Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sapta Hasta Braja
"Kenapa harus malam Ki?"
"Biar tenang kalau latihannya malam, ayo cepat keluar."
Sebelum keluar, Si rawing membuka bajunya, lalu mengikuti langkah Ki Debleng keluar.
"Kamu duduk di atas batu itu rawing, nanti aku akan memberitahu kamu, bagaimana mana caranya melatih dan menggunakan tenaga dalam, kalau kamu menuruti semua yang aku katakan, bisa di pastikan kamu pasti akan menjadi jagoan."
"Iya aki-aki peot, ayo mulai latihannya jangan banyak bicara."
Malam itu Si rawing di latih bagaimana cara mengatur dan menggunakan tenaga dalam.
Waktu terus bergulir, tidak terasa Si rawing sudah berlatih bersama Ki Debleng selama dua bulan, siang dan malam Si rawing melakukan latihan, tapi dia belum di latih gerakan atau jurus-jurus ilmu silat, hal itu membuat dia penasaran, sesudah latihan tenaga dalam, Si rawing bertanya kepada Ki Debleng.
"Aki-aki, aku mau tanya, sudah lama aku latihan, tapi kenapa aku belum di latih jurus-jurus ilmu silat.?"
Mata Ki Debleng melotot ke arah Si rawing, hal itu membuat nyali Si rawing sedikit menciut, "jangan banyak bertanya kamu rawing, kamu hanya perlu menuruti apa yang aku katakan dan perintahkan. Latihan yang selama ini kamu lakukan merupakan dasar atau pondasi dari ilmu silat, kalau pondasinya tidak kuat dan langsung berlatih jurus, bisa di pastikan kamu akan menjadi gila. Aku tidak berbohong rawing, sebuah rumah saja pasti akan roboh kalau pondasinya tidak kuat, kamu mengerti rawing.?"
"Iya aki-aki peot, tapi bicaranya jangan sambil melotot, mau di colok itu mata.?"
"Hehehe, sekarang kita bahas masalah ilmu silat, Apa Kamu sudah tahu apa yang dimaksud pondasi yang paling kuat dalam ilmu silat.?"
"Menurut aku, jangan hanya mengandalkan jurus-jurus dan gerakan ilmu silat saja, tapi juga harus di barengi dengan ketenangan pikiran saat kita menghadapi lawan."
"benar seperti itu, tapi itu saat menghadapi lawan, yang aku maksud pondasi yang paling kuat dalam ilmu silat itu, kita harus memahami secara mendalam latih lahir dan batin, pondasi yang paling kuat itu indra, cepat, dan teguh."
"Apa artinya itu Ki.?" Si rawing jadi penasaran, sebab dia belum pernah mendengar perkataan seperti itu dari Wira Karta.
"Indra- mata dan pikiran kita harus selaras, kita juga jangan cemas saat bertarung kalau kita cemas kita bisa terkena serangan lawan.
Cepat- kita harus siap siaga saat lawan menyerang dan juga kita harus cepat melakukan serangan terhadap lawan.
Teguh- artinya hati kita tidak merasa takut, tidak perduli dengan perawakan lawan, kita harus percaya terhadap kekuatan diri kita sendiri, tapi bukan berarti kita sombong atau takabur, tapi kita merasa punya kewajiban untuk membela diri. Kalau pondasi kamu sudah kuat seperti itu, baru aku akan menurunkan semua jurus-jurus silat yang aku punya. Ilmu silat yang aku punya itu bernama Sapta Hasta Braja."
"Hahaha, bahasa apa itu aki-aki peot.? Baru pertama kali aku mendengarnya."
"Hehehe, dengarkan dulu jangan dulu protes, itu adalah bahasa Karuhun."
"Apa artinya aki-aki peot.?"
"Artinya Sapta itu artinya Tujuh. Hasta itu artinya tangan. Sedangkan Braja itu kekuatan. Jadi ilmu silat yang aku kuasai itu bernama Tujuh kekuatan tangan, jadi itu yang membuat tangan aku menjadi hitam seperti ini. Jadi laper rawing, aku mau pais ikan lele rawing."
