SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Holaaa aku kembali😅😅.
jan lupa dukungan nya ya, like komen share boleh 🤭
happy reading !!!
_____
Rasa mual terus bergejolak yang Sadifa rasakan. Tak berselera untuk mengisi perut nya dengan makanan sedikit pun. Padahal perut nya pun terasa sangat lapar.
Duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi di temani oleh Mbak Nunung.
"Buk makan dulu, dari pagi Ibuk belum mengisi perut sedikit pun dengan makanan." Ucap Mbak Nunung mengingatkan wanita itu.
Menarik nafas panjang, lalu membuang nya kasar. Ada apa sih dengan tubuh nya ? kenapa mendadak banyak perubahan seperti ini ? Sadifa berpikir sedikit merasa bingung dengan apa yang dirasakan tubuh nya saat ini.
"Nanti aja mbak, aku belum laper." Wanita itu menjawab.
_____
Melangkah kan kaki nya lesu, rasa lelah menyerang setelah seharian bertempur dengan pekerjaan nya. Melonggarkan dasi yang melilit leher nya, Fahri mendudukkan tubuh lelah nya di sofa ruang tengah.
"Mbak... tolong ambilkan saya air putih." Pinta laki-laki itu pada Mbak Nunung yang sedang sibuk menyiapkan makan malam di dapur.
Meneguk segelas air putih yang di bawakan mbak Nunung hingga habis, lalu menyerahkan gelas nya kembali pada asisten rumah tangga nya itu. "Sadifa udah makan mbak ?" Tanya Fahri.
"Ibuk dari pagi gak mau makan pak." Mbak Nunung menjawab.
"Kenapa ?" Fahri tersentak mendengar nya.
"Dari pagi Ibuk muntah muntah pak." Jelas Mbak Nunung.
Fahri terdiam. Tanpa bertanya lagi ia langsung bangkit dan sedikit terburu-buru melangkah kan kaki nya menaiki anak tangga untuk menuju ke dalam kamar nya.
Cklek...
Laki-laki itu membuka pintu kamar nya, ia melihat sosok wanita yang ia cintai sedang duduk termenung dibatas ranjang.
"Sayang..." Fahri menyapa nya, ia ikut mendudukkan diri nya disamping Sadifa.
Tangan kanan nya terangkat menyentuh pucuk kepala wanita nya itu. "Kamu kenapa gak mau makan ?" Suara Fahri bertanya dengan sangat lembut nya.
Tak ada jawaban. Wanita itu hanya diam tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan Fahri yang kini sudah menjadi suami nya sejak satu bulan yang lalu setelah semua kejadian itu.
"Kamu sakit ??" Laki-laki itu masih tak menyerah, ia begitu sabar dan lembut nya memperlakukan istri nya itu. Ya, meski cara nya bisa terbilang salah untuk mendapatkan wanita pujaan nya.
Sadifa menggeleng, memberi jawaban pada suami nya sesingkat itu.
"Kata Mbak Nunung tadi kamu muntah-muntah ?" Fahri kembali melemparkan pertanyaan nya.
Dia mengangguk. Membenarkan ucapan Fahri pada nya itu.
Begitulah kehidupan sepasang kekasih yang sekarang sudah menjadi sepasang suami dan istri. Mereka memang saling mencintai, tapi kehidupan rumah tangga mereka tidak seperti sepasang suami istri pada umumnya.
Sadifa memang mencintai Fahri, tapi setelah semua hal yang menimpa nya wanita itu lebih menjadi pendiam, hanya mengurung diri di kamar, bicara hanya seperlu nya saja pada Mbak Nunung atau pun pada Fahri suami nya.
Perempuan itu depresi, ia merasa bersalah yang amat sangat pada mantan calon suami nya yaitu Anan Malik. Pada orang tua Anan yang sudah menganggapnya seperti anak kandung mereka sendiri, terlebih pada sang ayah yang mungkin sangat sangat ia permalukan saat itu. Sadifa merasa menjadi anak yang tak berguna untuk sang ayah yang begitu sangat disayangi nya.
"Kita ke dokter ya.." Ajak Fahri.
"Ga perlu !" Ketus Sadifa membuka suara.
"Aku takut kamu kenapa-napa."
"Aku gak papa !"
"Tapi sayang ka-
"Gak usah maksa bisa gak !!" Suara Sadifa terdengar menyentak memotong ucapan Fahri. "Aku gak papa !!"
Sejenak mata mereka saling menatap. Fahri yang menatap istri nya itu dengan sendu, sedangkan Sadifa terlihat penuh dengan amarah di sana.
_____
Like, komen tekan fav ❤️ yah 😁
yg penasaran sama Daddy anan tunggu ya 🤭🤭 wkwkwk
selamat malam dan selamat istirahat ❤️
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya