NovelToon NovelToon
Suamiku Posesif

Suamiku Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.

Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.

Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.

Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^

Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Setrika Pakaian (Part 1)

Sepertinya waktu sudah semakin siang, aku harus menyiapkan pakaian dan keperluan menginap lainnya. Sebelum itu sholat zuhur dulu. Ren menjadi imam.

Setelah selesai aku berjalan ke kamar. “Ren, aku siap-siap dulu ya?”

“Hemm.”

Aku tinggalkan Ren yang sudah di sofa ruang tv, dia memegang hpnya. Safina belum juga bangun. Masih seperti bayi yang terlelap tanpa perlu memikirkan apapun. Menjadi anak-anak itu sangat menyenangkan. Dunia masih begitu sederhana bagi mereka.

“Ren, tolong ambil boks pakaian yang baru di setrika bude ya!” Aku berteriak dari kamar, sekalian mau membereskan pakaian yang baru disetrika. Memindahkannya ke dalam lemari. Setelah urusan persiapan menginap selesai. Kupinggirkan tas di dekat pintu.

“Ia!” Tapi sepertinya dia belum bergerak, karena aku belum mendengar langkah kakinya ke belakang. Sambil menunggunya membawa boks pakaian yang sudah di setrika, aku rebahan di atas tempat tidur. Aku teringat sesuatu, sambil menatap langit-langit kamar beberapa slide kenangan seperti dipentaskan.

...***...

Inilah perjalanan pernikahan kami diawal pindah rumah.

Ini kisah kami, saat aku baru pindah ke rumah baru ini. Setelah menikah aku dan Ren tinggal di rumah orangtua Ren selama  6 bulan. Kami memutuskan pindah bukan karena aku tidak nyaman tinggal di rumah mertua, mama dan papa sangat baik. Luar biasa baik padaku. Aku sudah diperlakukan seperti putri di sana. Ketiga kakak perempuan Ren yang dulu melimpahkan kasih sayang yang luar biasa untuk satu-satunya adik laki-laki, menyambutku dengan tangan terbuka. Aku banyak dibanjiri hadiah mewah oleh mereka.

Tapi kepindahan kami, karena lokasi aku bekerja cukup jauh dijangkau, jadi akhirnya disinilah kami. Memulai hidup yang baru. Rumah ini sudah lama dipersiapkan untuk Ren. Nah, kenapa aku mengatakan hidup yang baru padahal sudah 6 bulan aku menikah dengan Ren. Karena saat inilah akan mulai bermunculan sifat-sifat yang baru aku ketahui dari Ren. Mungkin begitu juga sebaliknya. Sifatnya yang selama ini tidak begitu aku sadari saat tinggal di rumah orang tuanya.

“Kakak kita pakai sikat gigi warna couple ya? aku warna biru dan kakak warna pink.”

“Aku nggak suka warna pink.” Jawabku cepat, lagian memang aturan dari mana pink selalu berpasangan dengan warna biru. Nggak bisa gitu biru sama putih, atau kuning, masih banyak warna di muka bumi ini selain pink. Maaf untuk kalian penyuka warna pink Mohon maaf ya.

“Kalau gitu aku yang pakai warna pink.”

Apa! Keseimbangan begitu dia menyebutnya. Aku tercengang. Karena akhirnya aku benar-benar memakai sikat gigi warna biru dan dia memakai yang warna pink.

“Kakak letakan sikat gigi dan pasta gigi seperti ini ya, miringkan sikat giginya menyilang.”

Apa! Apa masalah hidupmu Ren. Jujur aku sangat terkejut untuk sifat Ren yang satu ini. Selama di rumah mama dan papa aku tidak terlalu memperhatikan. Karena jujur aku tidak terlibat langsung dalam proses bersih-bersih rumah. Memang apa bedanya lho, kalau aku taro posisi begini dan begini. Asalkan nggak terbalik kan.

Biar indah aja dilihatnya. Hah! Oke akan kuingat.

“Kakak letakan pakaian sesuai dengan warna ya.”

“Apa, memang seperti itu ya di rumah kemarin.” Gila ya, aturan apalagi ini. Aku tanya, apa kalian juga melakukannya.

“Ia, apa kakak tidak lihat bedanya.”

Tidak sama sekali, buatku sama saja yang penting rapi.

“Bukankah sama saja Ren, yang penting kita letakan sesuai area jenisnya saja. Disini lemari kaos, disini kemeja, disini celana panjang, disini celana pendek.” Aku menjelaskan sambil menunjuk setiap bagian lemari. Ribet amat kalau harus disortir lagi sesuai warna.

“Kalau disusun sesuai warna itu akan jauh lebih rapi, mudah mencari pakaian yang kita butuhkan dan dilihat juga kan lebih bagus.”

Benarkah? Bagiku semua terlihat sama. Karena dia cemberut maka dimulailah misi menyelamatkan harga diri seorang istri. Bagaimana tidak disebut menyelamatkan harga diri, dia pamer kalau bibi di rumah mama sambil memejamkan mata juga bisa susun baju sesuai warna. Dusta!

Sampai suatu saat aku benar-benar dibuat kesal dengan sifatnya yang satu ini. Karena aku bekerja dan belum terbiasa mengurus rumah, sekaligus meladeninya (Ini sebenarnya alasan utamanya). Ren maunya aku masih bisa menemaninya sepanjang waktu, seperti saat di rumah mama.  Sedangkan di rumah kami sendiri aku pun harus melakukan pekerjaan rumah tangga. Akhirnya dia berinisiatif mencari orang untuk bantu-bantu. Aku tentu saja senang, urusan menyapu dan memasak mungkin masih bisa kutangani. Tetapi urusan pakaian aku benar-benar angkat tangan.

“Kakak kok setrikaannya begini?” Reaksi pertamanya saat pakaian hasil setrikaan bibi di rumah mama habis. Ini hasil setrikaan bude yang bekerja pada kami.  Aku kembali tercengang. Apalagi ini?

“Kenapa?”

“Tidak rapi, lipatan di bawah ketiak masih terlihat kusut.”

Mana, kuambil baju yang dipegangnya. Kusut darimana coba, ini kan rapi. Wangi juga lagi, aku sampai menempelkannya ke hidung. Dia tidak puas dengan hasil setrikaan bude. Kita sebut saja bude 1.

“Kalo gitu baju Ren biar aku yang setrika aja ya.” Aku tidak bisa berfikir apa-apa, hanya itu jalan keluar yang kurasa masuk akal.

“Tapi kakakan capek kalau pulang kerja harus menyetrika.”

“Kalau begitu berkompromilah.” Aku berkata agak keras, sial. Dia langsung muram dan berwajah sedih. Seperti habis kumarahi karena melakukan kesalahan. Ini malah membuatku tidak nyaman tahu. Baiklah, akhirnya bude 2 datang. Aku benar-benar merasa tidak enak saat menjelaskan kepada bude 1. Tapi kalau tetap dipertahankan aku yang pusing sendiri.  Saat kesepakatan dengan bude 2 aku sudah mewanti-wanti khusus tentang setrika pakaian. Pakaian Ren khususnya.

“Kakak.” Kembali komplain dengan hasil setrikaan bude 2, sekarang katanya lebih parah.

Dia masih tidak puas. Karena aku merasa malu, baru bekerja sehari harus menghentikan, akhirnya aku tetap mengizinkan bude 2 menyetrika pakaian, kecuali baju Ren.

Suatu malam saat aku belum bisa menemukan jalan keluar permasalahan setrika pakaian. Akhirnya akulah yang menyetrika baju Ren. Tidak terlalu menjadi masalah sebenarnya, karena aku hanya menyetrika pakaian yang dia pakai bekerja. Sedangkan pakaian sehari-hari tetap kuizinkan bude yang menyetrika. Tapi masalahnya anak ini tidak mau melepaskanku juga. Gerrrrr

“Kakak”

“Apa lagi?” acuh aku sudah mau berjalan ke ruang belakang untuk menyetrika bajunya.

“Minta peluk.”

Dia menarik tanganku. Sampai aku terperangkap di dadanya.

“Aku mau menyetrika baju kamu Ren.” Berontak.

“Minta peluk.” Anak ini. Tenagaku tidak kuat untuk meloloskan diri. Meladeninya, sekaligus membuatnya puas urusan setrika benar-benar membuatku kelelahan.

Akhirnya karena dia merasa aku cueki, sumpah! Padahal nggak.  Dia memberiku berita yang mengejutkan.

“Kenapa harus membawa baju ke rumah mama. Rumah mama kan nggak dekat Ren.” Pagi-pagi sambil sarapan suhu rumah sudah memanas.

“Kalau begitu biar Bibi Hartanti yang kemari seminggu sekali.” Dia bibi yang mengurus masalah pakaian di rumah Mama.

“Apa! Itu lebih tidak masuk akal lagi.” Rumah kami itu berjauhan lho, bukan satu RT.

“Tapi.”

Aku tahu dia belum bisa berkompromi dengan hatinya. Selalu ada sesuatu yang mengganjal saat pagi hari dia harus.memakai kemeja untuk ke kantor. Benar, aku bisa melihat itu. Bagaimana ya menggambarkannya, ketika sesuatu itu tidak sempurna di mata kita tapi kita harus menjalaninya. Aneh, sesak, dan tidak puas.