"Lagi membahas jurus silat, malah jadi membahas Pais lele, dasar aki-aki peot."
"Hehe, jangan terlalu serius kalau ngobrol, mending sekarang kita nangkap ikan lele di sungai."
Ki Debleng memang aneh, mereka berdua sedang serius membahas ilmu silat, tapi dia malah membahas hal yang lain terus mengajak Si rawing menangkap ikan lele di sungai.
Si rawing memang sudah hapal dengan sikap dan tingkah lakunya Ki Debleng selama dua bulan ini. "menangkap ikan lele nanti kena patil Ki. Kalau nanti kena patil ikan lele tangan kita bisa bengkak Ki."
"Hehehe, penakut kamu rawing masa ada jagoan penakut. Ayo aku temani menangkap ikan lelenya."
"ya sudah kalau aki maksa, tapi kalau malam-malam begini ikan lele pasti pada galak-galak Ki, suka matil ki"
Ki Debleng terdiam sebentar, lalu kembali menatap kearah Si rawing, "Tapi bener juga, aku tidak mau kalau nanti tangan aku bengkak. Jadi seperti itu rawing apa sebabnya ilmu silat hanya ada tujuh jurus."
"Apa sebabnya Ki.?"
"Sebab kehidupan manusia tidak bisa lepas dari hari-hari yang ada tujuh. Malam-malam begini enaknya bakar singkong terus di taburan parut kelapa pasti enak wing."
Ki Debleng merebahkan tubuhnya dengan sekejap dia telah berpindah alam.
Melihat tingkah Ki Debleng, Si rawing hanya tersenyum lalu dia juga merebahkan tubuhnya di samping Ki Debleng. Kalau Ki Debleng sudah tertidur dia tidak bisa di ganggu.
Meskipun sikap dan tingkah lakunya Ki Debleng seperti itu, tapi bagi Si rawing jadi tambah yakin kalau ilmu silat yang di miliki oleh Ki Debleng memang tinggi. Hal itu membuat tekad Si rawing bertambah kuat, dia harus bisa menyerap semua ilmu silat yang di miliki oleh Ki Debleng.
******
Hari demi hari terus di lewati Si rawing dengan latihan, saat pagi sampai sore dia terus melatih fisiknya sedang kan malam hari dia berlatih tenaga dalam.
Tapi kali ini berbeda, Ki Debleng mengajak Si rawing ke sebuah pantai, yang tadinya latihan mengubur kedua tangannya, tapi sekarang dia harus mengubur tubuhnya menggunakan pasir pantai dengan keadaan tubuh yang telanjang.
Saat hari pertama dan kedua, Si rawing merasa berat, tapi setelah hari kelima dia sudah mulai terbiasa.
Latihan selanjutnya, Si rawing harus menahan datangnya air ombak saat menabrak tubuhnya, saat pertama melakukan hal itu, Si rawing merasakan tulang di tubuhnya seperti patah tapi setelah melakukannya beberapa kali Si rawing menjadi terbiasa dan bisa menahan datangnya ombak.
"heheh, sekarang kamu sudah bisa menahan datangnya ombak laut, sekarang kamu coba duduk di atas batu karang itu, ombak laut disana lebih cepat dan kuat, heheheh, kalau kamu sampai terbawa arus ombak, itu urusan kamu rawing."
"jadi maksud latihan sekarang itu apa Ki.?"
"Iya latihan, kamu bodoh.? Seperti biasa buka baju kamu."
"dingin Ki, panas juga."
"makanya cepat buka baju, terus duduk sila, jangan banyak bicara, pusatkan pikiran jangan berpikir macam-macam. fokus pada suara datangnya ombak laut, kamu rasakan seperti kamu dan ombak laut itu satu."
"siaplah Ki."
Si rawing melakukan apa yang telah di perintahkan oleh Ki Debleng. Setiap hari Si rawing berlatih di sisi pantai.