NovelToon NovelToon
KENANGAN SANG PENDAKI

KENANGAN SANG PENDAKI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Pengganti / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:19
Nilai: 5
Nama Author: Maria Anastasia

Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. IJIN DARI ORANG TUA

POV DONA

Aku yang penasaran dan merasa familiar dengan suara itu segera berlari keluar dari ruangan itu. Dan ternyata....

aku kaget melihat Bayu berteriak-teriak memanggil nama kak George, dan aku pun menghadangnya di depan pintu ruangan kak george.

"Bayu kenapa kamu teriak-teriak? ini masih di lingkup kampus tidak enak kalau sampai terdengar oleh dosen?" tegurku kepada Bayu.

"Minggir, aku tidak ada urusan dengan kamu. aku ingin berbicara dengan George!!" jawab Bayu dengan kasar kepadaku.

aku sempat bertatap-tatapan dengannya, aku tidak mengerti kenapa Bayu seperti kelihatan sangat marah dengan kak George, dan sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka berdua?

"Hmmm.... maaf ya adek. Biar adek bertiga pulang saja dulu. Jangan lupa besok kumpulin formulirnya." pesan kak George

"Oke kak, kalau begitu kami permisi dulu." Pamit Lidya.

Dan Lidya pun menarik tanganku agar segera menyingkir dari ruangan kak George.

Sebenarnya aku tidak mau pergi dari sana. Aku penasaran sebenarnya ada apa di antara mereka, tapi aku tau kalau aku juga baru mengenal mereka, jadi aku tidak bisa ikut campur dengan urusan Bayu dan kak George.

"Kamu pulang naik apa, Don?" tanya Lidya.

"Aku naik metro mini, say."

"Bagaimana biar aku dan Riri antar kamu pulang?" tanya Lidya.

"Tidak usah Lid, biar aku naik metro mini saja."

"Oke kalau begitu kami duluan, kamu hati-hati ya Dona." pamit mereka berdua.

Kami pun berpisah di parkiran, dan aku segera menuju halte untuk menunggu metro mini di sana.

"Blok M... blok M!!" teriak kondektur metro mini membuyarkan lamunanku.

Aku segera melambaikan tangan dan bergegas naik ke bis itu. Aku memang terlahir dari keluarga yang berada tapi itu semua tidak membuatku sombong ataupun manja.

karena memang dari kecil aku sudah diajarkan hidup sederhana di tambah hobiku yang berpetualang membuatku lebih nyaman jika bepergian dengan bis.

Akhirnya aku sampai juga di daerah blok M. Aku segera turun dari metro mini dan berjalan kaki menuju kompleks perumahan yang memang tidak terlalu jauh dari jalan raya.

"Ma, aku pulang" teriakku dari luar. Lalu aku bergegas masuk ke dalam rumah dan segera membaringkan diri di sofa.

Aku merasa sangat lelah, panas, capek dan haus...

"Ya ampunnn Dona, kamu kenapa? Capek ya? Pulang-pulang kok langsung tiduran di sofa."

"Aku rasa hari pertama kuliah ini sangat melelahkan ma, beda dengan waktu di bangku SMA." Mama hanya tersenyum mendengar keluhanku.

"Ya sudah kamu ganti baju dan bersih-bersih dulu sayang, baru habis itu langsung makan ya? Mama tunggu kamu di meja makan." Aku pun hanya menganggukkan kepalaku dan bergegas masuk ke kamar untuk bersih-bersih.

Setelah bersih-bersih aku bergegas menuju ruang makan dan mama sudah menungguku di sana.

"Ma, Nathan dan Noah di mana? apa mereka belum pulang sekolah?" tanyaku sambil menyendok nasi dan lauk pauk ke piringku.

"Mereka tadi ijin pulang terlambat karena bilangnya ada pelajaran ekstra, maklum mereka kan sudah kelas 3 SMA."

Aku pun melanjutkan makan tanpa berbicara lagi dengan mama.

"Ma, aku istirahat siang dulu ya. Aku rasa mengantuk sekali, nanti bangunkan aku jam 4 sore ya ma?"

"Oke sayang." balas mama.

Aku merasakan lelah yang teramat sangat dan entah kenapa aku jadi memikirkan Bayu Wirawan, aku merasa penasaran dengan kemarahan Bayu tadi di kampus kepada kak George, sebenarnya ada hubungan apa di antara mereka berdua? mereka sepertinya sudah saling kenal.

Aku memikirkan Bayu sampai aku tertidur lelap sekali.

"Tok... tok... bangun Dona sayang, sudah sore nih..." aku kaget karena mendengar suara mama mengetuk pintu kamarku.

"Iya ma," dan aku pun segera bangun, bergegas aku mandi dan turun ke lantai bawah.

Ternyata di bawah sudah ada papa yang sedang bersantai bersama mama. Dan kedua adik kembarku yang baru saja pulang dari sekolah.

"Sore pa, ma. tumben papa hari ini pulang cepat?"

"Iya Don, kebetulan pekerjaan papa sudah selesai makanya papa cepat pulang ke rumah." jelas papaku.

"Gimana hari pertama kamu masuk kuliah, nak?"

