ella tengah tersenyum lebar di dalam foto tersebut , aku sangat senang saat melihat Ella tersenyum karna senyum itu sangat mirip dengan Cindy .

Tiba-tiba entah mengapa kini aku malah ingin membatalkan semua nya .

Seketika ada sesuatu yang membuat ku takut saat Cindy membaca undangan ini tadi , aku takut Cindy akan menjauh , Aku hanya takut Cindy menjauh entah karena apa yang jelas aku hanya merasa takut , bukan karena aku mencintainya tapi entah lah , memikirkan nya saja membuat ku sangat pusing .

Aku kembali menyimpan foto Ella dilemari laci ku dan keluar dari ruanganku , kulihat beberapa orang menyapaku dan menatap penuh puja pada ku namun aku mengabaikan nya , lalu aku bertemu dengan Ms.lenna .

" Bagaimana Cindy ? " tanyaku tiba-tiba

" Seperti yang anda pinta Tuan , saya telah memecat nya " ucap Ms.Lenna padaku namun aku hanya terdiam lalu melewatinya begitu saja .

Aku mengambil nafasku dengan kasar lalu membuangnya secara pelan , akhir-akhir ini aku suka sekali marah-marah apa lagi jika itu berkaitan dengan Cindy , demi Tuhan dia hanya sebuah mainan di masa SMA ku , aku tidak pernah beranggapan untuk melakukan hubungan yang lebih serius pada Cindy . Apa lagi saat dia mengaku bahwa dia hamil anak ku , cih. Dia benar benar gila pikirku .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku berjalan hingga tak terasa aku sudah berada ditaman belakang gedung AA Departemen store . Saat ini jam menunjukkan pukul 3 sore dan banyak orang yang tengah bermain-main di taman tersebut .

Aku mencari-cari kursi yang dilindungi pepohonan rindang dan mendudukkan bokongku disana . Sampai akhirnya suara Isak tangis anak kecil membuatku menolehkan pandangan ku kearah samping , entah sejak kapan bocah ini sudah duduk disebalah ku.

" Siapa yang menyuruh mu duduk disini , bocah " Tanyaku dingin pada anak kecil itu

" Suka-suka Rain , Lagi pula Ini kan tempat umum " Ucapnya dengan suara terisak sambil menatapku dengan mata basahnya

Aku pun ikut menatap anak itu dan saat aku menatapnya aku merasa sedikit terkejut karna dia memeliki mata yang sama persis seperti ku.

" Mengapa kau nangis bocah , dasar cengeng " ucapku datar seraya mengalihkan pandangan ku kearah depan dan menyenderkan punggungku pada kursi.

Aku merasa sedikit aneh saat melihat mata anak kecil itu yang sama dengan mata ku maka dari itu aku mengalihkan pandanganku kearah lain.

" Om nyebelin banget sih " ucapnya menggerutu dengan air mata yang masih mengalir dan beberapa kali kulihat dia terisak

" Jika kau ingin menangis pergilah kerumah mu " ucapku datar seraya terus menatap kearah depan

" Tidak ... , Rain tidak mau nangis didepan Mommy nanti Mommy akan khawatir . Rain engga mau bikin Mommy susah " ucapnya lirih namun aku hanya mendengarkannya dengan seksama

Seakan tersadar dengan sesuatu aku pun segera menatapnya dan menggelengkan kepalaku beberapa kali , ada banyak nama Rain didunia pikirku .

" Rain ? , apa kau Rain Milen ? " tanyaku tiba-tiba pada anak itu

" Om penculik ya ? , Kok Om bisa tau nama Rain ? " teriaknya padaku hingga membuat aku menatap datar kearah Rain lalu kembali menatap ke depan .

" Mana ada penculik sekaya Om " ucapku tenang padanya

Seketika ada rasa penasaran dalam hatiku tentang Rain . Jika dia adalah anak Cindy lalu siapa ayahnya ?