“Kamu masih tidak puas dengan hasil setrikaku kan?” Ia kan, ia kan. Jawab. ayo sakiti hati istrimu ini.

“Tidak, aku puas kok dengan setrikaan kakak.” Bohong. Aku tahu itu “ Aku hanya tidak mau kakak kecapaian.”

“Aku nggak kecapaian.” Gusar. Aku masih sanggup kalau cuma menyetrika, toh waktu aku masih gadis aku juga menyetrika pakaian.

“Tapi Kakak jadi nggak ada waktu buat aku.”

Apa!  Alasan apa itu. Jadi berkompromilah! Kalau kau mau aku menemanimu, pakai saja baju apa adanya.

“Baiklah, kita cari yang mau bantu setrika lagi ya.” Menyerah, aku inggin mendebatnya lagi. Tapi melihat wajahnya sudah muram aku yang mengalah.

Bertemulah kami dengan bude 3. Diawal aku benar-benar menjelaskan apa adanya, cerita tentang dua bude sebelumnya. Apakah bude 3 mau mencoba aku serahkan sepenuhnya padanya. Dan saat dia menganggukkan kepala aku sangat bersyukur. Mulailah dia bekerja pada kami.

Ren masih agak gusar dengan hasil setrikaan bude 3. Tapi dia tetap memakainya. Memakainnya dengan terpaksa. Aku benar-benar bisa mengenali perubahan wajahnya jika dia melihat isi lemari. Untuk peletakan pakaian aku sudah terbiasa memisahkannya berdasarkan warna dan jenisnya.

Kalian tahu, ini adalah saat dimana aku benar-benar terkejut untuk memahami kebiasaan Ren perihal pakaian. Saat di rumah mama aku benar-benar tidak menyadari. Semua terbantu oleh bibi di rumah Ren. Memang, perlahan dan pasti setelah menikah memang akan ada banyak sekali hal baru tentang kepribadian pasangan kita yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui akan mulai bermunculan satu persatu. Ketika dibenturkan dengan masalah semacam itu maka saling komunikasi adalah salah satu jalan keluar yang pertama. Rendahkan ego serendah-rendahnya dan saling mengalah.

Mungkin untuk saat ini aku yang harus banyak mengalah. Ren sudah hidup secara teratur sepanjang hidupnya, bertemu denganku yang alakadarnya, dan menyesuaikan dengan diriku mungkin adalah mimpi buruk baginya. Tapi tentu saja itu berbada pada setiap pasangan. Kalianlah yang menjalani hubungan itu, kalianlah yang paling tahu yang terbaik untuk diri kalian. Wahhh, udah seperti kultum aja ya. Haha.

Bersambung......

1
𝖌𝖆𝖉𝖎𝖘
. aaaaaaaa /Facepalm//Facepalm//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Dwi Cahyaningsih
aku mampir ya kak
Tamao Mirai
andrian kan ibunya udh gak ada. ayahnya nikah lagi. dia gak mau ikut orangtuanya. andrian tinggal sama keluarga ibunya. sepertinya andrian mengagumi ayana sebagai sosok ibu.
Tamao Mirai
masih ada stok gak? laki laki begini.. 🤣🤣🤣
Tamao Mirai
haha.. lucunya pasangan ini..
Tamao Mirai
wkwkw... aku mau lah jd adiknya.. supaya dpt uang jajan.. wkwkw..
Tamao Mirai
gemees..
Tamao Mirai
gemes sama ren.. asli pengen nampol.. 🤣
Tamao Mirai
pengen nabok ren.. 🤣🤣🤣
ummi rama
aku sdh menebak nya pasti Bagas salah ngk mkin lah Andrian main pukul aja..
Ida Miswanti
Janji ku pada mu Thor selalu membaca karya mu lebih dari 3x
Aryan Khan
aku gak mau punya suami posesif kaya ren, maunya posesif nya tuan saga 😅
Wahyu Kasep
cerita nya biasa aja 😏 garing banget tidak rame " nya


membaggongkan
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
seneng yahh ren lihat kak Aya cemburu gitu , kalian pasangan unik ihh
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
sumpah renan hidup mu tertata banget sampai masalah baju sedetail itu
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
wkwkwkw maulah kayak Haikal punya kakak ipar macam ren yang paket lengkap gini walaupun bucinnya minta ampun /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
wkwkwkw nah renan ngaku kalo dia ngerepotin, lagian emang sudah siap punya anak gitu/Facepalm/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
ren ya ampun kak Aya ketawa ada tukang roti disitu aja kamu cemburu sampai kayak gitu /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
kasian Bu ayu angannya udah tinggi taunya cuma semangkok mie instan yang disediakan pak Wahyu mana pakai bumbu nya ketinggalan
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
makin bucin sama Ren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!