*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10: Serum Kebenaran dan Emas Hitam
Tenda komando itu remang-remang, hanya diterangi satu lampu minyak yang bergoyang pelan tertiup angin malam. Di luar, suara sorak-sorai kemenangan prajurit Aethelgard terdengar sayup-sayup, kontras dengan atmosfer dingin di dalam tenda.
Viscount Griven terikat di kursi kayu kasar. Wajah bangsawannya lebam, bukan karena dipukul, tapi karena jatuh dari kuda. Dia menatap Zephyr dengan campuran kebencian dan ketakutan.
"Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dariku, Kaisar Palsu," ludah Griven. "Aliansi Tiga Negara memiliki kode etik. Kami dilatih untuk menahan interogasi. Cabut saja kuku-kukuku, aku tidak akan bicara."
Zephyr duduk di seberangnya, membersihkan kacamata taktisnya dengan kain mikrofiber. Dia bahkan tidak melihat ke arah Griven.
"Cabut kuku?" Zephyr terkekeh pelan, memasang kembali kacamatanya. "Itu metode barbar, Griven. Itu kuno. Kotor. Dan seringkali tidak akurat karena orang akan mengatakan apa saja agar rasa sakitnya berhenti."
Zephyr berdiri, lalu membuka menu [OMNI-STORE].
[KATEGORI: MEDIS & KIMIA]
[ITEM: Sodium Thiopental (Pentothal) - 1 Vial]
[ITEM: Disposable Syringe 10ml]
Sebuah botol kaca kecil berisi cairan bening dan jarum suntik muncul di tangan Zephyr. Alistair, yang berdiri di pojok tenda memegang buku catatan, menatap benda itu dengan ngeri.
"Y-Yang Mulia... apakah itu racun?" tanya Alistair pelan.
"Bukan racun," jawab Zephyr sambil menyentil jarum suntik untuk membuang gelembung udara. "Ini adalah Sains. Di duniaku, kami menyebutnya 'Serum Kebenaran'. Obat ini akan menekan sistem saraf pusat bagian penghambat di otak. Singkatnya: Kau akan terlalu mabuk untuk bisa berbohong."
Zephyr mendekat ke Griven.
"Jangan mendekat! Sihir apa itu?! Jauhkan dariku!" Griven meronta panik. Bagi orang abad ke-18, jarum suntik jauh lebih menakutkan daripada pisau belati.
Dua prajurit menahan bahu Griven. Tanpa basa-basi, Zephyr menusukkan jarum itu ke leher Griven, tepat di pembuluh vena.
"Tidur yang nyenyak, Viscount."
Cairan masuk.
Griven menegang sesaat, lalu tubuhnya melemas. Matanya yang tadi tajam kini menjadi sayu, pupilnya melebar. Kepalanya terkulai, mulutnya sedikit terbuka.
Zephyr menarik kursi, duduk tepat di depan wajah Griven. Dia mengaktifkan [Mata Penguasa] untuk memverifikasi setiap kata.
"Namamu?" tanya Zephyr datar.
"Griven... putra Duke Orland..." jawabnya lamat-lamat, seperti orang mengigau.
"Kenapa Vexia menyerang Aethelgard? Tanah kami tandus. Tambang kami hampir habis. Tidak ada untungnya mengirim 5.000 pasukan."
Griven terkekeh pelan, suara orang mabuk. "Tambang tembaga... itu hanya alasan... untuk publik. Yang kami cari... ada di Utara."
"Apa yang ada di Utara?"
"Cairan itu..." Griven menjilat bibirnya yang kering, matanya menerawang di bawah pengaruh serum kebenaran. "Cairan hitam di Teluk Utara... Para alkemis bilang itu api abadi... Siapa yang menguasainya, menguasai energi..."
Zephyr mendengus. Sebuah dengusan yang penuh penghinaan.
"Jadi, kalian mengirim 50 kapal perang. Kalian melanggar perbatasanku. Kalian berniat membunuh rakyatku. Hanya demi... cairan hitam kotor itu?"
"Kotor?!" Griven tersentak, sedikit kesadarannya memberontak. "Itu harta karun! Kau tidak mengerti nilainya!"
"Aku tidak mengerti?"
Zephyr berdiri. Wajahnya dingin, tanpa emosi. Dia mengulurkan tangan kanannya.
[OMNI-STORE: Jerry Can 5L - Pertamax Turbo (RON 98)]
Sebuah jerigen merah muncul entah dari mana. Zephyr membuka tutupnya, menuangkan cairan bening kemerahan itu ke dalam cangkir logam di meja. Baunya tajam, kimiawi, dan murni.
Zephyr menyalakan korek api dan melemparnya ke cangkir itu.
WUSH!
Api biru menyambar ganas. Bersih. Tanpa asap hitam pekat. Panasnya terasa menyengat wajah Griven bahkan dari jarak satu meter.
"Lihat itu, Griven," suara Zephyr rendah tapi menekan. "Minyak kalian itu sampah. Kotor, bau, dan butuh disuling bertahun-tahun. Sedangkan milikku? Murni. Sempurna. Dan aku punya lautan tak terbatas dari benda ini di ujung jariku."
Griven melongo menatap api biru itu. "B-bagaimana...?"
Zephyr menendang meja hingga cangkir itu jatuh, membiarkan apinya padam di tanah.
"Aku tidak butuh minyak di Teluk Utara itu. Demi Tuhan, aku bahkan tidak peduli jika rawa itu kering kerontang."
Zephyr mencengkeram kerah baju Griven, menarik wajah bangsawan itu mendekat.
"Tapi kau tahu apa masalahnya?"
Mata Zephyr berkilat ganas.
"Itu tanahku."
"Rawa bau itu... lumpur hitam itu... batu kerikil di pantainya... semuanya adalah milik Kekaisaran Aethelgard. Milikku."
"Aku tidak peduli meski di sana tidak ada apa-apa selain pasir. Tapi saat kalian—orang asing—berani melangkahkan kaki kotor kalian ke halaman rumahku tanpa izin dan mencoba mengambil apa yang ada di sana..."
Zephyr melepaskan cengkeramannya, membuat Griven terhempas kembali ke kursi.
"...Itu penghinaan bagi Kaisar."
Zephyr berbalik membelakangi Griven.
"Kalian membangunkan singa tidur bukan karena mencuri dagingnya, Griven. Tapi karena kalian menginjak ekornya."
"Alistair!"
"Y-Ya, Yang Mulia!" Alistair menjawab gugup, masih takjub melihat api biru tadi.
"Siapkan keberangkatan ke Utara. Aku akan menghancurkan armada mereka. Bukan untuk menyelamatkan minyak, tapi untuk mengajarkan mereka satu aturan mutlak di dunia ini."
"Apa itu, Yang Mulia?"
"Bahwa tidak ada satu pun—baik itu manusia, raja, atau dewa—yang boleh menyentuh milik Zephyrion tanpa membayar nyawa."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