" Mengapa kau nangis ? " Tanyaku seraya menatap kembali kearah Rain yang kini tengah menatap ku lekat-lekat dengan mata coklatnya

" Rain dikatain gembel sama teman-teman Rain Om , terus mereka juga ngatain Rain gak punya mainan bagus , mereka juga bilang Rain gak punya Ayah " ucapnya panjang lebar dengan wajah sedih hingga membuat aku terus menatap nya dan mendengarkan nya dengan seksama

" Om , Rain mau naik rumah pohon itu " Pintanya padaku seraya menunjuk ke arah rumah pohon tersebut

Aku hanya terdiam tanpa menuruti permintaan nya namun seketika Rain terlihat memohon padaku dari tatapan nya dan dengan berat hati aku pun menurutinya .

Dengan hati-hati Rain menaiki tangga yang terbuat dari tambah besar dan setelah kami sampai diatas Rain hanya terdiam tanpa berniat untuk berbicara namun wajahnya masih terlihat sedih .

" Rain tidak ingin bercerita sesuatu pada

Om " Tanya ku tiba-tiba menawarkan diri hingga membuat anak itu menatap kearah ku sekilas

Seketika Rain tersenyum padaku lalu menyodorkan jari kelingking kecilnya kearah ku hingga membuat aku menatap Rain dengan tatapan tak mengerti.

" Om janji dulu sama Rain , Om ga boleh sebar kesiapa pun " Ucap nya , lalu aku memberikan kelingkingku juga pada nya dan kami pun melakukan pinky promise hal yang tak pernah aku lakukan pada siapapun sebelumnya.

" Rain gak mau Mommy khawatir saat melihat Rain menangis , Rain juga gak mau lihat mommy sedih karena ucapan temen-temen Rain " ucapnya sambil menunduk sedih namun aku hanya terdiam seraya terus mendengarkan cerita anak kecil itu

" Rain gak mau Mommy terus-menerus meminta maaf sama Rain padahal yang membuat mommy menangis adalah Rain , karna Rain selalu memegang mainan teman-teman Rain hingga akhirnya bikin Mommy nangis dan minta maaf " ucapnya polos

" Kemarin Rain juga lihat pipi Mommy merah pasti Mommy habis berantem " ucapnya hingga membuat aku sedikit tersentak

" Kalau Rain sudah besar Rain akan jagain Mommy dari orang-orang jahat karena Rain sayang banget sama Mommy . Mommy selalu kasih apa yang Rain mau maka dari itu Rain harus cepat-cepat besarkan Om biar bisa jagain Mommy terus biar bisa cari uang yang banyak buat Mommy , biar nanti Mommy tidur saja dirumah tidak perlu kerja , Rain gak mau Mommy sampai sakit karena kerja terus , makanya Rain rajin minum susu , kata Mommy kalo Rain rajin minum susu Rain bisa cepat besar . Rain juga rajin makan sayur walaupun Rain ga suka " ucapnya lagi panjang lebar dengan air mata yang kini sudah terjatuh membasahi pipinya hingga membuat aku secara reflek menghapusnya dengan ibu jari ku

" Siapa nama Mommy mu ? " Tanyaku penasaran

" Cindy Milen Om " jawab nya hingga membuat aku terdiam seketika

" lalu nama Om siapa ? " tanyanya padaku hingga membuat aku tersadar

" Renal " jawabku singkat.

" Terus dimana.... , Ayah Rain ? " tanyaku lagi namun suaraku memelan di kalimat terakhir

" Daddy Rain sudah meninggal Om , Mom —" ucap Rain terpotong saat ada seseorang yang memanggil-manggil namanya

Seketika ada perasaan marah dalam diriku saat Rain bilang ayahnya sudah meninggal , Jika Rain memang anakku bagaimana bisa Cindy bilang aku sudah meninggal dunia ? , Pikirku .

" Mommy Rain disini " teriak Rain dari atas pohon seraya melambaikan tangannya namun aku hanya terdiam sambil memejamkan mataku menahan amarah pada wanita itu .

" Mommy , Rain di atas " ucap rain lagi memberitahu Cindy

" Rain turun sayang , nanti kau jatuh nak " Ucap Cindy lembut dari bawah sana .