"Iya lumayan capek lah pak hari ini, kuliah lebih melelahkan daripada ketika masih di SMA." keluhku kepada papa.

"Iya pa, masa Dona tadi pulang kuliah mengeluh capek dan panas?" sambung mama sambil menggodaku.

"Tuh kan papa tawarin kamu untuk beli mobil kamunya gak mau?" ucap papa.

"Aku gak mau pa, biar papa beliin aku motor aja ya?" Pintaku.

"Oke besok papa carikan motor untuk kamu ya, nak." Aku tersenyum senang karena besok aku dapat motor baru.

Karena dengan motor perjalanan ke kampus akan lebih cepat dan bisa terhindar dari kemacetan.

"Oh iya pa, ma. Dona bisa minta ijin untuk ikut klub pencinta alam kah? Karena papa dan mama sudah tau hobi aku dari dulu kan?"

"Maksudnya kamu yang naik gunung-gunung itu kan? macam waktu kamu masih di SMA?" Aku menganggukkan kepalaku.

"Tapi sayang, mama takut nanti kuliah kamu terganggu. Kuliah itu beda dengan waktu masih di SMA?" Sambung mama.

"Pa, ma please ya ijinin Dona untuk ikut mapala. Dona janji gak akan melalaikan kuliah Dona." Janjiku pada mereka berdua.

Aku melihat papa dan mama masih bimbang untuk memberikan ijin. Tidak lama Nathan dan Noah ikut gabung bersama kami.

"Papa dan mama kenapa? Sepertinya ada masalah?" tanya Noah.

"Tidak juga nak, hanya kakakmu ini meminta ijin untuk ikut mapala di kampusnya." jawab papa.

"Papa dan mama bukannya tidak mau memberikan ijin, apalagi ini adalah hobinya dari dulu. Hanya saja papa dan mama takut kuliahnya nanti akan terganggu." terang papa panjang lebar padaku.

"Noah rasa tidak apa-apa kalau memang kak Dona mau ikut mapala. Apalagi ikut kegiatan seperti itu baik pa, bisa nambah teman-teman juga. Dan Noah yakin kalau kuliah kak Dona akan tetap berjalan lancar, apalagi kak Dona termasuk anak yang pintar dan cerdas".

Noah membantuku berbicara dengan papa dan mama supaya aku bisa mendapatkan ijin.

Aku senang sekali karena adikku yang satu itu sangat mengerti dengan mauku karena memang kami berdua memiliki hobi yang sama.

Beda dengan Nathan yang hobinya olahraga, buat Nathan hobi naik gunung itu hanya membuang-buang uang dan waktu saja. Tapi itulah biar adik kakak tetap mempunyai persepsi yang berbeda-beda.

"Baiklah kalau begitu papa dan mama kasih ijin, tapi ingat Dona kuliahmu harus tetap menjadi nomor satu." pinta papa padaku.

"Okk beres bos.." jawabku sambil hormat kepada papa dan mama dan mereka pun hanya tersenyum.

"Oh iya satu lagi Dona lupa mengambil formulir pendaftaran mapala. Papa mama tunggu sebentar ya?" Aku langsung berlari cepat ke lantai atas untuk mengambil formulir itu untuk meminta tanda tangan dari papa.

Aku menyerahkan formulir kepada papa,

"Papa tolong tanda tangani formulir pendaftaran mapala ini dan kalau besok ada telepon dari kakak senior yang mengecek apa betul ini tanda tangan papa, papa tinggal jawab ya?"

Papa menerima formulir itu dan membacanya dengan teliti, tidak sampai 5 menit papa sudah menandatangani formulir itu.

"Kenapa mereka harus menelepon untuk menanyakan tentang tanda tangan ini sayang?" tanya mama.

"Mungkin karena selama ini ada mahasiswa yang pernah memalsukan tanda tangan Orang tua dan mungkin sampai terjadi sesuatu yang fatal sehingga para senior mapala membuat peraturan seperti itu." terangku pada mama.

Mama dan papa pun hanya mengangguk dan tidak banyak bertanya lagi.

"Ma, aku minta ijin pergi ke toko buku dulu ya, aku janji tidak lama dan sebelum makan malam aku sudah sampai di rumah."

"Oke, mama kasih ijin tapi kamu diantar sama Noah dan sebelum makan malam harus sudah sampai di rumah."

"Oke siappp bos..!!" jawabku sambil mencium tangan papa dan mama.

Aku pun mengajak Noah untuk menemaniku pergi ke toko buku.

Sesampainya di toko buku ternyata lumayan ramai. Mungkin karena awal sekolah dan kuliah makanya banyak yang mencari buku.

"Kak, aku ke sebelah sana dulu ya. Mau lihat buku-buku di sebelah sana?" Aku pun menganggukkan kepalaku.

Aku mencari buku tentang manajemen perbankan.

Ketika aku ingin mengambil buku tersebut ternyata tanganku bersentuhan dengan tangan seseorang yang ingin mengambil buku itu juga.

Aku pun menoleh kepadanya, dan pada akhirnya aku kaget.

"Haaa...ternyata...???"

***BERSAMBUNG***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!