Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. tidak pernah gagal
kini mereka sudah kembali pada aktivitas masing-masing. begitu pula dengan Aslan, dia langsung pergi mencari pekerjaannya. dia mencoba mencari pekerjaan, yang mungkin cepat mendapatkan rupiah. walaupun nyatanya, pekerjaan yang paling cepat itu adalah bermain saham di dalam situs resmi yang selalu ia kunjungi.
tapi, karena dulu keterbatasan alat elektronik, dia tak bisa selalu mengunjungi situs itu dan bermain saham di sana dengan uang seadanya. dia pun saat ini hanya bisa mendapatkan keuntungan puluhan juta. karena tentu saja modalnya terbatas. tapi setiap kali dia masuk dan bermain saham di sana, dia tak pernah gagal dan tak pernah pulang dalam keadaan kosong.
dan ketika dirinya cukup lama berjalan, serta mencari pekerjaan ke sana kemari, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan untuk memindahkan batu bata dari atas truk ke lokasi yang akan dibangun.
dia tentu saja senang, karena ternyata upahnya cukup untuk dirinya dan istrinya.
"kalau begitu kamu langsung bekerja saja! tapi saya tidak janji akan mempekerjakan kamu setiap saat. mungkin hanya ada kesempatan hari ini saja. karena beberapa karyawan saya tidak ikut, karena sedang mengambil cuti." ucap mandornya.
"tidak masalah Pak!! satu hari mendapatkan nafkah saja sudah jauh lebih dari cukup."
"baiklah kalau begitu..!!"
akhirnya tanpa pikir panjang, Aslan mulai bekerja memindahkan batu bata itu ke tempat yang telah ditetapkan oleh sang mandor. bahkan dia bekerja cukup cepat, karena sudah terbiasa bekerja di tempat-tempat yang berat seperti ini.
saat dirinya sedang sibuk memindahkan batu bata itu, tiba-tiba pemilik bangunan itu datang untuk memantau. dan orang itu adalah Riski bersama dengan kekasih hatinya.
"loh loh.. di sini ada Mas Aslan ya..?" ucap orang itu, membuat Aslan yang sedang fokus langsung menolehkan wajahnya.
dan ketika melihat Rizki di sana, dia langsung menghentikan pekerjaannya sejenak. dia juga mengamati perempuan yang nyatanya adalah kekasih hatinya dulu. namun tidak menghianatinya setelah mengetahui identitasnya. justru perempuan itu lebih memilih Rizki, adik angkatnya di keluarga Purnomo.
tapi sekarang, dirinya sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan keluarga itu.
"oh... tuan muda Rizki." sapanya apa adanya. Rizki yang melihat wajah Aslan seperti itu langsung berlagak sombong. padahal, dia menuntut ilmu dan kuliah, semua biaya dicari oleh Aslan. yang mana, saat Rizki masih belum bisa melakukan apa-apa, Aslan muncul sebagai donaturnya.
"di mana kehidupan kamu di luar..? Apakah enak.? tapi kalau kamu sudah merasa tidak tahan lagi, kamu bisa pulang ke rumah kok. tapi kamu harus bersedia menjadi sapi perah keluarga Purnomo. dan kamu harus mau menikah dengan perempuan bodoh itu dari keluarga dahara. dengan begitu, kamu bisa hidup dengan enak dan nyaman di sana." ucap Rizky.
mendengar itu, Aslan pun langsung terkekeh pelan.
"terima kasih banyak untuk tawarannya tuan muda. tapi saya tidak tertarik untuk melakukan transaksi itu. saya lebih senang hidup seperti ini sekarang. maaf tuan muda, saya tidak bisa mengobrol panjang lebar dengan anda. pekerjaan saya masih banyak.." tuturnya dengan ramah. bukan tidak bisa atau takut untuk mengejek balik, dia hanya tidak ingin masalah menjadi tambah panjang.
"sombong sekali kamu as. padahal ini adalah kesempatan untuk kamu, agar bisa hidup enak dan nyaman di rumah orang kaya. tapi dengan tidak tahu dirinya, kamu malah berlaga dan menolak tawaran itu." ucap perempuan yang pernah dekat dengannya itu. mendengar itu Aslan Tersenyum Lagi.
"maaf Nona Nadia. kalau memang Nona berpikiran seperti itu, maka dengan senang hati kesempatan ini akan saya serahkan kepada tuan muda Rizky. biar dia juga bisa hidup enak dan nyaman di keluarga orang kaya."
mendengar jawaban itu, Nadia langsung merasa tersinggung.
"kamu -"
"maaf tuan muda, Nona muda. saya masih harus bekerja." dan tanpa menghiraukan Mereka lagi, Aslan langsung memulai pekerjaannya kembali dan mengabaikan keduanya.
"lihat saja kamu Aslan!! kamu akan menyesal karena menolak kesempatan ini. bahkan sampai sekarang, Kamu tidak akan pernah bisa kembali ke keluarga Purnomo lagi." ancam Rizki. namun Aslan tidak menghiraukannya, dia terus sibuk sendiri agar pekerjaannya bisa selesai dan dirinya bisa pulang dengan cepat.
dia juga sengaja tidak mengatakan kalau dirinya telah menikah, dan memiliki seorang istri yang baik. dia hanya tidak mau, kalau nanti Rizki akan menyelidiki dirinya, dan berujung menyakiti hati sang istri.
"sudahlah Riz.. biarkan saja dia. palingan beberapa hari lagi, dia akan pulang dan memohon-mohon kepada kita. lebih baik kita lanjutkan saja surveinya biar cepat selesai." karena tugas mereka hanya datang untuk survei, dan bukan untuk mengurusi bahan material, Mereka pun langsung bergegas meninggalkan Aslan yang masih sibuk memindahkan batu bata itu.
Aslan yang melihat kepergian Mereka pun, langsung mengela nafas dengan lega.
(huh!! bikin pusing saja. Untung saja, mereka tidak terlalu banyak mencari masalah. kalau tidak, dapat dipastikan aku membuat mereka menjadi babak belur.) batinnya sambil melirik dengan kesal.
anak keturunan keluarga Purnomo, semuanya sudah pada sukses dengan karir masing-masing. dan itu semua tak luput dari keterlibatan dirinya dan kerja kerasnya. tapi sedikit pun, dan satu orang pun tak ada yang mengapresiasi atau menghargai dirinya sebagai donatur.
(hah!! kenapa aku jadi kesel. sudahlah. pekerjaan ini tinggal sedikit lagi, aku juga harus bergerak pulang.) batinnya lagi.
ketika waktu menunjukkan pukul setengah tiga sore, dia pun berhasil menyelesaikan pekerjaannya. kalau saja dia tidak berhenti istirahat, makan siang dan salat zuhur, mungkin semua pekerjaannya akan selesai lebih cepat.
"Alhamdulillah.. Akhirnya selesai juga." dia pun langsung mengintip waktu di handphonenya. dan masih menunjukkan pukul setengah tiga sore.
"sepertinya, aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk pergi ke konter HP dan membeli handphone untuk Nisa." gumamnya dengan suara yang pelan. setelah itu dia pun langsung bergegas menemui sang mandor, yang masih mencatat beberapa bahan material yang masih kurang.
"Maaf bos.. pekerjaan memindahkan batu bata dan material lainnya sudah selesai." ujarnya dengan sopan.
"oh ya.. terima kasih banyak ya." sang mandor pun langsung memberikan uang sebesar rp1.000.000 kepadanya. dan, lihat itu Aslan langsung kebingungan sendiri.
"banyak sekali bos.." ucapnya. dia tentu tahu berapa gaji yang harus diterimanya. apalagi pekerjaannya hanya memindahkan batu bata saja dan menurunkannya dari atas mobil.
"oh tidak masalah!! saya benar-benar beruntung karena kamu datang tepat waktu. kalau tidak, Saya pasti akan keteteran sendiri. apalagi masih banyak yang harus saya data. ambil saja, itu belum seberapa. dibandingkan dengan batu bata banyak yang telah kamu pindahkan dengan cepat." tuturu sang mandor.
Aslan langsung tersenyum senang. dia tentu saja pembawa keberuntungan. karena setiap orang yang melihatnya akan menilai kalau dia adalah orang yang jujur.
"Alhamdulillah.. kalau begitu terima kasih banyak ya bos. saya pamit dulu.."
"iya. sama-sama. hati-hati di jalan mas."
"baik bos." Aslan pun langsung meninggalkan tempat itu, dan tentu saja pergi menuju konter terlebih dahulu.