Aku masih terdiam di tempat ku tanpa memperlihatkan wajahku pada Cindy sampai akhirnya Rain memanggil ku bahkan anak itu sampai menarik lenganku agar aku melihat kebawah sana .

Dengan penuh Amarah aku menatap Cindy dari atas sana dan kulihat Cindy hanya terdiam takut menatap kearah ku .

Seketika wajahku berubah lembut saat Rain menatap dan meminta untuk turun dari tempat itu , aku pun terun dengan menggendong Rain di pelukan ku lalu mataku menatap Cindy yang mematung di tempatnya setelah kami tiba di bawah .

Tiba-tiba amarah dalam diriku semakin tak terkendali namun sebisa mungkin aku menahan nya agar tak meluap pada wanita itu di depan Rain .

" Oh , jadi ini yang melahirkan Rain ?! " Tanyaku tiba-tiba dengan suara datar seraya menahan amarah dan menatap tajam kearah Cindy yang hanya terdiam

" Iya Om , Mommy yang ngelahirin Rain . Mommy hebatkan " ucap Rain bangga

Aku hanya terdiam seraya terus menatap Cindy seolah meminta penjelesan lebih namun dengan cepat Cindy menarik tangan Rain dari hadapanku dan berlalu meninggalkanku di tempat itu .

Namun tidak semudah itu Cindy pergi dariku setelah dia menyembunyikan ini semua dariku . Aku pun segera berlari menyusul Cindy dan Rain seraya menahan tangan Cindy dengan kuat.

" le— " Ucap Cindy tercekat

" Kenapa Om ? " Ucap Rain memotong ucapan Cindy yang baru hendak membuka mulutnya.

Aku pun segera melepaskan pergelangan tangan Cindy lalu menatap kearah Rain sebentar dan kembali menatap kearah Cindy .

" Karana Rain sudah menemani Om hari ini , Om mau traktir Rain , Gimana ? " ucapku menawarkan diri namun mataku tetap menatap kearah Cindy .

" Tidak !! , Kami akan segera pulang " ucap Cindy marah seraya membawa Rain pergi namun aku lagi-lagi menahan tangan Cindy hingga membuat wanita itu kembali berhenti

" Rain mau ? " tanyaku kali ini aku menatap kearah Rain dan kulihat Rain menatap kearah Cindy sebentar lalu kembali menatap kearah ku .

" Eum—mau Om , tapi traktir nya makan aja ya Om " ucap Rain dengan wajah polosnya

" Tidak Rain , kita pulang sekarang " ucap Cindy tiba-tiba

" Mommy , Rain lapar . biasanya juga Daddy Ken sering ajakin Rain makan terus mommy selalu bolehin " ucap Rain dengan wajah sedih dan polosnya

Aku yang mendengar penuturan Rain tentang Ken pun langsung menatap kearah Cindy .

" Rain , Mommy kan sudah bilang , jangan bicara sama orang asing " ucap Cindy hingga membuat aku mengerutkan kedua keningku

" Orang asing ? "Ucapku seketika menanggapi ucapan Cindy seraya menahan amarahku mati-matian

" Om Renal temen baru Rain , Mom " ucap Rain tiba-tiba

" Rain— "

" Aku dan Rain bisa makan berdua , jika kau tak ingin ikut dengan kami " ucapku datar memotong ucapan Cindy

Aku mencoba bersabar karna aku merasa bosan berdebat dengan Cindy , ditambah lagi amarahku yang masih kutahan sejak tadi dan posisi kami yang juga masih beridri .

" Tidak akan . Sekarang Rain pulang bersama Mommy " bentak nya pada Rain seraya menarik tangan mungkil Rain menjauh dari hadapanku .

" Sialan.... " makiku dalam hati seraya terus menatap kearah dua orang itu

Aku pun segera menuju kearah parkiran mobil dan beruntungnya Adrian masih berada di sana .

" Berikan aku data mengenai Rain " Ucapku langsung pada Adrian yang tengah mengemudi seraya memejamkan mataku sejenak..

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kini aku sudah tiba di apartemen ku dan aku pun segera mengambil data-data mengenai Cindy yang belum selesai aku baca sampai habis .

Kulirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 7 malam Lalu kusempatkan untuk membersihkan diriku sebelum menemui Cindy , saat ini Aku sangat butuh penjelasan dari nya pikirku .

Tidak lama kemudian aku selesai bersiap-siap dan disinilah aku sekarang , aku sedang berada diperjalanan menuju apartemen Cindy .

Setelah sampai aku hanya terdiam di dalam mobilku seraya menunggu Cindy keluar dari gedung apartemen nya . cukup lama aku menunggu Cindy keluar dari apartemennya hingga sampai akhirnya aku melihat wanita itu keluar dari gedung tersebut .

Kuliat Cindy berlari setelah keluar dari gedung tersebut dan dengan hati-hati aku pun mengikuti Cindy yang berlari sampai akhirnya wanita itu berhenti di salah satu Caffe yang merupakan tempatnya bekerja .

Aku tau Cindy bekerja di sana dari laporan yang diberikan Adrian kemarin . Dengan tenang aku menunggu Cindy didalam mobilku sampai akhirnya waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam dan dia belum juga keluar dari Caffe tersebut .

" Apa dia gila membiarkan Rain sendirian di rumah sampai selarut malam ini? " Ucapku pada diri sendiri seraya terus menatap kearah caffe tersebut

Aku masih setia menunggu Cindy sampai akhirnya kulihat wanita itu keluar dari Caffe tersebut dengan membawa kantung sampah yang ada di tangannya ,

Aku pun turun dari mobilku dan mengikutinya sampai kepembuangan sampah .

" Siapa Rain ? " tanyaku langsung hingga membuat Cindy terkejut lalu membalikkan tubuhnya dan menatap kearah ku

" Anakku " jawabnya singkat

Aku pun memajukan langkah ku agar jarak kami semakin dekat seraya ku tatap Cindy lekat-lekat .

" Siapa Rain ? " tanyaku lagi seraya menahan amarahku

" Anakku " ucapnya lagi dengan jawaban yang sama

" Kau menyembunyikan Rain dari ku , Cindy " teriakku marah namun Cindy hanya menatapku dengan datarnya

" Rain anakku , Renal " jawab nya lagi

" Aku sudah tau semua nya , Cindy " ucapku namun Cindy masih menatap datar kearah ku seolah wanita itu tidak kaget dengan apa yang telah aku ucapkan

" Kenapa kau menyembunyikan Rain dari ku , dan atas dasar apa kau bilang aku sudah mati ! " Ucapku lagi dengan marahnya seraya terus menatap Cindy dengan amarah yang tidak bisa lagi ku sembunyikan

" Menyembunyikan ? , Apa kau lupa ingatan Renal ? , Anakmu sudah lama mati Aku sudah menggugurkannya dulu , seperti yang kau inginkan dulu padaku , bukankah kau sendiri yang tidak menginginkan kami " ucapnya lantang tepat di depanku hingga membuat aku semakin marah

' plak ' sebuah tamparan keras pun mendarat tepat di pipinya saat ini hingga membuat Cindy langsung memegang pipinya yang mungkin terasa pedih

" jaga bicaramu , Cindy ! " teriakku marah didepan nya namun kulihat wanita itu tersenyum miring sambil menatap ku dan memegangi pipinya

" Kau terlalu yakin Renal , Rain adalah anak dari orang yang menyewa jasaku dulu " ucapnya lagi hingga membuat emosiku semakin tak terkontrol kan

" Jangan berani-berani kau kaitkan anakku dengan orang yang kau layani " Ucapku marah seraya menjambak rambut panjang Cindy hingga membuat kepalanya sedikit mendongak

" Anak mu ? Hahaha. , Aku yang melahirkan nya dan dia bukan anak mu " ucapnya dingin seraya menginjak kaki ku hingga membuat aku melepaskan tanganku dari kepalanya

kulihat Cindy hendak meninggalkan ku namun dengan segera aku pun langsung menahan tangannya hingga membuat wanita itu berhenti dan menatap kearah ku dengan wajahnya yang kini sudah memerah .

" Dia Anakku !!! " ucapku penuh penekanan sambil terus menatap kearah nya lekat-lekat

Kulihat Cindy juga menatap ku dengan mata merahnya seolah tengah menahan tangisnya , dia pun menarik paksa tangan hingga terlepas dari genggaman ku

" Anakmu sudah mati , Renal " teriak nya marah hingga akhirnya kulihat air mata jatuh membasahi pipinya

" Jika kau mencoba pergi dan membawa Rain menjauh dari ku , aku tidak akan tinggal diam Cindy . aku akan mengambil Rain dari tanganmu , jadi berhentilah berpikir untuk pergi dan menjauhkan Rain dari ku , karena aku bisa mengambil Rain kapan saja dari sisimu , ingat itu " ucapku mengancam Cindy

" Kau..kau tidak bisa mengambil Rain dariku , tidak bisa !!!! " teriak Cindy seraya terus menatap ku dengan mata basahnya sambil menggelengkan kepalanya

" Aku bisa , Cindy . Aku bisa mengambil Rain dari sisimu semudah aku menghancurkan hidupmu dulu " Ucapku sinis seraya berjalan meninggalkan Cindy yang masih terdiam dan menangis di tempatnya

Aku bisa saja dengan mudah mengambil Rain dari Cindy dan jika saat itu datang aku tau Cindy akan memohon pada ku seperti dulu.

.

.

Terpopuler

Comments

gah ara

gah ara

udah ngga mau taNggung jawab, ringan tangan, egois.. ckckckc untung kaya dan tampan !!!

2023-03-15

0

Noer

Noer

gila c renal,,,,enak aza dulu yg membenci skrng udh gede mau d ambil
dsar b.j.ngan😠

2022-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Barang Taruhan ...
2 Bertemu Kembali ...
3 Merasa Takut ...
4 Ingin Tau...
5 Bersikap Tenang...
6 Harga Diri...
7 Pemecatan...
8 Rasa Sakit ...
9 Merusaknya Lagi ...
10 Hari Pertama Setelah Pertengkaran...
11 Hari Kedua Dan Hari Ketiga Setelah Pertengkaran...
12 Memperingatkan...
13 Setelah pertemuan Cindy dengan Renal di Restoran...
14 HARI PERTAMA PERJALANAN BISNIS RENAL...
15 Tiga Hari Kemudian ...
16 Perintah....
17 MASUKAN ...
18 Melepaskan....
19 Gabriella....
20 Kesal...
21 Pengakuan ...
22 Setelah Tinggal Di Apartemen Renal...
23 Penolakan...
24 Hal Aneh...
25 Memohon....
26 Hal Baik ...
27 Surat Hak Asuh ....
28 Mengingkari Janji....
29 Menahan Luka...
30 Berbohong...
31 Hilang Di telah Bumi ..
32 Flashback...
33 Datang Dan Bertemu ...
34 Tidak Buruk ...
35 Gundah ...
36 Selamat Datang Kembali ..
37 Kembali Menjadi Miliku..
38 Adik ...
39 Memulai Dari Awal ...
40 Berbaikan Dengan Masalalu ...
41 Sekertaris Pribadi ...
42 Luka...
43 Alasan ...
44 Mati Muda ...
45 Menggoda...
46 Aku Masih Mencintaimu ...
47 Dua Puluh Sembilan Hari ...
48 Memprovokasi ...
49 Merestui ...
50 Panggilan Kasih Sayang...
51 Sesuatu Yang Dahsyat ...
52 Janji...
53 Memberikan Ruang ...
54 Kencan ...
55 Saling Mencintai ...
56 Takut ...
57 Hugo...
58 Langkah Yang Kupilih ...
59 Memastikan Bahwa Semuanya Sudah Selesai ...
60 Gosip...
61 Lamaran....
62 Thanks You Honey , I love You So Much ...
63 Keberangkatan ....
64 Bumerang...
65 Khawatir...
66 Amarah...
67 Hal Yang Paling Sulit ...
68 Berjuang Bersama...
69 Pilihan Yang Amat Sangat Sulit ....
70 Negatif...
71 Memastikan ...
72 Memilih ...
73 Bersikap Egois...
74 Membutuhkan Mu ...
75 Ngidam ...
76 Kembar...
77 Bukti Kasih Sayang...
78 Antusias ...
79 Koran ..
80 Berita Duka ...
81 Penyesalan Yang Selalu Menghantuiku...
82 Tidak Ingin Melakukan Kesalahan Yang Sama...
83 Tujuh hari Setelah Kematian Papa Cindy ..
84 Terlalu Menyakitkan....
85 Melarikan Diri ...
86 Kembali Untuk Mendapatkan Nya ....
87 Menunggu ...
88 Akhir Dari Kisah Cindy Dan Renal ...
89 Bonus Chapter 1
90 Bonus Chapter 2
91 novel baru ....
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Barang Taruhan ...
2
Bertemu Kembali ...
3
Merasa Takut ...
4
Ingin Tau...
5
Bersikap Tenang...
6
Harga Diri...
7
Pemecatan...
8
Rasa Sakit ...
9
Merusaknya Lagi ...
10
Hari Pertama Setelah Pertengkaran...
11
Hari Kedua Dan Hari Ketiga Setelah Pertengkaran...
12
Memperingatkan...
13
Setelah pertemuan Cindy dengan Renal di Restoran...
14
HARI PERTAMA PERJALANAN BISNIS RENAL...
15
Tiga Hari Kemudian ...
16
Perintah....
17
MASUKAN ...
18
Melepaskan....
19
Gabriella....
20
Kesal...
21
Pengakuan ...
22
Setelah Tinggal Di Apartemen Renal...
23
Penolakan...
24
Hal Aneh...
25
Memohon....
26
Hal Baik ...
27
Surat Hak Asuh ....
28
Mengingkari Janji....
29
Menahan Luka...
30
Berbohong...
31
Hilang Di telah Bumi ..
32
Flashback...
33
Datang Dan Bertemu ...
34
Tidak Buruk ...
35
Gundah ...
36
Selamat Datang Kembali ..
37
Kembali Menjadi Miliku..
38
Adik ...
39
Memulai Dari Awal ...
40
Berbaikan Dengan Masalalu ...
41
Sekertaris Pribadi ...
42
Luka...
43
Alasan ...
44
Mati Muda ...
45
Menggoda...
46
Aku Masih Mencintaimu ...
47
Dua Puluh Sembilan Hari ...
48
Memprovokasi ...
49
Merestui ...
50
Panggilan Kasih Sayang...
51
Sesuatu Yang Dahsyat ...
52
Janji...
53
Memberikan Ruang ...
54
Kencan ...
55
Saling Mencintai ...
56
Takut ...
57
Hugo...
58
Langkah Yang Kupilih ...
59
Memastikan Bahwa Semuanya Sudah Selesai ...
60
Gosip...
61
Lamaran....
62
Thanks You Honey , I love You So Much ...
63
Keberangkatan ....
64
Bumerang...
65
Khawatir...
66
Amarah...
67
Hal Yang Paling Sulit ...
68
Berjuang Bersama...
69
Pilihan Yang Amat Sangat Sulit ....
70
Negatif...
71
Memastikan ...
72
Memilih ...
73
Bersikap Egois...
74
Membutuhkan Mu ...
75
Ngidam ...
76
Kembar...
77
Bukti Kasih Sayang...
78
Antusias ...
79
Koran ..
80
Berita Duka ...
81
Penyesalan Yang Selalu Menghantuiku...
82
Tidak Ingin Melakukan Kesalahan Yang Sama...
83
Tujuh hari Setelah Kematian Papa Cindy ..
84
Terlalu Menyakitkan....
85
Melarikan Diri ...
86
Kembali Untuk Mendapatkan Nya ....
87
Menunggu ...
88
Akhir Dari Kisah Cindy Dan Renal ...
89
Bonus Chapter 1
90
Bonus Chapter 2
91
novel baru ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!